Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN

TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN

LAPORAN KAJIAN LAPANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Praktikum


Mata Kuliah Ekologi Tanaman

Oleh :

Jefri Yudi
118110054

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Praktikum dengan judul “Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap
Evapotranspirasi Tanaman”.

Tugas Praktikum ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah
“Ekologi Tanaman”, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Dalam penyusunan tugas resume ini, penulis banyak mendapatkan


bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Alfandi, Ir., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Mata Kuliah


Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung
Jati Cirebon.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan tugas praktikum ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk perbaikan penyusunan selanjutnya. Semoga tugas praktikum ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi pembaca.

Cirebon, 21 Juli 2021

Penulis, Jefri Yudi

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................ ..........................................................................i
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
I.1.Latar Belakang......................................................................................1
I.2.Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
3
2.1.Evaporasi............................................................................................... 3
2.2.Transpirasi.............................................................................................6
2.3.Evapotranspirasi.................................................................................... 7
2.4.Faktor Lingkungan Terhadap Evapotranspirasi Tanaman (Menurut Para
Ahli).................................................................................................... 11
BAB III METODE............................................................................................ 13
13
3.1. Lokasi.................................................................................................
3.2. Bahan.................................................................................................. 13
13
3.3. Metode................................................................................................
3.4. Prosedure............................................................................................ 13
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL..........................................................
14
4.1.Hasil.................................................................................................... 14
4.2.Pembahasan.......................................................................................
26
BAB V KESIMPULAN.................................................................................... 28
29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Evapotranspirasi (evaporasi-transpirasi) merupakan peristiwa
penguapan air dari daun atau tajuk tanaman baik dari hasil proses biologi
(hasil metabolisme) maupun yang tidak berasal dari kegiatan tersebut,
misalnya air dan hasil intersepsi. Jadi evapotranspirasi merupakan jumlah
total air yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari pemukaan tanah, badan air,
vegetasi oleh adanya pengaruh faktor iklim dan fisologis vegetasi.
Evapotranspirasi merupakan gabungan dua istilah yang
menggambarkan proses fisika transfer air ke dalam atmosfir, yakni
evaporasi air dari permukaan tanah, dan transpirasi melalui tumbuhan.
Evapotranspirasi merupakan komponen penting dalam keseimbangan
hidrologi. Di lingkungan terestrial, Evapotranspirasi merupakan komponen
tunggal terbesar siklus air. Oleh karena itu, pengetahuan tentangnya penting
dalam menejemen sumberdaya air, pendugaan hasil tanaman, dan dalam
mempelajari hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan iklim
(Wallace 1995).
Evapotranspirasi terbagi atas beberapa jenis, yaitu Evapotranspirasi
standar, Evapotranspirasi potensial, Evapotranspirasi tanaman dan
Evapotranspirasi actual. Apabila jumlah air yang yang tersedia tidak
menjadi faktor pembatas, maka Evapotranspirasi yang terjadi akan menjadi
kondisi yang maksimal dan kondisi itu dikatakan sebagai Evapotranspirasi
potensial tercapai.
Pada daerah-daerah kering, basarnya Evapotranspirasi sangat
tergantung pada besarnya hujan yang terjadi, dan Evapotranspirasi yang
terjadi pada saat itu disebut Evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi
sangat penting untuk kajian-kajian hidrometeorologi.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Evapotranspirasi
adalah radiasi panas matahari, suhu, tekanan udara, kapasitas air dalam
tanah dan udara, serta kecepatan angin. Sedangkan faktor-faktor yang
berpengaruh dalam transpirasi dari suatu vegetasi adalah radiasi panas

1
matahari, suhu, kecepatan angin, gradient tekanan udara. Selain dari faktor-
faktor tersebut juga sifat fisik dari tumbuhan itu sendiri, misalnya jumlah
stomata dan adanya lampiran kedap dan permukaan tubuh tumbuhan.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berperan dalam
mempengaruhi evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi
2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi
evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Evaporasi
Evaporasi adalah proses menguapnya air dari permukaan daratan
dan permukaan lautan menuju atmosfer bumi. Besar kecilnya
evaporasi dipengaruhi oleh faktor-faktor suhu air, suhu udara,
kelembaban tanah, kecepatan angin, tekanan udara dan sinar matahari.
Suhu air, suhu udara dan sinar matahari berbanding lurus dengan
besarnya evaporasi. Sementara kelembaban tanah, kecepatan angin
dan tekanan udara berbanding terbalik dengan besarnya evaporasi.
Perhitungan besarnya evaporasi dinyatakan dalam satuan mm/hari
(Dumairy, 1992).
Evaporasi permukaan air bebas secara langsung diukur dengan
mencatat pengurangan tinggi di muka air dalam panci. Metode ini
sangat sederhana dan paling sering digunakan.
a. Panci diatas tanah, kerugian panci ini adalah evaporasi dari panci
dalam hubungannya dengan evaporasi air permukaan bebas
disebabkan oleh radiasi extra yang jatuh pada sisi–sisi panci. Tipe
panci ini, merupakan paling mudah bekerjanya dan
memeliharanya, paling luas digunakan.

b. Panci dalam tanah atau ditanam, pemanasan dinding panci karena


radiasi langsung dapat dihindari, sumber-sumber kesalahan lain
disebabkan oleh panci yang ditanam. Pertukaran panas yang cukup
besar antara panci dan tanah sekitarnya, kebocoran yang tak
terduga, pengaruh penyaringan vegetasi di sekitar panci,
kemasukan kotoran, dan kesulitan memasang serta memelihara.

c. Panci apung, tipe ini yang mengapung pada permukaan danau


kehilangan popularitasnya meskipun di anggap memberikan hasil
korelatif terbaik dengan danau karena kesulitan pengamatannya

3
biayanya tinggi dan percikan oleh pengaruh gelombang. (Seyhan,
1990).

Menghitung Besarnya Evaporasi

Evaporasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, maka akan sulit


menghitung evaporasi dengan suatu rumus. Akan tetapi, kesulitan itu
telah mendorong orang-orang untuk mengemukakan banyak rumus,
diantaranya :

Rumus empiris Penman :

V
(
E=0,35 ( ea−ed ) 1+
100 )
.......................................(1)

Dimana :

E = evaporasi (mm/ hari)


ea = tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata harian (mm/ Hg)
ed = tekanan uap sebenarnya (mm/ Hg)
V = kecepatan angin pada ketinggian 2 m di atas permukaan

tanah (mil/ hari)

(Sosrodarsono dan Takeda, 2006).

Pengukuran evaporasi dengan panci evaporasi (Evapopan)


Evaporasi adalah proses menguapnya air dari permukaan daratan
dan permukaan lautan menuju atmosfer bumi. Besar kecilnya
evaporasi dipengaruhi oleh faktor-faktor suhu air, suhu udara,
kelembaban tanah, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar
matahari. Suhu air, suhu udara, dan sinar matahari berbanding lurus
dengan besarnya evaporasi. Sementara kelembaban tanah, kecepatan
angin, dan tekanan udara berbanding terbalik dengan besarnya
evaporasi. Perhitungan besarnya evaporasi dinyatakan dalam satuan
mm/hari (Dumairy, 1992).
Besarnya evaporasi dapat diukur secara langsung dengan
menggunakan alat-alat yang biasa digunakan adalah evapopan.
Beberapa jenis panci evaporasi telah dikembangkan diantaranya
adalah panci evaporasi (evapopan) kelas A yang mempunyai diameter
4
122,1 cm dan tinggi 25,4 cm. Dengan evapopan besarnya evaporasi
potensial dapat dihitung dengan persamaan:

Eto = Eo x K pan ...............................................................(2)

Dimana :
Eto = Evaporasi potensial (mm/hari)
Eo = Evaporasi dari panci (mm/hari)
K pan = Koefisien panci (0,7)

Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2006) koefisien panci alat


ukur penguapan standar di USA (evapopanklas A), besarnya pada
permukaan air yang luas adalah ± 0,70 kali hasil yang didapat dengan
alat ini.
Di Jepang alat pengukur penguapan yang digunakan adalah
sebuah panci silinder tembaga dengan diameter 20 cm dan dalamnya
10 cm yang bagian dalamnya dilapisi dengan timah. Untuk mengukur
penguapan air dari panci biasanya digunakan meteran biasa. Jumlah
penguapan permukaan air yang luas adalah ± 0,5 dari jumlah
penguapan yang didapat dengan alat ini. Artinya bahwa untuk
menentukan besarnya penguapan air di lapangan, hasil penguapan dari
panci perlu dikoreksi sebesar 50% (0,5)

(Soedarsono dan Takeda, 2006).


