Anda di halaman 1dari 9

TITRASI REDOKS

Dasar Teori
Prinsip titrasi redoks ialah penetapan kadar suatu zat berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi. Titrasi
redoks adalah penetapan kadar reduktor dan oksidator berdasarkan atas rekasi oksidasi reduksi,
dimana reduktor akan mengalami reaksi oksidasi dan oksidator akan mengalami reaksi reduksi.
Reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :
1. Reaksi harus cepat dan sempurna
2. Reaksi berlangsung secara stokiometri
3. Titik akhir titrasi dapat diditeksi, misal dengan bantuan indikator atau secara potensiometri

Dalam tritrasi biasanya terdapat banyaknya unsur yang mempunyai lebih dari satu tingkat oksidasi,
maka dikenal beberapa macam titrasi redoks, yaitu permanganometri, iodometri, iodimetri,
iodatometri, bromometri, bromatometri, dan serimetri. Bobot ekivalen suatu zat pada titrasi redoks
adalah banyaknya mol zat tersebut yang ekivalen dengan 1 mol elektron.

BAB 3. TITRASI PERMANGANOMETRI

Dasar Teori
Permanganometri digunakan untuk penetapan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer.
Dalam suasana basa atau asam lemah akan terbentuk endapan coklat MnO2 yang mengganggu.
Namun dalam suasana asam tidak dapat digunakan larutan HCl, karena HCl teroksidasi menjadi Klor
(Cl2). Selain itu HNO3 juga tidak dapat digunakan karena bersifat oksidator juga.
Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan kurang lebih 70°C untuk
mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasiwarna merah mantap dan beberapa saat yang
menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada penambahan titran selanjutnya, warna mereah hilang
makin cepat karena ion mangan yang terbentuk berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi.
Titrasi permanganometri biasanya tidak memerlukan indikator, karena larutan KMnO 4 sendiri sudah
berfungsi sebagai indikator. KMnO4 sebenarnya dapat diperoleh dalam keadaan murni, namun
karena pada waktu melarutkan dalam air, KMnO4 akan bereaksi dengan pengotor, sehingga larutan
KMNO4 dapat dibakukan antara lain dengan larutan asam oksalat dihidrat, natrium oksalat atau
kalium tetra oksalat.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 1


Tujuan Percobaan
Menentukan kadar Fe(II) dalam tablet secara permanganometri berdasarkan reaksi redoks.
Alat
(Tuliskan alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum ini di kolom yang tersedia)

 Batang Pengaduk Klem Statif


 Botol Semprot Labu Erlenmeyer Beaker glas
 Bulb Pipet Labu ukur Gelas ukur
 Kaca arloji Gelas kimia Pipet volume
 Buret Mortir Neraca analitik
 Corong gelas Stamper Kaki tiga
 Kawat kasa Bunsen Thermometer

Bahan
(Tuliskan bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini di kolom yang tersedia)

 Fe (II)
 KMnO4
 Asam Sulfat (H2SO4)
 Asam Oksalat (H2C2O4)
 Aquadest

Prinsip Kerja (Carilah prinsip kerja yang akan dilakukan pada praktikum ini dan tuliskan di kolom
yang tersedia!)

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 2


Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat
yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya
ion logam yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan
dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi
oleh khromat tersebutdan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan
KMnO4.
Prinsip dari titrasi permanganometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi.
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO 4-
bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.
Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.
Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat
mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer
serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes
permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu
titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi. Kalium permanganat
distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen (III) oksida standar-
standar primer.
Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat menggunakan natrium
oksalatadalah:
5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat (Rahayu, 2012).

Cara Kerja
1. Membuat Larutan Standar H2C2O4.2H2O 0,05 N
1.1 Menimbang kristal H2C2O4.2H2O sebanyak .... mg dengan menggunakan Neraca Analitik

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 3


1.2 Melarutkan kristal Asam Oksalat di dalam baeker glass 50 mL dengan sejumlah 50 mL
aquades
1.3 Menempatkan larutan tersebut di tas ke dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan sampai
batas tanda
2. Standarisasi Larutan KMnO4 0,1 N dengan larutan asam oksalat
1.1 Siapkan alat dan bahan
1.2 Timbang dengan seksama 60,0 mg Na-oksalat, masukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL
secara kuantitatif. Tambahkan 25 mL aquades dan 25 mL larutan H 2SO4 2 N lalu
homogenkan.
1.3 Titrasi larutan ini dengan larutan KMnO4 0,1 N hingga warna KMnO4 tidak hilang lagi
1.4 Panaskan campuran ini pada temperatur 50-60°C, lanjutkan titrasi hingga warna KMnO4
tidak hilang lagi (warna merah muda).
3. Penetapan Kadar Fe dalam tablet
3.1 Timbang 25,0 mg Fe(II) dalam sediaan tablet, Masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
3.2 Dilarutkan dengan 25 mL aquades, dikocok pelan-pelan
3.3 Tambahkan 25 mL larutan H2SO4 2 N homogenkan larutan ini
3.4 Titrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N yang telah dibakukan hingga berwarna pink

Diagram Alir Cara Kerja dan Hasi Pengamatan (Tuliskan setiap tahapan cara kerja dalam bentuk
diagram alir di kolom yang tersedia. Tuliskan pula hasil pengamatan pada saat praktikum di kolom
yang tersedia!)
No. Cara Kerja Hasil Pengamatan
1. Pembuatan larutan baku H2C204.2H2O 0,1 N
sebanyak 100 ml :
a. Menghitung berapa mg H2C204.2H2O  Berat H2C204.2H2O yang ditimbang =
p.a yang akan ditimbang untuk membuat 0,630 gram (perhitungan dibawah)
100 ml.
b. Menimbang berat sesungguhnya kristal
 Penimbangan beratnya = 0,635 gram
H2C204.2H2O p.a yang akan dilarutkan
dilarutkan dalam 100 ml larutan.
dalam 100 ml larutan.

Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan


2.
H2C204.2H2O :
 Larutan KMnO4 merupakan larutan
a. Larutan KMnO4 ditempatkan dalam

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 4


buret 25 ml. Mengisi buret sesuai bewarna ungu kemerahan.
ketentuan yang berlaku.

b. Mengambil sebanyak 10 ml larutan  Larutan H2C204.2H2O merupakan


H2C204.2H2O 0,1 N dengan pipet larutan tidak bewarna.
volume lalu ditambahkan 25 ml larutan
H2SO4 lalu homogenkan.
c. Menitrasi larutan H2C204.2H2O dengan
 Larutan H2C204.2H2O dititrasi dengan
larutan KMnO4. Panaskan campuran ini
larutan KMnO4. Awalnya saat 1-2 tetes
pada temperature 50-60℃, lanjutkan
larutan KMnO4 kedalam buret bewarna.
titrasi hingga warna KMnO4 tidak hilang
 Pada titik akhir titrasi dihentikan
lagi (warna merah muda).
terbentuk larutan bewarna merah muda
keunguan bening yang stabil.
d. Titrasi dilakukan duplo.

 Titrasi ke-1 = 10,1 ml


 Titrasi ke-2 = 10,2 ml
Rata-rata volume titrasi = (10,1 ml+10,2
ml) = 10,15 ml. NKMnO4 = 0,0985 N.
Penentuan kadar Fe (II) dalam sediaan tablet :  Larutan KMnO4 merupakan larutan
a. Larutan KMnO4 ditempatkan dalam bewarna ungu kemerahan.
buret 25 ml.

 Larutan Fe (II) dalam suasana asam


3. b. Menimbang 25,0 mg Fe (II) dalam
sulfat bewarna hijau kekuningan dititrasi
sediaan tablet, masukkan kedalam
dengan larutan KMnO4. Awalnya saat
Erlenmeyer 250 ml.
1-2 tetes terbentuk warna ungu
c. Melarutkan dengan 25 ml aquadest,
kemerahan dari larutan KMnO4 hilang.
dikocok pelan-pelan.
 Pada titik akhir titrasi dihentikan
d. Menambahkan 25 ml larutan H2SO4 2
terbentuk larutan merah keungungan
N, homogenkan larutan ini.
yang stabil.
e. Menitrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N
 Penimbangan ke-1 = 25,20 mg, Titrasi
yang telah dibakukan hingga bewarna
ke-1 = 1,60 ml.
pink.
 Penimbangan ke-2 = 25,10 mg, Titrasi
f. Penimbangan kedua sesuai prosedur
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 5
diatas. Titrasi dilakukan 2 kali dengan ke-2 = 1,70 ml.
dua kali penimbangan.

Analisis Data/ Perhitungan (Tuliskan analisis data/ perhitungan di kolom yang tersedia)

1. a) Perhitungan berat H2C204.2H2O yang dibutuhkan sebanyak 100 ml larutan


= 100 ml 0,1 N larutan NaCl
= 100 ml x 0,1 N = 10 mgrek
= (10/2) mmol = 5 mmol (valensi H2C2O4.2H2O = 2)
= 5 X Mr H2C204.2H2O (126 g/mol)
= 5 mmol x 126 mg/mmol =630 mg = 0,630 gram
b) Perhitungan normalitas H2C204.2H2O dari hasil penimbangan sebanyak 0,635 gram
(100 ml larutan)
Dalam 100 ml larutan = 0,635 gram
= 0,635 gram : 126 gram/mol = 0,0050 mol
= 0,0050 mol x 2 grek/mol
= 0,0100 grek x 100/10
= 0,1000 N (dalam 100 ml)
Atau Normalitas H2C2O4.2H20 = 0,1000 N
2. Standarisasi Larutan KMnO4 dengan larutan H2C204.2H2O
V KMnO4 x V KMnO4 = V as.oksalat x N as. Oksalat
(10,15 ml) x N KMnO4 = 10 ml x 0,100 N
N KMnO4 = (10 x 0,100) : 10,15
N KMnO4 = 0,0985 N
3. Penentuan kadar sampel Fe (II) dalam sediaan tablet
Berat sampel ke-1 = 25,20 mgram: volume titrasi KMnO4 = 1,63 ml
V FeSO4 X N FeSO4 = V KMnO4 x N KMnO4
Kadar Fe(II)SO4 = 1,60 ml x 0,0985 N
(dalam 25,20 mg) = 0,1576 mgrek
= 0,1576 mmol (valensi = 1) (Fe2+ → Fe3+ + e)
= 0,1576 mmol x 152 mg/mmol
= 23,9552 mgram (b/b)

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 6


= (23,9552/25,2) mgram x 100% (dalam 25,20 mg)
= 95,06% (b/b)
Berat sampel ke-2 = 25,1 mgram: volume titrasi KMnO4 = 1,70 ml
V FeSO4 X N FeSO4 = V KMnO4 x N KMnO4
Kadar Fe(II)SO4 = 1,70 ml x 0,0985 N
(dalam 25,1 mg) = 0,1674 mgrek
= 0,1674 mmol (valensi = 1 )
= 0,1674 mmol x 152 mg/mmol
= 25,4524 mgram (b/b)
= (25,4524/25,1) mgram x 100% (dalam 25,1 mg)
= 101,4% (b/b)
Rata-rata kadar Fe(II) dalam tablet = (23,9552 + 25,4524) mg : 2 = 24,7038 mg
atau = (95,06 + 101,40)% = 98,23 %

Pembahasan (Tuliskan pembahasan tentang hasil analisis data/ perhitungan di kolom yang tersedia!)

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang titrasi permanganometri.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memyiapakan alat dan bahan, kemudian dilakukan
pembakuan/ standarisasi kalium permanganat dan penentuan kadar FeSO4.
Mekanisme perubahan warna pada titrasi permanganometri biasanya tidak memerlukan
indikator karena larutan baku KMnO4 sendiri yang berwarna ungu sudah berfungsi sebagai
indikator (autoindikator). Pada awal titrasi larutan KMnO4 yang berwarna ungu akan hilang
warnanya setelah direaksikan dengan analat. Menjelang titik akhir titrasi, dengan kelebihan satu
tetes KMnO4 menimbulkan warna yang dengan mudah dapat dipakai sebagai penunjuk berakhirnya
titik akhir titrasi yaitu warna merah mudah pucat yang mantap. Hanya 0,01 – 0,02 ml KMnO 4 sudah
cukup untuk memberikan warna yang tampak dalam 100 ml air. Warna pada titik akhir titrasi ini
tidak tetap bertahan, yang setelah beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan
MnO4 dengan ion Mn2+ hasil reaksi penetapan.
Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat. Pereaksi ini dapat
dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu bertindak sebagai indikator. Permanganat
dengan asam oksalat, dengan adanya asam sulfat, menghasilkan gas karbon dioksida:

2MnO4- + 5(COO)22- + 16 H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 7


Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60°C. maka diperlukan
pemanasan sebelum dititrasi, dalam praktikum ini praktikan memanaskan larutan terlebih dahulu.
Ion mangan(II) mengkatalisis reaksi ini; jadi, reaksi ini adalah otokatalitik; sekali ion
mangan(II) telah terbentuk, reaksi menjadi semakin cepat.

Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator untuk mengatahui
terjadinya titik ekivalen, karena MnO4 yang
berwarna ungu dapat berfungsi sebagai indikator sendiri ( auto indicator ). Titik akhir titrasi
adalah saat larutan berwarna merah muda keunguan.
Pada saat titrasi yang melibatkan kalium permanganat sebaiknya digunakan alat gelas (buret,
botol penyimpanan larutan) yang berwarna gelap, karena dikhawatirkan kalium permanganat yang
sedang digunakan, terurai oleh cahaya, sehingga apabila tidak ada botol ataupun alat gelas yang
gelap, sebaiknya digunakan penutup ( bisa berupa alumunium foil ataupun plastik hitam) untuk
membungkus alat gelas bening tersebut agar kedap cahaya.
Pada saat penentuan konsentrasi kalium permanganat, digunakan asam oksalat sebagai zat
baku primer. Asam oksalat dikatakan zat baku primer dikarenakan asam oksalat merupakan zat
yang stbil, memiliki Mr tinggi dan memiliki kriteria lainnya sebagai standar primer. Asam oksalat
dapat bereaksi dengan kalium permanganat dengan reaksi:
C2O42- 2CO2 + 2e- (x5)
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O (x2)

5C2O42- + 2MnO4- +16 H+ 2Mn2+ + 8H2O +10 CO2


Karena asam oksalat merupakan asam organik, asam oksalat bereaksi lambat dengan kalium
permanganat, sehingga dalam proses titrasinya harus dalam keadaan panas, agar kita lebih mudah
melakukan titrasi dan mencegah kesalahan penentuan Titik Akhir yang diakibatkan oleh lamanya
reaksi antara asam oksalat dan kalium permanganat.
Penentuan kadar Fe dalam FeSO4 dilakukan dengan pembuatan larutan terlebih dahulu.
Larutan kemudian dipanaskan untuk menghilangkan adanya ion-ion pengganggu atau pengotor
yang dapat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Larutan FeSO 4 yang ditambah H2SO4
kemudisn dipanaskan , tujuannya untuk menghilangkan kadar zat lain yang terkandung didalam
larutan tersebut sehingga tidak mengganggu reaksi yang terjadi.
Selanjutnya dilakukan titrasi dengan KMnO4 hingga mencapai volume tertentu yang dapat
ditandai dengan perubahan warna. Titrasi dilakukan sampai warna larutan yang awalnya tidak
berwarna menjadi merah rose. Setelah perhitungan didapatkan normalitas dari KMnO4 sebesar
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 8
0,0985 N dan FeSO4 0,04 M, sedangkan kadar sampel Fe ( II ) yang pertama diperoleh sebesar =
95,06 % (b/b) & yang kedua diperoleh 101,40 % (b/b) , rata rata dari kedua kadar tersebut adalah
98,23%.

Kesimpulan (Tuliskan kesimpulan dari praktikum ini di kolom yang tersedia!)

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :


1. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan larutan baku tertentu.
2. Permanganat sebagai penitrasi dan bertindak sebagai pengoksidasi.
3. Normalitas dari kalium permanganate yaitu 10,15 N .
4. Kadar Sampel Fe ( II ) 1 = 95,06 % (b/b)
Kadar Sampel Fe ( II ) 2 = 101,40 % (b/b)
Rata rata dari kedua kadar tersebut adalah 98,23%

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 9

Anda mungkin juga menyukai