Minggu ini saya akan lebih berfokus pada mentalitas yang harus
dimiliki oleh seorang investor jangka panjang.
Meski kita membeli perusahaan yang baik dan sehat, namun jika tidak
memiliki prinsip investasi yang kokoh, bisa jadi kita malah mengalami
kerugian.
Segala sesuatu ada proses, ada sistem, ada resiko, setiap kita
melangkahkan kaki keluar rumah selalu dibayangi dengan resiko,
tingkat resiko bertolak belakang dengan pengetahuan, ketika
pengetahuan bertambah, maka resiko semakin kecil, sebagaimana
mengendarai sepeda motor,tanpa pengetahuan, tanpa latihan, tanpa
jam terbang, tentunya naik sepeda motor menjadi sangat berbahaya,
bisa jatuh, diserempet orang, atau malah nabrak orang lain.
Lain halnya ketika kita memiliki pengetahuan, kapan pindah gigi, kapan
injak rem, berlatih mengendalikan kemudi, semakin banyak jam
terbang dan berlatih, semakin pandai dan mahir kita berkendara,
semakin reflek, maka resiko berkendara pun semakin kecil.
Gunakan uang dingin, uang nganggur, uang lebih yang tidak digunakan.
Saat kita yakin akan suatu saham sebab kita yakin dengan bisnisnya,
maka kita tidak akan menjual suatu saham hanya dengan iming-iming
untung sesaat 10-30 %, akankah kita menjual satu perusahaan yang
terbukti menghasilkan secara konsisten laba besar? pemilik
perusahaan sejati pasti akan mempertahankannya dan mewariskannya
untuk keturunan-keturunannya (anak cucunya), kalaupun mereka
melepas perusahaannya tentu dengan catatan, harga yang ditawarkan
market sangat tinggi jauh melebihi nilai intrinsiknya atau over value,
dan hasil penjualannya tidak mereka pakai tetapi mereka belikan lagi
perusahaan yang lebih baik dengan harga yang masih murah.
Saat orang-orang yang kita ikuti itu bisa memberikan screen shoot
atau bukti nyata portofolionya, kita sendiri lupa dengan portofolio
yang kita miliki.
Jangan fokus pada orang lain, fokuslah pada diri sendiri, tentukan
profil resiko yang dimiliki.
Apakah Anda bergantung pada saham? Dengan kata lain, Anda tidak
memiliki pendapatan kecuali di saham.
Berapa lama anda akan berinvestasi? Apa target yang ingin dicapai?
Contoh :
Sebaliknya,
Faktor umur,
Investor yang masih muda dan belum menikah bisa lebih berani
mengambil resiko dari investor yang sudah menikah dan memiliki
beban hidup lebih tinggi, adapun investor yang memiliki beban hidup
lebih tinggi, investasi yang aman akan lebih nyaman untuk mereka
meski tingkat keuntungan tidak terlalu tinggi.
STRATEGI INVESTASI
Setelah memahami profil investasi, langkah berikutnya menetapkan
strategi investasi, secara garis besar terdapat 3 strategi yang harus
disiapkan sebelum memulai berinvestasi,
Salam literasi!
Salam Investasi!