Anda di halaman 1dari 6

1. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih pelarut adalah efketivitas dari pelarut tuersebut.

Apakah pelarut efektic pada metode yang akan digunakan. Selain itu ada toksisitas pelarut,
kepolaran pelarut, kemudahan diuapkan, ada atau tidaknya reaksi netral dan yang terakhir adalah
harga dari pelarut tersebut (Akbar dan Rizki, 2011).

2.1 Metabolit sekunder mayor pada simplisia kunyit adalah minyak atsiri minyak atsiri yang terdiri d
ari keton sesquiterpen, turmeron,tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sine
il. Minyak atsiri mengandung senyawa seskuiterpen alkohol, turmeron dan zingiberen (Kusbiantor
o dan Purwaningrum, 2018).
2.2 Metabolit sekunder minor pada simplisia kunyit adalah kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, d
esmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1–5% kurkuminoid mengand
ung senyawa kurkumin dan turunannya (berwarna kuning) yang meliputi desmetoksikurkumin dan
bidesmetoksikurkumin (Kusbiantoro dan Purwaningrum, 2018).
2.3 Identifikasi senyawa golongan terpenoid (Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid) Ekstr
ak disari dengan eter. Kemudian sari eter dimasukan kedalam cawan penguap dan diuapkan hingga
kerin. Residur yang terbentuk ditetesi dengan pereaksi vanilin-asam sulfat. Hasil positifnya adalah t
erbentuk warna (Misrahanum et al,2016).
Identifikasi senyawa golongan polifenol
Ekstrak digerus lalu dipanaskan diatas penangas air. Saat masih panas, ekstrak disaring. Filtrat yang
dihasilkan kemudian ditetesi dengan FeCl3. Hasil positifnya adalah terbentuk warna biru-hitam (Mi
srahanum et al,2016).

3.1 Pada uji flavonoid lebih baik digunakan pelarut metanol atau pelarut polar. Hal ini dikarenakan
pada saat proses ekstraksi, pelarut yang akan digunakan untuk mengisolasi harus memiliki
kepolaran yang sama dengan flavonoid. Senyawa flavonoid merupakan senyawa polar. Pelarut
polar akan menarik dan melarutkan senyawa flavonoid dalam jumlah yang maksimal (Suryani, et a
l., 2016).

3.2 Reaksi flavonoid dengan Magnesium dalam suasana asam

(Ergina dan Indarini, 2014).


3.3 Salah satu metode dalam pengujian flavonoid adalh metode Bate Smith-Metchalf. Ekstrak
simplisia akan dipanaskan didalam asam sulfat pekat. Hasil positif dari pengujian ini ditandai
dengan perubahan warna merah tua sampai keunguan. Metode lainnya adalah dengan
menambahkan NaOH 10% pada ekstrak kemudian diteteskan ke plat tetes. Hasil positif dari
pengujian ini ditandai dengan terdapatnya warna kuning (Theodora et al, 2019).

4.1 Metabolit sekunder steroid dan terpenoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat larut
dalam pelarut nonpolar. Salah satu contoh pelarut yang dapat digunakan adalah n-heksan. Selain itu
dapat juga digunakan pelarut etil eter namun kelarutannya tidak sebaik pada n-heksan (Septyanings
ih , 2010).
4.2 Pengujian triterpenoid dan sterodi dilakukan dengan menambahkan asam asetat glasial hingga
sampel terendam. Setelah terendam sampel dibiarkan selama 15 menit, lalu sampel dipindahkan ke
tabung reaksi sebanyak 6 tetes kemudian ditambahkan 2 hingga 3 tetes asam sulfat pekat. Hasil
positif triterpenoid pengujian ini ditunjukkan dengan terjadinya warna merah, jingga atau ungu, sed
angkan steroida ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru (Marlinda et al., 2012).
4.3. Sampel mengandung triterpenoid. Hal ini dikarenakan pada hasil terdapat lingkaran kemerahan p
ada dasar yang mengindikasikan adanya senyawa triterpenoid (Astarina et al., 2013).

5.1 Senyawa monoterpenoid merupakan senyawa yang termasuk dalam senyawa terpenoid. Senyawa
monoterpenoid biasa dipakai dalam taksonomi. Senyawa ini juga biasa dikenal sebagai essensial oi
ls. Monoterpenoid terdapat pada tumbuhan anggota Rutacease, Labiateae dan Umbelliferae.
Monoterpenoid tidak larut dalam air serta berbau harum dan mudah menguap. (Hasanuddin, 2018).
Senyawa seskuiterpenoid merupakan komponen dari minyak atsiri. Senyawa ini merupakan
pembero aroma pada buah dan bunga. Senyawa terpenoid yang mengandung 15 atom karbon (War
sito, 2018).
Kedua senyawa ini diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi. Simplisia ditimbang sebanyak
500 gram dan dimasukkan ke dalam labu maserasi kemudian direndam dengan larutan etanol 96% s
ebanyak 2 liter selama 48 jam. Setelah itu larutan disaring. Supernatan diuapkan dengan rotary eva
porator selama 60 menit (Satiyarti et al., 2019).
5.2 Untuk pengujian senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid dibutuhkan pereaksi vanila-asam s
ulfat. Cara pembuatan peraksi ini adalah dengan melarutkan 0,5 ml vanila dengan 10 ml asam aseta
t glasial, kemudian dalam larutan campuran tambahkan 85 ml metanol dan 5 ml asam sulfat pekat
kemudian homogenkan (Harborne, 1987).
5.3 Hasil postif dari pengujian dengan pereaksi vanilin sulfat ditandai dengan adanya pembentukan
warna. Hal ini berarti sampel mengandung monoterpen dan seskuiterpen (Tjitraresmi, et al., 2020).
6.1 Untuk pendeteksian kumarin simplisia diekstraksi terlebih dahulu menggunakan etanol. Etanol ke
mudian diuapkan. Residu yang tersisa dilarutkan menggunakan air distilasi panas sebanyak 1-2 mL.
Larutan kemudian dibagi menjadi 2. Salah satu bagian ditambahkan 0,5 mL NH4OH 10%.
Kemudian keduanya ditotolkan pada kertas saring dan diamati pada sinar UV 366 nm (Zohra et al.,
2012).
6.2 Basa ditambahkan pada residu sebagai penampak bercak (Shami, 2015).
6.3 Hasil positif dari pengujian senyawa kumarin dibawah sinar UV adalah terbentuknya warna
kebiruan (Maryati et al., 2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa simplisia mengkudu mengandu
ng senyawa kumarin.

7.1 Blanko merupakan larutan yang biasa digunakan sebagai larutan pembanding pada saat analisa
kimiawi. Blanko tidak mengandung analit atau sampel yang akan diuji namun mendapatkan
perlakuan yang sama dengan analit. Pada penapisan fitokimia blanko akan mendapatkan reagen
sesuai dengan pengujiannya (Marlinda et al., 2020).
7.2 Dari data pengamatan dapat disimpulkan bahwa simplisia herba sambiloto mengandung metabolit
kuinon dan saponin. Karena pada pengujian kuinon hasil positif menunjukkan adanya warna kuning
hingga merah dan pada pengujian saponin hasil positif menunjukkan adanya busa (Misrahanum et
al,2016).
8.1 Metode ekstraksi :

Simplisia dihaluskan dan dilarutkan dengan kloroform

Tambahkan dengan larutan ammonia dalam kloroform 0,05 N

Filtrasi kemudain ambil filtratnya

Tambahkan fase liquid dengan 5 mL H2SO4 2 N kemudian kocok

Diamkan hingga fase berpisah

Fase bagian atas diambil dan dilanjutkan dengan pengujian alkaloid

(Parbuntari et al., 2018) .


Pengujian alkaloid dilakukan dengan reagen Mayer (Hasil positif ditunjukkan dengan adanyae
ndapan putih menunjukan golongan senyawa alkaloid)
reagen Dragendorff (Hasil positif ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna merah-coklat
menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid) (Misrahanum et al,2016).
Daftar Pustaka

Akbar, S dan Rizki. 2011. Andrographis paniculata: A Review of Pharmacological


Activities and Clinical Effects. Alternative Medicine Review. Vol: 16(1). P.66-77.

Astarina, N. W. G., Astuti, K.W. dan Warditiani, N.K. 2013. SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK M
ETANOL RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal Farmasi Udayana Vol 2(4).

Ergina, Siti, N., & Indarini, D.P., 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder pada Daun Palado
(Agave angustifolia) yang diekstraksi dengan Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Akademik Kimia. 3(3) :
165-172

Harborne, J. B. 1987. Phytochemical Methods. Bandung: ITB Press.


Hasanuddin. 2018. Botani Tumbuhan Tinggi : Buku Untuk Mahasiswa. Banda Aceh : Syiah Kuala Un
iversity Press Darussalam.
Kusbiantoro D dan Purwaningrum Y. 2018. Pemanfaatan kandungan metabolit sekunder pada tanama
n kunyit dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Jurnal Kultivasi. 17 (1) : 544 - 54
9
Marlinda, M., Sangi, M. S., & Wuntu, A. D. 2012. Analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksis
itas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill.). Jurnal MIPA. Vol. 1(1): 24-28.

Marlinda, A., Roza E., dan Budjiono. 2020. Kandungan Logam Berat Pb Pada Air, Sedimen, Insang d
an Hati Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) di Danau Lubuk Siam Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Kampar Provinsi Riau. Berkala Perikanan Terubuk. 48 (2) : 465.

Maryati, M., Anas, A. N. N., dan Khairudin, M.N. 2020. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Heksan, Ekstrak
Etil Asetat, Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) Terhadap Sel T47D. Jurnal Far
masi Indonesia. Vol 17)1) : 54 – 60.

Misrahanum, Apriani,R., dan Maysarah, H. 2016. Antibacterial Activity Test of Ethanol Extract of W
hite and Red Flesh From Guava Leaf ( Psidium guajava L. ) Against Staphylococcus aureus and Es
cherichia coli. Jurnal Natural. Vol 16 (1) : 51 - 56.

Parbuntari, H., Prestica, Y., Gunawan, R., Nurman, M. N., dan Adella, F. Preliminary Phytochemical
Screening (Qualitative Analysis) of Cacao Leaves (Theobroma Cacao L.). EKSAKTA Vol. 19 Issu
e 2: 40-45.

Satiyarti, R.B., Yana, Y., dan Fatimatuzzahra. 2019. Penggunaan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) sebagai Ovisida Keong Mas (Pomacea canaliculata L.). Al-Kimiya. 6 (1): 32-35.
Septyaningsih, D. 2010. Isolasi dan identifikasi komponen utama ekstrak biji buah merah ( Pandanus
conoideus lamk). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Shami, A,M,M. 2015. Isolation and Identification of Anthraquinones Extracted From Morinda Citrifol
ia L. (Rubiaceae). Ion Chromatography-Research Article. Vol. 1(3): 1-4.

Suryani, N.C., Permana, D.G., dan Jambe, A.A.G.N. 2016. PENGARUH JENIS PELARUT TERHA
DAP KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK D
AUN MATOA (Pometia pinnata). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 5(1).

Theodora, C.T., Gunawan, IW.G. dan Swantara, IM.D. 2019. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLO
NGAN FLAVONOID PADA EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN GEDI (Abelmoschus manihot
L.). JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13(2):131-138.

Tjitraresmi, A., Susilawati Y., dan Moektiwardoyo, M. 2020. Inhibition of Heme Polymerization In V
itro Assay of Extract of Sirih Leaf (Piper Betle Linn.) and Sunflower Leaves (Helianthus Annuus
L.). IJPST. 7(1) : 22-28.

Warsito. 2018. Derivatisasi Sitronelal. Malang : Universitas Brawijaya Press.

Zohra, S.F., Meriem B, Samira S, Muneer, A.M.S. 2012. Phytochemical Screening and Identification
of Some Compound from Mallow. J. Nat. Prod. Plant Resour. 2(4): 512- 516

Anda mungkin juga menyukai