2.2. Transpirasi
Transpirasi adalah proses menguapnya air dari tanaman menuju
atmosfer bumi. Besar kecilnya transpirasi dipengaruhi oleh faktor-
faktor kadar kelembaban tanah dan jenis tanamannya. Perhitungan
besarnya transpirasi biasanya dinyatakan dalam satuan mm/hari.
Evaporasi dan transpirasi merupakan faktor dasar yang penting untuk
menentukan kebutuhan air (consumptive use) dalam suatu rencana
irigasi (Dumairy, 1992).
Jumlah air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan untuk
memproduksi sejumlah bahan kering akan berbeda untuk setiap jenis
tanaman karena transpirasi adalah proses evaporasi air dari permukaan
tumbuhan, maka faktor-faktor iklim yang mempengaruhi evaporasi
secara umum berpengaruh terhadap transpirasi (Hakim, dkk., 1986).
Faktor iklim yang mempengaruhi terhadap penguapan muka air
bebas, seperti radiasi matahari, temperatur, kelembaban udara,
kecepatan angin juga berpengaruh terhadap evapotranspirasi.
Transpirasi juga dipengaruhi oleh jenis dari tumbuh-tumbuhan,
kedalaman perakaran, penyebaran dan kerapatan vegetasi penutup
(Soewarno, 2000).

6
2.3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari
permukaan tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke
atmosfer. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah
antara evaporasi (penguapan air dari permukaan tanah), intersepsi
(penguapan kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi), dan
transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi).
Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama
disebut evapotranspirasi atau kebutuhan air tanaman (consumptive
use). Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka
evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi potensial. Pengukuran
evapotranspirasi potensial melalui tanaman dari tanah dilakukan
dengan evapotranspirometer. Permukaan tangki tanah yang ditutup
dengan tanaman disiram dengan air secukupnya dan volume air yang
merembes keluar dari dasar tangki diukur dan selisih antara air yang
dituangkan dan air yang keluar adalah evapotranspirasi potensial pada
jangka waktu pengukuran. Dapat dimengerti bahwa jika air yang
terdapat didalam tanah tidak cukup, maka banyaknya evapotranspirasi
adalah lebih kecil dari evapotranspirasi potensial (Sosrodarsono dan
Takeda, 2006).
Beberapa istilah yang berkaitan dengan evapotranspirasi adalah :
1. Evapotranspirasi (ET) adalah peristiwa evaporasi total yang
ditambah dengan transpirasi.

2. Evapotranspirasi potensial (potential evapotranspiration, = ETp)


adalah laju evapotranspirasi yang terjadi dengan anggapan
persediaan air dan kelembaban tanah cukup sepanjang waktu.

3. Evapotranspirasi rujukan (reference evapotranspiration, = ETo)


laju evapotranspirasi dipermukaan bumi yang luas dengan
ditumbuhi rumput hijau setinggi 8-15 cm, yang masih aktif
tumbuh terhampar menutupi seluruh permukaan dibumi dengan

7
albedo = 0,23 dan tidak kekurangan air. Hubungan antara ETp dan
ETo dari suatu kawasan dengan vegetasi bermacam jenis :
ETp = Kv . ETo......................................................(3)
Nilai Kv adalah koefisien dari seluruh jenis vegetasi (vegetation
coefficient).

4. Evapotranspirasi tanaman (consumptive water requirement, crop


water requirement, consumptive use = Etc) adalah tebal air yang
dibutuhkan untuk keperluan evapotranspirasi suatu jenis tanaman
pertanian tanpa dibatasi oleh kekurangan air. Hubungan antara Etc
dan ETo untuk jenis tanaman tertentu adalah :

ETc
Kc= .............................................................(4)
ETo

Nilai Kc adalah koefisien tanaman (crop coefficient).

5. Evapotranspirasi aktual (actual evapotranspiration, = Eta) adalah


evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya sesuai dengan keadaan
persediaan air/ kelembaban tanah yang tersedia. Nilai ETa = ETp
apabila persediaan air tidak terbatas. Maka hubungannya adalah :
ETp = Eto = ETa .........................................................(5)
(Soewarno, 2000).
Evapotranspirasi aktual di tentukan dengan persamaan neraca.
Tetapi perubahan dalam cadangan (∆s) hanya dapat diperoleh
untuk lisimeter tipe yang dapat ditimbang dan tidak diketahui
untuk lisimeter tipe yang tidak dapat ditimbang. Karena itu,
lisimeter nontimbangan hanya digunakan jika diperlukan total
evapotranspirasi aktual periode panjang (Seyhan, 1990).

8
Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi (ET)
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari
permukaan tanah dan permukaan air ke udara setelah itu, diuapkan
dari tanaman disebut dengan evapotranspirasi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah sebagai berikut :
1. Suhu udara/atmosfer
Jumlah panas yang mengakibatkan kenaikan suhu udara
atau suhu tanah dinyatakan sebagai neraca jumlah panas dalam
proses jumlah panas yang bertambah atau hilang akibat perbedaan
suhu antara permukaan tanah dan lapisan tanah di permukaan
tanah, jumlah panas yang bertambah dan hilang akibat penguapan
dan presipitasi dipermukaan tanah, dan jumlah panas yang
disalurkan di dalam tanah melalui permukaan tanah.

2. Suhu air
Variasi suhu harian dan tahunan dalam tanah, berkurang
sesui dengan kedalaman tanah dan akhirnya menjadi nol pada
suatu kedalaman tertentu.

3. Kelembaban
Kelembaban biasanya disebut dengan kelembaban relatif.
Kelembaban reletif adalah perbandingan antara massa uap dalam
suatu satuan volume dan massa uap yang jenuh dalam satuan
volume itu pada suhu yang sama.

4. Kecepatan angin
Kecepatan angin biasanya diukur dengan anemometer
Robinson. Pengukuran angin diadakan di puncak menara stasiun
cuaca yang tingginya 10 m. kecepatan angin rata rata adalah harga
rata rata selama 10 menit sebelum pengukuran dan arah angin rata-
rata adalah arah selama 1 menit sebelum pengukuran.

9
5. Tekanan udara
Tekanan udara satuan adalah tekanan gaya pada bidang
yang memiliki luas dalam satuan milibar (mb). Sehingga dapat
dilihat, kerapatan air raksa pada 00C dan percepatan gaya tarik
bumi akan berkurang tekanan udaranya menurut elevasi tempat.

6. Sinar matahari
Lamanya penyinaran dapat diketahui, karena sinar matahari
yang masuk kealat melalui sebuah lubang yang kecil, tercatat pada
sebuah kertas yang peka dalam alat itu. Jumlah jam penyinaran
yang dapat terjadi dalam sehari adalah tetap yang tergantung pada
musim dan jarak lintang ke kutub. Perbandingan antara jumlah
jam penyinaran yang terjadi dan jumlah jam penyinaran yang
dapat terjadi di sebut laju radiasi matahari. Makin besar harga
perbandingan maka makin baik keadaan cuaca.

Pada waktu pengukuran evaporasi maka kondisi/ keadaan harus


diperhatikan karena dipengaruhi oleh perubahan lingku
ngan(Sosrodarsono dan Takeda, 1983).
Ada 3 faktor yang mendukung kecepatan evapotranspirasi yaitu :
1) faktor iklim migro, mencakup radiasi netto, suhu, kelembaban dan
angin.
2) faktor tanaman, mencakup jenis tanaman, derajat penutupannya,
struktur tanaman, stadia perkembangan sampai masak, keteraturan dan
banyaknya stomata, mekanisme menutup dan membukanya stomata,
3) faktor tanah, mencakup kondisi tanah, aerasi tanah, potensial air tanah
dan kecepatan air tanah bergerak ke akar tanaman (Linsley dkk.,
1989).

10
2.4. Faktor Lingkungan Terhadap Evapotranspirasi Tanaman
(Menurut Para Ahli)
Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi diantarannya
adalah temperatur, proses pemberian air, panjangnya musim tanam,
presipitasi dan faktor-faktor lainnya. Banyaknya air pada proses
transpirasi pada tanaman bergantung pada temperatur, kelembaban
udaha, gerakan angin, intensitas cahaya, dan lamanya sinar matahari,
proses pertumbuhan tanaman serta jenis dari tanaman itu sendiri
(Hansen, dkk.1992).
Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi yang diutarakan
Allen et. al,. Antara lain :
a) Parameter Cuaca
Parameter cuaca utama yang mempengaruhi
evapotranspirasi adalah radiasi, suhu udara, kelembaban, dan
kecepatan angin. Penguapan ke atmosfer ditunjukkan oleh
evapotranspirasi standar (ET).

b) Faktor Tanaman
Jenis tanaman, varietas, dan fase pertumbuhan harus
dipertimbangkan ketika menilai evapotranspirasi dari tanaman
yang tumbuh dalam jumlah besar. Perbedaan ketahanan
terhadap transpirasi, tinggi tanaman, kekasaran tanaman,
refleksi, penutup tanah, dan karakteristik perakaran 15 tanaman
menghasilkan tingkat ET yang berbeda dalam berbagai jenis
tanaman di bawah kondisi lingkungan yang identik. c.

c) Kondisi Lingkungan
Faktor-faktor seperti salinitas tanah, tanah yang tidak subur,
pemupukan yang terbatas, tidak adanya pengendalian penyakit
dan hama serta pengelolaan tanah yang buruk dapat membatasi
pertumbuhan tanaman dan mengurangi evapotranspirasi.
Faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika menilai

11
ET adalah penutup tanah, kerapatan tanaman, dan kadar air
tanah. Pengaruh kadar air tanah terhadap ET terutama oleh
besarnya defisit air dan jenis tanah. Di sisi lain, terlalu banyak
air akan menghasilkan genangan air yang dapat merusak akar
dan membatasi penyerapan air akar dengan menghambat
respirasi.

12
BAB III

METODE

3.1. Lokasi
- Rumah Kaca, (K1 dan K2)
- Lahan vegetasi rumput, (R1 dan R2)
- lahan vegetasi pohon (P1 dan P2)
- Lahan tanah terbuka (T1 dan T2)
.2. Bahan
Tanaman berdaun lebar dan sempit dalam polybag

.3. Metode
Penimbangan kehilangan air

.4. Prosedure :
1. Letakkan Tanaman dalam polybag berdaun lebar dan sempit (masing-
masing 2 pot) pada keempat lokasi yang telah ditetapkan. Selain itu pada
semua lokasi juga ditempatkan 2 polybag tanpa tanaman. Oleh karena itu
terdapat total polybag sebanyak 24 pot.
2. Sebelum di tempatkan pada lokasi, semua polybag ditimbang dalam
kondisi JENUH AIR, dengan kode B0.
3. Untuk mengukur kehilangan air akibat evaporasi, transpirasi dan
evapotranspirasi, polybag ditimbang setiap 2 jam sekali

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
.1. Hasil Data Kajian Lapangan
Tabel Data Hasil Kajian Lapangan
Data Berat polybag (g) - per jam
No Tempa Tanama Kod
pengamatan
. t n e
08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Lahan
Tanpa TT- 1043.4 1026.8 1004.0
1 Terbuk 980.45 961.93
tanaman 1 3 0 4
a
Lahan
Tanpa TT- 1093.6 1076.3 1052.1 1027.2 1001.4
2 Terbuk
tanaman 2 2 2 8 4 9
a
Lahan
Daun DS- 1487.4 1449.1 1415.2 1379.6 1343.3
3 Terbuk
Sempit 1 1 6 3 3 5
a
Lahan
Daun DS- 1464.8 1425.7 1393.0 1360.4 1325.2
4 Terbuk
Sempit 2 2 9 2 9 4
a
Lahan
Daun DL- 1672.8 1626.6 1583.8 1540.5 1495.6
5 Terbuk
Lebar 1 8 7 8 2 1
a
Lahan
Daun DL- 1779.6 1732.7 1689.9 1644.5 1599.5
6 Terbuk
Lebar 2 1 8 3 4 9
a
Vegeta
si Tanpa TT- 1037.9 1020.3
7 995.61 970.11 950.10
Rumpu tanaman 1 3 1
t
Vegeta
si Tanpa TT- 1087.1 1069.1 1043.0 1016.2
8 990.94
Rumpu tanaman 2 2 3 6 0
t
Vegeta
si Daun DS- 1480.4 1440.2 1403.9 1366.4 1329.7
9
Rumpu Sempit 1 1 5 2 3 8
t
Vegeta
si Daun DS- 1458.3 1417.8 1384.1 1347.7 1312.5
10
Rumpu Sempit 2 2 7 6 3 8
t

14
Vegeta
si Daun DL- 1664.2 1615.1 1569.5 1521.3 1476.6
11
Rumpu Lebar 1 8 8 4 7 5
t
Vegeta
si Daun DL- 1770.9 1722.6 1675.4 1627.2 1580.9
12
Rumpu Lebar 2 1 7 7 5 9
t
Vegeta
Tanpa TT- 1038.4 1024.8 1002.5
13 si 978.98 961.46
tanaman 1 3 1 5
Pohon
Vegeta
Tanpa TT- 1087.6 1073.3 1049.7 1024.7 1000.6
14 si
tanaman 2 2 3 1 8 4
Pohon
Vegeta
Daun DS- 1480.4 1444.2 1410.3 1374.7 1339.5
15 si
Sempit 1 1 1 2 6 2
Pohon
Vegeta
Daun DS- 1457.3 1420.3 1388.1 1354.1 1320.4
16 si
Sempit 2 2 4 1 3 2
Pohon
Vegeta
Daun DL- 1664.8 1617.7 1575.0 1529.8 1485.0
17 si
Lebar 1 8 6 5 0 0
Pohon
Vegeta
Daun DL- 1771.1 1723.8 1678.6 1631.9 1586.6
18 si
Lebar 2 1 6 3 6 4
Pohon
Rumah Tanpa TT- 1037.4 1017.8
19 990.65 962.21 940.72
Kaca tanaman 1 3 2
Rumah Tanpa TT- 1086.6 1066.8 1038.8 1008.9
20 980.41
Kaca tanaman 2 2 3 0 9
Rumah Daun DS- 1479.4 1437.2 1399.4 1359.0 1320.0
21
Kaca Sempit 1 1 7 9 7 1
Rumah Daun DS- 1457.3 1414.4 1378.2 1338.8 1300.8
22
Kaca Sempit 2 2 0 4 8 2
Rumah Daun DL- 1663.8 1612.8 1565.2 1515.1 1466.4
23
Kaca Lebar 1 8 1 0 0 8
Rumah Daun DL- 1770.1 1718.9 1669.2 1617.6 1568.5
24
Kaca Lebar 2 1 1 7 4 0

15
A. Perhitungan Evaporasi Tanpa Tanaman 1, Evapotranspirasi Daun
Sempit 1, Evapotranspirasi Daun Lebar 1, Transpirasi Daun
Sempit 1, Transpirasi Daun Lebar 1.

1. Evaporasi Tanpa Tanaman I

Evaporasi Tanpa
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Tanaman I
Lahan Terbuka TT-1 0 16,63 22,76 23,59 18,52
Vegetasi Rumput TT-1 0 17,62 24,70 25,50 20,01
Vegetasi Pohon TT-1 0 13,62 22,26 23,57 17,52
Rumah Kaca TT-1 0 19,61 27,17 28,44 21,49

2. Evapotranspirasi Daun Sempit I

Evapotranspirasi
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Daun Sempit I
Lahan Terbuka DS-1 0 38,25 33,93 35,60 36,28
Vegetasi Rumput DS-1 0 40,16 36,33 37,49 36,65
Vegetasi Pohon DS-1 0 36,20 33,89 35,56 35,24
Rumah Kaca DS-1 0 42,14 37,78 40,42 39,06

16
3. Evapotranspirasi Daun Lebar I

Evapotranspirasi
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Daun Lebar I
Lahan Terbuka DL-1 0 46,21 42,79 43,36 44,91
Vegetasi Rumput DL-1 0 49,10 45,64 48,17 44,72
Vegetasi Pohon DL-1 0 47,12 42,71 45,25 44,80
Rumah Kaca DL-1 0 51,07 47,61 50,10 48,62

4. Transpirasi Daun Sempit I

Transpirasi Daun
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Sempit I
Lahan Terbuka DS-1 443,98 422,36 411,19 399,18 381,42
Vegetasi Rumput DS-1 442,48 419,94 408,31 396,32 379,68
Vegetasi Pohon DS-1 441,98 419,40 407,77 395,78 378,06
Rumah Kaca DS-1 441,98 419,45 408,84 396,86 379,29

5. Transpirasi Daun Lebar I

Transpirasi Daun
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Lebar I
Lahan Terbuka DL-1 629,45 599,87 579,84 560,07 533,68
Vegetasi Rumput DL-1 626,35 594,87 573,93 551,26 526,55
Vegetasi Pohon DL-1 626,45 592,95 572,50 550,82 523,54
Rumah Kaca DL-1 626,45 594,99 568,55 552,89 525,76

A. Perhitungan Evaporasi Tanpa Tanaman 2, Evapotranspirasi Daun


17
Sempit 2, Evapotranspirasi Daun Lebar 2, Transpirasi Daun Sempit
2, Transpirasi Daun Lebar 2.

1. Evaporasi Tanpa Tanaman II

Evaporasi Tanpa
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Tanaman II
Lahan Terbuka TT-2 0 17,30 24,14 24,94 25,75
Vegetasi Rumput TT-2 0 17,99 26,07 26,86 25,26
Vegetasi Pohon TT-2 0 14,29 23,62 24,93 24,14
Rumah Kaca TT-2 0 19,79 28,03 29,81 28,58

2. Evapotranspirasi Daun Sempit II

Evapotranspirasi
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Daun Sempit II
Lahan Terbuka DS-2 0 39,03 32,77 32,53 35,25
Vegetasi Rumput DS-2 0 40,45 33,71 36,43 35,15
Vegetasi Pohon DS-2 0 36,98 32,23 33,98 33,71
Rumah Kaca DS-2 0 42,92 36,16 39,36 38,06

18
3. Evapotranspirasi Daun Lebar II

Evapotranspirasi
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Daun Lebar II
Lahan Terbuka DL-2 0 46,83 42,85 45,39 44,95
Vegetasi Rumput DL-2 0 48,24 47,20 48,22 46,26
Vegetasi Pohon DL-2 0 47,25 45,23 46,67 45,32
Rumah Kaca DL-2 0 51,20 49,64 51,63 49,14

4. Transpirasi Daun Sempit II

Transpirasi Daun
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Sempit II
Lahan Terbuka DS-2 371,20 349,47 340,84 333,25 323,75
Vegetasi Rumput DS-2 371,20 348,74 341,10 331,53 321,64
Vegetasi Pohon DS-2 369,70 347,01 338,40 329,35 319,78
Rumah Kaca DS-2 370,70 347,57 339,44 329,89 320,41
5. Transpirasi Daun Lebar II

Transpirasi Daun
Kode 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Lebar II
Lahan Terbuka DL-2 685,99 656,46 637,75 617,30 598,10
Vegetasi Rumput DL-2 683,79 653,54 632,41 611,05 590,05
Vegetasi Pohon DL-2 683,49 659,53 628,92 607,18 586,00
Rumah Kaca DL-2 683,49 652,08 630,47 608,65 547,50

B. Grafik Evaporasi Tanpa Tanaman 1, Evapotranspirasi Daun Sempit


19
1, Evapotranspirasi Daun Lebar 1, Transpirasi Daun Sempit 1, dan
Transpirasi Daun Lebar 1.

1. Grafik Evaporasi Tanpa Tanaman I

Evaporasi Tanpa Tanaman I


30

25

20

15

10

0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-1 VR-1 VP-1 RK-1

2. Grafik Evapotranspirasi Daun Sempit I


Evapotranspirasi Daun Sempit I
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-1 VR-1 VP-1 RK-1

3. Grafik Evapotranspirasi Daun Lebar I 20

Evapotranspirasi Daun Lebar I


60

50

40

30

20

10

0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-1 VR-1 VP-1 RK-1

4. Grafik Transpirasi Daun Sempit I


Transpirasi Daun Sempit I
460

440

420

400

380

360

340
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-1 VR-1 VP-1 RK-1

5. Grafik Transpirasi Daun Lebar I 21

Transpirasi Daun Lebar I


700

600

500

400

300

200

100

0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-1 VR-1 VP-1 RK-1


22
C. Grafik Evaporasi Tanpa Tanaman 2, Evapotranspirasi Daun Sempit
2, Evapotranspirasi Daun Lebar 2, Transpirasi Daun Sempit 2, dan
Transpirasi Daun Lebar 2.

1. Grafik Evaporasi Tanpa Tanaman II


Evaporasi Tanpa Tanaman II
35

30

25

20

15

10

0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-2 VR-2 VP-2 RK-2

2. Grafik Evapotranspirasi Daun Sempit II

Evapotranspirasi Daun Sempit II


50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-2 VR-2 VP-2 RK-2

3. Grafik Evapotranspirasi Daun Lebar II


23
Evapotranspirasi Daun Lebar II
60

50

40

30

20

10

0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-2 VR-2 VP-2 RK-2

4. Grafik Transpirasi Daun Sempit II

Transpirasi Daun Sempit II


380
370
360
350
340
330
320
310
300
290
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-2 VR-2 VP-2 RK-2

5. Grafik Transpirasi Daun Lebar II


24
Transpirasi Daun Lebar II
800

700

600

500

400

300

200

100

0
Pukul 08.00 Pukul 10.00 Pukul 12.00 Pukul 14.00 Pukul 16.00

LT-2 VR-2 VP-2 RK-2

25
.2. Pembahasan
1. Evaporasi Tanpa Tanaman 1 dan Evaporasi Tanpa Tanaman 2
Evaporasi terjadi pada polybag tanpa tanaman yaitu pada TT-1 dan
TT-2. Yang pertama terjadi pada TT-1 terlebih dahulu, dimana pada tanpa
tanaman di sini pada tempat Rumah Kaca dimana pada tempat rumah kaca
kehilangan air yang cukup banyak dibanding tempat lainnya. Pada dua jam
pertama kehilangan air di dalam polybag cukup banyak dikarenakan tanah
di dalam polybag mencapai kondisi kapasitas lapang. Sehingga tanah tidak
mampu menampung air. Pada jam 12.00 kehilangan air terlihat sangat
cepat, dimana air yang tadinya 19,61 pada jam 10.00 dan pada saat jam
12.00 kehilangan mencapai 27,17. Penyebabnya karena kondisi dari faktor
sinar matahari yang langsung terkena tanah sehingga laju evaporasi pun
sangat cepat. Pada jam 14.00 kehilangan air juga terjadi menjadi 28,44
tetapi pada jam 16.00 kehilangan air menurun menjadi 21,49 namun tidak
terlalu signifikan, dengan intensitas cahaya matahari mulai menurun.
Dan untuk evaporasi tanpa tanaman-2 atau TT-2 juga dengan tempat
yang sama yaitu di rumah kaca juga mengalami kehilangan air cukup
tinggi.

2. Evapotranspirasi Daun Sempit 1 dan Evapotranspirasi Daun Sempit 2


Evapotranspirasi pada tanaman daun sempit yaitu pada DS-1 dan DS-
2. Yang pertama pada DS-1 terlebih dahulu, dimana pada tempat rumah
kaca kehilangan air yang cukup banyak dibanding tempat lainnya.
Kehilangan dapat dilihat pada jam 12.00, dimana air yang tadinya 42,14
pada jam 10.00 dan pada saat jam 12.00 kehilangan mencapai 37,78. Pada
jam 14.00 kehilangan air menjadi sebanyak 40,42 lalu pada jam 16.00
kehilangan air menurun menjadi 39,06 namun tidak terlalu signifikan,
dengan intensitas cahaya matahari mulai menurun.
Dan pada DS-2 juga kehilangan air paling tinggi terjadi di lokasi yang
sama yaitu di rumah kaca.

26
3. Evapotranspirasi Daun Lebar 1 dan Evapotranpirasi Daun Lebar 2
Evapotranspirasi pada tanaman daun lebar yaitu pada DL-1 dan DL-2.
Yang pertama pada DL-1 terlebih dahulu, dimana pada tempat rumah kaca
kehilangan air yang cukup banyak dibanding tempat lainnya. Kehilangan
dapat dilihat pada jam 12.00, dimana air yang tadinya 51,07 pada jam
10.00 dan pada saat jam 12.00 kehilangan mencapai 47,61. Pada jam 14.00
kehilangan air menjadi sebanyak 50,10 lalu pada jam 16.00 kehilangan air
menurun menjadi 48,62.
Dan pada DL-2 juga kehilangan air paling tinggi terjadi di lokasi yang
sama yaitu di rumah kaca.

4. Transpirasi Daun Sempit 1 dan Transpirasi Daun Sempit 2


Transpirasi pada tanaman daun sempit yaitu pada DS-1 dan DS-2.
Pada tanaman daun sempit kehilangan air paling banyak terjadi pukul
08.00 setelah itu kehilangan air cukup banyak setelah jam 10.00 lewat
sampai jam 12.00-14.00 kehilangan air tidak terlalu banyak seperti pada
pukul 08.00

5. Transpirasi Daun Lebar 1 dan Transpirasi Daun Lebar 2


Transpirasi pada tanaman daun lebar yaitu pada DL-1 dan DL-2. Pada
tanaman daun lebar kehilangan air paling banyak di semua tempat yaitu
pada pukul 10.00 setelah pukul 10.00 lewat yaitu pukul 12.00-14.00 semua
tempat mengalami penurunan air yang lumayan banyak namun di pukul
16.00 semua tempat ada yang mengalami penurunan.

27
BAB V

KESIMPULAN

Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari


permukaan tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer. Dengan
kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan
air dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari
permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer
melalui vegetasi).

Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi diantarannya adalah


temperatur, proses pemberian air, panjangnya musim tanam, presipitasi dan
faktor-faktor lainnya. Banyaknya air pada proses transpirasi pada tanaman
bergantung pada temperatur, kelembaban udaha, gerakan angin, intensitas cahaya,
dan lamanya sinar matahari, proses pertumbuhan tanaman serta jenis dari tanaman
itu sendiri (Hansen, dkk.1992).

28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/326442595_Analisis_Besar_Atau_Laju_
Evapotranspirasi_pada_Daerah_Terbuka

https://www.academia.edu/38914113/Tugas_Evapotranspirasi_rudi

https://image.slidesharecdn.com/laporanpraktikumevapotranspirasi-
180209001419/95/laporan-praktikum-evapotranspirasi-4-638.jpg?cb=1518135296

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/62317/4/BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64319/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://www.slideshare.net/InayatulFD97/laporan-praktikum-evapotranspirasi

29

Anda mungkin juga menyukai