Anda di halaman 1dari 12

Search

 
Home
About
Archives
Nevika Hesamukti

More Images @ MyNiceProfile.com

Atrial Septal Defect (ASD)


undefinedundefined

A.      DEFINISI
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan atrium
kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991).
ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo
Sastroasmoro, 1994).
ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial (sekat
antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Defek
Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang
memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip
seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini
menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya
hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri.
Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat
atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri
melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus
venousus di dekat muara vena kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup
spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum
sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya
dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup
dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari
kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan
aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan
menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.

B.       KLASIFIKASI
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :
1.      Ostium secundum : merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang terjadi terletak pada bagian tengah
septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8 dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya
ASD menutup dengan sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang besar. Tipe kerusakan ini perlu
dibedakan dengan patent foramen ovale. Foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran,
namun pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale. ASD merupakan defisiensi
septum atrial yang sejati.
2.      Ostium primum : kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya disertai dengan berbagai kelainan
seperti katup atrioventrikuler dan septum ventrikel bagian atas. Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak
menutup dengan sendirinya.
3.      Sinus venosus : Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena besar (vena cava superior)
membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan. Sering disertai dengan kelainan aliran balik vena pulmonal,
dimana vena pulmonal dapat berhubungan dengan vena cava superior maupun atrium kanan. Defek sekat
primum dikenal dengan ASD I, Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II.

C.       ETIOLOGI
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD. Faktor-faktor tersebut
diantaranya :
1.      Faktor Prenatal
a.       Ibu menderita infeksi Rubella
b.      Ibu alkoholisme
c.       Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d.      Ibu menderita IDDM
e.       Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2.      Faktor genetik
a.       Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b.      Ayah atau ibu menderita PJB
c.       Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
d.      Lahir dengan kelainan bawaan lain
ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada peredaran
darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga darah tidak perlu
melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup. Jika lubang ini tetap
terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan (shunt), Penyebab dari tidak
menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak diketahui,

D.    PATOFISIOLOGI
 Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium kanan. Aliran tidak deras karena perbedaan
tekanan atrium kiri dan kanan tidak besar (tekanan atrium kiri lebih besar dari tekanan atrium
kanan. Beban pada atrium kanan, atrium pulmonalis kapiler paru, dan atrium kiri meningkat,
sehingga tekanannya meningkat. Tahanan katup pulmonal naik, timbul bising sistolik karena
stenosis relative katup pulmonal. Juga terjadi stenosis relative katup trikuspidal, sehingga
terdengar bising diastolic. Penambahan beban atrium pulmonal bertambah, sehingga tahanan
katup pulmonal meningkat dan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen.
Kejadian ini berjalan lambat. Pada ASD primum bias terjadi insufisiensi katup mitral atau
trikuspidal sehingga darah dari ventrikel kiri atau kanan kembali ke atrium kiri atau kanan saat
sistol
E. TANDA DAN GEJALA
ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda dan gejala muncul biasanya murmur akan muncul.
Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak diperbaiki dapat merusak jantung dan paru dan
menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya:
                                   Kelelahan

                                   Mudah lelah dalam beraktivitas

                                   Napas pendek dan kesulitan bernapas

                                   Berkumpulnya darah dan cairan pada paru

                                   Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh

F.      MANIFESTASI KLINIS
Penderita ASD sebagian besar menunjukkan gejala klinis sebagai berikut:
  Detak jantung berdebar-debar (palpitasi)
  Tidak memiliki nafsu makan yang baik
  Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
  Berat badan yang sulit bertambah
Gejala lain yang menyertai keadaan ini adalah :
  Sianosis pada kulit di sekitar mulut atau bibir dan lidah
  Cepat lelah dan berkurangnya tingkat aktivitas
  Demam yang tak dapat dijelaskan penyebabnya
  Respon tehadap nyeri atau rasa sakit yang meningkat
Mild dyspneu pada saat bekerja (dispneu d’effort) dan atau kelelahan ringan adalah gejala
awal yang paling sering ditemui pada hubungan antar atrium. Pada bayi yang kurang dari 1 tahun
jarang sekali memperlihatkan tanda-tanda gagal jantung kongestif yang mengarah pada defek
atrium yang tersembunyi. Gejala menjadi semakin bertambah dalam waktu 4 sampai 5 dekade.
Pada beberapa pasien yang dengan ASD yang lebar, mungkin dalam 10 atau 7 dekade
sebelumnya telah memperlihatkan gejala dispneu d’effort, kelelahan ringan atau gagal jantung
kongestif yang nyata.
Pada penderita ASD terdapat suara splitting yang menetap pada S2. Tanda ini adalah khas
pada patologis pada ASD dimana pada defek jantung yang tipe lain tidak menyebabkan suara
splitting pada S2 yang menetap.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.    Elektrokardiografi
Menilai irama, heart rate, gangguan konduksin dan perubahan pola
2. Radiologi
Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
3.   Ekokardiografi
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah dari atrium kiri ke
atrium kanan.
4.   Kateterisasi
prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan kedalam serambi jantung melalui
pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan;
pengukuran tekanan darah dan sample darah memberikan sumber-sumber informasi tambahan.

H.    PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila pemeriksaan klinis dan elektrokardiografi sudah dapat memastikan adanya defek
septum atrium, maka penderita dapat diajukan untuk operasi tanpa didahului pemeriksaan
kateterisasi jantung. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal dan penyakit vaskuler paru, serta pada
kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri pulmonalis lebih dari 10U/m²  yang tidak responsif
dengan pemberian oksigen 100%, maka penutupan defek septum atrium merupakan indikasi
kontra.
  Tindakan operasi
Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio aliran darah ke paru dan sistemik lebih
dari 1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia pra sekolah (3–4 tahun) kecuali bila sebelum
usia tersebut sudah timbul gejala gagal jantung kongaestif yang tidak teratasi secara
medikamentosa. Defect atrial ditutup menggunakan patch
  Tanpa operasi
Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan nonbedah, Amplatzer Septal Occluder (ASO),
yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha.
Meski sebagian kasus tak dapat ditangani dengan metode ini dan memerlukan pembedahan.
Amplatzer septal occluder(ASO) adalah alat yang mengkombinasikan diskus ganda dengan
mekanisme pemusatan tersendiri (self-centering mechanism). Ini adalah alat pertama dan hanya
menerima persetujuan klinis pada anak dan dewasa dengan defek atrium sekundum (DAS) dari
the United States Food and Drug Administration (FDA US). Alat ini telah berhasil untuk
menutup defek septum atrium sekundum, patensi foramen ovale, dan fenestrasi fontanella. 
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.      Pengkajian Umum
a)      Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis defek yang terjadi
baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan
berkeringat banyak.
b)      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung
pada derajat dari defek yang terjadi.
b.      Riwayat kesehatan lalu
♦        Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu(infeksi virus Rubella), mungkin ada riwayat
pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
♦        Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
♦        Riwayat Neonatus
  Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
  Anak rewel dan kesakitan
  Tumbuh kembang anak terhambat
  Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
  Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
♦        Riwayat Kesehatan Keluarga
  Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantung
  Penyakit keturunan atau diwariskan
  Penyakit congenital atau bawaan

c)      Sistem yang dikaji :


 Pola Aktivitas dan latihan
                                                 Keletihan/kelelahan

                                                 Dispnea

                                                 Perubahan tanda vital

                                                 Perubahan status mental

                                                 Takipnea

                                                 Kehilangan tonus otot


 Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
                                                 Riwayat hipertensi

                                                 Endokarditis

                                                 Penyakit katup jantung.


 Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
                                                 Ansietas, khawatir, takut

                                                 Stress yang b/d penyakit


 Pola nutrisi dan metabolic
 Anoreksia
                                                  

 Pembengkakan ekstremitas bawah/edema


                                                  
 Pola persepsi dan konsep diri
                                                 Kelemahan

                                                 Pening
 Pola peran dan hubungan dengan sesame
                                                 Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga

B. DIAGNOSA

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi
jantung, menurunnya preload. 
2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia.
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen danzat nutrisi ke jaringan.
4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema paru

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan / criteria Intervensi Rasional
o hasil
1. 1.              Penurun T : klien memperlihatkan       Auskultasi nadi    Biasanya terjadi
an curah peningkatan curah apical, kaji tachycardia
jantung jantung frekuensi, irama untuk mengkompensasi
berhubungan KH : denyut jantung jantung. penurunan
dengan kuat,teratur, dan dalam       Catat bunyi kontraktilitas jantung.
perubahan batas normal jantung.            S1 dan s2 lemah,karena
dalam rate,       Palpasi nadi menurunnya kerja pompa
irama, konduksi perifer. S3 sebagai aliran kedalam
jantung, Untuk mengetahu serambi yaitu distensi. S4
menurunnya i fungsi pompa menunjukkan inkopetensi
preload.  jantungyang atau stenosis katup.
sangat dipengaruhi    Untuk mengetahui fungsi
oleh CO dan pompa jantung
pengisisan yangsangat dipengaruhi
jantung. oleh CO dan pengisisan
   Pantau tekanan jantung.
darah.    Dengan menurunnya CO
   Pantau keluaran mempengaruhi suplai darah
urine, keginjal yang  juga
catatpenurunan mempengaruhi pengeluaran
keluaran, dan hormone aldosteron yang
kepekatanatau berfungsi pada proses
konsentrasi urine. pengeluaran urine.
   Kaji perubahan    Menunjukkan
pada sensori tidak adekuatnya perfusi.
contoh:letargi,    serebral sekunder terhadap
bingung, penurunan curah jantung.
disorientasi, cemas    Memperbaiki insufisiensi
dan depresi. kontraksi jantung dan
   Berikan istirahat menurunkan kebutuhan
semi recumbent oksigen dan penurunan
(semi-fowler) venous return.
pada tempat tidur.    Membantu dalam
   Kolaborasi proses kimia dalam tubuh.
dengan dokter
untuk terapi,
oksigen, obat
jantung, obat
diuretic dan cairan.

2. Intoleransi aktivitas T: klien menunjukkan     Taksiran tingkat,    Untuk memberikan


b.d hipoksia. perbaikan kelelahan,kemam informasi tentang
curah jantung puan untuk energi cadangan
yang terlihat dari melakukan ADL danrespon untuk
aktivitas klien     Berikan periode beraktivitas.
dan istirahat    Untuk meningkatkan
dantidur yang istirahat dan
cukup menghemat energy.
    Hindari suhu    Karena hipertemia/
lingkungan yang hipoterma dapat
ekstrim meningkatkan
kebutuhan oksigen
3. Gangguan T : Memberikan     Beri diet tinggi     diharapkan dengan
pertumbuhan dan support untuk nutrisi yang konsumsi diet tinggi
perkembangan b.d tumbuh kembang seimbang. nutrisi pertumbuhan
tidak adekuatnya KH : Anak mencapai     Pantau tinggi yang adekuat tercapai.
suplai oksigen dan pertumbuhan yang dan berat     untuk menentukan
zat nutrisi ke adekuat. badan; kecenderungan
jaringan. • Anak melakukan gambarkan pertumbuhan.
aktivitas sesuai usia. pada grafik     melalui aktivitas yang
• Anak tidak pertumbuhan sesuai misalnya
mengalami isolasi     Dorong bermain, diharapkan
sosial. aktivitas yang klien dapat tumbuh dan
sesuai usia. berkembang
    Tekankan semampunya.
bahwa anak     sosialisasi merupakan
mempunyai faktor yang
kebutuhan yang mempengaruhi
sama terhadap pertumbuhan dan
sosialisasi perkembangan anak
seperti anak     Memberikan
yang lain. kesempatan anak
    Izinkan anak berkreativitas dalam
untuk menata melakukan aktivitas
ruangnya sesuai usia.
sendiri dan
batasan
aktivitas karena
anak akan
beristirahat bila
lelah.
4. Kerusakan T: dalam waktu 3x    Berikan   Bronkodilatormendilat
pertukaran gas b.d 24 jam setelah bronkodilator asi jalan napas dan
edema paru diberikan intervensi sesuai yang membantu melawan
terjadi perbaikan diharuskan. edema mukosa
dalam pertukaran    Dapat bronchial dan spasme
gas diberikan muscular.
KH: peroral,    Mengkombinasikan
    Melaporkan IV,inhalasi medikasi dengan
penurunan dispnea.    Observasi efek aerosolized
   Menunjukanperbaik samping: bronkodilator
an dalam laju aliran takikardi, nebulisasi biasanya
ekspirasi. disritmia, digunakan untuk
    Menggunakan eksitasi sistem mengendalikanbronko
peralatan oksigen saraf pusat, konstriksi
dengan tepat ketika mual, muntah.    Teknik ini
dibutuhkan.    Evaluasi memperbaiki ventilasi
    Menunjukangas-gas tindakan dengan membuka jalan
darah arteri yang nebuliser, napas dan
normal. inhaler dosis membersihkan jalan
terukur. napas dari sputum.
   kaji penurunan    Oksigen akan
sesak napas, memperbaiki
penurunan hipoksemia.
mengi, Diperlukan observasi
kelonggaran yang cermat terhadap
sekresi, aliran atau presentase
penurunan yang diberikan dan
ansietas. efeknya pada pasien. jika
   pastikan bahwa pasien mengalami retensi
tindakan CO2 kronis, maka ada
dilakukan perangsangan bernapas
sebelum makan
untuk
menghindari
mual dan
muntah.
   Intruksikan
dan berikan
dorongan pada
pasien untuk
pernapasan
diafragmatik
dan batuk yang
efektif.
   Berikan
oksigen dg
metoda yang
diharuskan.
-       jelaskan
pentingnyatind
akan ini pada
pasien.
-       evaluasi
efektifitas;
amati tanda-
tanda hipoksia
-       analisa gas
darah
arteribandingka
n dengan nilai-
nilai dasar.
-       Lakukan
oksimetri nadi
untuk
memanitau
saturasi
oksigen.
-       Jelaskan
bahwa tidak
merokok
dianjurkan
pada pasien
atau
pengunjung
PENUTUP

1. Kesimpulan Defek septum atrial atau


 Atrial Septal Defect 
(ASD) adalah gangguan septum atau sekatantara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menutup
secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.2.

2. Saran
Hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan, mahasiswa/i dapat menerapkan teori dan keterampilan yang
diperoleh dibangku kuliah sehingga dapat terjadi kesinambungan dan keterikatan yang erat antara teori dan praktek
nyata pada pasien di rumah sakit juga diharapkan agar mahasiswa/i dapat mengadakan pembaharuan melalui
pendidikan tinggi keperawatan
http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html
http://lomboksehat.blogspot.com/2011/08/atrial-septal-defect-ilmu-penyakit-anak.html
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatanpada-klien-dengan-
asd.html
http://www.scribd.com/doc/70090684/Makalah-Atrium-Setrum-Defek
http://www.scribd.com/doc/75124174/ASD-JADI
http://akperla.blogspot.com/2011/12/asuhan-keperawatan-dengan-asd-atrial.html
http://pataulanursing.wordpress.com/2011/09/13/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-atrial-
septal-defect/
http://askepjurnalkeperawatan.blogspot.com/2012/06/atrial-septal-defect-asd.html
http://www.scribd.com/doc/73614722/Askep-ASD

04.40 | Label: Askep |

Posting LamaBeranda

Flickr
 Atrial Septal Defect (ASD)

 Hidronefrosis

 LP Mioma Uteri

 Askep
 LP

About Me

nevika hesamukti 
Lihat profil lengkapku

Facebook
Vika Nevikamamimumemo

Buat Lencana Anda

Visitors

Computer Coupons

Time
Blog Archive
 ▼ 2012(3)
o ▼ Desember(3)
 Atrial Septal Defect (ASD)
 Hidronefrosis
 LP Mioma Uteri

Nevika Hesamukti © 2008

Smashing MagazineBlogger Templates

Anda mungkin juga menyukai