Anda di halaman 1dari 5

1

MINDFULNESS DAN DEPRESI PADA REMAJA PUTRI

Putu Sulastoyo & Siti Noor Fatmah Lailatushifah


Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mindfulness
dengan depresi pada remaja putri. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan
negatif antara mindfulness dengan depresi pada remaja putri. Subjek penelitian ini
adalah remaja akhir putri berusia 18-21 tahun, berstatus mahasiswi Universitas Mercu
Buana Yogyakarta berjumlah 75 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah
Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) dan Beck Depression Inventory (BDI).
Hasil analisis korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan r = -0,682 (p <
0,01) . Hal ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara mindfulness
dengan depresi pada remaja putri. Artinya semakin tinggi tingkat mindfulness maka
semakin rendah tingkat depresi pada remaja putri. Sebaliknya semakin rendah tingkat
mindfulness maka semakin tinggi pula tingkat depresi pada remaja putri. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan diterima.

Kata kunci : Mindfulness, depresi.

Pendahuluan sesuai dengan pemikirannya mengenai


Evolusi kehidupan manusia merupakan keadaannya tersebut (kognitif). Pemikiran
bentuk jawaban dari stress yang tercipta dari negatif ataupun berpikir terlalu mendalam
hubungannya dengan lingkungan. Remaja ketika (rumination) akan situasi yang dihadapi
menghadapi permasalahan yang tidak merupakan refleksi dari remaja untuk
terselesaikan karena adanya tekanan dan tuntutan mengubah keadaannya dan mendapatkan
yang tidak terpenuhi, dapat mengalami stress dan kembali keseimbangannya (Bishop, 2002).
hal ini menyebabkan keadaan atau suasana hati Pemikiran negatif ataupun berpikir terlalu
yang tidak menyenangkan. Keadaan tersebut mendalam akhirnya akan meningkat
muncul sebagai depresi, bila solusi (pemecahan menjadi depresi bila pemecahan masalah
masalah) tidak ditemukan. Depresi yang dialami (solusi) tidak ditemukan dan harapan
remaja terkait dengan meningkatnya kehidupan menjadi negatif.
penuh stress (tekanan) dan perubahan keadaan Depresi merupakan keadaan
kognitif yang cenderung kurang introspektif dan suasana hati yang tidak menyenangkan,
berpikir terlalu mendalam yang disertai pula meskipun demikian gejala yang muncul
suasana hati yang tidak menyenangkan akan meliputi beberapa simtom. Beck (1985)
segala sesuatu (Steinberg, 2002). mengidentifikasi gejala depresi yang
Emosi dan kognitif memerankan peran muncul termanifestasi kedalam simtom
penting pada kemunculan depresi dalam arus emosional, simtom kognitif, simtom
kesadaran. Burns (1988) mengungkapkan bahwa motivasioanal, dan simtom vegetatif atau
respon afektif atau emosi ditentukan bagaimana fisik. Simtom emosional mengacu pada
seseorang memandang pengalamannya sebagai perubahan perasaannya, seperti tampak
hasil interaksinya dengan lingkungan. Bila dalam kesedihan, perasaan negatif terhadap
seseorang, atau dalam konteks kehidupan remaja dirinya, berkurangnya kesenangan,
putri mengalami situasi atau keadaan yang tidak hilangnya ketertarikan emosioanal,
menyenangkan, maka akan mengalami respon menangis, dan hilangnya respon terhadap
afektif atau emosi yang tidak menyenangkan kegembiraan. Simtom kognitif meliputi
2

kesulitan berkonsentrasi, perhatian terhadap peristiwa yang terjadi diantara tubuh dan
masalah yang dihadapi menurun, kesulitan pikiran. Kedua, penerimaan terjadi ketika
mengingat, dan terjadinya penyimpangan pola individu hanya memperhatikan setiap
pikir yang meliputi pandangan negatif terhadap pemikiran, perasaan, dan sensasi sebagai
dirinya, dunia, dan masa depannya. Simtom pengalaman terbuka akan realitas saat ini-
motivasional menyangkut tidak adanya keinginan disini yang muncul dalam arus kesadaran.
untuk melakukan sesuatu bahkan aktivitas vital Brown dan Ryan (2003) mempertegas
seperti makan, melarikan diri, meningkatnya bahwa mindfulness didasari oleh
ketergantungan, dan hilangnya minat meningkatnya keadaan sadar terjaga
kegembiraan dalam aktivitasnya. Simtom fisik (awareness) yang terus-menerus
meliputi gangguan tidur (insomnia atau memonitor keadaan diri dan lingkungan
hipersomnia), gangguan nafsu makan luar; dan adanya perhatian (attention) yang
(anoreksia), selera makan menurun atau memusat sehingga menghasilkan kesadaran
meningkat, dan mudah merasa lelah. penuh akan pengalamannya secara lebih
Damasio (2000) mengungkapkan bahwa terbuka. Keadaan sadar terjaga adalah
ketika kesadaran diri muncul remaja mempunyai pengalaman subjektif dari phenomena
perasaan mengetahui mengenai keberadaannya, internal dan eksternal yang merupakan
sehingga memungkinkannya untuk mampu appersepsi dan persepsi murni dari semua
mengontrol emosinya dengan pemahamannya realitas peristiwa yang terjadi setiap saat.
(reasoning). Kemampuan remaja untuk mampu Perhatian merupakan pemusatan keadaan
mengontrol keadaan emosinya terjadi karena sadar terjaga untuk memperjelas aspek
meningkatnya kualitas kesadaran diri. Kualitas tertentu dari realitas.
kesadaran diri muncul sebagai mindfulness Mindfulness dimulai dengan
(kesadaran penuh) yang didasari meningkatnya membawa keadaan sadar terjaga pada
keadaan sadar terjaga dan perhatian akan pengalaman di sini-saat ini, dengan
keadaan disini-saat ini (Brown & Ryan, meningkatkan fokus perhatian pada
2003;2004). Damasio (2000) menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada pikiran,
kesadaran diri didasari keadaan sadar terjaga dan perasaan, dan sensasi diamati dari waktu ke
disertai oleh perhatian yang terpusat pada waktu. Peningkatan fokus perhatian
keadaan internal dalam dirinya (mind-body) dan menghasilkan kesadaran non-elaboratif dan
lingkungan diluar sehingga mengetahui non-judgemental akan pikiran, perasaan,
keberadaan dirinya di sini-saat ini. Mindfulness dan sensasi yang muncul sehingga
merupakan kualitas lebih jelas dan jernihnya kesadaran penuh merupakan pengalaman
pengalaman sadar remaja putri mengenai langsung akan realitas. Keadaan
keadaan disini dan saat ini (here & now) dengan penerimaan dalam mindfulness muncul
secara efektif menyadari ingatan masa lalu dan sebagai pengalaman terbuka akan realitas
terlebih lagi memungkinkan mengantisipasi masa yang terjadi disini-saat ini (Roemer dan
depan. Orsillo dalam Bishop, 2004).
Bishop. dkk (2004) menyatakan Perkembangan mindfulness terkait
kesadaran penuh merupakan representasi dari dengan kemampuan untuk lebih melihat
meningkatnya atau dipertahankannya keadaan hubungan antara pikiran, perasaan, dan
sadar terjaga dan perhatian akan peristiwa aktivitasnya sehingga makna dan penyebab
pengalaman disini-saat ini. Kesadaran penuh dari pengalaman dan perilaku disadari
memiliki dua komponen. Komponen pertama, sepenuhnya. Pengalaman terbuka dan
keadaan sadar terjaga dan perhatian yaitu bahwa penerimaan memungkinkan perspektif
mindfulness dimulai ketika keadaan sadar terjaga yang lebih luas akan pikiran dan
dibawa kepada pengalaman disini-saat ini, perasaannya sehingga resiko depresi dapat
diobservasi dan diperhatikan perubahan dikurangi bersama dengan meningkatnya
pemikiran, perasaan, dan sensasi sehingga kesadaran akan pikiran negatif sebagai
mindfulness merupakan pengalaman langsung peristiwa mental yang muncul dalam arus
3

kesadaran (Lau & McMain, 2005; Finucane & Adanya hubungan bermakna antara
Mercer, 2006). Hasil penelitian Brown & Ryan tingkat kesadaran diri dengan depresi
(2003) menunjukkan bahwa meningkatnya menunjukkan bahwa tingkat mindfulness
kesadaran penuh sebagai pengalaman langsung merupakan salah satu faktor yang
akan realitas berhubungan negatif dengan mempengaruhi tingkat depresi pada remaja
depresi. Subjek dalam penelitian ini adalah putri.
mahasiswa putra dan putri tahun pertama. Damasio (2000) menyatakan bahwa
Remaja putri dengan keadaan mindfulness akan kesadaran diri merupakan perasaan
menyadari pemikiran negatifnya sebagai mengetahui mengenai keberadaan diri,
peristiwa mental yang muncul dalam arus sehingga memungkinkannya untuk mampu
kesadaran. mengontrol emosi dengan pemahaman
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian (reasoning). Kemampuan remaja untuk
ini adalah ada hubungan negatif antara tingkat mengontrol keadaan emosinya terjadi
mindfulness dengan depresi pada remaja putri. karena meningkatnya kualitas kesadaran
Semakin tinggi tingkat mindfulness remaja putri, diri. Kualitas kesadaran diri muncul
semakin rendah tingkat depresinya. Semakin sebagai mindfulness (kesadaran penuh)
rendah tingkat mindfulness remaja putri, semakin yang didasari meningkatnya kualitas
tinggi tingkat depresinya. keadaan sadar terjaga dan perhatian akan
keberadaannya disini-saat ini (Brown &
Metode Ryan, 2003;2004).
Subjek penelitian ini adalah remaja putri Mindfulness terkait dengan
berusia 18-21 tahun, berstatus mahasiswi kemampuan untuk lebih melihat hubungan
Universitas Mercu Buana Yogyakarta, sebanyak antara pikiran, perasaan, dan aktivitasnya
75 orang. sehingga makna dan penyebab dari
pengalaman dan perilaku disadari
Alat pengumpul data dalam penelitian ini
sepenuhnya. Pengalaman terbuka dan
menggunakan Skala Mindfulness yang diadaptasi
penerimaan memungkinkan perspektif yang
dari MAAS (Mindfulness Attention Awareness
lebih luas akan pikiran dan perasaannya
Scale) dan BDI (Beck Depression Inventory).
sehingga resiko depresi dapat dikurangi
Skala Mindfulness diadaptasi dari MAAS yang
bersama dengan meningkatnya kesadaran
mengungkap kondisi mindless, terdiri dari 16
akan pikiran negatif sebagai peristiwa
aitem, yang berasal dari aspek keadaan sadar
mental yang muncul dalam arus kesadaran
terjaga dan perhatian. Skala ini memiliki empat
(Lau & McMain, 2005; Finucane &
kategori respon Sangat Sering (SS), Sering (S),
Mercer, 2006). Penelitian Finucane dan
Jarang (J), Sangat Jarang Sekali (SJS). Skor
Mercer (2006) menunjukkan bahwa bahwa
bergerak dari 1-4 (SS-SJS). BDI terdiri dari 21
mindfulness (kesadaran penuh) yang
butir aitem yang menggambarkan 21 kategori
berbasis terapi kognitif , efektif
sikap dan gejala depresi dengan skor bergerak
menurunkan depresi aktif dan kecemasan.
antara rentang 0-40 ke atas (Burns, 1988).
Kunci penting Mindfulness Based
Teknik analisis data yang digunakan
Cognitive Therapy (MBCT) adalah
untuk menguji hipotesis adalah teknik korelasi
mengenali dan melepas pemikiran negatif
Product Moment dari Pearson.
dari pada menolak atau hanyut didalam
pemikiran tersebut. Mindfulness
Hasil Dan Diskusi
merupakan pengalaman langsung akan
Hasil analisis data menunjukkan ada
realitas yang terjadi.
hubungan negatif yang signifikan antara
Keadaan mindfulness diartikan
mindfulness dan depresi pada remaja putri, r = -
bahwa pikiran dan perasaan merupakan
0,682 (p<0,01). Koefisien determinasi (r 2 ) yang peristiwa mental yang muncul di pikiran
diperoleh = 0,465 artinya sumbangan tingkat tanpa perlu mengidentifikasikannya secara
mindfulness terhadap depresi pada remaja putri berlebihan, dan bereaksi secara otomatis
dalam penelitian ini sebesar 46,5 %.
4

dengan kebiasaan perilaku yang cenderung disekolah ataupun dimasyarakat). Kepada


terdorong secara emosional. Mindfulness peneliti selanjutnya disarankan juga untuk
merupakan keadaan observasi diri yang memberi mencoba menggunakan metode ekperimen
jarak antara persepsi dan respon, sehingga untuk mengetahui seberapa efektif tingkat
memungkinkan pikiran untuk merespon situasi mindfulness berperan dalam merunkan
lebih efektif pada realitas yang sesungguhnya. tingkat depresi.
Hayes dan Feldman (2004) mengungkapkan
bahwa keadaan mindfulness mengenai dirinya Daftar Pustaka
akan memperjelas apa yang sebenarnya
dirasakannya sehingga mampu mengobati Beck. A.T. 1985. Depression Causes and
(memperbaiki) suasana hatinya dengan Treatment. Philadelphia : University
fleksibilitas kognitifnya. Mindfulness akan of Pennsylvania Press.
dirinya memungkinkan remaja putri untuk dapat Bishop, S.R., Lau, M., Shapiro, S., Carlson,
memahami dirinya dan mengantisipasi L., Anderson, N.D., Carmody, J.,
permasalahan yang dihadapi sehingga Segal, Z.V., Abbey, S., Speca, M.,
keberadaan simtom depresi dapat dminimalkan. Velting, D., & Devins, G. 2004.
Hasil penelitian ini sekaligus Mindfulness : A proposed
menunjukkan keberadaan faktor-faktor lain yang operational definition. Clinical
mempengaruhi tingkat depresi selain tingkat Psychology : Science & Practice,
mindfulness sebesar 53,5%. Faktor-faktor lain Vol. 11, No. 3, 230-241.
tersebut dapat berupa faktor biologis, kognitif, Bishop, S.R. 2002. What do we really
dan sosial (hubungan dengan orangtua dan know about Mindfulness-Based
teman; dan perubahan lingkungan di sekolah dan Stress Reduction?. Psychomatic
di masyarakat) (Santrock, 2003a). Nolen & Medicine, 64 : 71-84.
Hoeksema (Davidson & Neale, 1996) Burns, D.D. 1988. Terapi Kognitif :
menyatakan bahwa depresi pada remaja putri Pendekatan Baru Bagi Penanganan
cenderung tinggi disebabkan cara dalam coping Depresi. Jakarta : Erlangga.
terhadap stres. Remaja putri terlihat kurang aktif, Brown, K.W., & Ryan, R.M. 2003. The
cenderung merenungkan situasi yang mereka Benefit of Being Present :
hadapi dan menyalahkan diri sendiri. Santrock Mindfullness and Its Role in
(2005b) juga mengungkapkan bahwa remaja putri Psychological Well-Being. Journal
lebih tinggi tingkat depresinya karena : a) remaja of Personality & Social Psychology,
putri cenderung berpikir terlalu mendalam Vol. 84, No. 4, 822-848.
(rumination) mengenai keadaan suasana hatinya Brown, K.W., & Ryan, R.M. 2004. Peril
yang tertekan; b) gambaran diri remaja putri and promise in defining and
mengenai tubuhnya lebih negatif dari pada measuring mindfulness :
remaja laki-laki; c) remaja putri lebih mengalami Observation from experience.
diskriminasi dari pada laki-laki; d) perubahan Clinical Psychology : Science &
hormonal yang dialami khususnya remaja putri. Practice, Vol. 11, No. 3, 243-248.
Berdasarkan hasil penelitian, remaja putri Damasio, A. 2000. The Feeling of What
atau siapapun juga diharapkan untuk Happens : Body and Emotion in the
meningkatkan tingkat mindfulness agar depresi Making of Consciousness. New
dapat dihindari. York : Harcourt Brace and co.
Mengingat tingkat mindfulness hanya Davidson, G.C., & Neale, J.M. 1996.
memberikan sumbangan sebesar 46,5%, maka Abnormal Psychology. New York :
dianjurkan bagi peneliti lain yang berminat John Wiley & Sons Inc.
terhadap penelitian sejenis untuk melihat faktor- Finucane, A., & Mercer, S.W. 2006. An
faktor lain, misalnya faktor biologis, kognitif, dan exploratory mixed methods study of
sosial (hubungan interpersonal dengan orangtua the acceptability and effectiveness
ataupun teman dan perubahan lingkungan of Mindfulness-Based Cognitive
5

Therapy for patients with active


depression and anxiety in primary care.
Bio Medical Central (BMC) Psychiatry,
Vol. 6, No. 14, 1-14.

Hayes, A.M., Feldman, G. 2004. Clarifying the


construct of mindfulness in the context of
emotion regulation and the process of
change in therapy. Clinical Psychology :
Science and Practise, Vol. 11, No. 3, 255-
262.
Lau, M.A., & McMain, S.F. 2005. Integrating
mindfulness meditation with cognitive
and behavioral therapies : The challengge
of combining acceptance and change
based strategies. The Canadian Journal
of Psychiatry, Vol. 50, No. 13, 863-869.
Levine, R.V., Cappellety, G.G., Brown, L.G., &
Mouanoutoua, V.L. 1991. A hmong
adaptation of the Beck Depression
Inventory. Journal of Personality
Assessment, 57(2), 309-322.
Santrock, J.W. 2003a. Adolescence, 6th Edition :
Perkembangan Remaja. Jakarta :
Erlangga.
Santrock, J.W. 2005. Adolescence, 10th Edition.
New York : Mc Graw-Hill Comp Inc.
Steinberg, L. 2002. Adolescence, 6th Edition.
New York : McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai