Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR

INFILTRASI

Disusun Oleh :

Nama : PREDI PRAYOGI

NIM : 1804015171

Kelas : A2

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020
Kata Pengantar

Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan laporan praktikum
konservasi tanah dan air yang buat ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan tugas bagi para Mahasiswa dari Fakultas Kehutanan
Unmul.Laporan ini merupakan salah satu upaya agar mahasiswa mengetahui (Infitrasi).Dan
kami harap laporan ini akan memberi banyak manfaat bagi kami para mahasiswa maupun
bagi pembaca dan apa bila ada kesalahan penulisan atau kata mohon dimaafkan,karena
ciptaan ALLAH tidak ada yang sempurna maka dari itu apa bila ada kesalahan mohon
dimaafkan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1


1.2 Tujuan Pratikum.....................................................................................2

BAB II : METODOLOGI
2.1 Lokasi Pratikum......................................................................................3
2.2 Waktu.....................................................................................................3
2.3 Alat dan Bahan.......................................................................................3

BAB III:PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pratikum........................................................................................4
3.2 Pembahasan ............................................................................................5

BAB V: PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
ii
No Tubuh Utama Hal

Gambar 1 Contoh pemasangan pipa dilahan hutan sekunder............................................9

Gambar 2 pipa yang digunakan sepanjang 10 cm 5cm didalam tanah dan 5cm

Diatas permukaan tanah.....................................................................................9

Gambar 3 Contoh pemasangan pipa dilahan terbuka..........................................................10

Gambar 4 Proses pemasukan air kedalam pipa infiltrasi ..................................................10

Gambar 5 Pengukuran menggunakan penggaris pada lahan sekunder .............................10

Gambar 6 Pengukuran menggunakan penggaris pada lahan terbuka.................................10

iii
DAFTAR TABEL

No Tubuh Utama Hal

Tabel 1. Pengujian Infiltrasi di lahan hutan sekunder Pengamatan....................................4

Tabel 2.Pengujian infiltrasi di lahan terbuka......................................................................5

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Arsyad (2010) peristiwa masuknya air kedalam tanah,
umumnya melalui permukaan tanah dengan arah vertikal disebut proses
infiltrasi. Infiltrasi merupakan penentu besarnya air hujan yang meresap dan
masuk ke dalam tanah secara langsung. Perubahan infiltrasi yang terjadi
dinyatakan dalam besar laju infiltrasi. Laju infiltrasi ini akan mempengaruhi
besarnya kapasitas tampungan tanah tersebut. Besarnya kapasitas tampungan
tanah dapat dilihat dari air yang menginfiltrasi itu pertama-tama diserap
untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan turun kepermukaan
tanah. Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan, akan
tetapi setelah mencapai batasnya banyaknya infiltrasi akan berlansung sesuai
dengan faktor yang mempengaruhinya.
Penutupan lahan dapat mempengaruhi ketersediaan air tanah akibat
perubahan nilai laju infiltrasi yang masuk kedalam tanah. Besarnya faktor
vegetasi yang mempengaruhi infiltrasi dilihat dari banyaknya air yang sampai
dipermukaan tanah yang telah mengalami aliran batang dan air lolos. Hal ini
di 2 buktikan dari penelitian Arsyad, U (1983) bahwa besarnya aliran batang
pada hutan alam sebanyak 0.28% dan air lolos 70.00 % dari curah hujan total
yang sampai ke permukaan tanah. Menurut Mahbub (1978) dalam Sarief
( 1986) pada lahan bervegetasi, persentase air hujan di atas tanah hanya
sebesar 0.8 % dibandingkan air hujan yang jatuh di lahan terbuka sebesar
49.0 %. Pada areal berhutan koefisien limpasan 19.88 % dan pada lahan
terbuka 49.20 % (Arsyad, U., 2010).
Fungsi vegetasi secara efektif dapat mencerminkan kemampuan tanah
dalam mengabsorpsi air hujan, mempertahankan atau meningkatkan laju
infiltrasi dan menunjukkan kemampuan dalam menahan air atau kapasitas
retensi air (KRA) (Schwab, 1997 dalam Setyowati 2004), hal ini didukung
pula dalam penelitian Utaya (2008), dimana perbedaan kapasitas infiltrasi
1
pada berbagai penggunaan lahan menunjukkan bahwa faktor vegetasi
memiliki peran besar dalam menentukan kapasitas infiltrasi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kapasitas infiltrasi pada tanah bervegetasi
akan cenderung lebih banyak maka makin baik vegetasi, laju infiltrasi
cenderung lebih tinggi dibanding tanah yang tidak bervegetasi. Laju infiltrasi
pada lahan bervegetasi sangat dipengaruhi oleh penutupan tajuk pohon.
Besarnya pengurangan energi hujan ketika sampai di tanah dipengaruhi oleh
kerapatan dan ketinggian tajuk dari permukaan tanah, semakin rendah tajuk
dan semakin rapat tajuk semakin kecil energi hujan yang sampai di
permukaan tanah.
Penutupan lahan yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan pada
sifat fisik tanah. Lahan di bawah tegakan dan lahan terbuka dapat dipastikan
akan memiliki perbedaan sifat fisik tanah, yang seterusnya akan
menyebabkan perbedaan laju infiltrasi. Sehubungan dengan itu maka dinilai
perlu melakukan penelitian untuk membandingkan laju infiltrasi pada lahan
di bawah tegakan dan pada lahan terbuka yang terdapat di areal kampus
Universitas Hasanuddin, khususnya pada lahan yang berpenutupan tegakan
mahoni yang terletak di halaman Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Tegakan ini terletak pada areal datar dengan tinggi dan lebar tajuk yang
bervariasi. Mahoni dikenal sebagai tanaman tahunan dengan tidak memiliki
persyaratan tipe tanah yang spesifik.

1.2 Tujuan Praktikum


 Mengukur dan mengamati laju infiltrasi pada dua (2) kondisi penutupan
lahan yang berbeda

BAB II

2
METODOLOGI

2.1 Lokasi Pratikum

Lokasi pengamatan di desa Sidomukti Kecamatan Muara Kaman

2.2 Waktu Praktikum

Dilakukan pada jam 08:00 – selesai

2.3 Alat dan Bahan

1. 2 buah pipa paralon berukuran 4 inci dengan panjang 10 cm


2. Stop-watch
3. Penggaris
4. Palu
5. Gayung
6. Alat tulis
7. Kakulator
8. Ember
9. Air

BAB III

3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pratikum

Plot Ulangan Jarak Waktu Laju Infiltrasi


No Ke Penurunan L Infiltrasi Rata - rata
(cm) T(menit) F=L/T
(cm/menit)
Lokasi : Hutan Sekunder Tanggal :30 September 2020
1 2,08 0,48
1 1 2 3,14 0,64 6,62
3 4,20 0,71

1 3,40 0,29
9,4
2 2 4,30 0,46
3 5,10 0,58

1 1,56 0,64
5,03
3
2 2,40 0,83
3 3,20 0,93

Rata – rata 17,70

Tabel 1. Pengujian Infiltrasi di lahan hutan sekunder

Tabel 2.Pengujian infiltrasi di lahan terbuka

Plot Ulangan Jarak Waktu Laju Infiltrasi


No Ke Penurunan L Infiltrasi Rata - rata
(cm) T(menit) F=L/T
(cm/menit)
Lokasi :Lahan Terbuka Tanggal :30 September 2020
1 2,75 0,36

4
1 1 2 4,48 0,45 9,41
3 6,53 0,46

1 3,75 0,27
13,45
2 2 6,43 0,31
3 9,80 0,30

1 4,21 0,24

3 13,40
2 6,40 0,31
3 8,35 0,36

Rata – rata 27,33

3.2 Pembahasan
Dari hasil tabel diatas diketahui lama waktu laju infiltrasi pada tanah
dengan tapak yang telah ditentukan, pengamatan dilakukan pada empat lokasi
yang berbeda, pengamatan dilakukan dengan 3X ulangan yang setiap
ulangannya memiliki 3 cm jarak penurunan, dan setiap penurunan 1 cm
dilakukan pencatatan waktu untuk mengetahui laju infiltrasinya.
Pada lokasi pertama pengamatan di lakukan pada lahan hutan sekunder
yang dimana terdapat tutupan lahan serta pohon-pohon yang tajuknya mampu
menutupi areal pengamatan, pada lokasi ini kondisi tapaknya tanah mudah
menyerap pada tanah tersebut, rata rata nilai laju infiltrasi yang didapatkan
pada percobaan pertama mendapatkan rata–rata (6,62),pada percobaan kedua
mendapatkan rata-rata( 9,4) , pada percobaan ketiga mendapatkan nilai rata-
rata(5,03) dan nilai rata-rata dalam ketiga percobaan sekitar (17,70).Lokasi
pengamatan ketiga dilakukan pada lahan terbuka, yang dimana pada lahan ini
tidak memiliki tutupan lahan vegetasi maupun tajuk-tajuk pohon.pada
percobaan pertama didapatkan nilai rata-rata sekitar (9,41),pada percobaan
kedua mendapatkan nilai rata-rata (13,45),pada percobaan ketiga
5
mendapatkan nilai rata-rata (13,40) dan nilai rata-rata dalam ketiga percobaan
adalah (27,33)
Dari kedua lokasi yang telah dilakukan pengamatan laju infiltrasi,
rataan waktu yang paling lama yaitu pada lahan terbuka.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa:

1. Laju infiltrasi pada lahan hutan sekunder lebih cepat dikarenakan tapaknya
tanah yang cukup gembur dan mendapatkan nilai rata – rata dalam 3 kali
percobaan sekitar 17,70

2. Laju infiltrasi pada lahan terbuka lebih lama dibandingkan lahan hutan
sekunder dikarenakan tanah pada tapak tersebut kurangnya daya serap air dan
mendapatkan nilai rata – rata dalam 3 kali percobaan sekitar 27,33.

6
3. Laju infiltrasi berbeda pada setiap lahan pengamatan ada
penyebabnya ,karena beberapa faktor, seperti : tekstur tanah, vegetasi, tutupan
lahan, dll

DAFTAR PUSAKA

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah IPB

Arsyad, U. 1983. Studi Intersepsi Curah Hujan pada Hutan Alam di Sub Malino DAS
Sa’dan. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

Arsyad, U. 2010. Analisis Erosi pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan dan
Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang Hulu. Disertasi.
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sarief, S. 1986. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Pustaka Buana.

7
Utaya, S. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik
Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang. Forum Geografi 22,00- 112.

8
LAMPIRAN

Gambar 1.
Gambar 3.

Contoh pemasangan pipa dilahan hutan pipa yang digunakan sepanjang

Sekunder 10cm - 5cm didalam tanah

dan 5cm Diatas permukaan

tanah

9
Gambar 2. Gambar 4.proses memasukan

Contoh pemasangan pipa air kedalam pipa infiltrasi

Dilahan terbuka

Gambar 5.pengukuran menggunakan penggaris Gambar 6. Pengukuran Pada


lahan hutan sekunder menggunakan penggaris pada

lahan terbuka

10
11

Anda mungkin juga menyukai