Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PKN

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA

Disusun Oleh :
Kartika Candra Dewi (19308141002)
Wahyu Mega Kartika (19308141005)
Winner Sabilla Rudita Sari M.S (19308141022)
Mohammad Fadhil Arif (19308141025)
Ihwan Fahrurazi (19308141037)
BIOLOGI B 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yangtelah
mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini baik secara langsung ataupuntidak langsung.
Pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Ibu Sri Agustin selaku pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraanyang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.
2. Teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah
ini bisa disusun dengan baik dan rapi

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 29 September 2019

Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR  ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

 BAB IPENDAHULUAN

 A.Latar Belakang Masalah ................................................................................ 

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 

 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dari hak asasi manusia ................................................................. 


B. Dasar hukum yang melandasi ditegakkannya hak asasi manusia .................. 
C. .............
D. Permusan HAM................................ 
E. Upaya Penegakan HAM ............................................................. 

BAB IIIPENUTUP

A.Kesimpulan .................................................................................................... 

B.Daftar pustaka ................................................................................................ 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, memiliki akal budi dan karsa.
Semua manusia memiliki kesamaan derajat dan martabat, sehingga tiap-tiap manusia
memiliki hak asasi yang sama. Hak merupakan unsur normatif yang harus diperoleh pada
setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu dan atau dengan instansi. Dalam
pemenuhan hak seorang individu maka akan berkaitan dengan individu lain. Hal ini
dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan saling
bersosialisasi. Oleh karena itu dalam pemenuhannya harus benar-benar diperhatikan agar
tidak melanggar terhadap hak orang lain.
Sebagai suatu negara, sudah menjadi kewajiban bagi Indonesia untuk mengakui, menjaga
dan melaksanakan serta memastikan terpenuhinya hak-hak asasi warga negaranya. Sehingga
sebagai negara hukum, Indonesia telah mengatur tentang pelaksanaan hak asasi dalam pasal
27-34 UUD 1945. Pelaksanaan hak asasi juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang No 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia dan banyak undang-undang serta peraturan lainnya.

Meskipun telah disusun dengan sedemikain rupa agar pelaksaan hak asasi berjalan
dengan lancar dan dengan seadil-adilnya, tetapi pada kenyataannya pelaksaan hak asasi
dalam kehidupan rumah tangga Bangsa Indonesia masih tidak berjalan sesuia harapan.
Mulai dari tidak terpenuhinya hak beberapa warga negara, pelanggaran terhadap hak asasi,
pelaksanaan yang tidak adil hingga pada pencabutan dan pengurangan fungsi hak asasi itu
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari hak asasi manusia?
2. Apa dasar hukum yang melandasi ditegakkannya hak asasi manusia?
3. Apa landasan hukum penegakkan hak asasi manusia
dalam UUD’45?
4.  Apa saja bentuk-bentuk penindasan terhadap hak asasi manusia?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu hak asasi manusia, macamnya, cara penegakan di Indonesia dan
program penegakan hak asasi manusia oleh pemerintah.
2. Pelanggaran hak asasi manusia dan penanganannya di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Hak Asasi Manusia

Demokrasi dan HAM dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan. Didalam Negara
yang menganut asas Demokrasi kedudukan rakyat sangat penting, sebab didalam negara tersebut
rakyatlah yang memegang kedaulatan kepentingan dan hak asasi rakyat diakui dan dilindungi
oleh negara, yaitu dengan kata lain negara melindungi Hak asasi manusia yang diatur dalam
konstitusinya, atau kedaulatan adalah kekuasaan yang penuh dan langgeng ada pada masyarakat.
Di dalam negara Demokrasi suatu negara dianggap milik masyarakat karena secara formal
negara itu didirikan dengan perjanjian masyarakat.

Secara teoritis HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi. Hakekat
HAM sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh
melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu
pula upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan
tanggung jawab bersama antara invididu. Pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil maupun
militer) dan negara.

HAM diperoleh dari penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa, merupakan hak yang tidak dapat
diabaikan sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai yang tinggi. HAM ada dan
melekat pada setiap manusia, oleh karena itu bersifat universal, artinya berlaku dimana saja dan
untuk siapa saja serta tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain
untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral
dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu selain ada HAM, ada juga kewajiban yang harus
dilaksanakan demi terlaksananya atau tegaknya HAM. Dalam menggunakan HAM, kita wajib
untuk memperhatikan, menghormati dan menghargai hak asasi yang dimiliki oleh orang lain,
Kesadaran terhadap HAM, harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya yang sudah ada sejak
manusia itu diahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia.

B. Dasar Hukum HAM


Dalam hukum dasar negara Indonesia yaitu dalam UUD RI 1945 (sebelum diamandemen),
istilah Hak Asasi Manusia (HAM) tidak terdapat baik dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun
Penjelasannya, tetapi tercantum Hak Warga Negara dan Hak Penduduk yang dikaitkan dengan
kewajibannya, antara lain tercantum dalam pasal 27, 28, 29, 30, dan 31. Meskipun demikian,
bukan berarti HAM kurang mendapat perhatian, karena susunan peraturan UUD 1945 tersebut
adalah inti-inti dasar kenegaraan. Dari pasal-pasal tersebut terdapat 5 (lima) pokok mengenai
HAM yang terdapat dalam Batang Tubuh UUD RI 1945, yaitu:

1. Kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan pemerintahan (Pasal
27 ayat 1).

2. Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2).

3. Hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
sebagaimana yang ditetapkan dengan UU (pasal 28).

4. Hak kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk dijamin negara (pasal 28 ayat 1).

5. Hak atas pengajaran (pasal 31 ayat 1)

Keberadaan undangan-undang diatas membuktikan bahwa Bangsa Indonesia menyadari dan


mengakui bahwa setiap individu adalah bagian dari masyarakat dan sebaliknya masyarakat
terdiri dari individu-individu yang mempunyai Hak Asasi serta hidup di dalam lingkungan yang
merupakan sumber daya bagi kehidupannya. Oleh karena itu, tiap individu disamping
mempunyai Hak Asasi, juga mengemban kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati
Hak Asasi individu lain, tata tertib masyarakat serta kelestarian fungsi, perbaikan tatanan dan
peningkatan mutu lingkungan hidup. Namun harus diakui bahwa kesadaran masyarakat tentang
hak asasi manusia ini, masih merupakan masalah, hak asasi tersebut masih belum dipahami
secara merata, karena itu belum disadari secara semestinya. Ini tercermin di dalam banyaknya
pengaduan masyarakat kepada Komnas HAM tentang perilaku pihak-pihak tertentu yang
melakukan tindakan pelanggaran hak asasi tanpa sedikitpun rasa salah dari yang bersangkutan.
C.

Sejarah dunia mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan dan kesenjangan sosial yang
disebabkan perilaku tidak adil dan diskriminatif atas dasar etnik, ras, warna kulit, budaya,
bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan status sosial lainnya. Menyadari bahwa perdamaian
dunia serta kesejahteraan merupakan dambaan umat manusia, maka hal yang menimbulkan
penderitaan, kesengsaraan, dan kesenjangan serta yang dapat menurunkan harkat dan martabat
manusia harus ditanggulangi oleh setiap bangsa. Bangsa Indonesia, dalam perjalanan sejarahnya
mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang disebabkan oleh penjajah. Oleh karena itu
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan penjajahan diatas dunia dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan
prikeadilan, sehingga Bangsa Indonesia berpandangan bahwa Hak Asasi Manusia tidak
terpisahkan dengan kewajibannya.,

D. Perumusan HAM

Perumusan Hak Asasi Manusia pada dasarnya dilandasi oleh pemahaman suatu bangsa terhadap
citra, harkat, dan martabat diri manusia itu sendiri. Bangsa Indonesiamemandang bahwa manusia
hidup tidak terlepas dari Tuhannya, sesama manusia dan lingkungan. Inilah yang terkandung
dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. walaupun harus
diakui bahwa selama ini kesadaran tentang hak-hak asasi manusia didalam masyarakat Indonesia
masih kurang difahami dengan benar. Ini tercermin dalam banyaknya pengaduan dari masyarakat
kepada Komnas HAM tentang perilaku pihak-pihak tertentu yang melakukan tindakan-tindakan
pelanggaran hak asasi. Tentang apa sebabnya maka terjadi gejala rendahnya pengertian dan
kesadaran akan hak asasi itu, tentu bermacam-macam namun hasil pengamatan, nampak bahwa
pengertian tentang hak-hak asasi dan kesadarannya pada masyarakat tidak selalu sejajar atau
berkorelasi positif dengan tingkat pendidikan formal orang yang bersangkutan. Jika kita ingat
bahwa masalah kesadaran tentang hak-hak asasi sesungguhnya lebih merupakan suatu
pandangan atau nilai hidup dan komitmen pribadi kepada pandangan dan nilai itu daripada
sekedar pengetahuan yang bersifat kognitif saja, maka memang pendidikan formal apalagi yang
sangat berorientasi kepada peningkatan keahlian profesional semata-mata tidak menjamin
kesadaran tentang hak-hak asasi manusia yang merupakan bagian dari nilai-nilai kemanusiaan
itu. Dengan demikian berarti bahwa usaha penyebaran dan peningkatan kesadaran akan hak-hak
asasi itu harus dilakukan secara ekstra, yakni selain melalui saluran-saluran resmi sebagaimana
semestinya juga melalui saluran-saluran tidak resmi dalam arti “non formal atau “non
governmental.Bagi masyarakat Indonesia sudah tentu persoalan hak-hak asasi harus dicari dan
dikaitkan akar-akarnya dengan idiologi nasional Pancasila. Karena itu harus ada pendekatan
kepada Pancasila sebagai rangkuman nilai-nilai instrinsik, yang menjadi tujuan dalam dirinya
sendiri berkenaan dengan inilah Pancasila sebagai dasar bagi undang-undang Nomor 39 tahun
1999 tentang hak asasi manusia. Mungkin sekali bahwa tipisnya komitmen pribadi dan sosial
dalam masyarakat pada umumnya kepada nilai-nilai Pancasila yang berarti juga kurangnya
pemahaman dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 ini.

E. Penegakan HAM

Adapum penegakan HAM dapat dilakukan melalui banyak jalur, diantara nya jalur hukum dan
jalur politik. Maksudnya terhadap siapapun yang melanggar HAM, maka diupayakan menindak
secara tegas para pelaku pelanggaran HAM tersebut. Untuk itu kita wajib menghargai dan
menghormati adanya upaya-upaya terhadap penegakan HAM adalah sebagai berikut:

a) Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM.

b) Mendukung para korban pelanggaran HAM untuk memperoleh restitusi, kompensasi dan
rehabilitasi.

c) Tidak mengganggu atau menghalangi jalannya persidangan HAM di pengadilan HAM.

d) Memberikan informasi atau melaporkan kepada aparat penegak hukum dan lembaga-lembaga
yang menangani HAM apabila terjadi pelanggaran terhadap HAM.

e) Mendorong untuk dapat menerima rekonsiliasi kalau lewat peradilan HAM mengalami jalan
buntu.

meskipun di Indonesia telah ada jaminan secara konstitusional maupun telah dibentuk lembaga
untuk penegakannya, tetapi belum menjamin bahwa HAM dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari. Di bidang hukum masih terlihat lembaga penegakan hukum, banyak pejabat yang
melakukan pelanggaran hukum sulit dijamah hukum, tetapi ketika pelanggaran itu dilakukan
oleh rakyat kecil maka tampak kuat cengkeramnya. Di samping itu di masyarakat masih banyak
terjadi bentrokan atau konflik tentang SARA

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas salah-satu kemungkinan yang dapat ditempuh dalam usaha
menanamkan dan meluaskan pengertian dan penghayatan akan hak-hak asasi manusia sehingga
menimbulkan kesadaran hak-hak asasi manusia ialah dengan menumbuhkan kesadaran tentang
sejarah tumbuhnya ide-ide nilai kemanusiaan pada berbagai lapisan masyarakat, terutama
perumusan hak-hak asasi yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999. Dalam
usaha menanamkan kesadaran masyarakat mengenai hak asasi manusia perlu adanya sosialisasi
baik secara formal maupun non formal. Oleh karena itu Partisipasi dan peran masyarakat sangat
penting dalam penegakan Hak Asasi Manusia. Tanpa partisipasi masyarakat dan dukungannya
maka penegakan HAM akan sia-sia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pusaka

Anda mungkin juga menyukai