Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENGENAI PERDAGANGAN JASA

OLEH:

SALOMON R. HABUT

NO. REG 31118112

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas tercapainya dalam
penyusunan makalah ini yang berjudul”Perdagangan Jasa dalam Perdagangan Internasional”.
Saya sebagai penulis, selaku mahasiswa di UNWIRA merasa bersyukur terhadap proses
perkuliahan ini, terutama untuk ibu Dosen mata kuliah”ekonomi internasional”, yang sudah
menopang, memberikan pemahaman, serta ilmu yang saya dapat. Ini akan menjadi bekal untuk
proses selanjutnya.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tidak luput dari kekurangan terutama dalam
sistematika penulisan dan klarifikasi judulnya itu. Oleh karena itu, saya meminta masukan dari
ibu dosen mata kuliah agar mampu memperbaiki kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
agar kedepannya saya lebih detail dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini, mampu menjadi pendomaan serta pegangan bagi siapa yang
membaca, yang tujuannya menambah wawasan mengenai perdagangan jasa dalam perdagangan
internasional. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar..............................................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan......................................................................................................................1

1. Latar belakang .........................................................................................................................1


2. Rumusan masalah.....................................................................................................................1
3. Tujuan masalah.........................................................................................................................2
4. Manfaat masalah.......................................................................................................................2

BAB II Pembahasan .....................................................................................................................3

1. Pengertian perdagangan internasional.....................................................................................3


2. Pengertian perdagangan jasa....................................................................................................5
3. Perdagangan jasa internasional................................................................................................5
BAB III Penutup...........................................................................................................................10
1. Kesimpulan...............................................................................................................................11
2. Saran.........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan salah satu cara yang diperlukan bagi
suatu negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya. Dengan didukung
kemajuan teknologi dan aksesbilitas transportasi yang semakin maju dewasa ini,
membuat perpindahan barang atau jasa oleh setiap negara di dunia menjadi lebih cepat
dan efisen. Arus informasi telah memungkinkan setiap negara lebih mengenal dan
memahami negara lain. Dalam bidang ekonomi, setiap bangsa akan lebih mudah
mengetahui dari mana barang-barang dapat diperoleh untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya dan sebaliknya kemana memasarkan produk-produk unggulannya.
 Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih dengan system
ekonomi terbuka, memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi. Hampir
setiap hari dalam surat kabar kita baca bagaimana hubungan-hubungan ekonomi dengan
luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral itu terjadi  Hubungan ekonomi
dengan luar negeri ini memberi pengaruh terhadap perekonomian dalam negeri. Ada
pengaruh buruk, tapi juga ada pengaruh menguntungkan. Hubungan ekonomi
internasional menyangkut transaksi barang, jasa modal, moneter, alat pembayaran dan
semuanya berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perdagangan internasional
2. Apa itu perdagangan jasa
3. Perdagangan jasa internasional?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui:
1. Apa itu perdagangan internasional?
2. Apa itu perdagangan jasa?
3. Perdagangan jasa internasional?
D. Manfaat masalah
Bagi mahasiswa makalah ini menjadi refrensi untuk menambah pengetahuan mengenai
perdagangan internasional serta perdagangan jasa.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan sebuah perdagangan yang dilakukan antar


negara guna menciptakan siklus dagang secara menyeluruh dan mendunia atau antar
negara. Perdagangan ini bisa dilakukan oleh negara-negara yang melakukan kerjasama
secara ekonomi bahkan sesama pengusaha antar negara. Latar belakang adanya
perdagangan secara internasional ini karena tidak semua negara mampu memenuhi
kebutuhan negaranya akan barang atau jasa. Oleh karena itu, perdagangan secara
internasional ini menjadi penting dan memiliki manfaat antar negara sehingga bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam artian yang sebenarnya antar sesama negara
tidak melakukan perdagangan secara internasional. Namun, warga negaranya yang
melakukan siklus dagang internasional, yaitu dengan mengadakan kerjasama, investasi
hingga penjualan barang dan jasa.

Pelaku dagang internasional adalah warga negara pemilik perusahaan, lembaga


pemerintahan atau suatu organisasi dagang lainnya. Suatu masyarakat dalam negara
tentunya membutuhkan barang atau jasa yang tidak ada di negara yang ditinggalinya.
Dengan adanya perdagangan antar negara tentu memperlancar pemenuhan kebutuhan
untuk warga di masing masing negara yang melakukan perdagangan ini. Misalnya saja,
Indonesia membutuhkan mesin modern untuk pengolahan sawah, maka negara luar
menyediakan mesin tersebut. Atas dasar kebutuhan dan saling menguntungkan kedua
belah pihak tentunya perdagangan antar negara ini sangat membantu dan bermanfaat.
Bagi negara yang membutuhkan barang atau jasa sudah terbantu pemenuhan
kebutuhannya. Dan bagi negara yang menawarkan barang serta jasa juga mendapat
keuntungan secara finansial dari negara lain.

Ada dua hal yang perlu dipahami sebagai teori yang mendasari perdagangan
secara internasional. Yaitu teori tentang keunggulan mutlak dan teori keunggulan
komparatif dengan penjelasan berikut.

1. Teori Keunggulan Mutlak

Pada teori keunggulan mutlak dijelaskan bahwa perdagangan secara


internasional akan memberikan keuntungan pada suatu negara. Dengan syarat negara
yang melakukan produksi menetapkan harga lebih rendah. Dan dibandingkan dengan
harga yang telah ditetapkan di negara lain. Misalnya, produksi negara A menentukan
5 sabun per jam sementara itu di negara B, 2 sabun per jam. Kemudian untuk sampo
negara A memproduksi 3 sampo perjam dan negara B, 7 sampo per jam. Kenapa
terjadi perbedaan? Karena di negara A terjadi efektifitas serta efisiensi produksi
sabun , berbeda dengan negara B yang kurang efektif. Begitu sebaliknya untuk
sampo, negara B lebih efektif.

Dengan adanya perbedaan produksi dan efektifitas antar negara maka bisa
dilakukan pertukaran perdagangan secara internasional. Yaitu dengan negara A
membeli Sampo negara B dan negara B membeli sabun dari Negara A. Akan terjadi
keuntungan untuk dua negara jika negara A menjual sabun dan negara B menjual
sampo.

2. Teori Keunggulan Komparatif


Adanya teori keunggulan komparatif yaitu suatu negara tidak mempunyai
keunggulan secara mutlak pada produksi barang. Pada suatu negara bisa melakukan
perdagangan secara internasional yaitu memilih barang yang paling efektif dan
efisien untuk proses produksi.
Pada contoh ini misalnya, bahwa di negara A produksi sabun bisa 5 sabun
per jam sementara di negara B hanya 2 sabun per jam. Kemudian untuk sampo,
negara A untuk sampo bisa menghasilkan 2 sampo per jam dan negara B, 2 sampo
per jam. Bisa dikatakan sama-sama memiliki efisiensi. Namun di negara A bahan
baku sampo lebih mahal, jadi negara B tetap dianggap efisien dalam produksi.Maka
dengan kejadian tersebut, bisa dilakukan pertukaran perdagangan dengan negara A
memproduksi sabun. Sementara itu negara B memproduksi sampo. Sehingga menjadi
efektif dan efisien dalam produksi dan penjualan internasional guna mendapatkan
keuntungan.
Itulah penjelasan dari teori perdagangan secara internasional yang dilakukan
antar negara. Berikutnya bahwa perdagangan tersebut juga memiliki berbagai
manfaat untuk kedua belah pihak negara yang melakukan kerjasama.
B. Pengertian Perdagangan Jasa
Service trade, trade in service, atau perdagangan jasa adalah perdagangan
antarnegara untuk produk tidak berwujud. Contohnya seperti sewa, pengangkutan, dan
biaya pengiriman. Perdagangan jasa dibedakan dengan perdagangan barang, yang mana
hanya mencakup produk berwujud. Perdagangan jasa mendorong pertukaran ide,
pengetahuan dan teknologi, meskipun sering dibatasi oleh hambatan seperti peraturan
domestik. Beberapa contoh perdagangan jasa yang paling umum adalah:

 Perjalanan, rekreasi, dan pariwisata

 Layanan transportasi (baik pengiriman dan penumpang)

 Kesehatan; transportasi dan distribusi

 Keuangan, perbankan, dan asuransi


 Penelitian dan pengembangan

 Layanan bisnis seperti periklanan, riset pasar, dan konsultasi

 Pendidikan

 Jasa layanan profesional (hukum, akuntansi, teknik, arsitektur, dan lainnya)

 Teknik lingkungan dan pengelolaan limbah

 Layanan komunikasi (pos, telepon, satelit, dll.)

 Layanan pemrosesan komputer dan data

 Layanan konstruksi

 Royalti dan biaya lisensi

C. Perdagangan Jasa Internasional


Jasa (services), seperti halnya barang (goods) adalah produk yang sering menjadi
objek perdagangan internasional. Secara terminologi, jasa dapat didefinisikan sebagai
hasil kegiatan produksi yang mengubah keadaan satuan-satuan yang mengkonsumsi, atau
mempermudah pertukaran produk atau aset keuangan. Jasa adalah hasil kegiatan produksi
yang mengubah keadaan satuan-satuan yang mengkonsumsi, atau mempermudah
pertukaran produk atau aset keuangan. Istilah “jasa” mencakup bermacam-macam produk
dan kegiatan yang tak dapat disentuh (intangible) yang sulit dijabarkan di dalam suatu
definisi yang sederhana. Jasa juga seringkali sulit dipisahkan dari barang, sebab jasa
dapat mencakup keduanya kadang tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Untuk keperluan pengukuran dan pengumpulan data “jasa” sebagai suatu kegiatan
ekonomi, jasa didefinisikan sebagai berikut: “Jasa adalah hasil kegiatan produksi yang
mengubah keadaan satuan-satuan yang mengkonsumsinya, atau mempermudah
pertukaran produk atau aset keuangan.” (System of National Accounts 2008, paragraf
6.17). Jasa adalah masukan (input) utama pada seluruh kegiatan perekonomian, termasuk
jasa lain sebagaimana dapat dilihat dari Tabel 1 yang menunjukkan keterkaitan antar-
sektor yang sangat penting.
Masyarakat modern tidak dapat berfungsi tanpa jasa transportasi, komunikasi,
keuangan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Seluruh sektor – barang atau jasa –
tergantung pada ketersediaan dan kualitas masukan (input) jasa untuk daya saing mereka,
dan tentunya, daya tahan (survival). Sektor-sektor jasa utama menyediakan fungsi
perantara (intermediasi) yang sangat penting. Transportasi dan telekomunikasi
mempermudah transaksi melalui ruang, sementara jasa keuangan mempermudah
transaksi dari waktu ke waktu.
Secara makro, sektor jasa merupakan sektor yang sangat penting dalam
perekonomian Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menunjukkan
bahwa sektor jasa merupakan salah satu kontributor PDB yang sangat penting. Kontribusi
sektor jasa dalam PDB Indonesia adalah sekitar 50% , sektor pertanian dan pertambangan
hanya menyumbang sekitar 25% dari PDB sedangkan 25% sisanya adalah dari sektor
manufaktur. Tingginya pangsa sektor jasa dalam PDB Indonesia diikuti pula oleh
banyaknya jumlah angkatan kerja yang berkerja di sektor ini. Data BPS menunjukkan
bahwa sektor jasa menyerap sekitar setengah dari angkatan kerja yang tersedia dan 40%
dari angkatan kerja yang bekerja di sektor jasa adalah perempuan. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pertumbuhan yang positif dari perdagangan jasa di Indonesia akan
membawa kesempatan yang lebih banyak untuk bekerja baik bagi laki-laki maupun
perempuan yang termasuk dalam angkatan kerja.
Tidak seperti barang, jasa memiliki karakteristik yang khas yaitu tidak dapat
disentuh atau dirasakan (intangible) sehingga membawa dampak pada modalitas
perdagangan yang berbeda pula. Selain itu, sifat intangible ini menjadikan perdagangan
jasa lebih rumit untuk dikuantifikasi tidak seperti pada perdagangan barang yang
umumnya tercatat dalam dokumen-dokumen kepabeanan. Ini adalah salah satu alasan,
mengapa statistik-statistik perdagangan konvensional tidak mencakup seluruh
perdagangan internasional bidang jasa.
Karakteristik jasa yang kedua adalah Tidak dapat disimpan, pada saat produksi
diselesaikan, jasa telah harus disediakan bagi para konsumen. Ketika seorang
pasienmenemui seorang dokter, jasa disediakan pada saat yang sama ketika jasa tersebut
dikonsumsi. Ada kalanya, seorang pasien dapat meminta nasihat medis melalui telepon,
tetapi sebagian besar dari kita lebih menyukai bertemu dokter secara langsung guna
memperoleh pemeriksaan menyeluruh. Banyak jasa mensyaratkan kedekatan fisik antara
penyedia dan konsumen. Dampak dari ciri ini adalah bahwa “perdagangan” akan
mengambil bentuk-bentuk yang berbeda , tidak sekadar perpindahan lintas batas
sebagaimana pada kasus barang. karakteristik khas jasa yang ketiga adalah jasa
cenderung melekat pada barang, arus informasi, atau pada manusia. Hal ini adalah
konsekuensi dari ciri khas jasa yang kedua yaitu jasa tidak dapat disimpan harus segera
dikonsumsi pada saat jasa tersebut diproduksi. Karakteristik jasa yang keempat adalah
ketersediaan jasa bersifat variabel yaitu tergantung pada seseorang yang menyediakan
jasa atau menyesuaikannya dengan kebutuhan konsumen. Contohnya adalah kualitas
perawatan kesehatan yang diterima oleh pasien tidak pernah sama, walaupun dokter-
dokternya berasal dari rumah sakit yang sama, atau memiliki spesialisasi yang sama.
Bahkan meskipun mereka mungkin telah memperoleh pelatihan yang sama. Pada kasus
barang, produk dapat dibuat satu kali atau barang yang sama dapat diproduksi jutaan kali
dengan tingkat presisi yang sangat tinggi, dan konsumen tidak akan dapat
membedakannya satu sama lain. Banyak jenis jasa disesuaikan dengan selera atau
kebutuhan perseorangan dan keanekaragaman jasa atau produk menjadi aspek utama
perdagangan jasa.
Secara umum, jasa diperdagangkan ketika penyedia dan pelanggan berasal dari
negara yang berbeda, tidak memandang tempat di mana transaksi terjadi. Karena
karakteristik jasa yang sangat khas ini maka jasa diperdagangkan dengan cara yang
berbeda-beda. Terdapat empat moda perdagangan jasa yang dikenal dalam perjanjian
perdagangan jasa multilateral (GATS-WTO). Keempat moda tersebut adalah :
a) Mode 1 Cross Border
Pada moda ini, perdagangan melalui penyediaan lintas batas, jasa
melintasi batas negara, terpisah baik dari penyedia maupun konsumen. Hal ini
serupa dengan cara bagaimana barang diperdagangkan. Contohnya Budaya pop
Korea Selatan yang telah menjangkiti Asia Tenggara pada beberapa tahun
belakangan, tidak terkecuali di Indonesia. Produk terpenting dari apa yang disebut
sebagai Gelombang Korea (Korean Wave) adalah musik pop atau K-pop. Selain
itu, bintang-bintang Korea Selatan muncul secara teratur di televisi, di film-film
dan papan reklame di seluruh Indonesia. Industri di bidang hiburan ini adalah
salah satu contoh jasa yang diperdagangkan antar negara (dalam hal ini adalah
impor Indonesia dari Korea Selatan).

b) Mode 2 Consumption abroad


Melalui cara ini, konsumen pergi ke luar negeri dan berstatus bukan
penduduk dimana jasa dikonsumsi. Moda ini juga disebut sebagai “perpindahan
konsumen” sebab konsumenlah yang melakukan perjalanan atau berpindah untuk
mempermudah terjadinya transaksi. Termasuk pula kedalamnya adalah
perpindahan hak milik konsumen (contoh, mengirim sebuah kapal atau peralatan
lainnya ke luar negeri untuk perbaikan). Pelayanan kesehatan dapat menjadi
contoh bagi moda 2 ini. Pasien Indonesia merupakan pelanggan setia terbesar bagi
industri kesehatan Singapura. Contohnya, sejak tahun 2009, tiga rumah sakit
Parkway telah merawat rata-rata 37 pasien Indonesia per hari, dengan rata-rata
rawat inap selama 3,7 malam. Jumlah warga Indonesia yang berobat ke rumah
sakit Parkway meningkat sebesar17 persen pada tahun 2010 jika dibandingkan
dengan 2009.
c) Mode 3 Commercial Presence
Cara lain dimana jasa dapat diperdagangkan adalah melalui keberadaan
komersial, yang pada intinya adalah menanamkan modal di negara lain (Foreign
Direct Investment) dalam rangka menyediakan suatu jasa. Pada kasus ini
penyedia jasa adalah perusahaan afiliasi, anak perusahaan atau kantor perwakilan
yang didirikan di suatu negara, yang merupakan kepanjangan tangan penyedia
jasa yang berstatus bukan penduduk, yang dapat mempekerjakan pegawai
setempat, didirikan berdasarkan hukum setempat, dsb. Jadi, penyediaan jasa
aktual dilakukan oleh ‘penduduk’, sementara penanam modalnya adalah pihak
asing. Indonesia, melalui salah satu BUMN telah melakukan penanaman modal di
luar negeri yaitu di negara Oman. Perusahaan konstruksi PT Adhi Karya Tbk
(ADHI) saat ini sedang membangun dua proyek di Oman, yaitu Tilal Complex,
suatu proyek gabungan di Al Khuwair, dan pembangunan apartemen dan hotel di
Shadden Al Hail melalui anak perusahaannya, Adhi Oman LLC.
d) Mode 4 Movement of Natural Person
Cara keempat dimana jasa dapat diperdagangkan adalah melalui apa yang
disebut sebagai perpindahan natural persons. Juga disebut sebagai perpindahan
sementara penyedia jasa, sebab produsen jasalah yang berpindah sementara waktu
guna mempermudah terjadinya transaksi. Pada kasus ini, penyedia jasa berada di
dalam negeri untuk sementara waktu dan dengan demikian berkedudukan sebagai
bukan penduduk. Pengiriman tenaga kerja perawat terlatih ke negara Jepang
merupakan salah satu contoh moda 4 ini. Pengiriman perawat ini merupakan
bagian dari perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA). Di bawah
EPA, Indonesia telah mengirimkan sejumlah 1.000 perawat dan pengasuh ke
Jepang pada tahun 2009.
Hasil kajian yang telah dilakukan oleh Direktorat Neraca Pembayaran
dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS yang dilakukan secara
spesifik untuk empat sektor jasa ( transportasi, pariwisata, keuangan dan tenaga
kerja) menunjukkan bahwa di subsektor jasa transportasi, penerimaan devisa dari
sektor jasa transportasi masih defisit, dimana Jasa transportasi laut nasional lebih
banyak dikuasai perusahaan asing sehingga melemahkan daya saing perdagangan
komoditas nasional dan justru memberikan keunggulan kompetitif kepada produk
dan jasa asing. Oleh karena itu pemerintah Indonesia perlu melakukan penguatan
daya saing sektor jasa ini. Penguatan daya saing ini terutama harus mulai
dilakukan dengan membangun sumber daya manusia manusia yang terdidik dan
memiliki cukup keterampilan, kreatif serta inovatif karena faktor sumber daya
manusia adalah faktor yang sangat krusial dalam pengembangan sektor jasa.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdagangan merupakan transaksi jual beli barang yang dilakukan antara penjual
dan pembeli di suatu tempat. Jasa merupakan kegiatan atau suatu manfaat yang tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lainnya. Dalam perkembangannya, jasa memegang peranan penting karena dapat
mendukung kegiatan perekonomian dan kegiatan manusia pada umumnya, bentuk-bentuk
jasa antara lain;jasa kesehatan, jasa hukum, jasa perbankan, jasa transportasi dan
perhubungan, jasa telekomunikasi.
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersamadimaksud
dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara
lain. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Ekspor
adalah kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Sedangkan
impor adalah kegiatan membeli barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri.
B. Saran
Adanya kemajuan yang sangat pesat di bidang perdagangan dan jasa tidak hanya
memberikan dampak positif saja, akan tetapi banyak dampak negatif yang ditimbulkan
seperti masyarakat cenderung menjadi konsumtif, kebarat-baratan atau hedonisme,
ketergantungan dengan produk luar dll. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus
meningkatkan rasa nasionalisme atau patriotisme dengan bangga menggunakan produk
buatan dalam negeri, meningkatkan industri dalam negeri yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

http://zonaekis.com/sejarah-singkat- -ekonomi-internasional /

http://www.ilmudasar.com/2017/08/pengertian perdagangan internasional.html?

https://www.onlenpedia.com/2016/09/pengertian perdagangan jasa -yang.html

https://mulaidengankanan.blogspot.co.id/2012/03/makalah-perdagangan jasa internasional.html

Anda mungkin juga menyukai