OLEH:
SALOMON R. HABUT
NO.REG.31118112
FAKULTAS EKONOMI
KUPANG
Puji dan syukur atas berkat dan perlindungan-nya, sehingga saya sebagai
penulis bisa menyusunnya makalah ini dengan semampunya. Dalam penyusunan
makalah yang berjudul” Peranan Sumber Daya Alam Dalam Penangangan
Virus Corona(Covid-19)” Saya sudah memcari dari berbagai refrensi dari media
massa, yang klarifikasinya tidak terlalu memadai dan luas, mengenai judul diatas.
Maka dari itu, saya sebagai penulis meminta dukungan yang bersifat
membangun, sehingga untuk kedepannya saya bisa memperbaiki apa yang
menjadi kekurangan dari makalah ini. Melalui makalah ini penulis menghimbau
kepada pembaca agar dengan giat membaca refrensi mengenai judul yang tertera
di atas, yang tujuannya mengetahui permasalahan perekonomian di indonesia
karena dampak covid-19 ini. Dengan merasa kekurangan dalam menyusun
makalah ini, saya mengharapkan dukungan dari dosen matakuliah untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
Halaman judul.......................................................................................................
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................5
C. Tujuan masalah.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Keterkaitan sumber daya alam dengan covid-19..............................................6
B. Peranan SDA terhadap penanaganan covid-19.................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................39
B. Saran ................................................................................................................40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup
lebih sejahtera. Sumber daya alam terdapat di mana saja seperti di dalam
tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya, dimana sumberdaya
alam ada yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.
Indonesia merupakan negara dengan keragaman sumberdaya alam yang
melimpah dengan dilewati oleh garis katulistiwa yang menjadikan wilayah
Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga berdampak pada luasnya hutan
hujan tropis yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, selain itu Negara
Indonesia memilik banyak gunung api yang masih aktif berdampak pada
kesuburan tanah, Indonesia juga dihimpit oleh dua samudera menambah
keragamannya sumber hayati yang tersedia. Melimpahnya sumber daya alam
yang tersedia belum banyak dimanfaatkan secara menyeluruh oleh berbagai
pihak. Dimana pembangunana yang semakin meningkat, dan diiringi dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang berdapak pada peningkatan kebutuhan
masyarakat terhadap sumber daya yang semakin meningkat. Kebutuhan
manusia yang semakin beragam dan meningkatnya jumlah penduduk
menjadikan meningkatnya kebutuhan dan semakin beragamnya kebutuhan
hidup, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan beberapa
peluang usaha oleh mereka yang peka terhadap perubahan dan dalam
pengolahan hasil bumi yang ada di sekitar lingkungan dengan munculnya
industry industri, mulai dari industri pangan, industri pengolahhan, sampai
industri pemenuhan kebutuhan lainnya. Pembangunan di berbagai sektor
industri-industri, seperti sektor pertanian dan pertambangan, serta kelautan
yang memiliki peluang besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Pembangunan sektor industri pengolahan (manufaktucturing industri) sering
mendapat prioritas utama di dalam perencanaan pembangunana yang
1
dominan diterapkan oleh negara berkembang. Hal ini di karenakan sektor
industri pengolahan banyak dianggap sebagai perintis pembangunanan (Wie,
1988: 17). Dengan kebijakan pembangunan didalam sektor industri yang
mengarah pada petumbuhan industri-industri yang memiliki peluang besar
dalam perekonomian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
2
ini merupakan hasil tambang yang dapat digolongkan kedalam golongan
tambang non logam atau hasil tambang. Hasil tambang batu dan pasir yang di
hasilkan dari erupsi Gunung Merapi sendiri merupakan galian ini yang sangat
diperlukan untuk kebutuhan berbagai pembangunan pribadi masyarakat
maupun industri besar di sektor konstruksi guna menunjang
pembangunan.Pesatnya pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor
pembangunana infrastuktur menjadikan industri maupun penambangan galian
bukan logam berkembang dengan pesat, baik penambang manulah,
menggunakan alat berat, industri pengolahan pertambangan bukan logam.
Data dari Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini,
sama dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah
dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal.
Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19
dengan gejala mirip flu. BPS Provinsi D.I. Yogyakarta. Dari landasan teori
mengenai peranan sumber daya alam terhadap penanganan covid-19, bahwa
keduanya saling bergantung. Di satu sisi adanya virus ini dapat membawah
dampak negatif, sedangkan untuk adanya sumber daya alam, mampu
mengatasi masalah virus ini(berdampak positif). Dilihat dari krisisnya
kebutuhan manusia dalam hal mengonsumsi maupun menggunakan sumber
daya alam, maka peran sumber daya alam sangat dibutuhkan oleh manusia
yang sekarang menjadi korban utama dari adanya virus ini. Misalnya, obat
tradisional yang hasilnya dari alam seperti kunyit, tamulawak, dan lain
sebagainya. Contoh pemanfaatan dari kekayaan alam tersebut adalah
penggunaan tanaman herbal untuk tujuan kesehatan secara turun temurun.
Saat ini, tanaman herbal banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah
satu cara untuk membantu pencegahan virus corona atau COVID-19.
Tanaman herbal yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah kunyit dan
temulawak. Prof. Daryono Hadi Tjahjono, Dekan Sekolah Farmasi, Institut
Teknologi Bandung menjelaskan bahwa kunyit (Curcuma longa L)
mengandung senyawa metabolit bahan alam berupa kurkumin yang dilaporkan
memiliki potensi terapeutik yang beragam seperti antibiotik, antiviral,
3
antioksidan, antikanker, dan untuk penanganan penyakit alzheimer.
“Kurkumin (atau turunannya, yaitu kurkuminoid) juga terdapat pada
temulawak, jahe, dan tanaman sejenis. Selain senyawa kurkuminoid, terdapat
puluhan senyawa kimia lain yang terkandung di dalam tanaman tersebut.
4
dalam pengembangan tanaman – tanaman tersebut hingga menjadi obat
fitofarmaka sebagai antivirus terhadap Covid-19.
B. Rumusan Masalah
1) Bagimana keterkaitan antara sumber daya alam dengan virus corona?
2) Bagimana peranan sumber daya alam terhadap penanganan Covid-19?
C. Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui:
1) Bagimana keterkaitan antara sumber daya alam dengan virus Corona?
2) Bagimana peranan sumber daya alam terhadap penanganan Covid-19?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan antara Sumber Daya Alam Dengan Covid-19
Ada berbagai macam klarifikasi mengenai Keterkaitan antara Sumber Daya
Alam Dengan Covid-19, adalah sebagai berikut:
1. Pandemi Covid-19, Peringatan untuk Manusia Hidup Berdampingan
dengan Satwa Liar
6
pasien positif Covid-19 dengan 4 orang diantaranya meninggal. Dari
beberapa penelitian menyebutkan Kelelawar merupakan hewan yang
dipercaya sebagai sumber virus baru Corona tersebut. Namun, beberapa
temuan menunjukkan, virus Corona tidak ditularkan langsung dari
kelelawar ke manusia. Sebaliknya, trenggiling, kelompok hewan pemakan
semut bersisik yang merupakan mamalia paling diperdagangkan di dunia,
diduga sebagai perantara virus tersebut. Kantor Berita Xinhua, Tiongkok,
melaporkan pekan lalu bahwa para peneliti telah menemukan kecocokan
genetik terdekat dengan virus corona yang menginfeksi manusia dalam
virus yang terdeteksi pada trenggiling. Namun, para ilmuwan telah
memperingatkan agar tidak sampai pada tahap kesimpulan, sebelum
penelitian dipublikasikan dan ditinjau lebih dalam. Jika trenggiling
berperan sebagai perantara, pelarangannya dapat diberlakukan untuk
mengatasi kondisi krisis. Trenggiling diperdagangkan untuk diambil
daging dan sisiknya, yang digunakan dalam pengobatan tradisional
Tiongkok. CITES sendiri telah melarang perdagangan internasional untuk
semua delapan spesies trenggiling sejak 2016. Dari tahun 2000 hingga
2013, diperkirakan lebih satu juta trenggiling masuk pasar internasional
secara ilegal. Ahli paru-paru China, yang menemukan virus corona SARS
pada 2003, Zhong Nanshan mengatakan, setelah dia berkunjung ke
Wuhan, dapat dipastikan virus corona berasa dari hewan liar di
sana.“Wabah terkonsentrasi di dua distrik di Huwan, terutama di pasar
makanan laut,” kata Zhong, dikutip South China Morning Post, pekan lalu.
China telah mengeluarkan aturan larangan terhadap perdagangan satwa
liar. Tujuannya, agar virus pencabut nyawa ini tidak menyebar ke seluruh
dunia. Sepuluh tahun terakhir, sebanyak 26 ribu trenggiling dari Indonesia
diselundupkan ke Tiongkok. Hal tersebut diungkap Database and Analysis
Officer Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia, Yunita Dwi
Setyorini, dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Yuni
mengatakan, penyelundupan dilakukan dengan berbagai modus: jalur laut,
kargo, dan melalui pelabuhan-pelabuhan kecil.“Mayoritas ke Tiongkok.
7
Kebanyakan transitnya di Malaysia, kemudian lanjut ke negara pengguna
yaitu di Hong Kong, daratan Tiongkok, dan Vietnam,” katanya.
Sedangkan Peneliti Mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Sugiono Saputra, meminta masyarakat mewaspadai wabah virus ini
dengan mengurangi, bahkan menghindari interaksi atau kontak langsung
dengan satwa liar. Biarkan satwa liar berkembang di habitat
alaminya.“Fenomena ini harus menjadi momentum kesadaran kita semua,
melindungi satwa liar di tempat aslinya,” terangnya kepada Mongabay
Indonesia, Senin (24/2/2020). Dia menjelaskan, satwa liar memang ada
yang dikonsumsi sebagai sumber makanan atau obat. Tetapi, risiko
biologis pengolahan hewan tersebut juga ada, yaitu transfer virus
(transmisi patogen).
8
hukum, tidak menjamin permasalahan itu selesai. Realitanya
sampai saat ini masyarakat masih banyak yang membeli satwa liar
baik itu yang sudah dilindungi maupun tidak. Perburuan masih
marak karena masih ada permintaan. Hal itu berdampak pada
kerusakan lingkungan. Misalnya kebakaran hutan, selain orang
mencari kayu salah satunya yaitu ulah dari para pemburu.
b. Keseimbangan Ekologi
9
menjadi masalah. Sifat alaminya yang susah dikendalikan akan
timbul. Sehingga membahayakan. Intinya, banyak dampak buruk
ketika memelihara. Apalagi mengkonsumsi. Untuk itu, sambung
Iwan satwa liar lebih baik tidak dipelihara. Jika ingin tahu bisa ke
kebun binatang. Banyak hal yang bisa mengapresiasikan sisi-sisi
keindahan tanpa harus memiliki. Karena di alam satwa liar
memiliki peranan penting untuk keseimbangan ekologis. Selain itu
juga bisa dijadikan sarana kajian keilmuan. Sekarang ini,
menurutnya, banyak gerakan kembali ke uri-uri budaya. Mengingat
nenek moyang dulu sudah mengajarkan bagaimana menghargai
alam yang di dalamnya ada tumbuhan dan satwa liar. Alam ini
bukan hanya air saja, melainkan di dalamnya juga ada makhluk lain
seperti binatang. “Ini juga mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan atau kestabilan ekosistem di alam,” imbuhnya.
10
menegakkan regulasi untuk menjaga satwa liar sangat penting.
Salah satunya dengan menggandeng seluruh stake holder yang di
dalamnya ada komunitas pemerhati lingkungan, LSM, maupun
organisasi masyarakat (ormas) untuk sosialisasi dan edukasi terkait
dengan perlindungan satwa liar dan habitatnya. Mendorong
masyarakat untuk peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Sehingga tergerak dan bergerak melindungi habitat satwa liar.
Mengingatkan teman, keluarga, tetangga atau masyarakat yang
melakukan tindakan pelaggaran seperti penyalahgunaan senapan
angin, berburu di kawasan lindung, jual beli satwa, dll. Keberadaan
satwa liar ini menurut Andik secara langsung bisa dimanfaatkan
sebagai mata pencaharian alternatif masyarakat sekitar dengan
membuat ekowisata, yaitu wisata berbasis ekologi. Seperti
pengamatan burung, pengamatan satwa liar, juga kupu-kupu.
Dimana masyarakat ini bisa mendapatkan nilai ekonomi tambahan.
Sedangkan wisatawan bisa mendapatkan nilai edukasi dan
pengalaman. Selain itu, pemanfaatan secara tidak langsung yaitu
sebagai penyeimbang ekosistem, memberikan kesuburan tanah,
hutan lestari, oksigen melimpah, dan juga kelimpahan
air.“Percayalah, jika kita berbuat baik kepada alam mereka akan
berdoa dan berzikir kepada Tuhan yang Maha Pencipta tanpa
terputus,” kata pria yang juga penyelam ini. Dia beriktikad, bisa
jadi makhluk lain seperti binatang maupun tumbuh-tumbuhan
inilah yang akan membantu manusia masuk surga. Tidak ada hal
sia-sia dalam hal berbuat baik, khususnya untuk alam.
11
Institut Teknologi Bandung (ITB), Daryono Hadi Tjahjono menjelaskan
bahwa kunyit (Curcuma longa L) mengandung senyawa metabolit.
Senyawa ini merupakan bahan alam berupa kurkumin yang dilaporkan
memiliki potensi terapeutik yang beragam seperti antibiotik, antivirus,
antioksidan, antikanker, dan untuk penanganan penyakit Alzheimer.
"Kurkumin atau turunannya yaitu kurkuminoid, juga terdapat pada
temulawak, jahe, dan tanaman sejenis. Selain senyawa kurkuminoid,
terdapat puluhan senyawa kimia lain yang terkandung di dalam tanaman
tersebut," kata Daryono dilansir dari laman resmi ITB, Jumat (20/3). Dia
mengatakan, masyarakat secara umum memanfaatkan tanaman tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya pun diklaim aman untuk
tubuh. Selain sebagai bumbu masak, tanaman tersebut juga menjadi
bahan baku jamu dan obat herbal terstandarkan. Lebih jauh, Daryono
menyebutkan, berbagai penelitian farmakologi telah dilakukan terhadap
kurkumin. Namun salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah
pengaruh kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19. Hal ini diketahui
sejak terjadi epidemi penyakit SARS pada 2003 silam. "Reseptor yang
berperan [SARS-CoV-2] adalah angiotensin converting enzyme 2
[ACE2]. ACE2 dapat berada dalam bentuk fixed [menempel di sel] dan
soluble [tidak menempel pada sel]. Penelitian terhadap senyawa
kurkumin [sebagai senyawa tunggal atau murni] dilaporkan
meningkatkan ACE2 pada hewan uji tikus, namun belum ada studi
hubungan langsung terhadap infeksi virus corona.
3. Bergantung Pada Lingkungan Hidup Manusia
penyebaran virus corona, menurut kepala badan pusat statistic, belum ada
2020.kondisi ini di sebab kan oleh turunnya nilai impor pada beberapa
12
Wabah virus corona memberikan dampak signifikan terhadap
dari wabah ini yang di kenal dengan COVID-19. Virus corona yang
Hal ini juga sejalan dengan perintah dari presiden agar membelanjakan
tersebut. Namun Sumber Daya Alam harus di oleah terlebih dahulu agar
pertahanan daya tahan tubuh lebih kuat untuk bisa mengkal virus corona
13
Faktor infeksi virus ini sebenarnya tidak menjadi sebab musabab
wabah ini terjadi, jika keseimbangan daya tahan imun manusia tetap
rusak dan tidak aman lagi bagi manusia, misalnya ketersediaan air bersih
layak di konsumsi, tingkat polusi udara yang sangat tinggi serta banyak
dan degadasi tanah, sebagian besar tetap tidak bisa terpecahkan. pada
saat yang sama masalah baru terkait dengan industralisasi muncul, seperti
meningkatnya emisi gas rumah kaca, polusi udara dan air, meningkatnya
mempunyai hubungan erat dengan wabah virus saat ini, sehingga todak
aneh , jika wabah-wabah ganas seperti flu burung, flu unta, SARS,
seperti virus corona yang dimana lebih di dominasi oleh binatang seperti
14
sejak dulu, dan baru menyebar dari Negara ke Negara dimana itu karena
virus ini di sebarkan oleh Negara China yang melakukan penelitian pada
kelelawar dan setelah kelelawar tersebut mati, virus corona sudah mulai
banyak orang yang mati Karena virus ini, bukan hanya itu perekonomian
juga terhambat serta Sumber Daya Alam yang sebagian di jadikan tempat
corona yang mewabah saat ini, obat-obatan yang bisa digunakan untuk
mencegah virus corona ini, seperti ; daun kelor, tamulawak, jahe, jeruk
15
Di bagian Sector pariwisata Penyebaran virus corona di Indonesia
ada potensi kehilangan devisa dari sector pariwisata US530 DOLAR juta.
miliar. Dari penilaian BI, kunjungan turis dalam enam bulan kedepan.
kbun binatang untuk menatasi penyebaram virus corona, akibat dari itu
Wabah virus corona (Covid – 19) telah mengubah wajah dunia. Sejak
ia menjadi isu serius “pembunuh manusia”, saat ini semua Negara bertindak
menyatakan bahwa virus ini telah menjadi pandemic global, beberapa Negara
pun telah melakukan karantina diri atau yang di sebut dengan lockdown.
penularannya sangat cepat dan tidak ada satupun Negara yang tidak terserang
16
virus ini. Dalam kasus penyebran virus corona, maka ia meneyeruak bukan
hanya menjadi isu kesehatan tetapi juga isu multi dimensi yang
pemanasan global. Jika virus corona sudah di nyatakan sebagai pandemi oleh
WHO, maka perubahan iklmi pun derajat isunya seharusnya setingkat dengan
sama memiliki daya bunuh dengan virus corona bahkan mungkin lebih.
Sebelum terjadinya wabah virus corona rezim perubahan iklim (para pihak
yang terlibat dalam KTT perubahan iklim) hanya di sibukkan dengan isu yang
bumi saat ini sedang sakit. Keseimbangan bumi yang semakin tidak menentu
17
Saat wabah terjadi, perilaku memborong barang untuk memenuhi
kebutuhna diri atau perilaku perdagangan untuk menjual barang dan jasa
yang minim. Satu titik yang dapat di lakukan oleh komunitas lokal dan
wabah. Jka kegagalan hasil dari KTT perubahan iklim adalah indikasi dari
gaya hidup yang pada akhirnya menghasilkan lautan sampah yang sulit untuk
di urai.
dan elit politik korup yang melakukan transaksi. Berikutnya masyarakat yang
realita keruakan lingkungan hidup. Virus corona ini muncul bukan hanya
18
Peran sumber daya alam terhadap virus corona sangat penting dimana
sumber daya alam yang ada sudah memadai khususnya di Indonesia, namun
dari segi pengelolaannya ada beberapa bagian pengelolaan sumber daya alam
belum maksimal. di lihat dari kasus yang mewabah secara menyelruh untuk
Negara Indonesia penaganan untuk virus corona atau Covid – 19 ini di batasi
belum di ketahui apakah penagkal yang bisa menangani virus tersebut bisa
penularannya sangat cepat dan tidak ada satupun Negara yang tidak terserang
virus ini. Dalam kasus penyebran virus corona, maka ia meneyeruak bukan
hanya menjadi isu kesehatan tetapi juga isu multi dimensi yang
19
belakang dengan isu lingkungan yaitu perubahan iklim dan dampak
pemanasan global. Jika virus corona sudah di nyatakan sebagai pandemi oleh
WHO, maka perubahan iklmi pun derajat isunya seharusnya setingkat dengan
sama memiliki daya bunuh dengan virus corona bahkan mungkin lebih.
Sebelum terjadinya wabah virus corona rezim perubahan iklim (para pihak
yang terlibat dalam KTT perubahan iklim) hanya di sibukkan dengan isu yang
bumi saat ini sedang sakit. Keseimbangan bumi yang semakin tidak menentu
kebutuhna diri atau perilaku perdagangan untuk menjual barang dan jasa
20
yang minim. Satu titik yang dapat di lakukan oleh komunitas lokal dan
wabah. Jka kegagalan hasil dari KTT perubahan iklim adalah indikasi dari
gaya hidup yang pada akhirnya menghasilkan lautan sampah yang sulit untuk
di urai.
dan elit politik korup yang melakukan transaksi. Berikutnya masyarakat yang
realita keruakan lingkungan hidup. Virus corona ini muncul bukan hanya
Peran sumber daya alam terhadap virus corona sangat penting dimana
sumber daya alam yang ada sudah memadai khususnya di Indonesia, namun
dari segi pengelolaannya ada beberapa bagian pengelolaan sumber daya alam
belum maksimal. di lihat dari kasus yang mewabah secara menyelruh untuk
21
Negara Indonesia penaganan untuk virus corona atau Covid – 19 ini di batasi
belum di ketahui apakah penagkal yang bisa menangani virus tersebut bisa
Angka yang semakin bertambah. Kasus ini juga merupakan salah satu kasus
adalah dengan kebersiha dan pelestarian lingkungan. salah satu aspek yang
secara garis besar kekuatan sumber daya alam sangat di butuhkan oleh
yang menerima penyebaran virus corona. Dari segi ini sumber daya alam
yang bisa mencegah penyebaran virus ini seperti; daun kelor, jahe. jambu biji,
arak. kehidupan sehari- hari juga bisa mengatasi virus corona pabila kita
22
mengikuti arahan dokter misalnya hal sederhana yang perlu di lakukan yaitu ,
antara lain;
Minum air yang secukupnya sudah merupakan hal sederhana yang bisa
2) Minum arak
di bawah matahari selama beberpa jam untuk bisa mencegah virus masuk
ke dalam tubuh.
Lebih banyak lagi peranan dari sumber daya alam terhadap penanganan
covid-19 yang sekarang menjadi isu di lingkup global ini. Secara luas akan
23
dilaporkan memiliki potensi terapeutik yang beragam seperti antibiotik,
sehari – hari dan aman dalam penggunaannya. Selain sebagai bumbu masak,
tanaman tersebut juga menjadi bahan baku jamu, dan obat herbal
dilakukan terhadap kurkumin, namun salah satu yang menjadi perhatian saat
(menempel di sel) dan soluble (tidak menempel pada sel). Penelitian terhadap
meningkatkan ACE2 pada hewan uji tikus, namun belum ada studi hubungan
(soluble) sehingga akan mencegah virus corona menempel pada sel, yang
24
tahan tubuh. Efek farmakologi gabungan senyawa kimia (multi compound)
dalam tanaman tersebut tentu bisa berbeda dengan efek farmakologi senyawa
membantu mengatasi virus corona dengan lebih baik. Sejauh ini sumber daya
gejala virus corona. selain itu bukan hanya suber daya alam saja melainkan
ada beberapa sistem lain yang ,membantu untuk mengatasi virus yang
sunber daya alam memadai hanya karena dari segi pengolahannya yang tidak
25
Banyak perusahan SDA yang berkontribusi untuk mengurangi virus
corona seperti; masker, disinfektan, dan lain sebagainya. peran dunia usaha
hal yang mutlak bukan hanya untuk sekedar menerima sumbangan dari para
pemerintah.
ada tindakan yang berarti, karena bantuan yang di butuhkan belum beberapa
dengan laba yang di keluarkan. Tidak hanya sumber daya alam tetapi peran
kewaspadaan.
menambah gap tersebut. Ruang kosong yang timbul akibat dinamika tersebut
berharga neggara (SBN) tidak selalu stabil ketika virus corona dan perang
sasaran perlu disusun dan kebijakan perlu di keluarkan agar penerbitan SBN
menjadi pandemic global, ujung dari krisis ini kian buram.pemerintah akan
26
presiden. Paket ini terdiri atas stimulus fiscal dan stimulus non fiscal.untuk
pajak sebagai stimulasi fiscal kedua untuk menangkal dampak virus COVID-
749 HS code barang impor yang di pakai sebagai bahan baku. Stimulus fiscal
pemerintah untuk karyawan sector industry, PPh pasal 22 barang impor, dan
PPh pasal 25 atau PPh badan untuk industry manufaktur yang di tangguhkan
selama 6 bulan.
luas oleh masyarakat dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap covid-
1) Kunyit
Kunyit atau Curcuma longa memiliki senyawa aktif utama kurkumin yang
memiliki aktivitas antiinflamsi, analgetik, dan imunomodulator. Selain itu
kunyit juga mengandung zat aktif yang khas, yaitu curcuminoide dan
ukanon jenis A, B, C, dan D yang berfungsi merangsang daya tahan tubuh.
27
2) Pegagan (Centela asiatica)
Merupakan tanaman tradisional yang mempunyai manfaat sebagai
imunomodulator pada penyakit yang membutuhkan pertahanan sistem
imun seluler maupun humoral. Kandungan senyawa glikosida triterpenoid
dan asiaticoside mempercepat perbaikan sel-sel kulit dan meningkatkan
daya tahan tubuh non spesifik.
3) Kayu Manis
Kayu manis kaya akan antioksidan, bahkan menjadi salah satu rempah
dengan kandungan antioksidan tertinggi. Antioksidan ini bisa melindungi
tubuh dari beberapa penyakit, misalnya flu.
28
Temu mangga mempunyai aktifitas fagositosis terkuat dibandingkan
empon-empon lain yang dikenal untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
6) Echinacea
29
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Aksi echinacea yang lebih
spesifik yaitu dengan cara meningkatkan jumlah dan aktivitas sel imun
termasuk sel antitumor, meningkatkan aktivasi sel T, menstimulasi
pertumbuhan jaringan baru untuk penyembuhan luka, mengurangi
inflamasi pada artritis (radang sendi), dan kulit yang terkena inflamasi.
7) Sereh
Sereh mengandung beberapa jenis antioksidan, yang bisa membantu
memberantas radikal bebas di dalam tubuh yang bisa menyebabkan
penyakit. Antioksidan di dalamnya termasuk asam klorogenik, isoorientin,
dan swertiajaponin.
30
69 orang pasien positif Covid-19 dengan 4 orang diantaranya
meninggal. Dari hasil penelitian, kelelawar dipercaya sebagai
sumber virus baru Corona yang berawal di Kota Wuhan, Tiongkok.
Tetapi penelitian lain menunjukkan trenggiling diduga sebagai
perantara virus tersebut. Tiongkok sendiri telah melarang
perdagangan satwa liar.
Pandemi Covid-19 menjadi peringatan agar manusia tidak
memelihara atau mengkonsumsi satwa liar. Meski ada dampak buruk
dan berbagai upaya konservasi serta penegakan hukum dilakukan,
perdagangan satwa liar tidak berkurang. Justru malah bertambah.
Satwa liar dan habitatnya bisa dimanfaatkan sebagai mata
pencaharian alternatif masyarakat, seperti untuk ekowisata Seiring
merebaknya penyebaran dan jumlah orang yang terkena di berbagai
negara di dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu
(11/03/2020) akhirnya menetapkan Covid-19 sebagai pandemi atau
wabah yang berjangkit serempak dengan geografi yang luas.
WHO mencatat ada 136.895 pasien positif Covid-19, dengan 5.077
orang meninggal dunia yang tersebar di 123 negara di dunia. Di
Indonesia sendiri, Juru bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr.
Achmad Yurianto di Komplek Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/3)
menyebutkan ada 69 orang pasien positif Covid-19 dengan 4 orang
diantaranya meninggal.
Dari beberapa penelitian menyebutkan Kelelawar merupakan hewan
yang dipercaya sebagai sumber virus baru Corona tersebut. Namun,
beberapa temuan menunjukkan, virus Corona tidak ditularkan
langsung dari kelelawar ke manusia. Sebaliknya, trenggiling,
kelompok hewan pemakan semut bersisik yang merupakan mamalia
paling diperdagangkan di dunia, diduga sebagai perantara virus
tersebut. Kantor Berita Xinhua, Tiongkok, melaporkan pekan lalu
bahwa para peneliti telah menemukan kecocokan genetik terdekat
dengan virus corona yang menginfeksi manusia dalam virus yang
31
terdeteksi pada trenggiling. Namun, para ilmuwan telah
memperingatkan agar tidak sampai pada tahap kesimpulan, sebelum
penelitian dipublikasikan dan ditinjau lebih dalam.
32
penyakit virus corona (COVID-19) ini mestinya bisa dijadikan
catatan penting bahwa seharusnya manusia itu tidak lagi
memelihara atau mengkonsumsi satwa liar. Jika itu dilakukan
maka dampak yang ditimbulkan bisa membahayakan diri sendiri
dan juga masyarakat luas. Iwan menyebutkan, pola eksploitasi
satwa liar masih sama. Manusia masih memanfaatkan satwa liar
untuk kesenangan, bahkan tidak sedikit yang menjadikannya
sebagai makanan atau nutrisi yang tidak jelas dasar ilmiahnya.
Perdagangan satwa liar sejauh tidak berkurang, justru malah
bertambah. Seperti lutung jawa (Trachypithecus auratus). Dalam
enam bulan terakhir ini, setiap bulan rata-rata hampir ada 2-3
primata berekor panjang yang masuk ke rehabilitasi JLC.
“Artinya dari rantai permasalahan tidak putus-putus. Masih ada
yang bermasalah terus ditengah kita melakukan upaya
rehabilitasi,” ujarnya kepada Mongabay Indonesia. Meski ada tim
gabungan penegak hukum, tidak menjamin permasalahan itu
selesai. Realitanya sampai saat ini masyarakat masih banyak yang
membeli satwa liar baik itu yang sudah dilindungi maupun tidak.
Perburuan masih marak karena masih ada permintaan. Hal itu
berdampak pada kerusakan lingkungan. Misalnya kebakaran
hutan, selain orang mencari kayu salah satunya yaitu ulah dari
para pemburu.
b) Keseimbangan Ekologi
Perdagangan satwa liar sejauh tidak berkurang, justru malah
bertambah. Seperti lutung jawa (Trachypithecus auratus). Dalam
enam bulan terakhir ini, setiap bulan rata-rata hampir ada 2-3
primata berekor panjang yang masuk ke rehabilitasi JLC.
“Artinya dari rantai permasalahan tidak putus-putus. Masih ada
yang bermasalah terus ditengah kita melakukan upaya
rehabilitasi,” ujarnya kepada Mongabay Indonesia. Meski ada tim
33
gabungan penegak hukum, tidak menjamin permasalahan itu
selesai. Realitanya sampai saat ini masyarakat masih banyak yang
membeli satwa liar baik itu yang sudah dilindungi maupun tidak.
Perburuan masih marak karena masih ada permintaan. Hal itu
berdampak pada kerusakan lingkungan. Misalnya kebakaran
hutan, selain orang mencari kayu salah satunya yaitu ulah dari
para pemburu.
34
liar ini akan menjadi masalah. Sifat alaminya yang susah
dikendalikan akan timbul. Sehingga membahayakan. Intinya,
banyak dampak buruk ketika memelihara. Apalagi
mengkonsumsi. Untuk itu, sambung Iwan satwa liar lebih baik
tidak dipelihara. Jika ingin tahu bisa ke kebun binatang. Banyak
hal yang bisa mengapresiasikan sisi-sisi keindahan tanpa harus
memiliki. Karena di alam satwa liar memiliki peranan penting
untuk keseimbangan ekologis. Selain itu juga bisa dijadikan
sarana kajian keilmuan. Sekarang ini, menurutnya, banyak
gerakan kembali ke uri-uri budaya. Mengingat nenek moyang
dulu sudah mengajarkan bagaimana menghargai alam yang di
dalamnya ada tumbuhan dan satwa liar. Alam ini bukan hanya air
saja, melainkan di dalamnya juga ada makhluk lain seperti
binatang. “Ini juga mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan atau kestabilan ekosistem di alam.
35
Senada dengan hal itu, Founder Sahabat Alam Indonesia, Andik
Syaifudin saat dihubungi menjelaskan, peran para pihak terkait
dalam menjalankan serta menegakkan regulasi untuk menjaga
satwa liar sangat penting. Salah satunya dengan menggandeng
seluruh stake holder yang di dalamnya ada komunitas pemerhati
lingkungan, LSM, maupun organisasi masyarakat (ormas) untuk
sosialisasi dan edukasi terkait dengan perlindungan satwa liar dan
habitatnya.
Mendorong masyarakat untuk peka dan peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Sehingga tergerak dan bergerak
melindungi habitat satwa liar. Mengingatkan teman, keluarga,
tetangga atau masyarakat yang melakukan tindakan pelaggaran
seperti penyalahgunaan senapan angin, berburu di kawasan
lindung, jual beli satwa, dll.
Keberadaan satwa liar ini menurut Andik secara langsung
bisa dimanfaatkan sebagai mata pencaharian alternatif masyarakat
sekitar dengan membuat ekowisata, yaitu wisata berbasis ekologi.
Seperti pengamatan burung, pengamatan satwa liar, juga kupu-
kupu. Dimana masyarakat ini bisa mendapatkan nilai ekonomi
tambahan. Sedangkan wisatawan bisa mendapatkan nilai edukasi
dan pengalaman. Selain itu, pemanfaatan secara tidak langsung
yaitu sebagai penyeimbang ekosistem, memberikan kesuburan
tanah, hutan lestari, oksigen melimpah, dan juga kelimpahan
air.“Percayalah, jika kita berbuat baik kepada alam mereka akan
berdoa dan berzikir kepada Tuhan yang Maha Pencipta tanpa
terputus,” kata pria yang juga penyelam ini. Dia beriktikad, bisa
jadi makhluk lain seperti binatang maupun tumbuh-tumbuhan
inilah yang akan membantu manusia masuk surga. Tidak ada hal
sia-sia dalam hal berbuat baik, khususnya untuk alam. Di samping
itu, upaya peningkatan kepedulian seluruh lapisan masyarakat
perkotaan dan pedesaan terhadap kelestarian fauna perlu terus
36
dibina dan digalakkan, kepedulian ini berdampak positif bagi
aspek lain pada kehidupan masyarakat, yaitu aspek sosial
ekonomi, budaya, dan sumberdaya alam . Senada dengan hal itu,
Founder Sahabat Alam Indonesia, Andik Syaifudin saat
dihubungi menjelaskan, peran para pihak terkait dalam
menjalankan serta menegakkan regulasi untuk menjaga satwa liar
sangat penting. Salah satunya dengan menggandeng seluruh stake
holder yang di dalamnya ada komunitas pemerhati lingkungan,
LSM, maupun organisasi masyarakat (ormas) untuk sosialisasi
dan edukasi terkait dengan perlindungan satwa liar dan
habitatnya.
Mendorong masyarakat untuk peka dan peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Sehingga tergerak dan bergerak
melindungi habitat satwa liar. Mengingatkan teman, keluarga,
tetangga atau masyarakat yang melakukan tindakan pelaggaran
seperti penyalahgunaan senapan angin, berburu di kawasan
lindung, jual beli satwa, dll.
Keberadaan satwa liar ini menurut Andik secara langsung
bisa dimanfaatkan sebagai mata pencaharian alternatif masyarakat
sekitar dengan membuat ekowisata, yaitu wisata berbasis ekologi.
Seperti pengamatan burung, pengamatan satwa liar, juga kupu-
kupu. Dimana masyarakat ini bisa mendapatkan nilai ekonomi
tambahan. Sedangkan wisatawan bisa mendapatkan nilai edukasi
dan pengalaman. Selain itu, pemanfaatan secara tidak langsung
yaitu sebagai penyeimbang ekosistem, memberikan kesuburan
tanah, hutan lestari, oksigen melimpah, dan juga kelimpahan
air.“Percayalah, jika kita berbuat baik kepada alam mereka akan
berdoa dan berzikir kepada Tuhan yang Maha Pencipta tanpa
terputus,” kata pria yang juga penyelam ini. Dia beriktikad, bisa
jadi makhluk lain seperti binatang maupun tumbuh-tumbuhan
37
inilah yang akan membantu manusia masuk surga. Tidak ada hal
sia-sia dalam hal berbuat baik, khususnya untuk alam.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
seperti virus corona yang dimana lebih di dominasi oleh binatang seperti
dulu, dan baru menyebar dari Negara ke Negara dimana itu karena
diakibatkan oleh ekosistem yang di rusak oleh manusia sendiri. tetapi virus
kelelawar dan setelah kelelawar tersebut mati, virus corona sudah mulai
banyak orang yang mati Karena virus ini, bukan hanya itu perekonomian
juga terhambat serta Sumber Daya Alam yang sebagian di jadikan tempat
daun kelor, jahe, jeruk, jambu biji, bisa mengatasi virus corona. Namun
bukan hanya itu, masih banyak penanganan lain yang bisa mencegah
terjadinya virus corona atau biasa di sebut Covid – 19. Persediaan sumber
39
penagkal yang bisa menangani virus tersebut bisa mematikan virus secara
otomatis.
B. Saran
Untuk sumber daya alam agar bisa mencegah virus corona yang
dan para dokter bisa menemukan penangkal virus tersebut. dan semoga
untuk masyarakat juga bisa menjaga jarak dan bisa membatasi aktivitas
40