Anda di halaman 1dari 42

Nama : Astria Marthen Tira

Nim : 1805305301

Pengertian konsep diri :


Konsep diri adalah semua kepercayaan, perasaan, dan penilaian yang diyakini individu
tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan
sekitar.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari artikel, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Gambaran diri / citra diri
Gambaran diri / citra diri adalah bagaimana seseorang / individu menunjukkan
sikap individu terhadap dirinya baik yang disadari atau tidak disadari mengenai
keadaan tubuhnya kepada orang lain dengan negatif atau positif yang berubah
seiring pengalaman-pengalaman baru seperti yang dibayangkan.

2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana cara bertindak. Biasanya
remaja menjembatani masa kanak-kanak yang telah mereka lewati dan masa-
masa dewasa yang akan mereka masuki.

3. Peran diri
Pola sikap dan tujuan dari remaja yang ditunjukkan kepada masyarakat sesuai
dengan bagaimana peran dan fungsi remaja dalam kelompok sosial.

4. Harga diri
Penilaian yang dilakukan terhadap hasil yang dicapai dengan melihat
kesesuaian tingkah laku terhadap harga dirinya yang diperoleh dari diri sendiri
dan orang lain dengan cara dihormati dan dihargai.

5. Identitas diri
Identitas diri adalah bagaimana seseorang menyadari tentang dirinya yang
diperoleh dari penilaian dirinya bahwa dirinya berbeda dengan orang lain
dalam sikapnya yang mengerti dan percaya diri, mampu mengatur dirinya dan
menerima dirinya sendiri.
Nama : Aulya Febriani

Nim : 1805405401

Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga


didasarkan bagaimana orang lain memandangnya. Konsep diri sebagai cara memandang
individu terhadap diri secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Penting di
ingat bahwa konsep diri ini bukan pandangan orang lain pada kita melainkan pandangan kita
sendiri atas diri kita yang diukur dengan standar penilaian orang lain.

Secara umum menurut pendapat para ahli ada 3 dimensi konsep diri, Calhom dan
Acocella (1995) misalnya menyebutkan ke 3 dimensi tersebut yakni dimensi pengetahuan,
dimensi pengharapan dan dimensi penilaian.

Menurut Stuart dan Sudeen (1991) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant
Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri.

Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons
konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas,
dan depersonalisasi.

Menurut “Stuart & sundeen, 1995”. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan
gangguan konsep diri yaitu pola asuh orang tua, kegagalan, depresi, kritik internal dan
merubah diri

Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif. Gangguan konsep
diri dapat juga disebabkan adanya stresor.

Masalah keperawatan gangguan konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
gangguan citra tubuh, gangguan ideal diri, gangguan peran, gangguan identitas dan gangguan
harga diri.
Nama : Cresentia Cheelin

NIM : 1805605601

Berdasarkan jurnal dan pendapat sendiri tentang konsep diri.

Terkadang terlintas dipikiran mengenai siapa diri kita, bagaimana pandangan orang
lain menilai kita, dan apakah kita mengenal seutuhnya diri kita. Hal tersebut
merupakan pandangan yang bercerita tentang gambaran diri, ideal diri, harga diri,
peran diri, identitas diri, yang terkadang sulit untuk mengetahui hal itu karena
kebanyakan orang tidak mempedulikan.

Dan terdapat beberapa komponen dari konsep diri tersebut yaitu:


1. Gambaran diri. Gambaran diri itu sendiri merupakan sikap kita terhadap tubuh
kita yang tentu mencakup perasaan tentang ukuran, bentuk. Hal itu sering
terjadi ketika mengatakan “Dia punya bentuk badan yang ideal sedangkan saya
tidak”.
2. Ideal diri. Ideal diri itu persepsi kita tentang bagaimana kita harus berperilaku
sesuai dengan standar kita masing-masing hal itu yang menggambarkan
kepribadian kita.
3. Harga diri. Harga diri itu menunjukkan sikap kita terhadap diri sendiri baik
yang positif maupun negatif.
4. Peran diri. Peran diri berhubungan dengan fungsi kita didalam kelompok sosial
atau dengan orang yang sangat berarti bagi kita.
5. Identitas diri. Identitas diri kesadaran diri sendiri dan penilaian bahwa kita
berbeda dengan orang lain karena kita memiliki percaya diri, respek terhadap
diri sendiri, mampu mengatur diri dan menerima diri kita sendiri.
Nama : Devi Arisda Tutik

Nim : 1805805801

Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada arapan
dan putus asa. Tindakan yang dilakukan perawat dalam mengurangi resiko masalah
yang terjadi pada kasus harga diri rendah salah satunya dengan melakukan komunikasi
terapeutik, dampak yang terjadi jika tidak dilakukan komunikasi terapeutik maka
dapat mengakibatkan gangguan interaksi sosial: menarik diri, perubahan penampilan
peran, keputusasaan maupun munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan.

Harga diri rendah kronis merupakan perasaan negatif terhadap diri yang
berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat, klien ini mempunyai cara berfikir
yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang maladaptif. Hal ini disebabkan
banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor
(krisis), individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul
pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran.
Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan
peran adalah suatu kondisi harga diri rendah situasional, harga diri rendah situasional
juga diartikan terjadinya karena trauma yang tiba-tiba, jika lingkungan tidak memberi
dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus
akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
Nama : Dewi Armayanti

Nim : 1805905901

Konsep diri adalah ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, serta pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Konsep diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang
secara bertahap. Bayi mampu mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain
serta mempunyai pengalaman dengan orang lain. Konsep dipelajari dimulai melalui
pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan
dunia di luar dirinya. Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya
interaksi dalam orang lain dan lingkungan, nilai-nilai berkaitan dengan pengalaman
dan objek tujuan serta keinginannya. Konsep diri adalah cara individu memandang
dirinya secara utuh : fisik, emosional, interaktual, sosial, dan spiritual.
Konsep diri akan sangat memengaruhi berbagai aspek yang ada di dalam
kehidupan. Mulai dari lingkungan sosial, hingga lingkungan sosial, dan hingga
lingkungan pekerjaan. Seseorang akan memandang dirinya sebagai orang yang
negatif, ia memandang dirinya sebagai orang lemah, tidak berdaya, malang, gagal,
tidak mau, tidak kompeten dan sebagainya.
Konsep diri mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan dan emosi yang
berhubungan dengan ide diri sendiri. Perhatian ditujukan kepada kenyataan keadaan
diri sendiri tentang fisik, individual dan moral etik. Komponennya terdiri dari physical
self (sensasi tubuh dan gambaran diri) dan personal self (konsistensi diri, ideal diri,
moral-etik-spiritual diri).
NAMA: Dina Utami

NIM: 1806106101

KONSEP DIRI KELUARGA YANG MEMILIKI ANGGOTA KELUARGA ORANG


DENGAN GANGGUAN JIWA RIWAYAT PASUNG DI KOTA BLITAR
(Self Concept of the Family with Mental Disorder Member and
Restrain History in Blitar Town)
Dari hasil penelitian dijelaskan secara rinci setiap komponen konsep diri keluarga
yang memiliki penderita ODGJ riwayat pasung di Kota Blitar memperoleh hasil
konsep diri positif sebesar 73,1% (19 keluarga) dan 26,9% (7 keluarga) mempunyai
konsep diri yang negatif. Konsep diri yang positif yaitu individu dapat
mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu
masalah individu berpikir secara positif dan realistik. Citra tubuh harus realistis karena
semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan
merasa aman dari kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya
memiliki harga diri tinggi daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya. Konsep
diri berdasarkan ideal diri keluarga yang memiliki penderita ODGJ riwayat pasung di
Kota Blitar mempunyai ideal diri yang tinggi sebesar 92,3% (24 keluarga) dan 7,7% (2
keluarga) mempunyai ideal diri yang rendah. Harga diri tinggi dibuktikan dengan
kebanyakan keluarga yang memiliki penderita ODGJ riwayat pasung di Kota Blitar
menjawab kuesioner walaupun ada anggota keluarga riwayat pasung, namun masih
dapat menghargai diri sendiri, dan merasa tidak rendah diri karena kurang di terima di
lingkungannya Konsep diri berdasarkan identitas diri keluarga yang memiliki
penderita ODGJ riwayat pasung di Kota Blitar mempunyai identitas diri yang positif
sebesar 73,1% (19 keluarga) dan 26,9% (7 keluarga) mempunyai identitas diri yang
negatif. Teori tersebut sesuai dengan identitas diri positif keluarga yang memiliki
penderita ODGJ riwayat pasung di Kota Blitar terbukti dengan kebanyakan menjawab
kuesioner walaupun ada penderita ODGJ riwayat pasung dengan kesenangan khusus,
tidak di anggap sebagai orang aneh, dan suka tinggal satu rumah dengan penderita
ODGJ riwayat pasung. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di wilayah
Kota Blitar, dapat disimpulkan bahwa keluarga yang memiliki anggota keluarga
ODGJ riwayat pasung mempunyai konsep diri positif berdasarkan citra tubuh, ideal
diri, harga diri, peran, dan identitas diri sebesar 73,1% (19 keluarga) sedangkan
keluarga yang memiliki anggota keluarga ODGJ riwayat pasung mempunyai konsep
diri yang negatif sebesar 26,9% (7 keluarga).
Nama : Elma Agustina

Nim : 1806206.01

A. Konsep Dasar Psikologi


Sebutan Psikologi berasal dari kata Yunani ‘psyche' yang artinya jiwa dan
‘Logos’ yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah psikologi umumnya dimengerti
sebagai ‘ilmu jiwa' atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Setelah psikologi
berkembang pesat dan menjadi suatu ilmu tersendiri, maka dituntut mempunyai
ciri tertentu sebagai suatu ilmu pengetahuan. Dalam kaitan itu, jiwa dipandang
terlalu abstrak karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati,
dicatat, dan diukur. Dengan perkembangan yang demikian, maka pengertian
psikologi dalam kaitan dengan ilmu pengetahuan menjadi makin jelas.
Wundt menyatakan psikologi itu adalah ilmu tentang kesadaran manusia
(Devidoff, 1981). Dapat diketahui bahwa jiwa nanya direfleksikan dalam suatu
keadaan kesadaran manusai. Jadi, unsur kesadaran lah yang dipelajari dalam
psikologi itu. Woodworth dan Marquis (1957) mengemukakan pemikirannya yang
lebih luas bagi psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari aktivitas individu. Ahli
lain, Branca (1964) menyatakan bahwa psikologi itu adalah ilmu tentang perilaku.
Morgan dkk. (1984) mengemukakan hal yang serupa namun lebih khusus dengan
menyebut subjek perilakinya yaitu psikologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dan hewan (Psychology is the science of human and animal
behavior). Psikologi itu mempelajari adalah manusia dan hewan, sedangkan
tumbuh-tumbuhan yang juga sebagai bagian dari organisme sebagai subjek
psikologi sampai saat ini belum banyak literatur yang membahasnya.

B. Perspektif dalam Psikolog

1. Perspektif Biologi
2. Perspektif Perilaku
3. Perspektif Kognitif
4. Perspektif Psikoanalitik
5. Perspektif Fenomenologi
Nama : Ervina oktaviana

Nim : 1806306301

Konsep diri berdasarkan jurnal dan pemikiran diri sendiri!

Jawaban :

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Konsep diri adalah
cara seseorang untuk merubah dirinya sendiri baik secara fisik, emosinya, spritualnya, dan
bahkan sosialnya

1. Gambar diri/Citra diri


Penilaian berdasarkan dari sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu,
secara sadar atau tidak sadar terhadap dirinya sendiri. Komponen ini meliputi persepsi
masa lalu dan / atau sekarang tentang ukuran dan bentuk tubuh juga potensinya.
2. Ideal diri
Ideal diri tentang perilaku tentang dirinya yang disesuaikan dengan standar pribadi
yang terkait dengan cita-cita. Pembentukan ideal diri akan terjadi sejak seseorang
masih kanak-kanak, lalu dipengaruhi oleh orang-orang yang dekat dengan dirinya.
Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
3. Peran diri
merupakan serangkaian diri sikap dan pola perilaku, nilai serta tujuan yang diharapkan
dari suatu kelompok sosial yang berhubungan dengan fungsi seseorang di dalam
perannya. Hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
4. Harga diri
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak
kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Komponen konsep diri sudah terbentuk
sejak kecil, karena adanya penerimaan dan perhatian dari orang di sekitarnya.
5. Identitas diri
Kesadaran akan diri pribadi yang dimiliki seseorang melalui hasil dari observasi dan
penilaian akan dirinya. Ia juga menyadari bahwa ada perbedaan antara dirinya dengan
orang lain. Komponen konsep diri ini mulai terbentuk dan berkembang sejak masa
kanak-kanak.
Nama : Fitriana Nur Faidah

Nim : 18.064.064.01

Konsep diri adalah gambaran deskriptif dan evaluatif individu mengenai diri sendiri,
penelitian atau penaksiran mengenai diri sendiri, atau cara seseorang memandang dirinya.

Disini saya mengambil jurnal tentang "Konsep diri Anak jalanan usia Remaja" .

Gambaran diri (body image) anak jalanan sering diartikan sebagai anak-anak yang
berada dijalanan untuk mencari nafkah, menghabiskan waktu bermain, tidak sekolah, dan
terkadang ada yang mengatakan bahwa anak jalanan mengganggu ketertiban umum dan
melakukan tindak kriminal. Hal seperti ini lah yang mempengaruhi konsep diri anak yang
cenderung negatif terhadap dirinya sendiri.

Ideal diri (self ideal) anak jalanan biasanya berusia 6 - 18 tahun, seharusnya diumur
mereka yang masih duduk di bangku sekolah, masih harus mendapatkan kasih sayang orang
tua, karna diusia mereka dimana proses pertumbuhan dan perkembangan dibentuk, dan masih
bisa menghabiskan waktu bermain bersama teman-temannya tanpa harus mengganggu
ketertiban umum.

Harga diri (self esteem) anak jalanan memiliki harga diri sama halnya dengan anak-
anak pada umumnya. Jika anak jalanan diterima dan disenangi orang lain maka dia akan
bersikap menghormati dan menerima diri sendiri dan orang sekitarnya. Sebaliknya, jika orang
lain meremehkan, menyalahkan, dan menolak, maka mereka tidak akan menyayangi diri
sendiri, walaupun anak merasa telah menampilkan tingkah laku yang baik, namun stigma
tersebut tetap melekat pada diri mereka, dan mempengaruhi pandangan mereka terhadap diri
sendiri dan orang sekitarnya yang negatif. Dan harga diri juga sangat mengancam pada saat
masa pubertas, karena pada saat pubertas harga diri akan mengalami perubahan, karna banyak
keputusan yang harus dibuat menyangkut diri sendiri.

Peran diri (Role performance) anak jalanan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
masyarakat, yaitu kurangi bermain dan berhati-hati saat berada di jalanan atau ketertiban
umum, selalu tunjukkan bahwa dirimu (anak jalanan) tidak melakukan kesalahan yang
membuat orang lain memberi stigma negatif dan disaat sedang melakukan suatu pekerjaan
dijalanan harap selalu berhati-hati dan mematuhi peraturan sekelilingnya. Untuk orang tua
apabila masih mampu dan sanggup untuk membiayai sekolah anak, maka sekolahkan lah.
Anak diusia mereka ini sangat haus pendidikan dan perilaku yang baik dan kasih sayang dari
orang tua nya. Dan diharapkan untuk pemerintah memfasilitasi tempat pendidikan untuk anak-
anak jalanan, mereka berhak mendapatkan ilmu seperti anak-anak pada umumnya.

Identitas diri (personal identity) anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian
waktu untuk mencari nafkah, bermain dijalanan, tidak sekolah seperti anak pada umumnya.
Beberapa faktor penyebab anak tersebut karena kemiskinan, disfungsi keluarga, dan kekerasan
dalam keluarga yang mengakibatkan anak keluar dan pergi mencari ketenangan dan
kesenangan sesuai hatinya.

Konsep diri anak jalanan terbentuk oleh lingkungan sekitarnya yang pada awalnya anak
seperti teman-teman sebayanya, gara-gara problem/masalah entah itu dalam ekonomi, maupun
keluarga yang mengakibatkan anak cenderung melarikan diri dan mencari kesenangan dan
ketenangan untuk dirinya sendiri.
Nama : Henny hutagalung

Nim : 1806506501

Konsep diri berdasarkan jurnal dan pemikiran diri sendiri?

Jawaban :

Konsep diri adalah sebagai cara seseorang dalam memandang dirinya baik secara utuh,
meliputi fisik,intelektual dan kepercayaan.

1. Gambaran diri atau citra diri adalah persepsi tentang diri kita sendiri dan sering
dikaitkan dengan karakteristik fisik seperti penampilan keseluruhan, ukuran,
pakaian, gaya rambut, dan kosmetik/ riasan wajah.
2. Ideal diri adalah persepsi individu mengenai bagaimana ia harus bersikap
berdasarkan standar pribadi yang berhubungan dengan cita-cita sesuai dengan
yang dikehendakinya.
3. Peran diri adalah serangkaian sikap dan pola perilaku, nilai serta tujuan yang
diharapkan dari suatu kelompok sosial yang berhubungan dengan fungsi
seseorang di dalam kelompok masyarakat, contohnya dalam berorganisasi.
4. Harga diri adalah persepsi individu pada setiap hasil yang diperoleh, dengan
cara menganalisis beberapa kesesuaian dalam tingkah laku yang ideal dengan
dirinya.
5. Identitas diri adalah kesadaran yang ada pada diri sendiri yang dimiliki
seseorang melalui hasil dari observasi dan penilaian akan dirinya. Ia juga
menyadari bahwa ada perbedaan antara dirinya dengan orang lain, konsep diri
yang satu ini sudah terbentuk dan berkembang sejak masih kanak-kanak.
Nama : Hesti iriani

Nim : 1806606601

Seorang anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarganya, dan
berpartisipasi penuh dijalanan, baik secara sosial maupun ekonomi, serta berusia 15 –
17 tahun (remaja tengah). Status sebagai anak jalanan. Subjek adalah seorang anak
jalanan, yang disebabkan karena tidak diurus oleh keluarganya, hingga lebih memilih
untuk tinggal di jalan. Selama di jalan, terkadang subjek tidur di emperan mall atau
menumpang di tempat temannya. Aktivitasnya sehari–hari adalah berjualan koran.
Hingga dapat dikatakan bahwa subjek termasuk dalam kategori anak yang hidup di
jalanan bahwa dirinya yang sebagai anak yang sehari-harinya hidup jalanan, tidaklah
mungkin untuk mewujudkan harapan yang selama ini diimpikan. Namun di sisi lain,
subjek mengakui bahwa ia merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya dan ia juga
merasa minder jika dibandingkan dengan temannya yang anak kuliahan dan yang
bekerja di kantor.

Subjek berpikiran bahwa tidak mungkin seorang anak jalanan seperti dirinya
dapat berkenalan bahkan sampai berteman dengan orang-orang yang bekerja di kantor.
Evaluasi terhadap diri sendiri disebut harga diri. yang mana akan menentukan
seberapa jauh seseorang akan menyukai dirinya. Semakin jauh perbedaan antara
gambaran tentang siapa dirinya dengan gambaran seseorang tentang seharusnya ia
menjadi, maka akan menyebabkan harga diri yang rendah. Namun di sisi lain, subjek
merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya dan merasa minder jika dibandingkan
dengan teman-temannya yang anak kuliahan dan yang bekerja di kantor. Subjek
berpikiran bahwa tidak mungkin seorang anak jalanan seperti dirinya dapat berkenalan
bahkan sampai berteman dengan orangorang yang bekerja di kantoran dan yang
kuliahan. Di samping masalah penerimaan atau penolakan, peran yang diukir anak
dalam kelompok teman sebayanya mungkin mempunyai pengaruh yang dalam pada
pandangan tentang dirinya sendiri.
Nama : Indah cahyani

Nim : 1734713601
Komponen konsep diri

1. Citra tubuh

Citra tubuh atau sering juga disebut gambaran diri merupakan sikap individu pada
fisiknya, yang disadari maupun yang tidak disadari. Komponen ini meliputi persepsi
masa lalu atau sekarang, tentang ukuran dan bentuk tubuh dan juga potensinya.

2. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu mengenai bagaimana ia harus bersikap berdasarkan
standar pribadi yang berhubungan dengan cita-cita. Pembentukan ideal diri akan
terjadi sejak seseorang masih kanak-kanak, lalu dipengaruhi oleh orang-orang yang
dekat dengan dirinya.

3. Harga diri

Harga diri adalah persepsi individu pada setiap hasil yang diperoleh, dengan cara
menganalisis beberapa kesesuaian dalam tingkah laku yang ideal dengan dirinya.
Komponen konsep diri ini sudah terbentuk sejak kecil, karena adanya penerimaan dan
perhatian dari orang di sekitarnya.

4. Peran diri

Merupakan serangkaian diri sikap dan pola perilaku, nilai serta tujuan yang diharapkan
dari suatu kelompok sosial yang berhubungan dengan fungsi seseorang di dalam
kelompok masyarakat.

5. Identitas diri

Adalah kesadaran yang ada pada diri sendiri yang dimiliki seseorang melalui hasil dari
observasi dan penilaian akan dirinya. Ia juga menyadari bahwa ada perbedaan antara
dirinya dengan orang lain. Komponen konsep diri yang satu ini terbentuk dan
berkembang sejak masih kanak-kanak.
Nama : Irma Wati Hidayah

Nim : 1806706701

5 KOMPONEN DARI KONSEP DIRI

1. Gambaran diri/citra diri (body image)


Pada askep diri fisik, tokoh teenlit yang memiliki penampilan sempurna dan
materi berlimpah menjadi target perbandingan sosial. Subjek memersepsi
gambaran tentang kesempurnaan penampilan fisik antar tokoh-tokoh teenlit
tersebut secara homogeny yang dicirikan dengan wajah cantik, tubuh dan
tinggi, serta kulit putih.
2. Ideal diri (self ideal)
Konsep diri ideal yang mendorong untuk merubah diri aktualnya menuju yang
diidealkan. Selain itu, memberikan pemahaman yang lebih luas pada askep-
askep konsep diri yang sebelumnya kurang disadari.
3. Harga diri (self esteem)
Pengaruh tokoh teenlit terhadap konsep diri moral subjek berlangsung melalui
proses yang berbeda dari konsep diri sosial dan psikologis. Subjek mengamati
berbagai prinsep yang dipegang.
4. Peran diri/ pemimpin peran (role performance)
Yang dilakukan remaja untuk menjaga atau meningkatkan konsep diripenilaian
kritis terhadap gambaran tokph-tokoh teentlit melalui literasi media,
meningkatkan pemahaman dan maupun menjadikan kualitas unggul tokoh
teenlit sebagai model pembelajaran.
5. Identitas diri (personal identity)
Pada masa remaja khususnya cara individu dalam mempersiapkan dirinya.
Masa ini individu mengalami transisi biologis, kognitif, maupun sosial.
Akibatnya indidvidu mulai mencari-cari identitasnya.
Nama : Isnaini Qurotul Khasanah
Nim : 1806806801
Pengertian konsep diri:
Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang diri
sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan
prestasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari artikel, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran diri / citra diri
Gambaran diri atau citra diri merupakan sikap individu terhadap
fisiknya, kondisi dimana lebih mengenal tubuh, menggambarkan diri baik
positif maupun negatif untuk memberikan prespektif ke orang lain mengenai
diri sendiri.
2. Ideal diri
Persepsi individu mengenai bagaimana ia harus bersikap berdasarkan
standar pribadi yang berhubungan dengan kehidupannya, biasanya ideal diri ini
akan muncul saat masa anak-anak dimana standar keinginan dengan standart
yang telah diciptakan.
3. Peran diri
Suatu keadaan dimana pemtingnya diri terlibat pada suatu kondisi yang
mengharuskan individu melakukan sesuatu hal yang dapat mengikutsertakan
dirinya.
4. Harga diri
Harga diri adalah persepsi individu pada setiap hasil yang diperoleh,
dengan cara menganalisis beberapa kesesuaian dalam tingkah laku yang ideal
dengan dirinya. Komponen konsep diri ini sudah terbentuk sejak kecil, karena
adanya penerimaan dan perhatian dari orang di sekitarnya.
5. Identitas diri
Dimana individu mengetahui bahwa dirinya berbeda dengan orang lain,
ada perbedan yang ia miliki dan tidak dimiliki orang lain, sehingga ia memiliki
karakteristik yang menggambarkan atau yang menjadi ciri dari dirinya, biasanya
identitas diri ini akan muncul saat masa anak-anak dimana mulai mengenal
akan ciri dirinya sendiri.
Nama : Jami Sherley Anggraini

Nim : 1806906901

 Gambaran diri : Kesimpulan yang saya ambil terkait jurnal “ Pengaruh Therapy
Supportif Konsep Diri Terhadap Konsep Diri Anak Sekolah Dasar ” yaitu gambaran
diri untuk kelompok intervensi didapatkan peningkatan 21,49% hal ini dikarenakan
anak mendapatkan dukungan lebih dari peer group mengenai persepsi pada bentuk
tubuhnya, namun hasil ini belum maksimal karena diperlukan waktu yang lebih lama
untuk dapat mengubah gambaran diri anak lebih positif hal ini sesuai dengan
penelitian Apriani, (2018), bahwasanya gambaran diri dapat diubah dengan
pendekatan caring lebih kurang 6 bulan.
 Ideal Diri : Kesimpulan yang saya ambi dari jurnal tersebut yaitu ideal diri meningkat
menjadi 15,8%, hal ini karena anak mendapatkan dukungan dari peer group mengenai
cita-cita dan cara yang baik agar temannya dapat mewujudkan cita-citanya, namun
peningkatan ini dirasa masih rendah oleh karena itu diperlukan waktu yang lebih lama
untuk dapat mengubah pemikian anak mengenai cita-cita yang realistis hal ini sesuai
dengan penelitian Adriasari (2015), yang menyatakan ideal diri anak akan terbentuk
saat memasuki sekolah menengah atas. Identitas diri yang tidak mendapatkan.
 Harga Diri : Pada variabel harga diri mengalami peningkatan 17,58%, hal ini karena
dengan adanya peer group anak yang menjadikan anak lebih care atau menjadi lebih
percaya, namun peningkatan masih rendah oleh karena itu diperlukan waktu yang
lebih lama untuk dapat membuat anak lebih terbuka dan percaya hal ini sesuai dengan
muhtti (2015) yang menyatakan anak usia sekolah dasar mengalami peningkatan
harga diri.
 Peran Diri : Pada variabel peran diri meningkat 17,8% hal ini karena dengan peer
group sama-sama saling berbagi pengalaman mengenai tugas dan tanggungnya,
namun peningkatan masih rendah oleh karena itu diperlukan waktu yang lebih lama
untuk dapat mengubah pemikiran anak mengenai tanggung jawabnya sebagai anak,
hal ini sesuai dengan penelitian Rohman (2016) yang menyatakan anak usia sekolah
berada dalam dunia egoisentris dan perlahan menjadi sosial.
 Identitas Diri : Pada variabel Identitas diri terjadi peningkatan pada kelompok
intervensi sebesar 16,6% hal ini karena anak mendapatkan dukungan dari peer group
mengenai keunikan yang ada pada masing2 temanya, namun namun dirasa masih
rendah oleh karena itu diperlukan waktu yang lebih lama untuk dapat mengubah
pemikiran anak mengenai hal positif yang ada pada dirinya hal ini sesuai dengan
penelitian Hidayah (2016) yang menyatakan identitas diri baru dapat terbentuk saat
dewasa (usia matang).
Nama : Kheny Voice Memah

NIM : 1807007001

Konsep diri berdasarkan jurnal dan pemikiran diri sendiri!

Jawaban :

Konsep diri adalah cara seseorang untuk mempresepsikan dirinya sendiri baik secara fisiknya,
emosinya, spiritualnya, bahkan sosialnya.

Komponen konsep diri adalah :

1. Gambar diri/citra diri


Penilaian berdasarkan presepsi dirinya sendiri terhadap tubuhnya. Hal ini terjadi
karena adanya perubahan tubuhnya yang membuat ia menilai gambar dirinya
2. Ideal diri
Tipe tentang dirinya yang ingin dicapai. Harapan tentang dirinya, seperti cita cita yang
menjadi tujuannya. Apabila hal tersebut tercapai maka ia akan merasa telah mencapai
ideal dirinya. Tetapi semuanya akan berjalan sesuai dengan kemampuannya. Ada
beberapa orang yang tidak mampu mencapai cita citanya akan merasa gagal, itu
tandanya ia tidak mencapai ideal dirinya.
3. Peran diri
Perilaku atau karakteristik seseorang yang menggambarkan dirinya. Kegiatan yang ia
lakukan juga menggambarkan perannya. Tetapi peran yang tidak sesuai dengan
kemampuannya dapat mengakibatkan stress peran. Begitu juga dengan terlalu banyak
peran, seseorang akan sulit focus apabila ia memegang banyak sekali peran.
4. Harga diri
Ini merupakan penilaian seseorang saat ia telah mencapai apa yang diingikannya.
Harga diri orang bisa berkurang saat ia mengalami kekurangan yang diakibatkan
kecelakaan sehingga anggota tubuhnya hilang, apalagi saat anggota tubuh itu sangat
berharga bagi dirinya.
5. Identitas diri
Mengenai kesadarannya akan dirinya sendiri dan apa yang ia pertahankan. Seperti
kesadarannya akan jenis kelaminnya sendiri. Seseorang bisa mengalami krisis
identitas saat ia mulai tidak percaya diri, mendapat tekanan, dan perubahan social di
lingkungannya.
Nama: Kristina Nona Elvin

Nim : 1807107101

Tugas:
Menyimpulan dari jurnal yang kalian dapat dengan kata-kata kalian menngunakan 5
komponen di PPT !
Komponen Dari Konsep Diri
1. Identitas diri.
2. Gambaran Diri/ Citra diri
3. Ideal Diri
4. Peran diri/ Penampilan Peran
5. Harga diri
Identitas diri individu menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya berbeda dengan orang lain dan tidak ada duanya. Ciri-ciri individu yang
memiliki identitas positif seperti mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat untuk
dicapai.

Gambaran Diri atau Citra Diri individu yang menerima tubuhnya apa adanya
biasanya memiliki harga diri tinggi dari pada individu yang tidak menyukai
tubuhnya.Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologisnya.banyak faktor yang dapat mempengauhi gambaran diri seseorang
seperti luka operasi yang semuanya mengubah gambar diri seseorang.

Ideal diri Individu cendurung menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya
dalam menghadapi kegagalan dan ideal diri penting untuk dipertahankan kesehatan
dan keseimbangan mental. Faktor-faktor yang mempengaruhi ideal diri seperti hasrat
melebihi orang lain.
Peran diri atau Penampilan peran setiap orang disibukan dengan peran yang
berhubungan dengan posisi setiap waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran diri
seseorang seperti keselarasan norma budaya dan harapan individu terhadap perilaku.
Harga diri jika individu sering gagal cendurung harga diri rendah. Perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah seperti perasaan tidak mampu dan mudah
tersinggung atau marah yang berlebihan.
Nama : Lusiana Aprilia Simamora

Nim :1807207201

Analisa Jurnal
Pekerja Sosial Dalam Pembentukan Konsep Diri Positif Bagi Lesbian di Kota
Tasik
Dengan Menggunakan 5 Komponen Konsep Diri
1. Gambaran Diri/Citra Tubuh (Body Image)
Dalam prosesnya, lesbian biasanya diperankan oleh pasangan wanita dengan
penampilan tomboy (butchy) dan perempuan dengan sisi feminimnya (femme).
Butchy dapat diketahui lebih mudah dengan melihat tampilan fisik. Biasanya butchy
menggunakan tampilan jeans, kaos/kemeja, dengan potongan rambut seperti laki-laki.
Sedangkan femme masih sulit diidentifikasi karena secara fisik mirip dengan
perempuan biasanya.
2. Ideal Diri (Self Ideal)
Bagi perempuan, menjadi homoseksual/lesbian bisa diakibatkan pula oleh perasaan
nyaman terhadap sesama jenis, perasaan sakit di masa lalu oleh lawan jenis, dan
terbawa arus pertemanan.
3. Harga Diri (Self Esteem)
Lesbian adalah kelompok yang rentan masalah sosial karena penerimaan diri yang
rendah dan sanksi sosial masyarakat mengikuti kehidupan mereka. Hal ini tidak
mungkin membawa penilaian negatif pada diri lesbian sehingga lesbian sulit
mengaktualisasikan dirinya atau memodifikasi perilakunya sesuai dengan norma yang
berlaku. Bagi kaum lesbian dengan masalah seksualitas dan gender yang
melingkupinya, konsep diri akan sulit dibangun dengan kondisi lingkungan yang tidak
mendukung.
4. Peran Diri/Penampilan Diri (Role Performance)
Pembagian peran pada lesbian dibagi menjadi butch, wanita dengan fisik maskulin
atau menyerupai pria, perannya mirip dengan laki-laki dalam hubungan heteroksual,
femme adalah wanita yang secara fisik tidak berbeda dengan wanita pada umumnya,
tampil feminim dan berperan sebagai ”wanita” dalam hubungan lesbian dan andro,
yaitu peran ganda (dapat menjadi pria ataupun wanita tergantung posisi yang
diinginkan).
5. Identitas Diri (Personal Identity)
Penerimaan yang rendah atas identitas diri abu-abu yang dimiliki lesbian dapat
menjadi pendorong konsep diri negatif yang dapat berdampak lanjut pada gangguan
kejiwaan. Terlebih posisi perempuan di Indonesia masih dipandang rendah oleh
masyarakat. Konsep diri negatif yang diterima lesbian dapat berasal dari labelling
yang diberikan masyarakat. Anggapan bahwa lesbian adalah penyakit kotor menjadi
asumsi yang sering disuarakan.

