Anda di halaman 1dari 1

Nama : Wiradita

gumalangit Kelas : D
Nim : 841417176

Me-Review Tulisan :
GLOBALISASI SAINS
(Menuju “Sains Organisasi” Manusia)
Oleh : Basri Amin, bekerja di Universitas Negeri Gorontalo dan juga Anggota Indonesia Justice
Network (ISJN)
Dua pendemi penyakit terjadi di dunia di periode awal abad ini terjadi berasal dari negara China.
Tahun 2003 munculnya SARS dan hari ini dunia kembali bertempur dengan adanya Covid-19
yang setiap detik memakan banyak korban jiwa di seluruh belahan dunia. Sementara itu menurut
(Priedman, 2006) Inilah resiko nyata dari sebuah “dunia yang datar”. Sedikit menengok
kebelakang melihat beberapa kejadian sebelumnya bahwa pada tahun (1956-1958) pernah terjadi
Flu Asia, kemudian juga pada tahun (1968-1970) terjadi serangan Flu Hongkong yang memakan
korban hingga jutaan manusia. Sejak itu Globalisasi tidak hanya berwujud 4T (Telekomunikasi,
Transportasi, Trade, dan Tourism). Karena virus pun sudah semakin meng-global. Kita ketahui
bersama bahwa sejak awal tema-tema blok perdagangan, distribusi gagasan, dan praktik budaya,
migrasi, problem keamanan (terutama Terorisme), lingkungan (climate change) dan kemiskinan.
Sangat dominan dikaji dan dikerjakan. Tentu ini ada alasan dan ada apa sebenarnya?. Sains
(baru) telah menjadikan kompleksitas motif, intensi, dan perilaku manusia, baik yang
organisasional maupun non-organisasional sebagai pokok perhatiannya. Menyikapi hal ini maka
perlu adanya organisasi dan pengorganisasian yang lahir lewat pemikiran manusia modern.
Dengan produktifitas dari organsasi ini maka akan mampu mengatasi segala masalah baik di
dunia sains, teknologi dan sosial kemasyrakatan. Serangan Covid-19 menguji banyak aspek.
Masyarakat modern mengandalkan peran negara dalam hal ini pemerintah karena pemerintah
merupakan organisasi paling terdepan dan yang paling cepat serta handal dalam menyikapi
serangan atau peperangan tertentu.
Jika ingin organisasi efektif maka harus memiliki kekuatan berlapis-lapis seperti negara Korsel
dan Taiwan. Peran pemerintah harus mampu mengontrol seluruh elemen masyarakat lewat
kekuatan pengorganisasiannya sehingga akan menjadi “Obat Sistemik” bagi masyrakat yang
dipercaya mampu menangani wabah seperti Covid-19 ini. Karena lewat solidaritas, kebijakan
pemerintah dan sistem penanganan yang adaptif dan efektif. Menentukan skala bertindak dan
pengetahuan terutama dalam mengorganisir diri adalah solusi untuk penyebaran wabah yang
telah dikategorikan sebagai Bencana Non-Alam seperti sekarang ini. Karena banyak informasi
yang di dapatkan setiap detik menimbulkan kecemasan, was-was, serta spekulasi dalam
pengambilan keputusan sebab semua datang bersamaan. Setiap saat korban Covid-19 terus
melonjak naik, angka kematian seakan bertambah banyak dari anga kesembuhan (Recovery).
maka dari itu mari kita jaga bersama keluarga, komunitas pertemanan, serta mengikuti segala
aturan yang telah di anjurkan oleh pemerintah sambil menemukan sains baru lewat penyakit
Global ini. Ingat jangan meremehkan penyakit ini dan berperilaku lah seperti orang yang positif
Covid-19 agar kalian tetap berdiam dirumah (Sosial Distancing). Namun jika kalian berperilaku
sebagai orang yang Negatif Covid-19 maka yakin dan percaya pasti kalian akan keluar rumah,
jalan-jalan dan tidak mengindahkan aturan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai