Anda di halaman 1dari 3

REVIEW ARTIKEL

GLOBALISASI PENYAKIT
(MENUJU “SAINS ORGANISASI” MANUSIA)

TUGAS WAWASAN BUDAYA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Mengikuti Kegiatan Proses Perkuliahan

oleh
FADLIYAH DAMBEA
(841418042)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Judul artikel : Globalisasi penyakit (menuju “Sains organisasi” manusia)
Penulis : Basri Amin
Penerbit : Gorontalo Post
Cetakan : 2020
Halaman :4
Adakah yang pernah mendengar dua pandemi penyakit di dunia yang berasal dari
China? Mungkin sebagian besar semua penduduk di dunia pasti sudah pernah
mendengarnya. Adapun dua pandemi penyakit ini pernah diulas singkat dalam sebuah
koran kolom persepsi oleh Basri Amin.
Sejak dua pandemi penyakit ini (flu asia 1956-1958 & flu hongkong 1968-1970)
pernah mewabah di seluruh dunia, globalisasi tidak hanya berwujud kehebatan “ 4-T”:
Telekomunikasi, transportasi, trade, dan tourism. Sama halnya dengan Virus yang
semakin mengglobal. Literatur globalisasi tidak sepenuhnya menempatkan faktor
serangan “Penyakit global” sebagai bagian penting dari sebuah pembahasan.
Isu kesehatan menjadi krusial ketika “Millenium Development Goals”
dirumuskan yang lebih terkesan mendikte negara berkembang untuk mencapainya.
Sementara itu, hal tersebut tak terpisahkan dengan pergolakan sumber-sumber energi
dan degradasi sumberdaya alam yang semakin problematik dewasa ini. Dalam perkara
ini, justru negara barat yang ambigu sikapnya. Hal tersebut terlihat dari borosnya
energi yang mereka gunakan dalam industri seperti Amerika.
Sains (baru) menjadikan kompleksitas motif, intensi dan perilaku manusia yang
organisasional maupun non-organisasional sebagai pokok perhatiannya. Adapun
dampak dari ekonomi yang deskruptif yaitu munculnya gerakan-gerakan produktif di
sebuah bangsa. Gerakan produktif tersebut seharusnya bisa ditemukan
“Penjelasannya” dengan melihat kompleksitas “organisasi manusia”. Tidak hanya
menyangkut hal-hal positif, termasuk pula perkara negatif atau destruktif.
Sains baru merupakan keniscayaan yang mewadahi hadirnya solusi-solusi baru.
Misalnya desrupsi yang dimunculkan Covid-19 sejak bulan Januari 2020 yang tercatat
pada Ahad 22 Maret 2020 telah berdampak di 188 negara dengan 308.595 kasus,
13.069 kematian dan 95.829 recovery (wordmeters). Di Indonesia sendiri tercatat 514
kasus dengan 48 kematian.
Pemerintah adalah organisasi paling terdepan yang dipaksa oleh publik
melakukan aksi tercepat ketika serangan tertentu mengemuka. Untuk hal ini pelajaran
dari China, Singapore, Taiwan, dan Korea Selatan dipandang memberi pelajaran
tertentu. Sebaliknya, pengalaman Italia memberi indikasi serius tentang pentingnya
“Edukasi masyarakat” untuk disiplin ketika pemerintah terdesak situasi. Antara
negara maju dan negara berkembang, kemampuan organisasinya relatif sama ditingkat
pemanfaatan teknologi informasi, tetapi mereka sangat berbeda dalam memanfaatkan
“Pengalaman sejarah” sebagai sumberdaya yang berharga.
Solidaritas, tanggung jawab bersama, kebijakan pemerintah dan sistem penangan
yang adaptif dan efektif dinyatakan sebagai “Obat sistemik” dalam situasi pandemi
dunia seperti saat ini. Ketika semua hasil-hasil sains medis dipertaruhkan, pada
kenyataanya tak semua bisa diterapkan sekali waktu. Tak heran kalau seruan-seruan
yang sifatnya “Non-medis” sangat dominan misalnya: lebih banyak di rumah, Social
distancingg, menghindari kerumunan, rajin cuci tangan, dst.
Saat ini, kita tak lagi kurang informasi, setiap detik kita menerima kabar
perkembangan dari mana-mana. Dampaknya adalah kecemasan, waswas, spekulasi
dan pengambilan keputusan yang bersifat personal. Angka pasien Covid-19
meningkat, kematian bertambah, pola sebaran meluas di kelompok masyarakat secara
variatif, bahkan di saat yang sama tekanan terhadap rupiah juga meningkat.
Ulasan dalam koran kolom persepsi di atas menjadi informasi penting bagi kita.
Data-data yang disajikan akurat dan faktual. Namun bahasa yang digunakan banyak
menggunakan istilah-istilah yang jarang didengar oleh masyarakat awam. Sehingga
sulit untuk memahami maksud dari pembahasan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai