KIMIA FISIKA
SEMESTER : II (DUA)
TAHUN AJARAN : 2019/2020
HARI/TGL. PERCOBAAN : SABTU / 25 APRIL 2020
JUDUL PERCOBAAN : PENURUNAN TITIK BEKU
KELOMPOK : D-18 ( D-DELAPAN BELAS )
NAMA NIM
T.M. NAUVAL AZIZ 190405119
Medan, 2020
Asisten
Sampel : Sukrosa
Massa Sampel : 0,4; 0,8; 1,2 gram
Diketahui :
Massa zat terlarut : 0,4 gram
BM : 342 g/mol
Massa pelarut : 10 gram
i=n :1
∆T⁰f : 0,21⁰C
Kf : 1,86/mol
Diketahui :
Tf pelarut : - 1,9⁰C
Tf larutan : - 4,6⁰C
∆T⁰f : 2⁰C
Menentukan persen ralat penurunan titik beku secara teori dan praktek
Diketahui :
∆T⁰f teori : 0,21⁰C
∆T⁰f praktek : 2⁰C
% Ralat : 821,35 %
No Sampel Massa ∆T⁰f praktek
1 Sukrosa 0,4 gram 821,35 %
2 Sukrosa 0,8 gram 521,91 %
3 Sukrosa 1,2 gram 713,86 %
LAPORAN PRAKTIKUM
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel terlarut dalam larutan, bukan pada sifat partikel terlarut. Sifat ini diikat oleh
asal yang sama, semuanya bergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada seperti
atom,ion, atau molekul. Sifat koligatif larutan yaitu, penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.(Chang,2010). Pada praktikum
kali ini kita akan melakukan percobaan penurunan titik beku. Penurunan titik beku
adalah penurunan titik beku dari larutan encer dibandingkan dengan pelarut
murni.(Flowers, dkk, 2019)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar diatas merupakan foto rangkaian alat pada percobaan penurunan titik
beku. Pada gambar dapat dilihat bahwa alat-alat yang digunakan dalam percobaan kali
ini adalah: Penangas yang berfungsi sebagai wadah untuk es batu, termometer digital
yang berfungsi untuk mengukur suhu dari sampel, tabung reaksi sebagai wadah
sampel yang akan diukur suhunya, dan penjepit tabung. Sampel yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah sukrosa
Pada percobaan kali ini prosedur yang dilakukan adalah yang pertama tentukan
titik beku aquadest dengan memasukkan es batu kedalam penangas lalu ditaburi es
batu secukupnya, lalu masukkan 5 ml aquadest ke tabung reaksi dan diletakkan di atas
penangas. Tunggu hingga aquadest membeku dan catat waktunya. Ukur suhu setiap 30
detik sekali hingga diperoleh titik beku terendah. Lalu menentukan titik beku larutan,
ambil 0,4; 0,8; dan 1,2 gram sukrosa dan ditambahkan 10 ml aquadest lalu masukkan
ke beaker glass. Setelah itu masukkan es batu ke dalam penangas dan taburi garam
secukupnya. Masukkan larutan ke dalam tabung reaksi dan letakkan di atas penangas.
Amati larutan hingga membeku catat suhu setiap 30 detik sekali dimulai dari larutan
sudah membeku dan berhenti ketika diperoleh titik beku terendah dari larutan(setelah
konstan 5 kali).
Larutan membeku pada suhu yang lebih rendah dari pelarut murni. Fenomena ini
disebut sebagai penurunan titik beku. Penurunan titik beku larutan merupakan sifat
koligatif larutan yang tergantung pada sejumlahpartikel terlarut dalam larutan.
Semakin tinggi konsentrasi larutan, Semakin besar pula titik bekunya. Penurunan
diamati dengan entalpi peleburan rendah dan titik lebur tinggi. Ketika larutan encer,
fraksi mol berbanding lurus dengan molalitas zat terlarut (b), dan biasa ditulis dalam
persamaan:
∆T = Kf.b
Dimana Kf adalah tetapan perubahan titik beku. Setelah titik konstan pembekuan
pelarut telah diketahui, penurunan titik beku dapat digunakan untuk mengukur massa
molar zat terlarut. (Atkins,2006)
30
Grafik Penurunan Titik Beku Aquadest
20
Suhu (°C)
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-10
Waktu (menit)
Gambar 2. Grafik Penurunan Titik Beku Aquadest
Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa suhu mula-mula aquadest adalah 27,9 °C.
Dicatat penurunan titik beku yang terjadi setiap 30 detik hingga diperoleh suhu
konstan aquadest yaitu pada suhu -1,9 °C pada detik 1080 sampai ke detik 1200.
1.2 Pengaruh Penambahan Zat Terlarut Terhadap Penurunan Titik Beku Secara Teori
Berikut adalah data penurunan titik beku secara teori:
Dari tabel diatas dapat kita lihat pengaruh dan penambahan massa zat terlarut
terhadap penurunan titik beku secara teori. Dengan bertambahnya massa penurunan
titik beku akan ikut membesar. Hal ini disebabkan karena pada rumus titik beku
berbanding lurus dengan massa zat terlarut.
1.3 Pengaruh Penambahan Zat Terlarut Terhadap Penurunan Titik Beku Secara
Praktek
1.3.1 Pengaruh Dari Penambahan 0,4 Gram Sukrosa Terhadap Penurunan Titik Beku
Adapun grafik penambahan 0,4 gram sukrosa terhadap penurunan titik beku
larutan adalah sebagai berikut:
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
15
10
5
0
-5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
-10 Waktu (menit)
Gambar 3. Grafik Penurunan Titik Beku Dengan Zat Terlarut 0,4 Gram Sukrosa
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa suhu mula-mula larutan sukrosa 0,4 gram
adalah 28,7 °C. Dicatat penurunan titik beku yang terjadi selama selang waktu 30
detik hingga didapatkan suhu konstan yang dapat dijadikan titik beku larutan sukrosa
0,4 gram adalah -3,9 °C pada detik 930 sampai 1020.
1.3.2 Pengaruh Penambahan 0,8 Gram Sukrosa Terhadap Penurunan Titik Beku
Berikut adalah grafik pengaruh penambahan 0,8 gram sukrosa terhadap penurunan
titik beku :
15
10
5
0
-5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
-10
Waktu (menit)
Gambar 4 Grafik Penurunan Titik Beku Dengan Zat Terlarut 0,8 Gram Sukrosa
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3.3 Pengaruh Penambahan 1,2 Gram Sukrosa Terhadap Penurunan Titik Beku
Adapun grafik pengaruh penambahan 1,2 gram sukrosa terhadap penurunan titik
beku larutan adalah sebagai berikut:
40
30
Suhu (°C)
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
-10
Waktu (menit)
Grafik 5. Grafik Penurunan Titik Beku Dengan Zat Terlarut 1,2 Gram Sukrosa
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa suhu mula-mula larutan sukrosa 1,2 gram
adalah sebesar 32.8 °C. Dicatat penurunan suhu yang terjadi selama selang waktu 30
detik hingga didapatkan suhu konstan yang dapat ditentukan sebagai titik beku larutan
sukrosa yaitu sebesar -7,2 °C pada detik 960 sampai detik 1080.
Dari keempat grafi dan data yang telah ditunjukkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa semakin besar massa zat terlarut, maka semakin besar juga penurunan titik
bekunya.
Adapun persen ralat yang didapat pada percobaan ini dengan sampel sukrosa 0,4;
0,8; dan 1,2 gram masing-masing sebesar 821,35%; 512,91%; dan 713,86%. Hal-hal
yang mempengaruhi persen ralat pada percobaan ini adalah sebagau berikut:
1. Kurangnya ketelitian pada saat menimbang sampel.
2. Pemberian garam yang tidak pas, terlalu sedikit atau terlalu banyak.
3. Peletakan termometer yang terlalu dekat ke dinging tabung reaksi atau terlalu ke
dasar.
4. Penyebaran es yang kurang merata di penangas.
5. Sampel terkontaminasi yang disebabkan kurang bersihnya alat.
6. Tidak teliti pada saat mengamati suhu pada termometer.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kesimpulan:
Adapun Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Semakin besar massa zat terlarut maka semakin besar pula penurunan titik beku
larutan tersebut.
2. Penambahan garam pada es batu membuat titik beku tetap bertahan walaupun
fasenya telah berubah, karena garam di es batu membantu pelepasan kalor dalam
larutan.
3. Penurunan titik beku secara teori pada penambahan sampel sukrosa 0,4; 0,8; dan
1,2 gram masing-masing adalah 0,21; 0.43; dan 0.65 °C.
4. Penurunan titik beku secara praktek pada penambahan sampel sukrosa 0,4; 0,8;
dan 1,2 gram masing-masing adalah 2; 2,7; dan 5,3 °C
5. Persen ralat yang didapat pada percobaan kali ini pada penambahan sampel
sukrosa 0,4; 0,8; dan 1,2 gram masin-masing adalah 821,35%; 512,91%: dan
713,86%.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi persen ralat pada percobaan kali ini adalah
kurangnya ketelitian pada saat menimbang sampel, pemberian garam yang tidak
pas, peletakan termometer yang terlalu dekat dengan dinding tabung atau terlalu
ke dasar tabung, penyebaran es yang kurang merata, sampel terkontaminasi, dan
kurangnya ketelitian pada saat mengamati suhu pada termometer.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Pustaka :
Atkins, P.W. . 2006. Physical Chemistry Eight Edition. Great Britain: Oxford University Press.
= 1,856 K𝑚𝑜𝑙−1
0,8 . 1000
∆𝑇𝑓 = 1,856℃ 𝑚𝑜𝑙−1 .1
342 𝑔 𝑚𝑜𝑙−1 . 10 𝑔
∆𝑇𝑓 = 0,4341℃
Berikut ini adalah data nilai penurunan titik beku secara teori :
Berikut ini adalah data nilai penurunan titik beku secara praktek
A.4. Menentukan persen ralat penurunan titik beku secara teori dan praktek
Diketahui :
∆Tf teori = 0,21℃
∆Tf praktek = 1℃
∆𝑇𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − ∆𝑇𝑓 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100%
∆𝑇𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
0,21℃ − 2℃
% 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100%
0,21℃
% 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 = 821,35 %
Volume Aquadest = 10 mL
R = 8.314
∆H Lebur air = 6013.4 kJ/kg mol
Mr Sampel = 342 gr/mol
Mr Pelarut = 18 gr/mol
Salah satu penerapan penurunan titik beku dalam industri perancangan dan pembuatan
alat distribusi ikan segar menggunakan media pendingin ice pack untuk pedagang ikan
keliling. Alat distribusi ikan segar yang dibuat tersusun atas ruang penyimpanan ikan,
media pendingin ice pack, dan dudukan ruang penyimpanan. Sedangkan untuk pengujian
kinerja terdiri dari capaian suhu ruang penyimpanan ikan dalam kondisi kosong, capaian
lama waktu alat distribusi ikan dalam mempertahankan suhu rendah ikan, pengukuran nilai
Coefficient of Performance (COP), dan penilaian mutu ikan sebelum dan sesudah
transportasi dan penjualan dengan uji organoleptik.
Ice pack merupakan salah satu jenis media pendingin yang terbuat dari refrigeran cair
atau jel yang dibungkus menggunakan wadah yang solid ataupun fleksibel .Ice pack dapat
dibuat dengan menggunakan bahan sederhana seperti garam. Hal ini memanfaatkan sifat
koligatif larutan dimana pengaruh zat terlarut seperti garam dalam pelarut air dapat
menurunkan titik beku dan menaikkan titik didih air. Sifat yang dimanfaatkan dalam
pembuatan ice pack adalah kemampuan dalam menurunkan titik beku. Penambahan garam
sebesar 10% dari volume pelarutnya dapat menurunkan titik beku larutan pada suhu -6°C.
Pada pembuatan ice pack dalam penelitian ini dilakukan berbagai macam perlakuan
campuran untuk mengetahui campuran air dan garam terbaik yang akan digunakan sebagai
refrigeran untuk media pendingin ice pack. Percobaan menggunakan air dan garam
kemudian ditambahkan 1 liter alkohol kedalam 20 liter referigeran. Penambahan alcohol
berfungsi untuk membantu melarutkan garam didalam air sehingga ionisasi garam cepat
terjadi dan menghasilkan pembekuan yang merata.. dibuat dengan campuran air dan garam
dengan perbandingan 3:1 memiliki titik beku -21°C dengan waktu pembekuan selama 24
jam.
Daftar Pustaka
Prayasa, Nyoman Dhira, I Wayan Widia, dan I Made Anom S. Wijaya. 2019. Perancangan
Alat Distribusi Ikan Segar Menggunakan Media Pendigin ice pack untuk Pedagang
Ikan Keliling. Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian), 7(2), 218-227.