Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Photon Vol. 5 No.

2, Mei 2015

UJI KARAKTERISTIK FISIS, pH DAN ORGANOLEPTIK PADA


MINYAK JELANTAH DENGAN PENAMBAHAN BUAH MENGKUDU
(Morinda citrifolia)

Misrawati, Sri Fitria Retnowaty, Yulia Fitri

Program Studi Fisika, FMIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

Email:misrawatyyy@gmail.com

ABSTRAK

Minyak goreng merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Meningkatnya harga minyak goreng dikalangan masyarakat dengan perekonomian rendah,
merupakan salah satu faktor penyebab pemakaian minyak goreng berulang kali (minyak jelantah).
Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali dapat membahayakan kesehatan, seperti keracunan, diare,
pengendapan lemak dalam pembuluh darah, kanker dan lain-lain. Telah dilakukan penelitian uji
karakteristik fisis, pH dan organoleptik pada minyak jelantah dengan penambahan buah mengkudu blender
dan potong. Parameter yang diukur adalah uji fisis (viskositas, massa jenis, ORP, konduktivitas listrik,
resistivitas), pH dan organoleptik (bau dan rasa). Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk uji fisis pada
minyak jelantah yang ditambah mengkudu potong dan blender, memiliki karakteristik fisis yang tidak jauh
berbeda. Akan tetapi, untuk uji pH terdapat satu jenis sampel, penambahan buah mengkudu potong dengan
massa 75 gram memiliki nilai pH yang lebih tinggi dari pada sampel minyak murni dan sampel minyak
jelantah, mungkin disebabkan oleh pengaruh suhu pada saat pengambilan sampel. Untuk hasil uji
organoleptik, minyak jelantah yang ditambahkan dengan mengkudu potong cenderung lebih disukai dari
pada mengkudu blender.

Kata kunci: Minyak jelantah, antioksidan, buah mengkudu

1. PENDAHULUAN senyawa asam karboksilat bebas yang berasal dari


Minyak goreng merupakan salah satu penggorengan sebelumnya, dan warna minyak
kebutuhan pokok manusia, yang dikonsumsi oleh goreng semakin tidak jernih, serta terjadinya reaksi
seluruh lapisan masyarakat. Pada umumnya degradasi yang dapat menurunkan kualitas minyak
minyak goreng digunakan sebagai media [3]. Apabila mengkonsumsi minyak jelantah dalam
menggoreng bahan pangan dan dapat menambah jumlah yang banyak akan membahayakan
cita rasa. Dalam proses penggorengan, minyak kesehatan seperti keracunan dan diare. Selain itu,
goreng berperan sebagai media untuk perpindahan apabila mengkonsumsi minyak jelantah dalam
panas, yang cara kerjanya sangat efisien dan jangka waktu yang lama akan menyebabkan
merata pada bahan yang digoreng [1]. pengendapan lemak dalam pembuluh darah,
Meningkatnya harga minyak goreng kanker dan lain-lain [2].
dikalangan masyarakat yang memiliki Penggunaan minyak jelantah tidak dianjurkan
perekonomian rendah, merupakan salah satu faktor untuk dikonsumsi kembali. Dari uraian di atas,
pemicu adanya pemakaian minyak goreng secara maka penulis perlu melakukan penelitian tentang
berulang kali (minyak jelantah). Minyak jelantah uji karakteristik fisis, pH dan organoleptik pada
adalah minyak goreng yang telah dipakai berulang minyak jelantah menggunakan buah mengkudu.
kali sehingga warnanya menjadi gelap dan Beberapa peneliti telah melakukan penelitian
kehitaman. Penggunaan minyak goreng secara tentang pemurnian minyak jelantah diantaranya
berulang-ulang dengan suhu tinggi akan menggunakan arang aktif sabut kelapa, penetralan
menyebabkan minyak goreng menjadi rusak. Hal dan adsorbsi, penambahan asam sitrat, dan arang
ini disebabkan banyaknya kotoran, senyawa- aktif dari ampas tebu [1, 2, 3, 4]. Hasilnya cukup

