Anda di halaman 1dari 1

Nama : Ni Wayan Nadia Puspasari

Nim/kelas : 841417077/B
Semester : 6

GLOBALISASI PENYAKIT
(Menuju “Sains Organisasi” Manusia)
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini menyebabkan penyakit
saluran pernapasan (seperti flu) dengan gejala seperti batuk, demam, dan pada kasus yang lebih
parah, pneumonia. Anda dapat melindungi diri Anda dengan mencuci tangan secara rutin dan
menghindari menyentuh wajah Anda. Penyebaran utama coronavirus baru ini adalah melalui
kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin, atau melalui tetesan air liur
atau cairan hidung. Bahkan virus ini sudah semakin meng-global,dan sangat mengherankan
karena literatur globalisasi tidak sepenuhnya menempatkan faktor serangan “penyakit global”
sebagai bagian penting dari pembahasan mereka (steger,2002; Held & McGrew, 2004; Sassen,
1998, dst). Isu kesehatan menjadi krusial ketika “millenium Development Goals” dirumuskan
dan menjadi protokoler dunia yang, sayangnya terkesan lebih mendikte negara-negara
berkembang untuk mencapainya.
Dalam menghadapi pandemiCovid-19,pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk
menjaga roda perkonomian, khususnya ekonomi rakyat agar tetap berjalan.Sesuai penegasan
Presiden Jokowi, Indonesia tidak melakukan lockdown. Tidak ada wilayah dan kota yang
diisolasi,melainkan hanya membatasi pergerakan manusia. Karena itu, isu lockdown tak perlu
dikembangkan karena bukan kebijakan yang diambil pemerintah.kemudian,memperketat disiplin
dan ketaatan masyarakat terhadap peraturan guna mencegah penularan Covid-19. Sains (baru)
yang menjadikan kompleksitas motif, intensi dan perilaku manusia, baik yang organisasional
maupun yang non-organisasional, sebagai pokok perhatianya, merupakam kebutuhan kita
dewasa ini. Guna memproses itu semua, sains baru di bidang ini adalah kepercayaan.
Kehadiranya akan mewadahi hadirnya solusi-solusi baru. Dengan kompleksitas “problem
manusia” yang terus membesar/ meluas, misalnya kalau kita merujuk desrupsi yang dimunculkan
covid-19 sejak bulan januari yang tercatat pada ahad 22 maret 2020 telah berdampak di 188
negara,dengan 308.595 kasus, 13.069 kematian dan 95.829 recovery (worldmeters). Di indonesia
sendiri tercatat 514 kasus dengan 48 kematian.Peran pemerintah harus mampu mengontrol
seluruh elemen masyarakat lewat kekuatan pengorganisasiannya sehingga akan menjadi “Obat
Sistemik” bagi masyrakat yang dipercaya mampu menangani wabah seperti Covid-19 ini. Karena
lewat solidaritas, kebijakan pemerintah dan sistem penanganan yang adaptif dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai