Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU

TUTORIAL KASUS I

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Keperawatan Komunitas”

Dengan Dosen Tutorial : Dadang Purnama, S.Pd., S.Kep., Ners., M.KM

Oleh :

Rini Andiani 220110166105

A’ 2016

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

Jl. Proklamasi No. 05 Tarogong Garut telp. 0262-232212

2018
Learning Objective

1. Konsep komunitas dan komunitas sehat

Jawab

Konsep Komunitas

Komunitas ialah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok dengan
kepetingan bersama (communities of common interest), baik bersifat fungsional maupun teritorial.
Istilah komunitas (community) dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”. Istilah komunitas
menunjuk pada warga sebuah dusun (dukuh atau kampung), desa, kota, atau suku.

Sebagai suatu perumpamaan, kebutuhan seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila
dia hidup bersama-sama rekan lainnya yang sesuku. Dengan demikian, kriteria yang utama bagi adanya
suatu komunitas adalah terdapat hubungan sosial (social relationships) antara anggota suatu kelompok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu dan faktor utama menjadi dasar adalah interaksi
yang lebih besar di antara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya
(Soekanto, 1990).

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat atau komunitas adalah suatu wilayah kehidupan sosial
yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar-dasar dari komunitas adalah
lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat tersebut (Soemardjan, 1962).[1]

Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas,
dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata
tersebut sebagai berikut :

1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal
setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun
masyarakat dan ekosistem.

2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu
sampai tingkat eko¬sistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai
dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.

3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan
manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan
jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan kepera¬watan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin,
1987).

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan
masyarakat yang dilaku¬kan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik
keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menye¬luruh dengan tidak membatasi pelayanan yang
diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masya¬rakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah
suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.

2. Profil kesehatan indonesia

Kesehatan Ibu

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran
hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi juga mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penuruan
kematian ibu selama periode 1991-2015. Terjadi penurunan AKI di Indonesia dari 390
pada tahun 1991 menjadi 305 pada tahun 2015.

Tuberkulosis

Pada Tahun 2017 kasus tuberkulosis terbanyak ditemukan pada kelompok umur
25-34 tahun yaitu sebesar 17,2% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,1% dan
pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 16,4%. Pada gambar diatas terlihat bahwa
perbedaan proporsi kasus tuberkulosis berdasarkan golongan umur dari tahun 2013
sampai dengan 2017 tidak terjadi perubahan signifikan cakupan semua kasus
tuberkulosis (Case Detection Rate/ CDR) tahun 2008-2017. Case Detection Rate kasus
tuberkulosis pada tahun 2017 sebesar 42,8% meningkat dibandingkan dengan tahun
2016 sebesar 35,8%.
HIV/AIDS
Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ketahun cenderung
meningkat dan pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak 48.300 kasus. Sedangkan jumlah
kasus AIDS terlihat adanya kecenderungan peningkatan penemuan kasus baru sampai
tahun 2013 yang kemudian cenderung menurun pada tahun-tahun berikutnya.
Penurunan tersebut diperkirakan terjadi karena jumlah pelaporan kasus AIDS dari
daerah masih rendah. Pada tahun 2017 kasus AIDS yang dilaporkan menurun
dibandingkan tahun 2016 yaitu sebanyak 9.280. Secara kumulatif, kasus AIDS sampai
dengan tahun 2017 sebesar 102.667 kasus. Menurut jenis kelamin, persentase kasus
baru HIV positif dan AIDS tahun 2017 pada laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan seperti digambarkan di bawah ini. Penderita HIV positif pada laki-laki
sebesar 63,6% dan pada perempuan sebesar 36,4%. Sedangkan penderita AIDS pada
laki-laki sebesar 68,0% dan pada perempuan sebesar 31,9%. faktor risiko (43,5%).
Faktor risiko tertinggi yaitu LSL sebesar 24,2%, heteroseksual 22,4% dan Penasun
sebesar 1,7%. Sedangkan kasus AIDS tertinggi yaitu Heteroseksual sebesar 68,9% dan
terendah transfusi sebesar 0,3%. Distribusi kasus AIDS menurut jenis pekerjaan
terbanyak pada tenaga non profesional (karyawan) (26,4%), ibu rumah tangga (16,2%)
dan wiraswasta (14,3%).
Pneumonia
Di Indonesia, Data Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa Pneumonia menduduki
peringkat kedua sebagai penyebab kematian bayi (23,8%) dan balita (15,5%). Menurut
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 digambarkan bahwa period prevalens dan
prevalensi dari pneumonia tahun 2013 adalah 1,8% dan 4,5%. Berdasarkan data
Laporan Rutin Subdit ISPA Tahun 2017, didapatkan insiden (per 1000 balita) di
Indonesia sebesar 20,54. Sejak tahun 2015 indikator Renstra yang digunakan adalah
persentase kabupaten/kota yang 50% puskesmasnya melakukan pemeriksaan dan
tatalaksana standar pneumonia baik melalui pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit), maupun program P2 ISPA . Pada tahun 2015 tercapai 14,62% sedangkan
target sebesar 20%, tahun 2016 tercapai 28,07% dari target 30%, tahun 2017 tercapai
42,6% dari target 40%. Tercapainya target pada tahun 2017 selain karena penerapan
tatalaksana standar pneumonia di puskesmas sudah dilaksanakan, juga meningkatnya
partisipasi puskesmas dalam melaksanakan pelaporan sesuai format yang sudah
ditetapkan. Angka kematian akibat pneumonia pada balita tahun 2016 sebesar 0,22%
pada tahun 2017 menjadi 0,34%. Pada tahun 2017, Angka kematian akibat Pneumonia
pada kelompok bayi lebih tinggi yaitu sebesar 0,56% dibandingkan pada kelompok anak
umur 1 – 4 tahun sebesar 0,23%. Cakupan penemuan pneumonia dan kematiannya
menurut provinsi dan kelompok umur pada tahun 2017
Hepatitis
Persentase ibu hamil HBsAg reaktif tertinggi yaitu Provinsi Nusa tenggara
Barat (6,15%), Nusa Tenggara Timur (5,26%) dan Papua (3,92%). Sedangkan Provinsi
Kalimantan Tengah belum ditemukan ibu hamil yang positif HbsAg.
Diare

Target cakupan pelayanan penderita Diare semua umur (SU) yang datang ke
sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita Diare SU (Insidens Diare
SU dikali jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Tahun 2016
jumlah penderita diare SU yang dilayani di sarana kesehatan sebanyak 3.176.079
penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2017 yaitu menjadi 4.274.790 penderita
atau 60,4% dari perkiraan diare di sarana kesehatan. Insiden diare semua umur secara
nasional adalah 270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015). Target cakupan
pelayanan penderita Diare Balita yang datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari
perkiraan jumlah penderita Diare Balita (Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di
satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Gambar di bawah ini adalah cakupan
pelayanan penderita diare Balita secara nasional tahun 2017, dengan provinsi tertinggi
yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (96,94%), Kalimantan Utara (63,43%) dan
Kalimantan Timur (56,91%), sedangkan provinsi terendah yaitu Nusa Tenggara Timur
(17,78%), Sumatera Utara (15,40%) dan Papua Barat (4,06%).
Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tahun 2017 kasus DBD berjumlah 68.407 kasus, dengan jumlah kematian
sebanyak 493 orang. Jumlah tersebut menurun cukup drastis dari tahun sebelumnya,
yaitu 204.171 kasus dan jumlah kematian sebanyak 1.598 orang. Angka kesakitan DBD
tahun 2017 menurun dibandingkan tahun 2016, yaitu dari 78,85 menjadi 26,10 per
100.000 penduduk. Namun, penurunan case fatality rate (CFR) dari tahun sebelumnya
tidak terlalu tinggi, yaitu 0,78% pada tahun 2016, menjadi 0,72% pada tahun 2017.

3. Indikator sehat

Jawab

Indikator sehat menurut WHO

Berhubungan dengan status kesehatan masyarakat

Indikator komprehensif

1. Angka kematian kasar menurun

2.Rasio angka moralitas proporsional rendah

3.Umur harapan hidup meningkat

Indikator spesifik

1.Angka kematian ibu dan anak menurun

2.Angka kematian karena penyakit menular menurun

3.Angka kelahiran menurun

1.Berhubungan dengan pelayanan kesehatan

rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

distribusi tenaga kesehatan merata

informasi lengkap tentang fasilitas kesehatan

informasi tentang sarana pelayanan kesehatan di Rumah sakit puskesmas dan lain-lain
Indikator Kesehatan menurut Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI tahun 2003

terdiri dari 3 indikator" yaitu:

Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir" terdiri atas indikator angka-angka mortalitas"
angka-angka morbiditas" dan indikator status gizi

Indikator 'hasil Antara" terdiri atas indikator keadaan lingkungan" indikator perilaku hidup masyarakat"
dan indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

Indikator proses dan masukan

Terdiri dari indikator pelayanan kesehatan, indikator sumber daya kesehatan, indikator sumber daya
kesehatan, dan indikator manajemen kesehatan serta indikator kontribusi sektor-sektor terkait

4. Program indonesia sehat

Jawab

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya
yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015-2019, yaitu:

(1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia
Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2)
penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem
rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis
risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga
sehat.

5. Kebijakan dan strategi pembangunan apa saja untuk meningkatkan kesehatan di indonesia yang di
buat pemerintah

Jawab

Kebijakan Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan menuju terciptanya
Indonesia Sehat 2010, kebijakan umum pembangunan kesehatan adalah :(1)Peningkatan perilaku,
pemberdayaan dan kemandirian masyarakat Perilaku hidup sehat masyarakat sejak usia dini perlu
ditingkatkan melalui berbagai kegiatan promosi dan pendidikan kesehatan, sehingga menjadi bagaian
dari norma hidup dan budaya masyarakat. (2)Peningkatan kesehatan lingkunganPeningkatan kesehatan
lingkungan, sehingga penduduk dapat hidup sehat dan proaktif serta terhindar dari penyakit-
penyakit yang membahayakan yang ditularkan melalui atau disebabkan oleh lingkungan yang tidak
sehat.(3)Peningkatan upaya kesehatanUntuk mempertahankan status kesehatan masyarakat selama
krisis ekonomi, upaya kesehatan diprioritaskan untuk mengatasi dampak krisis disamping
tetap mempertahankan peningkatan pembangunan kesehatan, diberikan kepada kelompok
beresiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatannyatidak memburuk dan tetap hidup
produktif, dan pemerintah bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatannya. Setelah
masa krisis ekonomi dilewati, status kesehatan masyarakat diusahakan ditingkatkan, terutama
dilakukan terhadap penanggulangan penyakit menular dan wabah yang cenderung meningkat.
(4)Peningkatan sumber daya kesehatanPengembangan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh
upaya pembangunan kesehatan dan diarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan
trampil sesuai pengembangan ilmu dan teknologi, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta berpegang teguh pada pengabdian bangsa, negara dan etika profesi.(5)Peningkatan kebijakan
dan manajemen pembangunan kesehatanKebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
perlu makin ditingkatkan terutama melalui peningkatan secara strategis dalam kerjasama
antar sektor kesehatan yang terkait antara berbagai program kesehatan serta antara pelaku-
pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri.(6)Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatanPenelitian dan pengembangan di bidang kesehatan akan terus dikembangkan secara terarah
dan bertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan, utamanya untuk mendukung perumusan
kebijaksanaan, membantu memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala di dalam
pelaksanaan program kesehatan.

Strategi Dalam kerangka pokok-pokok kebijakan umum, strategi pembangunan kesehatan untuk
mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalah :

(1)Pembangunan nasional berwawasan kesehatanSemua kebijakan pembangunan nasional yang


sedang dan atau akan diselenggarakan harus memiliki wawasan kesehatan, artinya harus
memberikan kontribusi yang positif terhadap kesehatan, sekurang-kurangnya terhadap
pembentukan lingkungan yang sehat serta pembentukan perilaku sehat.(2)ProfesionalismeDilaksanakan
melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta melalui penerapan nilai-nilai moral dan
etika.(3)Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)Untuk memantapkan kemandirian
masyarakat dalam hidup sehat, perlu digalang peran serta masyarakat yang seluas-luasnya,
termasuk peran serta dalam pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sub sistem
pembiayaan kesehatan dalam bentuk mobilisasi sumber dana masyarakat.(4)DesentralisasiUntuk
keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus
berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah.

6. Faktor tidak berhasil program indonesia sehat

Jawab

7. Definisi dan tujuan dari MDGs dan SDGs

Jawab

Tujuan SDGs antara lain :

1) Tanpa Kemiskinan, tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.

2) Tanpa Kelaparan, tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.

3) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong
kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.

4) Pendidikan Berkualitas, Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan


kesempatan belajar untuk semua orang.

5) Kesetaraan Gender, mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.

6) Air Bersih dan Sanitasi, menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk
semua orang.

7) Energi Bersih dan Terjangkau, menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.

8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak, mendukung perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan, lapangan kerja yang produktif serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.

9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur, membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong


peningkatan industri yang berkelanjutan serta mendorong inovasi.

10) Mengurangi Kesenjangan, mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di
antara negara-negara di dunia.
11) Keberlanjutan Kota dan Komunitas, membangun kota-kota serta pemukiman yang berkualitas, aman
dan bekelanjutan.

12) Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab, menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola
produksi.

13) Aksi Terhadap Iklim, bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.

14) Kehidupan bawah laut, melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber
daya laut untuk perkembangan yang berkelanjutan.

15) Kehidupan di Darat, melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian


ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling
tanah.

16) Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian, meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga
dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan.

17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali
kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.

8. Pencapaian mdgs di indonesia dan pencapaian mdgs di dunia

Jawab

Pencapaian MDGs merupakan sebuah rangkaian proses jangka panjang berkesinambungan. Hal ini
bukan merupakan hal yang mudah, terutama pada saat Indonesia masih berada pada masa transisi
memulihkan diri dari krisis multidimensional yang diawali dengan krisis ekonomi-moneter pada tahun
1997, menuju pemerintahan yang lebih demokratis dan melaksanakan reformasi dihampir seluruh
bidang kehidupan. Hal ini membutuhkan kerjasama dari semua lapisan masyarakat mulai dari
pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dunia politik, dan institusi akademis. Hal inilah yang akan di kaji
dalam tulisan ini, bagaimana strategi yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dengan menjalankan
program-program pembangunan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan millennium.10

9. Kasus kronik dan infeksi yang ada di indonesia

Anda mungkin juga menyukai