FMIPA-UMRI 21
Vol. 5 No. 2, Mei 2015 Jurnal Photon

efektif dalam pemurnian minyak jelantah. Dalam 2. Ikan 1 Kg dibagi menjadi 4 bagian (1/4 Kg)
penelitian ini untuk uji karakteristik fisis, pH dan 3. Ikan sebanyak 1/4 bagian pertama digoreng
organoleptik pada minyak jelantah penulis dengan minyak 2 Kg, kemudian angkat ikan
menggunakan buah mengkudu. Buah ini yang telah matang.
digunakan karena mudah dijumpai di daerah 4. Ikan 1/4 bagian kedua digoreng dengan minyak
tempat penulis dan harganya murah. Selain itu yang sama dan angkat ikan yang telah matang,
buah mengkudu merupakan salah satu sumber kemudian lakukan penggorengan untuk ¼
antioksidan yang dapat menetralisir senyawa- bagian yang ketiga dan keempat.
senyawa radikal bebas, mengandung zat antiseptik, 5. Minyak jelantah dari penggorengan ikan
zat antikanker, antioksidan (xeronin, proxeronin, didiamkan selama 5 menit, kemudian
asam askorbat) dan zat-zat lainnya [5]. ditimbang sebanyak 250 ml/ sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 6. Kemudian minyak jelantah ditambahkan buah
karakteristik fisis, pH dan Organoleptik dari mengkudu dengan variasi potong dan blender.
minyak jelantah yang ditambahkan buah
mengkudu blender dan potong. Uji Fisis
Uji Viskositas
2. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengukur nilai viskositas sampel
Alat digunakan viskometer ostwald.
Dalam penelitian uji karakteristik fisis, pH Cara Kerja:
dan organoleptik pada minyak jelantah Sampel dimasukkan kedalam viskometer
menggunakan buah mengkudu, alat yang ostwald, dan sampel akan terhisap oleh pompa
digunakan adalah alat pengukur pH, ORP, sampai diatas tanda a, kemudian sampel dibiarkan
konduktivitas listrik, resistivitas, viskometer mengalir kebawah (b), waktu yang diperlukan dari
Ostwald, gelas ukur, pipet tetes, botol sampel, a ke b ditulis dan dihitung menggunakan stopwatch
blender, timbangan dan perlengkapan dapur [13], kemudian hitung viskositas menggunakan
(kompor gas, wajan, sendok, piring, saringan). persamaan (2.1). Pengambilan data ini dilakukan 3
kali pengulangan pada setiap sampel.
Bahan
Adapun bahan dalam Penelitian ini adalah: Massa Jenis
1. Minyak jelantah dari penggorengan ikan Cara kerja untuk mengukur massa jenis adalah
sebanyak 250 ml/sampel timbang massa gelas ukur (kosong), kemudian
2. Variasi massa buah mengkudu yaitu 25 masukkan minyak jelantah sebanyak 25 ml
gram, 50 gram, dan 75 gram. kedalam gelas ukur dan ditimbang. Maka massa
dari minyak (sampel) adalah massa gelas ditambah
Prosedur Kerja minyak dikurang dengan massa gelas kosong.
Minyak jelantah sebanyak 250 ml/sampel Volume minyak adalah 25 ml. Kemudian massa
ditambahkan buah mengkudu yang dipotong dan jenis sampel dihitung menggunakan persaman
diblender sebanyak 25 gram, 50 gram, dan 750 (2.2). Metode ini dilakukan 3 kali pengulangan
gram. Diamkan minyak jelantah yang telah pada setiap sampel.
ditambahkan buah mengkudu selama 15 menit,
kemudian dipanaskan. Minyak yang telah Uji ORP
dipanaskan disaring dan dianalisa sifat fisis, pH, Pengukuran ORP sampel dilakukan dengan
dan organoleptiknya. Hal yang sama juga mencelupkan alat (ORP) ke dalam sampel. Nilai
dilakukan untuk sampel minyak jelantah yang ORP sampel akan terbaca di layar alat.
tidak ditambah buah mengkudu (MJ) dan minyak Pengambilan data ini dilakukan 3 kali pengulangan
murni. pada setiap sampel.
Pembuatan minyak jelantah
1. Minyak murni (kemasan) sebanyak 2 Kg.

22 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No. 2, Mei 2015

Uji Konduktivitas Listrik belum berkurang, sehingga nilai viskositas lebih


Pengukuran konduktivitas listrik sampel tinggi dibandingkan minyak jelantah. Hal ini
dilakukan dengan mencelupkan alat (konduktivitas sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan [13],
listrik) ke dalam sampel. Nilai konduktivitas listrik bahwa minyak goreng yang belum pernah dipakai
sampel akan terbaca di layar alat. Metode ini mempunyai nilai viskositas lebih tinggi dari pada
dilakukan 3 kali pengulangan pada setiap sampel. minyak goreng yang telah dipakai berulang kali.
Kerapatan minyak tersebut berkurang akibat dari
Uji Resistivitas pemanasan saat penggorengan [13]. Selain itu,
Pengukuran resistivitas sampel dilakukan dengan menambah jumlah adonan yang digoreng
dengan mencelupkan alat (resistivitas) ke dalam maka suhu dari minyak juga akan meningkat.
sampel. Nilai resistivitas sampel akan terbaca di Peningkatan suhu karena pemanasan tersebut akan
layar alat. Metode ini dilakukan 3 kali pengulangan mengakibatkan ikatan antar molekul minyak
pada setiap sampel. berkurang sehingga viskositasnya mengecil.
Sedangkan viskositas minyak jelantah yang
Uji pH ditambahkan mengkudu blender dan potong
Pengukuran pH sampel dilakukan dengan dengan berat 25 gram, memiliki nilai viskositas
mencelupkan alat (pH meter) ke dalam sampel. lebih tinggi. Hal demikian terjadi mungkin karena
Nilai pH sampel akan terbaca di layar alat. pengaruh suhu pada saat pembuatan sampel.
Pengambilan data ini dilakukan 3 kali pengulangan Apabila dibandingkan antara sampel MJ (minyak
pada setiap sampel. jelantah) dengan sampel yang diberi penambahan
buah mengkudu dipotong dan diblender, terlihat
Uji Organoleptik (bau dan rasa) bahwa kecenderung nilai viskositasnya sama.
Uji kesukaan pada bau dan rasa dilakukan
berdasarkan tingkat kesukaan panelis (Tabel 1). Massa Jenis
Uji organoleptik ini akan menggunakan 10 orang Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa nilai
panelis. Panelis ditentukan berusia 30 - 40 tahun massa jenis untuk sampel A (murni), memiliki
dan berjenis kelamin perempuan. nilai lebih rendah dibandingkan sampel lainnya,
Tabel. 1. Uji Organoleptik Penelitian hal demikian disebabkan karena minyak murni
PENERIMAAN NILAI belum dipakai. Namun terdapat satu jenis sampel
SUKA 3 yang memiliki nilai yang hampir mendekati nilai
NETRAL 2
TIDAK SUKA 1 massa jenis minyak murni yaitu sampel P50
(minyak jelantah ditambah 50 gram buah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN mengkudu potong). Untuk sampel MJ, B25, B50,
Viskositas B75, P25, P75 menunjukkan nilai massa jenis
yang lebih tinggi dari pada sampel A (minyak
30 murni). Hal demikian disebabkan karena tekstur
Viskositas

25
(Ns/m²)

20 buah mengkudu, serta adanya bahan-bahan


15 pengotor yang berasal dari bahan yang digoreng
10
5 kedalam minyak tersebut [16].
0
A MJ B25 B50 B75 P25 P50 P75
Sampel ORP
Gambar. 1. Viskositas minyak goreng Hasil analisis ORP dari minyak jelantah yang
Berdasarkan Gambar 1 nilai viskositas tanpa atau ditambahkan buah mengkudu dapat
minyak murni pada sampel A lebih tinggi dilihat pada Gambar 3. Untuk nilai ORP pada
dibandingkan dengan sampel minyak jelantah baik minyak murni (sampel A) cenderung lebih tinggi
yang belum ditambahkan buah mengkudu. Hal ini dibandingkan dengan sampel minyak jelantah. Hal
mungkin terjadi karena pada sampel A belum demikian disebabkan karena minyak murni belum
dipakai, sehingga kerapatan pada minyak tersebut dipakai, sehingga minyak murni memiliki

FMIPA-UMRI 23
Vol. 5 No. 2, Mei 2015 Jurnal Photon

kemampuan untuk menjaga kualitas minyak dari sampel A, MJ dan sampel yang diberi penambahan
bakteri yang dapat membuat minyak tersebut mengkudu diblender dan dipotong, memilik nilai
menjadi rusak. resistivitas yang sama.
Untuk sampel minyak jelantah, sampel
yang ditambahkan buah mengkudu blender dan pH
potong, memiliki kecendrungan nilai sama dengan Untuk sampel minyak murni memiliki nilai pH
sampel minyak jelantah. Hal demikian disebabkan yang lebih rendah dari pada sampel B50, B75, dan
karena minyak tersebut sudah dipakai lebih dari 4 P50. Sedangkan untuk sampel lainnya (MJ, B25,
kali, dan tekstur buah mengkudu yang belum bisa BP25 dan P75) memiliki nilai pH yang lebih tinggi
mengatasi bakteri yang ada didalam minyak dari minyak murni.
tersebut.

Konduktivitas
0,02 0,02
1000
Massa jenis

Listrik
(kg/m-3)

800 0,010,010,01 0,010,01 0,01


600
400
200
0 0
A MJ B25 B50 B75 P25 P50 P75 A MJ B25 B50 B75 P25 P50 P75
Sampel
Sampel
Gambar.4. K. listrik minyak goreng
Gambar.2. Massa jenis minyak goreng
Resitivitas (Ωm)

400 100
Orp (Mv)

300 75
200 50
100 25
0 0
A MJ B25 B50 B75 P25 P50 P75 A MJ B25 B50 B75 P25 P50 P75
Sampel
Sampel
Gambar.5. Resistivitas minyak goreng
Gambar.3. ORP minyak goreng

Konduktivitas Listrik 5
4
Pada Gambar 4, menunjukkan bahwa nilai 3
pH

konduktivitas untuk setiap sampel cenderung 2


memiliki nilai yang sama. Tetapi pada sampel B50 1
0
(minyak jelantah ditambah 50 gram mengkudu A MJ B25 B50 B75 P25 P50 P75
blender) dan P50 (minyak jelantah ditambah 50 Sampel
gram mengkudu blender memiliki nilai
Gambar. 7. pH minyak goreng
konduktivitas listrik tinggi, mungkin disebabkan
karena pengaruh suhu pada saat pengambilan Organoleptik
sampel dan tekstur dari buah mengkudu yang dapat Organoleptik Bau
meningkatnya nilai konduktivitas listrik.
Minyak Kemasan (A)
Organoleptik Bau

3
Resistivitas
(Skala 1-3)

Hasil analisis resistivitas dari minyak jelantah 2


yang tanpa atau ditambahkan buah mengkudu 1
dapat dilihat pada Gambar 5. Resistivitas 0
merupakan kebalikan dari konduktivitas listrik, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dimana resistivitas merupakan kemampuan untuk Panelis
menghambat arus listrik. Pada setiap sampel baik Gambar.6. Organoleptik bau minyak Kemasan

24 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No. 2, Mei 2015

Uji kesukaan pada organoleptik bau dilakukan


Minyak Jelantah ditambah 50 gr
berdasarkan tingkat kesukaan 10 orang panelis mengkudu blender (B 50)

Organoleptik Bau
wanita yang seluruhnya rata-rata berusia 30 sampai 3

(Skala 1-3)
40 tahun dan bertempat tinggal di Tapung Hilir. 2
1
Hasil analisis organoleptik bau dapat dilihat
0
pada setiap Gambar 6 terlihat dari 10 panelis, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100% menyatakan suka untuk sampel minyak Panelis
murni. Hal demikian disebabkan karena minyak
Gambar.9. Organoleptik bau minyak jelantah + 50 gr
kemasan tersebut belum dipakai.
mengkudu blender
Untuk Gambar 7 terlihat dari 10 panelis, 20%
menyatakan netral atau biasa dan 80% menyatakan
tidak suka. Terlihat kecendrungan wanita pada usia Minyak Jelantah ditambah 75 gr

Organoleptik Bau
mengkudu blender (B 75)
30 sampai 40 tahun tidak menyukai bau minyak
3

(Skala 1-3)
jelantah. 2
1
Minyak Jelantah (MJ) 0
Organoleptik

(Skala 1-3)

3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2
Bau

Panelis
1
0 Gambar.10. Organoleptik bau minyak jelantah + 75 gr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 mengkudu blender
Panelis
Gambar.7. Organoleptik bau minyak Jelantah Untuk Gambar 10 terlihat dari 10 panelis, 30%
menyatakan netral atau biasa, 60% menyatakan
suka dan 10% menyatakan tidak suka. Terlihat
Minyak Jelantah ditambah 25 gr
mengkudu blender (B 25) kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun
Bau (Skala 1-3)
Organoleptik

3 menyukai sampel minyak jelantah yang


2
ditambahkan 75 gram mengkudu blender.
1
0 Untuk Gambar 11 terlihat dari 10 panelis, 30%
1 2 3
5 6 7 8 9 10 4 menyatakan netral atau biasa, 50% menyatakan
Panelis suka dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat
Gambar.8. Organoleptik bau minyak jelantah + 25 gr kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun
mengkudu blender
menyukai sampel minyak jelantah yang
Untuk Gambar 8 terlihat dari 10 panelis, 50%
ditambahkan 25 gram mengkudu potong.
menyatakan netral atau biasa, 30% menyatakan
Untuk Gambar 12 terlihat dari 10 panelis, 20%
suka, dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat
menyatakan netral atau biasa, 70% menyatakan
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun
suka dan 10% menyatakan tidak suka. Terlihat
menyatakan biasa (netral) untuk sampel minyak
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun
jelantah yang ditambahkan 25 gram mengkudu
menyukai sampel minyak jelantah yang
blender.
ditambahkan 50 gram mengkudu potong.
Untuk Gambar 9 terlihat dari 10 panelis, 30%
menyatakan netral atau biasa, 50% menyatakan Minyak Jelantah ditambah 25 gr
mengkudu potong (P 25)
Organoleptik Bau

suka dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat 3


(Skala 1-3)

kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun 2


menyukai sampel minyak jelantah yang 1
ditambahkan 50 gram mengkudu blender. 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panelis
Gambar.11. Organoleptik bau minyak jelantah + 25 gr
mengkudu potong

FMIPA-UMRI 25
Vol. 5 No. 2, Mei 2015 Jurnal Photon

Minyak Jelantah ditambah 50 gr jelantah yang ditambahkan 25 gr mengkudu


Bau (Skala 1-3) mengkudu potong(P 50) blender.
Organoleptik

3
Untuk Gambar 17 terlihat dari 10 panelis, 60%
2
1 menyatakan netral atau biasa, 30% menyatakan
0 suka dan 10% menyatakan tidak suka. Terlihat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun
Panelis menilai rasa pada minyak jelantah yang
Gambar.12. Organoleptik bau minyak jelantah + 50 gr ditambahkan 50 gr mengkudu blender yaitu biasa.
mengkudu potong

Minyak Kemasan (A)

Organoleptik
Minyak Jelantah ditambah 75 gr 3

(Skala 1-3)
2
mengkudu potong (P 75) 1

rasa
3
Organoleptik

0
(Skala 1-3)

2
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bau

0
Panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penelis Gambar.14. Organoleptik rasa minyak kemasan
Gambar.13. Organoleptik bau minyak jelantah + 75 gr 3 Minyak Jelantah (MJ)
rasa (Skala 1-
mengkudu potong Organoleptik 2
1
3) 0
Untuk Gambar 13 terlihat dari 10 panelis, 50% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
menyatakan netral atau biasa, 40% menyatakan
Panelis
suka dan 10% menyatakan tidak suka. Terlihat
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun Gambar.15. Organoleptik rasa minyak jelantah
menyukai sampel minyak jelantah yang Minyak Jelantah ditambah 25 gr
mengkudu blender (B 25)
ditambahkan 75 gr mengkudu potong.
Organoleptik

3
(Skala 1-3)

2
1
rasa

Organoleptik Rasa 0
Rasa pada bahan pangan hasil olahan dengan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panelis
cara menggoreng erat kaitan dengan sifat fisik dan
Gambar.16. Organoleptik rasa minyak jelantah + 25 gr
kimia dari minyak yang digunakan. Rasa dari
mengkudu blender
bahan pangan dapat disebabkan oleh perombakan
kompleks yang dapat menimbulkan rasa sepat [6]. Minyak Jelantah ditambah 50 gr
Organoleptik

(Skala 1-3)

mengkudu blender (B 50)


Hasil analisis organoleptik rasa sebelum dan
3
rasa

setelah penambahan buah mengkudu dapat dilihat 2


pada Gambar 14 sampai 17. Untuk Gambar 24 1
terlihat dari 10 panelis, 100% menyatakan suka 0
untuk sampel A. Hal demikian disebabkan karena 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panelis
minyak kemasan belum dipakai. Gambar.17. Organoleptik rasa minyak jelantah + 50 gr
Untuk Gambar 15 terlihat dari 10 panelis, 30% mengkudu blender
menyatakan netral atau biasa dan 70% menyatakan
tidak suka. Terlihat kecendrungan wanita pada usia Minyak Jelantah ditambah 75 gr
mengkudu blender (B 75)
Organoleptik

3
(Skala 1-3)

30 sampai 40 tahun tidak menyukai rasa minyak 2


1
rasa

jelantah. 0
Untuk Gambar 16 terlihat dari 10 panelis, 40% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
menyatakan netral atau biasa, 40% menyatakan Panelis
suka dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat Gambar.18. Organoleptik rasa minyak jelantah + 75 gr
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun mengkudu blender
menyatakan netral dan suka untuk sampel minyak

26 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No. 2, Mei 2015

Untuk Gambar 21 terlihat dari 10 panelis 50%


Minyak Jelantah ditambah 25 gr
Organoleptik
mengkudu potong (P 25) menyatakan netral atau biasa, 30% menyatakan
(Skala 1-3) 3 suka dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat
2
rasa

kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun


1
0 untuk sampel minyak jelantah yang ditambahkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 75 gr mengkudu potong menyatakan netral atau
Panelis
biasa.
Gambar.19. Organoleptik rasa minyak jelantah + 25 gr
mengkudu potong
4. KESIMPULAN
Untuk Gambar 18 terlihat dari 10 panelis 50% Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
menyatakan netral atau biasa, 30% menyatakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
suka dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat 1. Untuk parameter fisis (viskositas, ORP,
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun konduktivitas, resistivitas) kecenderung masih
menilai rasa pada sampel minyak jelantah yang memiliki nilai viskositas yang sama dengan
ditambahkan 75 gr mengkudu blender yaitu biasa. minyak jelantah. Penambahan buah mengkudu
Untuk Gambar 19 terlihat dari 10 panelis, 30% untuk setiap sampel tidak begitu mempengaruhi
menyatakan netral atau biasa, 50% menyatakan karakteristik fisis dari minyak jelantah.
suka dan 20% menyatakan tidak suka. Terlihat 2. Untuk sampel minyak jelantah yang
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun ditambahkan buah mengkudu yang diblender
menyukai sampel minyak jelantah yang mempengaruhi nilai pH yang signifikan
ditambahkan 25 gr mengkudu potong. terhadap banyaknya massa dari buah
Untuk Gambar 20 terlihat dari 30 panelis 30% mengkudu, sedangkan untuk nilai sampel
menyatakan netral atau biasa, 60% menyatakan minyak jelantah yang ditambahkan buah
suka, dan 10% menyatakan tidak suka. Terlihat mengkudu yang dipotong tidak mempengaruhi
kecendrungan wanita pada usia 30 sampai 40 tahun nilai pH untuk setiap sampel, tetapi terdapat
kecendrungan panelis menyatakan suka untuk satu jenis sampel dengan penambahan buah
sampel minyak jelantah yang ditambahkan 50 gr mengkudu potong dengan massa 75 gram
mengkudu potong. memiliki nilai pH yang lebih tinggi dari pada
sampel A dan sampel MJ, mungkin disebabkan
oleh pengaruh suhu pada saat pengambilan
Minyak Jelantah ditambah 50 gr
sampel.
mengkudu potong (P 50)
Organoleptik

3. Organoleptik rasa dan bau pada minyak


(Skala 1-3)

3
2 jelantah yang ditambah mengkudu potong dan
rasa

1
0 blender menunjukkan kecendrungan panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 lebih menyukai rasa dan bau minyak jelantah
Panelis
yang dimurnikan dengan mengkudu potong.
Gambar.20. Organoleptik rasa minyak jelantah + 50 gr
mengkudu potong
DAFTAR PUSTAKA
Minyak Jelantah ditambah 75 gr Hartani, Yustinah. 2011. Adsorbsi Minyak Goreng
mengkudu potong (P 75)
Organoleptik rasa

3 Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut


(Skala 1-3)

2 Kelapa. Jurnal Penelitian Teknik Kimia. Hal.


1 1-2.
0 Winarni, dkk. 2010. Penetralan dan Ardsorbsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Minyak Goreng Bekas Menjadi Minyak
Panelis Goreng Layak Konsumsi. Jurnal Penelitian
Gambar.21. Organoleptik rasa minyak jelantah + 75 gr Jurusan Kimia FMIPA UNNES.Vol. 8
mengkudu potong Tanggal 01 Juni 2010. Hal. 46 dan 55.

FMIPA-UMRI 27
Vol. 5 No. 2, Mei 2015 Jurnal Photon

Aulia, Afriani, S. Dan Cahyaratri, Febriar. 2005. Sutiah, dan F. K. Firdausi. 2008. Studi Kualitas
Pemanfaatan Asam Sitrat sebagai Adsorben Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas
Dalam Upaya Peningkatan Minyak goreng Bekas. dan Indeks Bias. Jurnal FMIPA Vol. 11 No. 2
Semarang. Jurnal Teknik Kimia Universitas Hal. 53-58.
Diponegoro. Fortuna Dewi ayu dan Hanum Farida Hamzah.
Wijayanti, Ria. 2009. Arang Aktif dari Ampas 2010. Evaluasi Sifat Fisiko – Kimia Minyak
Tebu Sebagai Adsorben Pada Pemurnian Goreng yang Digunakan Oleh Pedagang
Minyak Goreng Bekas. Bogor. Skripsi Makanan Jajanan di Kecamatan Tampan Kota
Depertemen Kimia Fakultas Matematika dan Pekanbaru. Skripsi Fakultas Pertanian
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Riau.Vol 9, No. 1, hal 4 – 1.
www.upi.edu/ Article/Research. Dikunjungi 16
Agustus 2012.

28 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai