Anda di halaman 1dari 9

Analisa FUNDAMENTAL seri ke Empat

STRATEGY MEMILIH PERUSAHAAN UNTUK INVESTASI


JANGKA PANJANG

MODUL KE 8 KULIAH TELEGRAM MINGGUAN (SETIAP HARI JUM’AT)

Di susun Oleh : AchmAD DeDi

Khusus untuK member telegrAm

Group diskusi :@sufiinvesting


Group Materi : @sufiinvestinglibrary
www.sufiinvesting.com
pada modul yang ke 5 kita telah memahami laporan keuangan Balance
sheet, atau neraca, serta laporan laba-rugi.

Pada modul yang ke 6 kita telah memahami laporan perubahan


ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Pada modul ke 7, rekan Investor mulai dikenalkan dengan perusahaan


GCG, konsep tarif, dan mengenal valuasi saham mahal atau murah
berdasarkan point of view PBV dan PER.

Jika Anda mengikuti group telegram sufi investing semenjak awal,


dan membaca serta memahami modul-modul yang dibagikan setiap
jum’at, kemudian memahami dan mempraktekkan, saya rasa sudah
cukup menjadi bekal bagi rekan-rekan investor melakukan seleksi
perusahaan-perusahaan unggulan, sisanya adalah jam terbang dan
mentalitas kesabaran.

Sebagaimana petani, setelah diajari cara memilih bibit unggul,


memilih tanah yang subur, maka berikutnya, menunggu masa panen,
dalam masa menunggu itu tidaklah diam, menyiram, memberi pupuk,
membasmi hama, tanaman yang rusak segera di angkat, diganti benih
baru, petani tahu kapan dan berapa lama tanamannya akan berbuah
dan menghasilkan.

Menjadi investor tidaklah jauh berbeda, memilih perusahaan


unggulan, memasukkan ke watchlist, menyiapkan dana, cicil berkala,
beli saat harga murah (buy on weakness), jual saat harga tinggi (sell
on strength), hasil penjualan (uang cash) ditambah profitnya dipakai
lagi untuk beli saat harga saham turun, terus-menerus seperti itu
konsisten, kontinyuitas dan istiqomah akan membawakan pada hasil
yang luar biasa, dari 100 lot, bertambah 200, 300, hingga 1000 lot,
saat saham salah harga yang kita miliki mencapai harga wajarnya atau
over value, itulah saat panen, dan kepemilikan saham kitapun sudah
sangat banyak, sehingga hasilnya daging, sekali panen.
Ada kalanya saham yang dimiliki kinerjanya menurun, maka seorang
investor harus fokus pada saham yang dimilikinya, memeriksa laporan
keuangan setiap kuartal, memeriksa laporan tahunan, public expose,
dalam masa merintis perlu effort yang sangat tinggi, banyak
membaca, mencari informasi, bergabung dengan berbagai group,
namun tetap memiliki prinsip, pahami filosofi bisnis, sehingga setiap
ada rumor atau news yang sifatnya menjatuhkan psikologis, kita tidak
mudah panik, melainkan tetap berpatokan pada fundamental dan
senantiasa check and richeck ke situs resmi idx dan situs resmi
perusahaan yang bersangkutan.

Minggu ini saya akan lebih berfokus pada mentalitas yang harus
dimiliki oleh seorang investor jangka panjang.

Memiliki prinsip Investasi yang kokoh

Meski kita membeli perusahaan yang baik dan sehat, namun jika tidak
memiliki prinsip investasi yang kokoh, bisa jadi kita malah mengalami
kerugian.

Sebaliknya, ketika memiliki prinsip investasi yang kokoh, meski saham


yang kita beli buruk secara fundamental, mungkin masih memiliki
kesempatan untuk menuai keuntungan.

Segala sesuatu ada proses, ada sistem, ada resiko, setiap kita
melangkahkan kaki keluar rumah selalu dibayangi dengan resiko,
tingkat resiko bertolak belakang dengan pengetahuan, ketika
pengetahuan bertambah, maka resiko semakin kecil, sebagaimana
mengendarai sepeda motor,tanpa pengetahuan, tanpa latihan, tanpa
jam terbang, tentunya naik sepeda motor menjadi sangat berbahaya,
bisa jatuh, diserempet orang, atau malah nabrak orang lain.

Lain halnya ketika kita memiliki pengetahuan, kapan pindah gigi, kapan
injak rem, berlatih mengendalikan kemudi, semakin banyak jam
terbang dan berlatih, semakin pandai dan mahir kita berkendara,
semakin reflek, maka resiko berkendara pun semakin kecil.

Demikian pula dengan investasi, semakin banyak pengetahuan dan


wawasan yang kita miliki, yang kemudian kita lakukan back test,
berlatih, memulai membuka account, mulai mengerjakan pekerjaan
rumah, menyeleksi saham-saham yang memiliki fundamental baik,
GCG, rajin bagi dividen, kemudian mulai mencicil saat undervalue,
menahannya selama saham tersebut memiliki kinerja yang baik, setiap
ada uang cicil, semakin lama jangka waktu investasi, semakin banyak
lot kepemilikan saham, semakin banyak saham yang dimiliki, semakin
panjang jangka waktu investasi, maka secara historis, saham-saham
berkinerja baik senantiasa tercermin dari harganya yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun.

Peningkatan harga dari tahun ke tahun, ikut mengerek nominal rupiah


yang kita investasikan, semuanya terbukti secara statistik, secara
historis, bahwa semakin lama jangka waktu investasi, dengan catatan
perusahaan yang terpilih termasuk GCG, maka semakin kecil resiko
kerugian yang akan kita alami, bahkan bisa nol.

Resiko investasi semakin kecil, pendapatan semakin besar, high gain,


Low risk, bahkan zero risk.

Sejarah telah membuktikan, bagaimana para investor senior berhasil


menempati posisi freedom financial.

Teknologi informasi memudahkan kita untuk belajar dari orang-orang


sukses dalam bidang apapun, dengan mudah rahasia-rahasia
kesuksesan mereka kita ketahui, namun sayangnya semua
pengetahuan itu tidak membumi menjadi sikap dan mentalitas, kita
hanya sekedar kagum dengan cerita-cerita kesuksesan investasi,
namun tidak mampu menjadi bukti nyata dengan porto folio sendiri.
Untuk menjadi bukti nyata, kita perlu bertahan lebih lama dipasar
modal, untuk mampu bertahan lebih lama dan keluar sebagai
pemenang kita harus memiliki prinsip investasi yang kokoh.

Prinsip investasi yang kokoh akan terbangun dengan proses...

Mengorbankan kebahagiaan saat ini, untuk kebahagiaan di masa yang


akan datang.

Mengetahui harga suatu saham mahal atau murah.

Tekad kuat untuk menjadi pemilik saham minoritas.

Gunakan uang dingin, uang nganggur, uang lebih yang tidak digunakan.

Harga saham turun dengan catatan tidak ada perubahan pada


fundamentalnya, adalah kesempatan untuk membeli lebih banyak
saham dengan harga lebih murah.

Prinsip investasi yang kokoh dipengaruhi oleh cara pandang seorang


investor terhadap satu saham atau instrumen investasi lainnya.

Jika memandang membeli saham adalah membeli bisnis, maka akan


berpengaruh pada tindakan, dari mulai analisis, keputusan jual dan
beli, jangka waktu untuk menahan suatu saham, semuanya bergantung
kepada kondisi asli perusahaan yang sahamnya yang kita beli, selama
kondisi asli perusahaannya masih baik-baik saja, rumor seburuk
apapun tidak akan menggoyahkan keyakinan untuk bertahan lebih
lama.

Akan berbeda bagi yang memandang bahwa saham adalah tempat


yang menarik untuk memainkan uang, tujuannya mengambil
kesempatan, atau ikut andil dari naik turunnya harga saham, analisis
yang dilakukan adalah arah gerakan harga jangka pendek, yang penuh
dengan kamuflase (tipuan), aturan yang diterapkanpun aturan jangka
pendek, tidak fokus pada perusahaannya dan bahkan mungkin tidak
memahami sama sekali perusahaan ynang mereka transaksikan.
Mindset jangka pendek ini yang menjadikan saham menjadi bisnis
beresiko, high risk, high gain, menjadikan prinsip investasi kita rapuh,
terjebak beli diharga tinggi, sebab takut ketinggalan kereta,
terjebak cut loss prematur, sebab takut modalnya habis.

Saat kita yakin akan suatu saham sebab kita yakin dengan bisnisnya,
maka kita tidak akan menjual suatu saham hanya dengan iming-iming
untung sesaat 10-30 %, akankah kita menjual satu perusahaan yang
terbukti menghasilkan secara konsisten laba besar? pemilik
perusahaan sejati pasti akan mempertahankannya dan mewariskannya
untuk keturunan-keturunannya (anak cucunya), kalaupun mereka
melepas perusahaannya tentu dengan catatan, harga yang ditawarkan
market sangat tinggi jauh melebihi nilai intrinsiknya atau over value,
dan hasil penjualannya tidak mereka pakai tetapi mereka belikan lagi
perusahaan yang lebih baik dengan harga yang masih murah.

Perlakukan saham yang Anda miliki, sebagaimana Anda


memperlakukan sebuah bisnis atau perusahaan, jangan perlakukan
saham seperti lotere, undian, yang bisa untung dan rugi alias untung-
untungan ( gambling), judi jelas-jelas dilarang oleh agama dan negara,
memiliki penglihatan jangka panjang mengenai prospek perusahaan
tersebut, berapa lama akan menahan sahamnya, apa yang akan
dilakukan saat harganya turun, apa yang dilakukan saat harganya naik,
mencari tahu penyebab naik dan turunnya.

Saat kita mampu memandang saham yang dimiliki adalah perusahaan,


maka sebagai pemilik bisnis perlu memperhatikan secara serius
perusahaannya.
Memahami profil investasi
Tidak ada yang lebih paham diri Anda selain Anda sendiri, seringkali
kita sibuk menilai orang lain, bagaimana porto Anda? Berapa persen
revenue Anda dari saham per tahun? Bagaimana perbandingannya
dengan IHSG?

Saat orang-orang yang kita ikuti itu bisa memberikan screen shoot
atau bukti nyata portofolionya, kita sendiri lupa dengan portofolio
yang kita miliki.

Jangan fokus pada orang lain, fokuslah pada diri sendiri, tentukan
profil resiko yang dimiliki.

Apakah Anda suka dengan resiko?

Apakah Anda penghindar resiko?

Berapa persen kesanggupan Anda untuk merugi, dari total dana


investasi yang dimiliki?

Apakah Anda bergantung pada saham? Dengan kata lain, Anda tidak
memiliki pendapatan kecuali di saham.

Dengan memiliki dan memahami profil resiko, maka akan menentukan


bagaimana strategi investasi Anda, apakah cenderung aman, atau siap
kehilangan dana lebih dari setengah nominal investasi yang dimiliki.

Berapa lama anda akan berinvestasi? Apa target yang ingin dicapai?

Contoh :

Seorang pencinta resiko, mungkin siap membeli perusahaan yang


sedang sakit, sedang bermasalah, kena kasus, sentimen positif,
kesulitan keuangan, beban utang, omset penjualan menurun,
mengalami kerugian atau rumor.

Pencinta resiko, akan melihat bahwa perusahaan sakit tersebut hanya


tertekan untuk sementara waktu, dan pasti akan mengalami pemulihan
di masa yang akan datang.
Perusahaan sakit biasanya dijual dengan harga yang sangat rendah,
saat perusahaan tersebut mengalami pemulihan, penjualan mulai
stabil, masalah utang sudah mulai terselesaikan, maka nilai dari
perusahaan tersebut akan terangkat secara signifikan, pencinta
resiko memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang dibeli masih
memiliki prospek di masa depan.

Sebaliknya,

Profil investor yang cenderung bermain aman atau menghindari


resiko, tidak akan membeli perusahaan yang memiliki resiko tinggi,
mereka akan membeli perusahaan yang sudah kuat, stabil, dan
memiliki posisi utang yang baik, investor seperti ini lebih memilih
keamanan daripada resiko, merasa aman membeli perusahaan yang
jelas, meski ditawarkan pada harga tinggi di pasaran, sebab yakin
harganya akan terus naik, meski tidak tinggi tapi naik bertahap,
demikian pula dengan keuntungan, meski tidak tinggi yang penting
stabil.

Banyak faktor yang mempengaruhi profil investasi dari setiap orang,

Faktor umur,

Investor yang masih muda dan belum menikah bisa lebih berani
mengambil resiko dari investor yang sudah menikah dan memiliki
beban hidup lebih tinggi, adapun investor yang memiliki beban hidup
lebih tinggi, investasi yang aman akan lebih nyaman untuk mereka
meski tingkat keuntungan tidak terlalu tinggi.

Faktor tujuan investasi,

Investor yang menginvestasikan dananya dengan tujuan persiapan


biaya pendidikan anak dalam 10 tahun kedepan akan cenderung
memiliki profil investasi penghindar resiko, karena biaya pendidikan
merupakan sesuatu keharusan dan penting, sementara investor yang
berinvestasi dengan tujuan membeli mobil mewah, atau kebutuhan
konsumtif, akan lebih berani berinvestasi pada yang lebih beresiko
sebab tidak memiliki kewajiban yang tinggi.

Dengan memahami profil investasi, maka kita dapat mengambil


keputusan investasi yang sesuai dengan profil kita, tujuannya adalah
memiliki kenyamanan untuk berinvestasi, apapun pilihan kita, dengan
demikian setiap orang memiliki profil yang berbeda, sehingga strategi
yang tepat untuk masing-masing profil akan berbeda-beda.

STRATEGI INVESTASI
Setelah memahami profil investasi, langkah berikutnya menetapkan
strategi investasi, secara garis besar terdapat 3 strategi yang harus
disiapkan sebelum memulai berinvestasi,

1. Strategi membeli dan menjual.


2. Strategi pengelolaan portofolio.
3. Strategi manajemen uang.

Strategi membeli dan menjual akan membantu memilih perusahaan


terbaik di waktu yang tepat.

Strategi pengelolaan portofolio akan membantu untuk mengelola


komposisi masing-masing saham dalam portofolio investasi Anda.

Strategi manajemen uang akan membantu Anda untuk mengelola


keuangan Anda secara bijak.

Seluruh strategi diatas akan dijelaskan secara spesifik di modul


selanjutnya, Insya Alloh.
Selamat berburu perusahaan impian Anda

Salam literasi!

Salam Investasi!

Menuju investor cerdas 2020.

Anda mungkin juga menyukai