Sumber Referensi
Adelina, S., & S, M. B. (n.d.). (2016). Peran Pekerja Sosial Dalam Pembentukan Konsep
Diri Positif Bagi Lesbian Di Kota Tasik. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat : Jurnal Universitas Padjadjaran.
Nama: Maria Mayangsari

Nim: 1807407401

Pendapat saya mengenai remanja yang berada di rentan usia 12-18 tahun, yang memiliki
masalah dengan hukum akan mengalami suatu perubahn pisikologis yang dapat
mempengaruhi pembentukan konsep diri dan kemampuan memaknai hidupnya sendiri. Tugas
perkembang psikososial ugas perkembangan pada masa ini remaja perubahan emosi yang
labil, yang harusnya di lewati oleh remaja adalah pembentukan adalah pembentukan identitas
diri, menurut Tridhonanto (2010), apabila tugas perkembangan pada masa remaja ini tidak
terpenuhi atau gagal terpenuhi, maka akan menyebapkan kebingugan dalam perana diri
bahkan kekacauan dalam identitas diri dan berpengaruh besar pada masa-masa ang akan
datang, seperti melakukan tindakan keriminalitas. Kemunculan emosi- emosi negatif seperti
perasaan hampa, gersang merasa tidak memiliki tujian hidup, merasa hidup tidak berarti,
bosan dan apatis akan menimbulkan kehilangan makna hidup. Hilangyan makna hidup akan
membuat remaja akan membuat remaja itu kehilangan arah dan tujuan hidup serta mereka
akan tidak tau akan apa yang mereka lakukan di masa yang mendatang. Serta dengan latar
belakang yang seperti inilah peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara konsep diri
dan kemampuan memkanai hudup pada narapidan remaja, terdapat beberapa paktor
pembentuk konsep diri, terkususnya konsep diri pada remaja yakni; 1) orang tua sebagai
kontak sosial yang paling yang kita alami, dan yang paling kuat, apa yang dikatakan atau
informasi dari orangtua akan lebih menancap daripada informasi orang lain yang di terima
oleh anaksepanjang hidupnya, 2) kawan sebaya menempati tempat kedua setelah orang tua
daalma mempengaruhi konsep diri, apalagi perihal dalam penerimaan atau penolakan, peran
yang diukir anak dalam kelompok dalam kelompok teman sebayanya akan memiliki pengaruh
yang dalam pada pandangan tentang dirinya dirinya sendiri, 3) pengaruh masyarakat yang
menganggap penting pakta-pakta kelahiran di mana akhirnya penilaian ini sampai pada anak
dan masuk dalam konsep diri, dan 4) belajar di manapun akan muncul konsep diri adalah hasil
belajar, dan belajar dapat di definisikan sebagai perubahan pisikologis yang relatif permanen
yang terjadi dalam hidup kita sebagai akibat dari pengalaman. Remaja di hadapkan dengan
kenyataan bahwa mereka tinggal di tgahanan dan hidup sebagai narapidana atas tindakan yang
telah mereka lakukan. Kenyataan ini akan sangat sulit bagi mereka karena mereka tidak
memiliki lagi kebebsan, sedangkan masa depan mereka masih panjang. Merka masih sangat
membutuhkan pendidikan untuk mengapai/mewujutkan cita-citany. Mereka juga harus tetap
menjalani dsn menerima sampai masa tahan yang ditentukan berahir, apabila narapidana
remaja dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tahanan, maka kondisi ini dapat
menunjang kenyamana dan perbaikan pisikologias, perkembangan konsep diri menjadi positif,
konsep diri positif akan memberikan rasa berarti, menyeluruh dan konsisten pada seseorang.
Narapidana remaja yang menganggap tindakannya sebagai suatu terauma, maka konsep
dirinya cenderung negatif. Meskipin remaja tinggal dalam tahanan, sebagai bentuk wujut
tangguang jawab lembanga permasyarakatan terhadap generasi penerus, tetap di berikan
bimbingan dan binaan kepada narapidana remaja. Binaan yang dapat di berikan pada
narapidana dapat meliputi binaan sosial, dan bina fisik. Bina mental yang di berikan yaitu;
binaan keperibadian, sosial, seperitual. Sedangkan binaan fisik yang diberikan yaitu; membuat
kerajinan handycraf, membuat sepatu, tekstil dan kaligerapi. Melalui binaan tersebut
diharapkan mereka memiliki rasa tnggung jawab besar terhadapa apa yang mereka kerjakan
sehingga mereka dapat melakukan tugasnya dengan baik. Bisa menerapkan binaan tersebut
untuk berkerja saat mereka berada di lingkungan masyarakat dan keinginan mereka untuk
merauh cita-cita menjadi orang suksesyang dapat membahagiakan kedua orang tua mereka,
hal sepertiinilah yang dapat membuat konsep diri narapidana menjadi positif.
Nama : Maria Katarina

Nim 18.073.073.01

Komponen Dari Konsep Diri

konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri,
dimana hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan
penampilan diri.

1. Gambaran Diri
Gambaran diri itu menurut saya dapat diartikan sebagai tampilan fisik seseorang dimana
ketika seseorang tidak memiliki kepercayaan yang penuh terhadap penampilan terkhusus
fisik tubuh,Contohnya ketika seorang wanita hamil ia merasa ada yang burubah dari segi
ukuran tubuh,dan penampilan.
2. Ideal diri
Ideal diri menurut saya adalah sesuatu yang diingikan oleh semua orang,contohnya ketika
kuliah ingin mengambil jurusan dokter.namun ketika keinginkan itu terlalu tinggi maka
akan berdampak negatif bagi dirinya sendiri.ketika yang diinginkan ini tidak tercapai
dengan maksimal maka muncullah harga diri yang rendah tersebut yang nanti akan berjung
pada dampak yang negatif.
3. Peran diri
Peran Diri menurut saya adalah suatu karakteristik seseorang dalam suatu posisi.diman ada
orang yang memiliki peran kerana suatu keturunan atau warisan dari orang tua,dan ada juga
yang kerana usaha dan kerja keras sehingga ia mendaptkan posisi yang diingikan.
4. Harga Diri
Harga diri menurut saya adalah suatu martabat yang sedang dipertarukan,contoh yang
sederhana ketika seorang wanita memiliki postur tubuh yang tidak sewajrnya ( obesitas )
maka ia akan menjadi bahan tertawaan, tidak dihargai atas usaha maupun karya yang
dibuatnya,itu akan menurunkan harga diri seseorang
5. Identitas Diri
Identitas diri menurut saya adalh karakter,sifat,tingkah laku serat ciri ciri khusus yang
dimiliki seseorang.jenis kelamin,profesi,sifat yang pemarah,pemalu.ciri – ciri, baik secara
tampilan fisik, maupun non fisik.
Nama : Melinia Nur Safitri

Nim :1807507501

KONSEP DIRI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA


RUMBAI (PSBR)

1. Gambaran diri/citra diri (Body Image)


Meskipun remaja PSBR ini putus sekolah namun adanya pembinaan dan
pelatihan sehingga membuat gambaran diri remaja PSBR ini positif, mereka
mampu mengubah gambaran dirinya dengan mementingkan ke hal yang
positif,mereka mampu mematuhi semu peraturan yang ada, peraturan inilah
yang membuat mereka mampu mengoptimalkan gambaran dirinya ke hal yang
positif.

2. Ideal diri (Self Ideal)


Remaja di PSBR ini memiliki ideal diri positif (64,3%). Mereka cenderung
memiliki persepsi realisis, dimana mereka mengalami perubahan psikis merasa
mampu untuk melakukan hal-hal yang dianggap bisa dilakukan dan
mempunyai harapan yang tinggi terhadap dirinya serta memiliki ideal diri yang
realisis.

3. Harga Diri (Self Esteem)


Remaja di PSBR ini memiliki harga diri yang tinggi apabila gambaran diri dan
ideal diri remaja positif. Pada masa remaja akan merasakan/merasa harga
dirinya tinggi apabila sering mengalami keberhasilan, merasa dicintai dan di
hargai,apabila ia merasa tidak di cintai dan tidak merasa di miliki maka remaja
pun akan merasakan hal yang sama.

4. Peran diri/penampilan peran (Role Performance)


Apabila remaja memperoleh peran dalam masyarakat, maka remaja akan
menemukan identitasnya, namun apabila remaja yang tidak bisa menyelesaikan
krisis identitasnya dengan baik itu berarti remaja menjadi tidakmampu
memperoleh peran dan menemukan dirinya.

5. Identitas diri (Personal Identity)


Dari jurnal ini saya simpulkan bahwa remaja di PSBR ini memiliki identitas
diri yang positif. Mereka dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti (siapa
aku? Untuk apa aku ada? apa yang harus aku lakukan?, kenapa aku begini?,
dan pemahaman tentang diri).
Nama: Moh.arifin

Nim :1807707701

HARGA DIRI DAN INTERKSI SOSIAL DITINJAU DARI STATUS SOSIAL


EKONOMI ORANG TUA

Diketahui bahwa harga diri ada hubungan yang positif dan signifikan dengan
interaksi sosial. hal ini sesuai dengan pendapat kenap (1984), yang mengatakan bahwa
harga diri merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.bagai mana individu berinteraksi dengan
lingkungannya dan bagaimana individu melakukan penyesuaian sosial individu
menilai tinggi keberhargaan dirinya merasa puas atas kemampuan diri dan merasa
menerima penghargaan positif dari lingkungan. Hal ini akan menumbuhkan perasaan
aman dalam diri individu sehingga dia mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya. Harga diri merupakan penilaian terhadap hasil yang dicapai terhadap
analisis, sejauh mana prilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka
cendrung harga dirinya tinggi, dan jika gagal maka harga dirinya akan cendrung
rendah. Harga diri tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri
tanpa syarat maupun melakukan kesalahan tanpa merasa sebagai orang yang penting
dan berharga. Individu dengan harga diri yang tinggi akan menghargai diri sendiri,
menyadari bahwa mereka berharga, dan melihat diri mereka serta orang lain. mereka
tidak berpura-pura sempuna, mereka menyadari keterbatasan, dan berharap untuk
mendapatkan yang lebih meningkat dan berkembang. Individu dengan harga diri yang
rendah bisanya mengakami penolakan ketidak puasan dan peremehan akan dirinya.
melalui pembuktia hipotesis bahnwa harga diri berkorelasi positif secara signifikan
dengan interaksi sosial. Semakin tinggi harga diri, maka interaksi sosial tersebut akan
semakin baik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan’ ada hubungan positif
antara haga diri dengan interaksi sosial.
Nama: Nevia rika lestari

Nim: 1807807801

Menurut saya remaja putus sekolah sering mengalami masalah pembentukan konsep
diri. Pembentukan konsep diri atau perkembangan konsep diri remaja memiliki karakteristik
yang khas dibanding dengan usia perkembangan lainnya. Dengan adanya pendidikan formal
diharap menemukan nilai-nilai hidup yang dapat membentuk konsep diri remaja yang positif.
Konsep diri adalah skema diri, evaluasi terhadap diri, dan juga gambaran terhadap dirinya
yang menentukan bagaimana diri tersebut dapat bertindak dalam berbagai evaluasi yang terdiri
dari deskripsi sederhana mengenai diri dan penilaian seberapa berharga dirinya dimata orang
lain. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa
diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri
individu, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan remaja putus sekolah adalah faktor
ekonomi (kemiskinan), faktor lingkungan, faktor internal individu. Faktor yang berhubungan
dengan lingkungan menurut Wells (dalam Adelman & Taylor, 2010) seperti tidak adanya
dukungan dan respon dari masyarakat, tidak adanya dukungan masyarakat terhadap
pendidikan. Sedangkan penyebab putus sekolah berdasarkan faktor internal individu menurut
Wells (dalam Adelman &Taylor, 2010) seperti sikap terhadap sekolah yang rendah, sikap
pengetahuan yang rendah, ketidak hadiran/kebolosan, kehamilan, penyalah gunaan narkoba,
hubungan dengan rekan yang buruk, terpengaruh teman lain yang putus sekolah, penyakit atau
cacat, dan rendahnya harga diri dan kepercayaan diri. Dari beberapa faktor yang ada, faktor
ekonomi (kemiskinan) merupakan faktor terbesar yang menghambat dalam mendapatkan
pendidikan (Rembuknas, 2013).

Dampak anak lingkungan putus sekolah dengan kasus anak putus sekolah ini tentunya akan
menimbulkan beberapa dampak yang akan dialami atau diterima baik bagi anak itu sendiri,
masyarakat dan bangsa dimasa yang akan datang. Dampak anak putus sekolah sebagai berikut:

1. Menambah jumlah pengangguran


2. Kerugian bagi masa depan anak
3. Menjadi beban orang tua
4. Menambah kemungkinan terjadinya kenakalan anak dan tindakan kejahatan dalam
kehidupan sosial bermasyarakat.
Upaya untuk mengatasi anak putus sekolah a). Pendididkan yang murah dapat membuat
masyarakat dari semua golongan mampu menikmati sekolah. Sehingga dengan adanya
pendidikan yang murah tidak akan memberatkan masyarakat yang tidak mampu dalam
memperoleh pendidikan. b) Menggalang keperdulian masyarakat pada permasalahan
pendidikan. masyarakat tidak akan memiliki keperdulian dengan pendidikan yang murah,
tetapi keperdulian dipicu oleh leikuti sertaan banyak pihak dalam lembaga pendidikan. dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan konseling agar bisa meningkatkan
konsep diri pada remaja putus sekolah. Serta bahan pertimbangan bagi pengurus untuk lebih
meningkatkan dukungan atau kegiatan. Pihak panti diharapkan, dan sebaiknya terus
meningkatkan program pembinaan dalam segala aspek khususnya mental dan psikologi, agar
remaja putus sekolah yang ada di panti asuhan mempunyai konsep diri yang lebih positif. Bagi
remaja putus sekolah yang ada di PSBR, diharapkan agar mengaplikasi pembelajaran dan
pembinaan yang didapat sehingga akan meninbulkan konsep diri positif.
Nama : Nindy Evrilany

NIM :1807907901

Menurut saya Remaja yang bermasalah dengan hukum akan mengalami suatu
perubahan psikologis yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri dan kemampuan
memaknai hidup yang dimilikinya sehingga berakibat pada ketidakmampuan memaknai
hidupnya. remaja berada pada rentang usia 12-18 tahun. Tugas perkembangan psikosial yang
harus dilalui remaja adalah pembentukan identitas diri, pada masa ini remaja mengalami
pergolakan emosi yang labil, Menurut Tridhonanto (2010), apabila tugas perkembangan pada
masa remaja tidak terpenuhi atau gagal terpenuhi, maka menimbulkan kebingungan peran
bahkan kekacauan identitas diri dan berpengaruh besar terhadap masa berikutnya, seperti
melakukan tindakan kriminalitas. kemunculan emosi-emosi negatif seperti perasaan hampa,
gersang, merasa tidak memiliki tujuan hidup, merasa tidak berarti, bosan dan apatis akan
menimbulkan kehilangan kebermaknaan hidup. Hilangnya makna hidup akan membuat remaja
tidak memiliki arah dan tujuan hidup serta mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan di
masa yang akan datang. Sehingga dengan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk
mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemampuan memaknai hidup pada nara
pidana remaja, terdapat beberapa faktor pembentuk konsep diri, khususnya konsep diri remaja,
yakni (1) orangtua sebagai kontak sosial yang paling awal yang kita alami, dan yang paling
kuat, apa yang dikomunikasikan oleh orangtua pada anak lebih menancap daripada informasi
lain yang diterima anak sepanjang hidupnya, (2) kawan sebaya yang menempati kedudukan
kedua setelah orangtuanya dalam mempengaruhi konsep diri, apalagi perihal penerimaan atau
penolakan, peran yang diukir anak dalam kelompok teman sebayanya mungkin mempunyai
pengaruh yang dalam pada pandangan tentang dirinya sendiri, (3) masyarakat yang
menganggap penting fakta-fakta kelahiran di mana akhirnya penilaian ini sampai kepada anak
dan masuk ke dalam konsep diri, dan (4) belajar di mana muncul konsep bahwa konsep diri
kita adalah hasil belajar, dan belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan psikologis yang
relatif permanen yang terjadi dalam diri kita sebagai akibat dari pengalaman. Remaja
dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka tinggal dalam tahanan sebagai narapidana atas
tindakan yang telah mereka lakukan. Kenyataan ini sangat sulit bagi mereka karena tidak lagi
memiliki kebebasan. Sedangkan masa depan mereka masih panjang, mereka membutuhkan
pendidikan untuk mewujudkan cita-citanya. Mereka harus tetap menjalani dan menerima
sampai masa tahanan yang ditentukan berakhir. Apabila narapidana remaja dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan tahanan, maka kondisi ini dapat menunjang
kenyamanan dan perbaikan psikologis, perkembangan konsep diri dapat menjadi lebih positif.
Konsep diri yang positif memberikan rasa berarti, menyeluruh dan konsisten pada seseorang.
Narapidana remaja yang menganggap tindakannya sebagai suatu trauma dalam hidupnya,
maka konsep diri yang terbentuk cenderung negatif. Meskipun remaja tinggal dalam tahanan,
sebagai wujud tanggung jawab lembaga pemasyarakatan terhadap generasi penerus, tetap
diberikan bimbingan dan binaan kepada narapidana remaja. Binaan yang diberikan kepada
narapidana remaja di dalam tahanan meliputi binaan mental dan binaan fisik. Binaan mental
yang diberikan yaitu: binaan kepribadian, binaan sosial, binaan spiritual. Sedangkan binaan
fisik yang diberikan yaitu: membuat kerajinan handycraft, membuat sepatu, tekstil seta
kaligrafi. Melalui binaan tersebut diharapkan mereka memiliki tanggung jawab besar terhadap
apa yang mereka kerjakan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik. Bisa
menerapkan binaan tersebut untuk bekerja saat berada di lingkungan masyarakat dan
keinginan untuk meraih cita-cita untuk menjadi orang sukses yang bisa membahagiakan kedua
orangtua mereka. Hal inilah yang membuat konsep diri narapidana remaja menjadi positif.
Nama : Nurul hidayah

Nim :18080008001

Kesimpulan Dari jurnal Hubungan stress dengan konsep diri pada penderita
diabetes militus tipe 2

Konsep diri adalah pesepsi yang terdapat pada diri seseorang fisik,emosi,spiritual
dan social.

1. Gambaran diri/citra diri


Perubaha yang ada pada diri penderita diabetes militus 2 yang
mengakibatkan seseorang stress dan mempengaruhi konsep dirinya..

2. Ideal diri
Usaha untuk penderita diabetes militus yang ingin sembuh agar bisa
melakukan aktivitas seperti biasa yang dia lakukan tetapi karena stress
mengakibatkan seseorang lambat dalam usaha kesembuhannya.

3. Peran diri
Dapat mengelola tingkat stress yang datang sehingga dapat
menyebabkan penurunan pada tingkat stress dan konsep diri sehingga
penderita diabetes mellitus 2 agar tetap memiliki hidup yang berkualitas yang
mengakibatkan perubahan konsep dirinya.

4. Harga diri
Harga diri penderita diabetes militus 2 ini menghilang karena
seseorang sebelumnya tidak mempunyai penyakit dan setelah periksa memiliki
penyakit yang mengakibatkan susahnya seseorang melakukan kegiatan seperti
biasanya dan mengakibatkan terjadinya perubahan konsep dirinya.

5. Identitas diri
Kesadaran diri akan penderita diabetes militus 2 yang dialaminya
yang mengakibatkan stress/depresi yang akan mempengaruhi konsep diri dari
penderita diabetes militus 2 dan mengakibatkan terjadinya konsep diri.
Nama : Oktarina dwijayanti

Nim : 1808108101

Menurut saya anak jalanan sebetulnya sudah berkembang lama, tetapi saat ini semakin
menjadi perhatian dunia, seiring dengan meningkatnya jumlah anak jalanan di berbagai kota
besar di dunia. Adanya pandangan seperti ini akan berpengaruh terhadap terbentuknya konsep
diri yang negatif pada diri anak jalanan sendiri. Chaplin (2000) mengemukakan bahwa konsep
diri adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri; penilaian atau penaksiran mengenai diri
sendiri oleh individu yang bersangkutan. Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi
dengan orang-orang sekitarnya. Apa yang dipersepsikan individu lain mengenai diri individu,
tidak terlepas dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang seorang individu (Papalia,
Olds, dan Feldman, 2004). Menurut Subadi dkk. (1986), konsep diri bukanlah faktor yang
dibawa

Menurut Baldwin dan Holmes (dalam Calhoun dan Acocella 1995), terdapat beberapa
faktor pembentuk konsep diri, khususnya konsep diri remaja, yakni (1) orangtua sebagai
kontak sosial yang paling awal yang kita alami, dan yang paling kuat, apa yang
dikomunikasikan oleh orangtua pada anak lebih menancap daripada informasi lain yang
diterima anak sepanjang hidupnya, (2) kawan sebaya yang menempati kedudukan kedua
setelah orangtuanya dalam mempengaruhi konsep diri, apalagi perihal penerimaan atau
penolakan, peran yang diukir anak dalam kelompok teman sebayanya mungkin mempunyai
pengaruh yang dalam pada pandangan tentang dirinya sendiri, (3) masyarakat yang
menganggap penting fakta-fakta kelahiran di mana akhirnya penilaian ini sampai kepada anak
dan masuk ke dalam konsep diri, dan (4) belajar di mana muncul konsep bahwa konsep diri
kita adalah hasil belajar, dan belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan psikologis yang
relatif permanen yang terjadi dalam diri kita sebagai akibat dari pengalaman (Calhoun dan
Acocella 1995).

definisi operasional dari anak jalanan, yaitu anak yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan dan tempat- tempat umum lainnya.
Mereka biasanya berusia 6 – 18 tahun, masih sekolah atau sudah putus sekolah, tinggal dengan
orangtua maupun tidak, atau tinggal di jalanan sendiri maupun dengan teman- temannya, dan
mempunyai aktivitas di jalanan, baik terus-menerus maupun tidak. Beberapa faktor utama,
yang diakui oleh masyarakat dan beberapa tokoh, yang menyebabkan timbulnya anak jalanan,
antara lain kemiskinan, disfungsi keluarga, dan kekerasan dalam keluarga. Berdasarkan uraian
di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran konsep diri anak jalanan
usia remaja dan mengapa konsep diri tersebut dapat terbentuk. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memberi gambaran konsep diri pada anak jalanan usia remaja serta
bagaimana konsep diri tersebut terbentuk.
Nama : Parel masing

Nim : 1808308301

JURNAL KONSEP DIRI DUKUNGAN SOSIAL DAN KECEMASAN


MENGHADAPI KEADAAN SAKIT PADA PASIEN FRAKTUR.

Konsep diri di definisikan semua ide, pikiran dan keyakinan yang diketahui individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir,
tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan
orang terdekat dan realitas dunia. Di konsep diri hal yang paling membantu pasien dalam
mengatasi masalah adalah support sistem atau dukungan dari keluarga, teman maupun
orang lain. meningkatkan konsep diri dan memaksimalkan dukungan sosial yang ada

Kecemasan pada terjadi karena fraktur dianggap merupakan suatu penyakit yang
menakutkan, karena mempunyai dampak negative yang komplek terhadap kelangsungan
kualitas hidup individu. Salah satu di antaranya adalah amputasi, apabila luka sampai
menyebabkan tulang remuk dan mengancam jiwa. Kecemasan terjadi karena seseorang
merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis seperti: harga diri, ideal diri, body
image, atau identitas diri. Kecemasan ini sangat berhubungan bagaimana konsep diri
seseorang tersebut dan bagaimana dukungan sosial yang ada:

Salah satu upaya dalam mengatasi pasien dengan gangguan konsep diri dan
kecemasan adalah dengan pemberian pendidikan kesehatan:

Konsep diri mempunyai peranan dalam kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori
pembentukan kecemasan oleh Stuart dan Sundeen (1998) bahwa kecemasan berdasarkan
teori perilaku timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal.

Simpulan Konsep diri pada pasien fraktur merupakan cara pandang pasien
fraktur dalam melihat pribadinya secara utuh. Kondisi tersebut dapat membuat perasaan
pasien kurang sempurna dalam memandang dirinya dan pasien akan merasa cemas
sehingga memerlukan dukungan sosial. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa semakin
tinggi konsep diri maka semakin rendah kecemasan begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi
dukungan sosial maka semakin rendah kecemasan, begitu juga sebaliknya. Ada hubungan
antara konsep diri dan dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi keadaan sakit pada
pasien fraktur.
Nama : Putri Wahyuni
Nim : 1808408401
Menurut pendapat saya klien yang mengalami penyakit stroke dapat
mempengaruhi konsep diri dimana terjadinya kehilangan fungsi fisiologis seperti
kehilangan mobilitas, fungsi sensoris yang mana seperti perubahan citra tubuh yaitu
kelumpuhan anggota tubuh, bicara pelo, mulut mencong, dan sebagainya penyakit
stroke mencakup fungsi dimana tubuh tidak lagi berfungsi secara optimal sehingga
terjadinya perubahan fisik yang dapat mengubah kosep diri seseorang. Ideal diri pada
penderita stroke ini merasa bahwa dirinya berbeda dari orang lain karena perubahan
pada citra tubuh pada klien begitu juga pada harga diri dapat mengalami penurunan
sehingga ada persepsi mengatakan tidak menerima kondisi dirinya akibat terjadinya
perubahan fisik tersebut serta peran dan indentitas dirinya tidak berjalan sesuai dengan
harapan. Pada penderita penyakit stroke ini dapat menimbulkan suatu respon salah
satunya kehilangan konsep diri dimana dirinya merasa berubah mencakup bentuk dan
fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional peran dan identitasnya,
pada penurunan harga diri ini ditandai dengan adanya ungkapan penderita stroke yang
mengeluh dan merasa bersalah dengan keadaannya sekarang, dinamika individu
dengan penyakit stroke ini dapat mengekspresikan rasa tidak percaya diri sesuai
kenyataan seperti kalimat “ mengapa kejadian ini menimpa saya? “ pada kalimat
tersebut terjadi proses konsep diri. Setiap perubahan dalam masalah kesehatan dapat
menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri dengan terganggunya konsep diri
tersebut adanya respon yang berbeda dari konsep dirinya masing-masing. Oleh karena
itu dukungan keluarga sangat diperlukan dalam perubahan konsep diri pada penderita
stroke ini, secara psikologis apabila dukungan keluarga penderita stroke mampu
mengoptimalkan, aspek emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental berupa
perhatian, nasehat, saran pemberian pekerjaan dan sebagainya maka dukungan
keluarga tersebut akan mampu meningkatkan strategi koping pada penderita stroke
sehingga penderita merasa bahwa dirinya dibutuhkan, diperhatikan dan merasa bahwa
dirinya tidak berbeda dengan manusia lain. Konsep diri yang positif diperoleh melalui
proses interaksi dan pengalaman- pengalaman yang diterima, yang merupakan hasil
eksplorasi terhadap lingkungannya serta refleksi diri yang diterima dari orang lain
yang berarti dalam kehidupannya.
Nama:Ratna putri agustini

Nim:1808508501

Menurut saya konsep diri remaja di sekolah sebagai seorang siswi yang sedang
berkembang berusaha untuk mecapai taraf kehidupan.menurut rumini dan sundari (2004:53)
masaremaja adalah peralihan dari perekambangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki
dewasa.konsep diri penting artinya karena siswi dapat memandang diri dan dunianya,tidak
hanya mempengaruhi perilaku siswi,tetapi juga tingkat kepuasan yang di peroleh dalam
hidupnya.sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Mulyana (2000:7) bahwa konsep diri
itu penting adanya agar individu dapat mengenal siapa dirinya yang sebenarnya,dan informasi
tersebut diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada dirinya.setiap siswa pasti
memiliki konsep diri,baik positif atau negatif. Siswi yang memiliki konsep diri posotif ia akan
memiliki dorongan mendiri lebih baik, dapat mengenal serta memahami konsep dirinya sendiri
sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Indentifikasi masalah langka-
langka yang dilakukan pada tahap indetfikasi masalah yaitu peneliti mengenal kasus atau
masalah serta gejala-gejala yang nampak pada siswi yang memiliki konsep diri negatif dengan
mengamati karakteristik siswi menggunakan teknik observasi dengan alat pengumpul datanya
panduan observasi. Langka diagnosa dilakukan dengan menetapkan masalah siswi yang
memiliki konsep diri negatif berdasarkan temuan analisis dari indetfikasi yang menjadi
penyebab timbulnya masalah.setelah diperoleh hasil dari tahap evaluasi yang didapat, maka
dilakukan langkah tindak lanjut untuk melihat perkembangan selanjutnya dari diri siswi
tersebut dalam jangka waktu yang lebih jauh agar subjek kasus dapat mengalami perubahan
diri dan karakternya secara optimal dengan berkerjasama dengan masing – masing pihak yang
terkait dengan subjek kasus seperti wali kelas,guru mata pelajaran,dan orang tua subyek
kasus.berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa kasus sisiwi yang memiliki
konsep diri negatif ditemukan pada subyek kasus yang merupakan siswi kelas X sma
muhajirin Pontianak. Pengetasan masalah sisiwi yang memiliki konsep dirimasalah siswi yang
memiliki konsep diri negatif di kelas X SMA Mujahidin Pontianak dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dalam bentuk penelitian studi
kasus. Bentuk karakteristik, faktor-faktor penyebab serta alternatif bantuan yang diberikan
kepada subyek kasus dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Karakteristik siswi yang memiliki
konsep diri negatif; cenderung pendiam saat di dalam kelas, peka pada kritikan orang lain,
pribadi yang mudah pesimis dalam mengikutisuatu kompetisi. (2) Faktor psikologis yaitu:(a)
pikiran negatif mengenai diri, (b)perasaan subyek kasus yang selalu merasa tidak enak, (c)
emosi, jika subyek kasus dicela oleh teman-temannya. (3) Faktor fisiologis penyebab paling
dominan yaitu pada kekurangan penglihatan subyek kasusdalam membaca tulisan. (4) Faktor
sosiologis yaitu subyek kasus merupakan anak yangtidak terlalu aktif dalam hubungan sosial
pendiam dalam berkomunikasi. (5) Bantuan yang diberikan kepada subyek kasus yaitu dengan
dianalisis menggunakan enam langkah; identifikasi kasus, diagnosis, prognosis, treatment,
evaluasi dan tindak lanjut, serta dengan penggunaan model konseling rebt dengan teknik
menyerang rasa malu.
NAMA : REMITASARI ANDI RANDA PALOBO

NIM : 18.086.086.01

KONSEP DIRI PADA REMAJA

Konsep diri pada remaja adalah bagaimana remaja menilai tentang diri sendiri yang
bersifat fisik, psikis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi. Pada gambaran dirinya,
remaja akan menilai bagaimana tentang penampilannya, dengan seksnya, arti penting
tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya dan gengsi yang diberikan
tubuhnya di mata orang lain. Pada remaja, konsep ideal dirinya adalah gambaran
tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan
orang lain, dengan teman sebaya dan dengan keluarganya. Dalam kematangan diri
secara emosional, remaja secara individu secara terus menerus berusaha mencapai
suatu tingkatan emosi yang sehat. Individu yang secara emosional telah matang dapat
menentukan dengan tepat kapan dan sejauh mana dirinya perlu terlibat dalam suatu
masalah sosial serta dapat turut memberikan jalan keluar. Remaja dengan konsep diri
positif akan mampu mengatasi dirinya, memperhatikan dunia luar dan mempunyai
kemampuan untuk berinteraksi sosial. Perkembangan emosi yang sangat matang dan
konsep diri yang berkembang sangat baik berhubungan dengan kenakalan remaja,
hanya berlaku pada sampel remaja dengan tingkat kenakalan tinggi.
Nama :Revia Novertin Karangan

NIM : 1808708701

Menyimpulkan dari jurnal yang kalian dapat dengan kata-kata kalian menggunakan 5
komponen di PPT
Komponen konsep diri terdiri dari:
1. Identitas diri
2. Gambaran diri
3. Ideal diri
4. Peran diri
5. Harga diri
Identitas diri: seiring bertambahnya usia, para lansia akan mengalami masalah
psikososial yang membuat lansia menjadi menarik diri dan jarang berinteraksi dengan
orang sekitar sehingga mereka merasa kesepian dan depresi.
Gambaran diri: pada lanjut usia gambaran dirinya ditandai dengan semakin
menurunnya kondisi fisik misalnya kulit keriput, rambut memutih, perubahan gaya
berjalan, penurunan pendengaran dan penglihatan dsb.Hal tersebut membuat lansia
merasa takut dan cemas akan mengalami penurunan perubahan kondisi fisik yang akan
merepotkan diri sendiri dan orang lain.Jika pendengaran dan penglihatan menurun
maka komunikasi dan hubungan sosial akan berkurang.
Ideal diri: lansia merasa kurang puas dan gagal dalam menjalani kehudupannya
sehingga membuat lansia minder dan bersedih dan merasa tidak berguna dan terus
menyesali kehidupan yang dijalaninya.
Peran diri: penampilan peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh
masyarakat berdasarkan posisinya di masyarakat seperti sebagai orangtua, teman
dsb.Pada lansia perannya sebagai orangtua yang baik, penolong antar sesama lansia,
sebagai teman yang baik.
Harga diri: lansia seringkali merasa terbuang dari keluarga, merasa tidak berguna,
minder dan merasa harga dirinya rendah.Selain itu, perubahan dan penurunan
keadaanya yang dialaminya membuat lansia merasa kurang percaya diri jika harus
berinteraksi dengan lingkungannya.
Nama : Rhesti Noer Aisyach

Nim : 1808808801

Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja

KESIMPULAN

Menurut saya bahwa konsep diri anak jalanan usia remaja adalah konsep diri yang
negatif. Dalam kasus ini, subjek mengatakan bahwa dirinya sering disebut sebagai pembawa
masalah oleh kedua orangtuanya, hal ter-sebut dapat membentuk konsep diri yang negatif
pada diri subjek. Begitu pula dengan perasaan subjek bahwa kedua orangtuanya tidak
menyayangi dirinya, hal ini menimbulkan konsep diri yang negatif . Subjek memiliki teman
dari berbagai kalangan, ada yang sebagai pengamen, preman, anak kuliahan, bahkan juga yang
bekerja dikantoran. Selama ini subjek merasa bahwa teman-temannya, baik yang anak jalanan
maupun yang orang kantoran dan anak kuliahan, dapat mene-rima akan keberadaan dirinya,
hal itu ditunjukkan dengan sikap mereka yang tidak malu bila sedang berkumpul dengan
dirinya yang hanya seorang anak jalanan, bahkan tak jarang subjek dirangkul oleh teman-
temannya tersebut. Subjek mengatakan bahwa dirinya pernah dikejar-kejar oleh petugas tantib.
Subjek merasa kesal pada para petugas tantib tersebut karena subjek merasa apa yang subjek
lakukan adalah semata untuk mencari uang dengan halal dan subjek sempat merasa dirinya
dan orang-orang miskin yang hidup di jalanan adalah orang-orang yang tidak diharapkan.
Perasaan berbeda dengan orang kebanya-kan menyebabkan banyak anak jalanan
mengembangkan konsep diri yang nega-tive.
Dampak yang di timbulkan yaitu Di dalam kasus subjek, walaupun subjek pernah
mengalami kejadian yang membuatnya merasa dihargai dan diang-gap sebagai seorang
manusia, yakni keti-ka ada seorang bapak-bapak yang mem-berikan semua uang kembalian
kepa-danya. Namun, kejadian atau peristiwa sehari-hari yang ia alami lebih membekas pada
dirinya, yakni kejadian saat petugas tantib yang selalu mengejar subjek yang seorang anak
jalanan, menimbulkan perasaan kesal pada diri subjek dan juga menimbulkan anggapan dalam
dirinya bahwa dirinya tidaklah diinginkan dalam masyarakat. Hal ini dapat membentuk konsep
diri subjek kearah yang negatif.
Upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan Perilaku orang tua yang penuh
penghargaan dan memberikan standar perilaku yang jelas, serta diberikan pengharapan-
pengharapan yang realistis memudahkan terbentuknya konsep diri positif dalam diri individu.
yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari
masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.  Menyadari bahwa
setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya
disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai
perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
Pengertian konsep diri:

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait
dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya
meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan
dirinya.Konsep diri merupakan inti dari kepribadian individu.Inti kepribadian berperan
penting untuk menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku positif
individu

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari artikel, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :

6. Gambaran diri / citra diri

Hal ini terlihat dari beberapa bagian diri subjek yang sebagian besar memandang
dirinya secara negatif, seperti pengetahuan subjek tentang dirinya sendiri, baik itu
dalam keluarga, sekolah, teman-teman, maupun status sebagai anak jalanan,
menunjukkan bahwa sebagian besar cenderung ke arah negatif, dan mengakibatkan
subjek memandang dirinya negatif dan penilaian dan evaluasi subjek terhadap diri
sendiri memperlihatkan bahwa subjek merasa dirinya tidak disenangi oleh orang
lain, yang akan mengakibatkan subjek memandang dirinya negatif

7. Ideal diri

Subjek menilai bahwa dirinya yang sebagai anak sehari-harinya hidup jalanan,
tidaklah mungkin untuk mewujudkan harapan yang selama ini diimpikan. Hal ini
membuat subjek merasa kecewa akan keadaannya.

8. Peran diri

Subjek menganggap dirinya sebagai anak pembawa masalah dan biang kerok,
subjek juga merasa bahwa kedua orang tuanya tidak menyayangi dirinya karena
telah meninggalkan ia dan kedua adiknya. Namun disisi lain subjek mengakui
bahwa dirinya tidak ada apa-apanya dan ia juga merasa minder jika dibandingkan
dengan temannya yang anak kuliahan dan yang bekerja di kantor

9. Harga diri

Pada saat menjual koran, subjek pernah dikejar-kejar oleh tantib, peristiwa tersebut
sangat membekas pada dirinya dia beranggapan bahwa diabadalah seorang yang
tidak dikehendaki lagi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki
harga diri yang rendah, sehingga mengakibatkan timbulnya konsep diri yang
mengarah ke arah negatif.

10. Identitas diri

Subjek menganggap dirinya sebagai anak pembawa masalah dan biang kerok,
subjek juga merasa bahwa kedua orang tua tuanya tidak menyayangi dirinya
karena telah meninggalkan ia dan kedua adiknya. Status sebagai anak jalanan
subjek adalah seorang anak jalanan, yang disebabkan karena tidak diurus oleh
keluarganya, sehingga lebih memilih untuk tinggal dijalanan.
Nama: Riska wulandari
Nim : 1809009001
Ruang Gathotkoco RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Klien Tn. T (25
tahun), masuk dengan alasan klien bicara sendiri kurang lebih 5 bulan, bicara mengacau
kurang lebih 1 bulan dan tibatiba memukul ibunya yang sedang sholat. Klien mengatakan
belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan belum pernah dirawat di RSJD Dr
Amino Gondohutomo Semarang.
Menurut saya klien disini klien memiliki masalah dalam pembentukan konsep diri.
Karena klien mengatakan mempunyai masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu diancam oleh
teman kerjannya, Jadi menurut saya itu adalah salah satu masalah dalam konsep diri. Menurut
saya klien mengalami masalah harga diri rendah karena Pada saat interaksi selama wawancara
yaitu klien saat diajak berbicara kurang kooperatif, kontak mata kurang, hanya melihat
menunduk ke bawah, serta jarang mengutarakan masalahnya pada orang lain dan hanya
memendam masalahnya sendiri. Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
gangguan konsep diri: harga diri rendah ini intervensi yang ditetapkan adalah dengan SP1P
(Strategi Pelaksanaan 1 Pasien) yaitu dengan BHSP (bina hubungan saling percaya) yang
bertujuan untuk saling mengenal dan saling percaya antara klien dengan perawat, identifikasi
kemampuan dan aspek positif yang bertujuan supaya klien mengetahui aspek-aspek positif
yang dimiliki klien, SP1P (Strategi Pelaksanaan 1 Pasien) yaitu dengan BHSP (bina hubungan
saling percaya) yang bertujuan untuk saling mengenal dan saling percaya antara klien dengan
perawat, identifikasi kemampuan dan aspek positif yang bertujuan supaya klien mengetahui
aspek-aspek positif yang dimiliki klien. Implementasi pada hari pertama yaitu pada tanggal 18
Mei 2016 jam 10.00 WIB adalah melakukan BHSP dan SP1P dengan hasil klien belum bisa
berkomunikasi dengan perawat, hal ini ditunjukkan dengan klien saat diajak berbicara kurang
kooperatif, kontak mata kurang, dan hanya melihat/menunduk ke bawah, serta jarang
mengutarakan masalahnya pada orang lain dan hanya memendam masalahnya sendiri.
Disini dapat dilihat bahwa klien memiliki masalah dalam berkomunikasi saat di
wawancarai. Sedangkan pada saat implementasi keduan dan ketiga pada tanggal 19-20 Mei
2016 jam 10.00 WIB perawat sudah melakukan BHSP dan SP1P dengan hasil klien sudah
tampak membina hubungan sosial saling percaya dengan perawat dan mengalami peningkatan
dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi dengan perawat.
Jadi, Gangguan harga diri adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko
mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan atau diri ( Videback, Sheila L. B, 2008 ).
Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi pada Tn. T, yaitu saat diajak berbicara kurang
kooperatif, kontak mata kurang, hanya melihat/menunduk kebawah, serta jarang
mengutarakan masalahnya pada orang lain dan hanya memendam masalahnya sendiri.
Jadi, Cara untuk meningkatkan harga diri rendah yaitu yang pertama berikan motivasi
untuk pasien belajar selalu menghargai diri sendiri. Salah satu cara meningkatkan harga diri
rendah pada klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah dengan komunikasi
terapeutik, komunikasi terapeutik ini merupakan suatu komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Komunikasi terapeutik
memperhatikan klien secara holistik meliputi aspek keselamatan, menggali penyebab,
tandatanda dan mencari jalan terbaik atas permasalahan klien. Salah satu cara meningkatkan
harga diri rendah pada klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah dengan
komunikasi terapeutik, komunikasi terapeutik ini merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien.
Komunikasi terapeutik memperhatikan klien secara holistik meliputi aspek keselamatan,
menggali penyebab, tandatanda dan mencari jalan terbaik atas permasalahan klien. (Sriati,
2008).
Nama : Rutiyani Palimbunga

Nim : 1809109101

Definisi :

Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik memandang
dirinya secara utuh baik fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.

Komponen konsep diri :

1. Gambar diri/citra diri


Sikap seseorang terhadap dirinya/tubuhnya secara sadar atau tidak sadar. Sikap ini
mencakup presepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Presepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan standar
pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau
sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita
atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu
tersebut melahirkan penyesuaian diri.
3. Peran diri
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan
fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran yang
dijalani dan seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diambil adalah peran yang
terpilih atau dipilih oleh individu.
4. Harga diri
Perilaku pribadi terhadap hasil yang dicapainya dan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri.
5. Identitas diri
Kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian
terhadap dirinya, menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Nama : Sarah Exlesia

NIM : 1809209201

Konsep diri adalah cara pandang dan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara
fisiknya, emosinya, spiritualnya, bahkan sosial.

5 komponen konsep diri :

1. Citra Tubuh

Citra tubuh atau gambaran diri adalah sikap sesorang terhadap dirinya (fisik) baik disadari
maupun tidak disadari. Menilai berdasarkan persepsi masa lalu atau sekarang mengenai
ukuran dan bentuk tubuh serta potensinya.

2. Ideal Diri

Ideal diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya berperilaku


berdasarkan standar pribadi dan terkait dengan cita-cita dipengaruhi oleh orang-orang yang
dekat dengan dirinya. Apabila hal tersebut tercapai maka ia akan merasa telah mencapai ideal
dirinya. Tetapi semuanya akan berjalan sesuai dengan kemampuannya. Ada beberapa orang
yang tidak mampu mencapai cita citanya akan merasa gagal, itu tandanya ia tidak mencapai
ideal dirinya.

3. Harga Diri

Harga diri merupakan persepsi individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal didirinya Ini merupakan penilaian
seseorang saat ia telah mencapai apa yang diingikannya. Harga diri orang bisa berkurang saat
ia mengalami kekurangan yang diakibatkan kecelakaan sehingga anggota tubuhnya hilang,
apalagi saat anggota tubuh itu sangat berharga bagi dirinya.

4. Peran Diri

Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan kelompok
sosial terkait dengan fungsi seseorang di dalam masyarakat.

5. Identitas diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dimiliki oleh seseorang dari hasil
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain, sadar
akan jenis kelaminnya sendiri. Seseorang bisa mengalami krisis identitas saat ia mulai tidak
percaya diri, mendapat tekanan, dan perubahan sosial di lingkungannya.
Nama : Siti Rosidah

Nim : 1809309301

Konsep diri berdasarkan jurnal dan pemikiran sendiri !

Jawaban:

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga
dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait
dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya
meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya

Komponen dari konsep diri :

1. Gambaran diri/citra diri (body image)


gambaran diri merupakan sikap individu pada fisiknya, yang disadari maupun yang
tidak disadari. Komponen ini meliputi persepsi masa lalu atau sekarang, tentang
ukuran dan bentuk tubuh dan juga potensinya.
2. Ideal diri (self ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu mengenai bagaimana ia harus bersikap berdasarkan
standar pribadi yang berhubungan dengan cita-cita. Pembentukan ideal diri akan
terjadi sejak seseorang masih kanak-kanak, lalu dipengaruhi oleh orang-orang yang
dekat dengan dirinya.
3. Harga diri (self Esteem)
Harga diri adalah persepsi individu pada setiap hasil yang diperoleh, dengan cara
menganalisis beberapa kesesuaian dalam tingkah laku yang ideal dengan dirinya.
Komponen konsep diri ini sudah terbentuk sejak kecil, karena adanya penerimaan dan
perhatian dari orang di sekitarnya.
4. Peran diri/penampilan peran (role performance)
Merupakan serangkaian diri sikap dan pola perilaku, nilai serta tujuan yang
diharapkan dari suatu kelompok sosial yang berhubungan dengan fungsi seseorang di
dalam kelompok masyarakat.
5. Indetitas diri (personal identity)
Adalah kesadaran yang ada pada diri sendiri yang dimiliki seseorang melalui hasil dari
observasi dan penilaian akan dirinya. Ia juga menyadari bahwa ada perbedaan antara
dirinya dengan orang lain. Komponen konsep diri yang satu ini terbentuk dan
berkembang sejak masih kanak-kanak.
Nama : stephani angelina debora tuko

Nim :1809409401

Konsep Diri

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang pening dalam
kehidupan manusia,dari pendapat para ahli konsep diri dan harga diri mempunyai
hubungan dengan tinggi rendahya kepercayaan diri.namun demikian,bagaiaman arah
hubungan tersebut belum diketahui,penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
secara empirik hubungan antara konsep diri,harga diri,dan kepercayaan diri.

Menurut saya konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri
sendiri,pandanga diri terkit dengan dimensi fisik,karakteristik individual,dan motivasi
diri.Pandangam diri tidak hanya meliputi kekuatan – kekuatan individual,tetapi juga
kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya.

KOMPENEN DARI KONSEP DIRI

1. Gambaran diri/citra diri (body image)


Gambaran diri tergantung pada perkembangan fisik,cara orang lain melihat
tubuh kita dan budaya.
2. Ideal diri (self ideal)
Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku berdasarkan
standar,tujuan atau nilai profesionl tertentu.
3. Harga diri (self esteem)
Perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat.
4. Peran diri/penampilan peran (role perfomance)
Merupakan serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhunbungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial
5. Identitas diri (personal identicy)
Perorganisasian prinsip dn kepribadian yang bertanggung jaaawab terhadap
kesattuan keseinambungan dan keunikan individu.
Nama : Tri wahyuni retno wulan oktaviani
nim : 1809609601

Konsep diri berdasarkan jurnal dan opini sendiri.


Sesekali kita akan berpikir mengenai siapa diri kita, dengan spesifikasi pertanyaan
seperti: apakah saya orang baik? Apakah saya menarik? Apakah saya pintar? apakah
orang menyukai saya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, bukan hanya
proses berpikir yang kita lakukan, namun juga merasa siapa dan bagaimana kita
sebenarnya. Kita akan mempersepsi, menilai, dan merasakan diri kita sendiri. Semua
hal yang kita pikirkan dan rasakan mengenai diri kita tersebut yang akhirnya kita
percayai dan yakini, baik gambaran penampilan fisik, harga diri, ideal diri, peran dan
identitas merupakan konsep diri kita.
Dalam membentuk konsep diri, ada beberapa komponen yang harus dimiliki agar
terbentuk konsep diri yang utuh, 5 komponen ini terdiri dari:

1. Ideal diri (self ideal)


Merupakan bagaimana harapan akan seperti apa diri kita. Seringkali, bagaimana
kita melihat diri kita tidak sama dengan harapan yang kita inginkan terhadap diri
kita.
2. Citra diri (self image)
Bagaimana memandang diri sendiri, seperti bagaimana orang lain memandang.
3. Harga diri (self esteem)
Harga diri merupakan seberapa tinggi kita menghargai atau suka terhadap diri kita
sendiri.
4. Peran diri/penampilan peran (Role Performance)
Adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
5. Identitas diri (personal identity)
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian.
Nama : Ulfa dwi anggraini

Nim : 1809809801

Konsep diri berdasarkan jurnal dan pendapat (pemikiran diri sendiri) :

Konsep diri merupakan faktor yang menentukan dalam komunikasi individu


dengan orang lain persepsi tentang konsep diri bisa bersifat psikologis, social dan fisis.
Adapun tanda negative dari konsep diri yaitu sangat responsive pada pujian, bersikap
pesimistis terhadap kompetisi, cenderung merasa tidak diperhatikan dan tidak
disenangi orang lain & engan untuk bersaing dengan orang lain dalam hal prestasi.

5 komponen konsep diri yaitu :


1. gambaran diri/citra diri (body image)
sikap terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap tersebut
mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi,
penampilan, dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
2. Ideal diri (self ideal)
Persepsi tentang perilaku yang disesuaikan dengan standar pribadi yang
berkaitan dengan cita-cita yang ingin dicapainnya. Dan berperan untuk
membantu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik ataupun
kondisi yang membuat bingung.
3. Harga diri (self esteem)
Penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dan kesesuaian tingkah laku
dengan ideal dirinya. Jika berfikir dirinya positif cenderung bahagia, sehat,
berhasil dan dapat menyesuaikan diri. Sebaliknya jika jika berfikir dirinya
negative akan relative cemas, tertekan,, pesimis, merasa tidak dicintai atau
diterima di lingkungannya.
4. Peran diri (penampilan peran)
Pola tingkah laku yang menggambarkan ideal dirinya. Yang mempunyai
tujuan diharapkan dari suatu lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
fungsi individu tersebut di dalam lingkungan tersebut.
5. Identitas (personal identity)
Kesadaran yang ada pada diri sendiri dan penilaian seseorang terhadap
dirinya. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri akan menyadari
ada perbedaan antara dirinya dengan orang lain.
Nama : Yuliana Yunita Mardiana Leyn
Nim : 1809909901
1. Gambaran diri: kesimpulan yang saya ambil dari jurnal “konsep diri dan gaya
hidup lansia yang mengalami penyakit kronis”, yang terjadi pada lansia
cenderung akibat penurunan kondisi fisik yang dialaminya dan keterbatasan
dukungan sosial khususnya dari pihak keluarga. Hal ini sangat mempengaruhi
gambaran diri lansia.
2. Ideal diri: kesimpulan yang saya ambil dari jurnal tersebut adalah ideal diri dari
lansia terganggu akibat penyakit kronis tersebut sehingga memiliki kesulitan
dalam hal kemampuan kopingnya saat ia kehilangan pasangannya, mereka
biasanya memilki sedikit sistem pendukung sosial, dan terjadinya isolasi
social, Kondisi ini cenderung memunculkan rasa kesepian pada lansia sehingga
membuat ideal diri dari lansia terganggu.
3. Harga diri: kesimpulan yang saya ambil dari jurnal terkait harga diri adalah
terjadi penurunan fungsi fisik dan mental yang rentan sekali terhadap berbagai
penyakit, yang disebabkan oleh karena menurunnya fungsi berbagai alat tubuh.
Hal ini menyebabkan lansia tidak mampu berprestasi dan berproduksi secara
optimal. Sehingga sebagian besar lansia tidak bekerja, hal ini menjadi salah
satu pemicu terjadinya masalah psikososial terkait dengan harga diri yang di
jalani lansia.
4. Peran diri: kesimpulan yang saya ambil dari jurnal adalah lansia yang
menderita penyakit kronis melaporkan adanya nyeri dan ketidakmampuan,
kehilangan fungsi, atau keterbatasan aktivitas. Hal ini sangat mempengaruhi
cara pandang lansia terhadap peran diri dan lingkungannya sehingga lansia
harus mengkonsumsi obat-obatan selama hidup mereka cendrung hal tersebut
sangat menganggu peran diri lansia.
5. Identitas diri: kesimpulan yang saya ambil dari jurnal adalah dengan adanya
penyakit kronis yang dialami lansia tentu sangat memberikan perubahan aspek
dalam kehidupan lansia dan cendrung berbagai masalah yang ditemukan pada
lansia akibat gangguan psikologis adalah, harga diri rendah, kecemasan yang
tinggi, mudah marah, mudah tersinggung, kurang percaya diri, kesepian, dan
sebagainya. Permasalahan ini sangat mempengaruhi identitas diri, motivasi
dan kepatuhan lansia dalam menjaga dan meningkatkan kesehatannya.
Nama: Yustitia napa mulu

Nim:1810010001

Konsep diri berdasarkan jurnal dan pemahaman sendiri

Konsep diri adalah: pemahaman tentang diri sendiri yang timbul akibat interaksi
dengan orang lain.

Komponen konsep diri adalah:

1. Gambaran diri/citra diri


Apa yang di lihat seseorang ketika melihat dirinya sendiri tentang fisik dan
karakteristiknya
2. Ideal diri
Presepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi.standar itu seperti nilai yang di raih,apabila dia
mencapai nilai yang diinginkan maka dia mencapai ideal dirinya
3. Peran diri
Serangkaian pola sikap perilaku,nilai dan tujuan yang di harapkan oleh
seseorang dengan fungsi individu di dalam kelompok.setiap orang disibukkan
oleh beberapa peran ketika perannya tidak tercapai dengan baik seseorang akan
mengalami stress
4. Harga diri
Penilaian seseorang terhadap diri sendiri sesuai apa yang di inginkan oleh
seseorang. Mereka yamg menilai dirinya positif ceenderung bahagia, sehat,
berhasil dan dapat menyesuaikan diri sebaliknya jika seseorang merasa dirinya
negative, tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak di cintai atau tidak
di terima di lingkungannya
5. Identitas diri
Kesadaran tentang diri sendiri yang dapat di peroleh oleh seseorang dari
penilaian mengenai dirinya sendiri menyadari bahwa dia berbeda dengan orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai