PENDAHULUAN
1.2.1 Larutan
a. Suhu
Suhu mempengaruhi kelarutan suatu zat, pada suhu tinggi
partikel – partikel akan bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu
rendah, akibatnya kontak antara zat terlarut dengan pelarut menjadi
lebih sering dan efektif. Hal ini menebabkan zat terlarut menjadi lebih
mudah larut pada suhu tinggi.
Kebanyakan dari zat padat akan semakin melarut jika dilakukan
penambahan temperatur namun ada beberapa zat padat yang
kelarutannya menurun jika suhunya dinaikkan, contohnya adalah
pembentukan larutan KNO3 dalam larutan air yang bersifat endoterm,
yaitu kalor diserap ketika KNO3 padat melarut dalam air.
Jika kelarutan zat padat bertambah dengan kenaikan suhu , maka
kelarutan gas berkurang bila suhu dinaikkan, karena gas menguap dan
meninggalkan pelarut.
b. Pengadukan
Pengandukan juga menentukan kelarutan zat terlarut, semakin
banyak jumlah zat umumya menjadi lebih mudah larut.
c. Luas permukaan sentuhan zat
Kecepatan kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas
permukaan (besar kecilnya partikel zat terlarut). Luas permukaan
sentuhan zat terlarut dapat diperbesar melalui proses pengadukan /
penggerusan secara mekanis, gula halus lebih mudah larut dari pada
gula pasir. Hal ini karena luas bidang sentuh gula halus lebih luas dari
gula pasir.
AgCl
e. Tekanan
Perubahan tekanan berpengaruh sedikit saya pada kelarutan jika
zat yang terlarut itu cairan atau padatan. Tetapi dalam pembentukan
larutan jenuh pada gas dalam suatu cairan,tekanan gas sangat berperan
dalam menentukan beberapa banyak gas tersebut yang melarut. Sesuai
dengan bunyi hokum henry “bobot suatu gas yang melarut dalam
sejumlah tertentu cairan berbanding lurus dengan tekanan yang
dilakukan oleh gas itu, yang berada dalam kesetimbangan larutan itu”.
Hukum ini tidak berlaku bagi gas – gas yang dapat melarut dalam air
seperti hydrogen klorida atau amoniak.
a. Larutan jenuh
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam
jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut
yang dapat larut dengan yang tidak dapat larut. Pembentukan larutan
jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dengan zat
terlarut berlebih.Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut
yang banyaknya tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh
disebut kelarutan zat terlarut tersebut.
Ax By x A +y B
y+ x x−
Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion – ion suatu
larutan yang tepat jenuh. Timbal klorida ( PbCl 2 ) sedikit larut dalam air.
Kesetimbangan yang terjadi pada larutan PbCl2 jenuh dituliskan sebagai
berikut :
2+ −
PbCl2 Pb (aq) + 2Cl (aq)
( Pb 2+ )( Cl− )
Ka=
( PbCl 2 )
Ka=( Pb 2+ ) ( Cl− )
Dalam larutan, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi
dalam satuan molar, Nilai Ksp diatas sebagai konstanta hasil kali kelarutan
PbCl2 secara matematis dapat ditulis :
[ Pb2+ ] [ Cl− ]< KspPbCl 2 Larutan belum jenuh
[ Pb2+ ] [ Cl− ]=KspPbCl2 Larutan tepat jenuh
[ Pb2+ ] [ Cl− ]> KspPbCl 2 Terjadi endapan
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat
2.2 Bahan
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa panas
pelarutan (∆ H °) PbCl2 yang diperoleh sebesar – 2266,152 J/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Dkk ,1980. “ kimia untuk universitas ”. Jakarta : Erlangga http : // www.
Wikipedia. Org / Kelarutan / 05 – 06- 2010
2+ −
PbCl2 Pb + 2Cl
0,65 0,65 1,3
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,65 1,3
= [ ][ ]
11,3 11,3
−4
= 7,61 x 10
Qsp Grafik
1. Tabung reaksi 3
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 1,3 1
= [ ][ ]
11,3 11,3
x¿
T
=2,92 ×10−3
−4
= 8,78 x 10 -log Ksp = 3,06
2. Tabung reaksi 4
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 1,6 1
= [ ][ ]
11,6 11,6
x¿
T
=¿ 2,91 x 10
−3
−3
y = 1,23 x 10 - log Ksp = 2,91
3. Tabung reaksi 5
Qsp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 1,9 1
= [ ][ ]
11,9 11,9
x¿
T
=¿ 2,90 x 10
−3
−3
y = 1,065 x 10 - log Ksp = 2,79
4. Tabung reaksi 6
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 2,2 1
= [ ][ ]
12,2 12,2
x¿
T
=¿ 2,89 x 10
−3
−3
y = 1,99 x 10 - log Ksp = 2,70
5. Tabung reaksi 7
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 2,5 1
= [ ][ ]
12,5 12,5
x ¿ =¿ 2,87 x 10
T
−3
−3
y = 2,40 x 10 - log Ksp = 2,62
6. Tabung reaksi 8
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 2,8 1
= [ ][ ]
12,8 12,8
x¿
T
=¿ 2,86 x 10
−3
−3
y = 2,80 x 10 - log Ksp = 2,55
7. Tabung reaksi 9
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 3,1 1
= [ ][ ]
13,1 13,1
x¿
T
=¿ 2,85 x 10
−3
−3
y = 3,21 x 10 - log Ksp = 2,49
8. Tabung reaksi 10
Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]
0,75 3,4 1
= [ ][ ]
13,4 13,4
x¿
T
=¿2,84x 10
−3
−3
y = 3,60x 10 - log Ksp = 2,44
Lampiran II
2.5000
2.0000
-Log Ksp
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0.00280 0.00285 0.00290 0.00295 0.00300 0.00305 0.00310 0.00315
1/T
Series 1
3.5
3
f(x) = 0.09 x + 2.31
2.5 R² = 0.97
2
Series 1
1.5 Linear (Series 1)
1
0.5
0
0 0 0 0 0 0 0 0
GAMBAR ALAT
Botol Semprot
Hot Plate
Rak Tabung
Statif
Buret