MATA KULIAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
PARBUTTIAN BANJARNAHOR (5151131037)
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Manfaat 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Identitas Buku 2
2.1.1 Identitas Buku Utama (1) 2
2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2) 2
2.2 Ringkasan Buku 3
2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1) 3
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2) 10
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku 19
BAB III PENUTUP 21
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam
menguasai konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan
pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh
berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan
sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia
khususnya dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan
dipelajari oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain
sebagainya. Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran
disiplin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang
termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat
utama untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka
kehadiran dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses
ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini
diharapkan dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan
pembelajaran.
1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan Critical Book Review ini ialah:
1. Dapat membandingkan buku dalam satu topik materi kuliah Psikologi Pendidikan
terhadap dua buku yang berbeda.
2. Menilai kekurangan dan kelebihan buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri
Milfayetty, S.Pso., MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Baru karya Purwa Almaja Prawira.
3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Psikologi Pendidikan.
1.3 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan Critical Book Riview ini ialah:
1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Identitas Buku Utama (1)
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons
Penerbit : PPs Unimed
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 204 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-602-8207-18-8
5
2.2 Ringkasan Buku
Generasi data ini adalah generasi yang telah bergeser dari Generasi X (1960-1980)
dan Generasi Y (1980-2000) ke generasi C atau Gen C mulai tahun 2000 hingga sekarang.
Genersi X ciri khasnya berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y, ciri
khasnya adalah sika menunda kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang tua. Generaasi C
mewakili generasi yang selalu clicking, conncted, communicating, content-centric,
computerized, dan community-centric.
Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saat ini sudah jauh berbeda sehingga
tidak mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini
diharapkan pendidik mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk
menumbuhkan kegemaran peserta didik belajar. Selain itu, pendidik diharapkan terampil
menggunakan teknologi agar proses pembelajaran menjadi efektif.
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah
ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi
psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri,
yakni ilmu yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.
Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan meningkatkan proses belajar dan
pembelajaran.
Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat, dan
bermakna besar. Keberhasilan pendidikan ditandai dengan kualitas manusia terdidik yaitu
tidak hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak mulia. Semua orang harus
bertanggung jawab membuat lintasan menuju masa depan dirinya sendiri dan secara kolektif
bersama orang lain untuk masa depan bangsa dan seluruh umat manusia.
Belajar adalah inti pendidikan. Seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik
jika menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang egektif, punya
keahlian dalam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manajemen kelas, motivasi,
komunikasi, bekerja dengan kelompok etnis dan cultural yang berbeda dan teknologi,
memiliki motivasi dan komitmen kerja. Meningkatkan diri dengan menggunakan riset yang
dilakukan sendiri ataupun yang dilakukan orang lain.
6
Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang memfokuskan diri pada
pemahaman proses belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan akan membantu
pendidikan dalam melaksanakan tugas mendidik, terutama dalam pemanfaatan riset-riset
yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Demikian juga halnya, mendidik adalah sains dan seni sehingga pemahaman tentang
psikologi pendidikan akan membentu pendidik secara luwes dalam menghadapi beribu
persoalan yang terjadi di dalam kelas. Pengkajian psikologi pendidikan akan membantu guru
menjadi pendidik yang dapat membantu peseta didiknya menemukan kebenaran dan
sekaligus mampu bertindak mulia.
BAB 3 BELAJAR
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikiran dan
pengetahuan baru, perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lenih baik, kecakapan yang lebih
baik serta tumbuhnya kesadaran untuk bertanggungjawab. Belajar tidak sama dengan
kematangan. Akan tetapi, kematangan distimulasi oleh faktir belajar dan sebaliknya belajar
tidak efektif jika diberikan tak sesuai dengan kematangan yang diperllukan untuk
mempelajari sesuatu.
Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam
situasi. Pada diri remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saat
7
mempertanyakan hasil kerjanya. Pada usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan
penampilan fisik dan penerimaan sosial maupun prestasi sekolah. Konsep diri sering
dianggap sebagai dasar perkembangan sosial maupun emosional.
e. Perkembangan moral
8
BAB 5 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses mendiptakan hubungan sesuatu yang sudah
ada dengan sesuatu yang baru. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukakan
sebagai berikut.
a. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relatif permanen
di dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu (oven behavior). Definisi ini
menekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat di obsevasi dan di ukur.
Thorndike dalam teori connectionismmengemukakan bahwa belajar adalah proses “staming
in” (diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon. Dari penelitian Thorndike
disimpulkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan
respin dan penyelesaikan masalah yang dapat dilakukan dengan cara trial and error. Faktor
penting yang mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan kepuasan dari suatu
kejadian.
b. Pendekatan kognitif
Dalam pendekatan kognitif, belajar sianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan
masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui untuk mencapai
pelajaran baru.
c. Tekniik belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah:
1. Sikap mental.
2. Rencana belajar.
3. Berkonsentrasi.
4. Mengikuti pelajaran.
5. Tujuan belajar.
6. Teknik mengingat.
9
BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN
a. Model Pembelajaran Langsung
Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model
ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu seperti : menghafal rumus, informasi
factual) dan pengetahuan procedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap.
10
keterlibatan dan partisipasi siswa dan untuk membantu siswa memiliki keterampilan
komunikasi dan proses berpikir.
11
BAB 7 MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar.
Wloodkowski (2007) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan
perilaku siswa dalam belajar. Motivasi belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah
goyah untuk mencapai sukses, meksipun dihadang banyak kesulitan. Komponen utama
motivasi belajar adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan belajar.
Adapun kompinen-komponen motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a. Attention (perhatian siswa terhadap pelajaran di sekolah muncul didorong oleh rasa
ingin tahu.
b. Relevansi, menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kondisi siswa.
c. Confidence (percaya diei) yaitu perasaan mampu dalam diri siswa yang merupakan
potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
d. Satisfaction (kepuasan).
Motivasi belajar juga penting diketahui guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang
motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru terutama dalam membangkitkan dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Manfaat lainnya adalah untuk
mengetahui dan memahami keanekaragaman motivasi belajar siswa di kelas.
Motivasi belajar merupakan faktor psokologis yang mengalami perkembangan,
dipengaruhi kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Beberapa unsure yang
mempengaruhi menurut Dimyanti (2002) adalah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan
siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan
pembelajaran serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.
12
BAB 9 PENILAIAN
1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan.
3. Tahap penilaian.
13
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)
BAB 1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Proses pendidikan sesungguhnya telah berlangsung sejak bayi manusia dilahirkan ke
dunia. Sesederhana apa pun bentuk pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada
anaknya pastilah telah menjadi transfer nilai-nilai pendidikan pada anak tersebut.
B. Psikologi Cabang Ilmu Filsafat
Psikologi berasal dari bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Dari kedua kata tersebut, psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa, psikologi termasuk
dalam cabang ilmu filsafat, yang di pelajari dalam psikologi adalah hakikat jiwa manusia.
Orang yang paling berperan dalam perkembangan psikologi adalah demokritus. Ia merupakan
filsuf pertama didunia yang memerhatikan pentingnya pengaruh keluarga terhadap
pembentukan kepribadian anak. Ahli lain selain demokritus adalah plato yang telah
mengembangkan sistem pendidikan dan hubungan dengan prinsip-prinsip psikologisnya,
aristoteles yang percaya pada teori daya jiwa dan mementingkan proses intelektual, thomas
aquino, J.J Rousseau dengan semboyan “ back to nature”, John Locke dengan teori
tabularasa-nya, dll. Pada tahun 1879, Wilhelm M. Wundt mendirikan laboratorium psikologi
eksperimen yang pertama didunia, di Leipzig, Jerman. Hasil penelitiannya ditulis dalam
beberapa karyanya, diantaranya berjudul Psysiologische psychologie.
C. Sejarah dan Perkembangan Psikologi Pendidikan
Menurut Chauhan (1979), psikologi pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang
mencoba membangun tingkah laku manusia semenjak berusia muda hingga tercapai tujuan
akhir dari tujuan nasional.
Rintisan kerja dalam psikologi pendidikan dilakukan oleh Hebart dan Frobel, pada
awal abad ke-20 psikologi berkembang dengan munculnya eksperimen-eksperimen belajar.
Dengan demikian, psikologi pendidikan itu telah berusia panjang. Namun, kehadiran
psikologi pendidikan ini dalam kancah sunia pendidikan dirasakan belum sebanding dengan
umur sebenarnya.
14
BAB II
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
PENGETAHUAN
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya guru adalah pembimbing atau pemimpin siswa dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya dengan proses pembelajaran. Oleh karena
itu, kehadiran dan penguasaan psikologi pendidikan amat diperlukan agar pembelajaran pada
siswa disekolah dapat berhasil dengan baik.
B. Psikologi sebagai Proses Studi Profesional
Kedudukan ilmu psikologi pendidikan terdapat dalam kurikulum pendidikan sehingga
bagi guru atau calon guru harus mempelajari ilmu psikologi pendidikan yang merupakan
syarat kompetensi guru.
C. Defenisi Psikologi Pendidikan
Menurut Crow and crow, Psikologi pendidikan adalah penerapan prinsip-prinsip
ilmiah tentang reaksi tingkah laku manusia yang mempengaruhi proses pembelajaran.
D. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup psikologi pendidikan, menurut Fudyartanto (2002) ada 5 cakupan :
● Tinjauan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
● Dasar dan potensi anak didik
● Proses dan teori belajar
● Evaluasi potensi dan hasil belajar
● Membina kesehatan mental dan fisik siswa
E. Psikologi Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan
Psikologi pendidikan dikelompokkan ke dalam tinjauan ilmu pengetahuan karena
telah memenuhi segala apa yang di persyaratkan sebagai ilmu pengetahuan.
F. Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan
Sebagai ilmu pengetahuan lazim dalam psikologi pendidikan sering kali dilakukan
penelitian-penelitian ilmiah, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah, yaitu : metode
angket, metode klinis, metode kasus, metode eksperimen, metode tes, teknik bimbingan dan
konseling, dll.
15
BAB 3
PRINSIP SISTEM PSIKOLGI DAN SUMBANGSIHNYA DALAM PENDIDIKAN
A. Sistem Psikologi Daya
Menurut Plato, pada dasarnya jiwa manusia mempunyai tiga kelompok kemampuan
atau daya, yaitu daya berfikir, daya perasaan. Prinsip dari psikologi daya adalah adanya daya-
daya dalam jiwa manusia. Sedangkan menurut Aristoteles, psikologi daya pada prinsipnya
melibatkan adanya pengalaman. Kemudian aristoteles merumuskan hukum asosiasi ingatan,
yaitu asosiasi sama saat, persamaan, perlawanan, perturutan, dan logis.
B. Sistem Psikologi Strukturalisme
E.B Tichener (1867-1927) mengemukakan tujuan psikologi strukturalisme adalah
mempelajari mental rill, bukan konsep perasaan. Prinsip psikologi strukturalisme pada
dasarnya adalah adanya anggapan bahwa jiwa (Mind) menusia terdiri atas gabungan unsur-
unsur jiwa.
C. Sistem Psikologi Fungsionalisme
Sistem ini pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat oleh William James (1842-
1910) yang berhasil menerbitkan karyanya yang berjudul The Principles of Psychology.
Pendukung psikologi fungsionalisme berpendapat bahwa kesadaran mental tidak pasif atau
hanya sebagai penerima saja, tetapi bersifat aktif dalam setiap situasi.
D. Sistem Psikologi Behaviorisme
Psikologi behaviorisme adalah psikologi tingkah laku dan menekankan pada tingkah
laku, menurut Watson lingkungan sangatlah penting dibanding dengan faktor-faktor
keturunan dalam menentukan tingkah laku.
E. Sistem Psikologi Analisis
Menurut Freud, untuk mempelajari kehidupan jiwa tidak cukup hanya mempelajari
bagian jiwa yang sadar dan tingkah laku yang tampak, harus diteliti sampai kebagian yang
tidak sadar, sebab banyak sekali keinginan yang ditekankan dalam lapisan tidak sadar dan
secara terus menerus memengaruhi tingkah laku manusia.
F. Sistem Psikologi Gesalt
Dalam teori gesalt, adanya kemampuan memproses informasi merupakan penanda
harkat kemanusiaan yang tertinggi.
BAB IV
PRINSIP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pertumbuhan pada manusia berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada aspek biologis, meliputi anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari bayi hingga dewasa berjalan selaras. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
secara normal diperlukan gizi yang baik dan cukup.
B. Hereditas
1. Prinsip-prinsip Hereditas
● Prinsip reproduksi, hereditas yang diturunkan kepada anak oleh orang tuanya
menurut prinsip ini adalah berbeda satu dengan yang lain. Antara orang tua
dengan keturunannya memiliki ciri yang berbeda-beda.
16
● Prinsip konformitas, berdasarkan prinsip ini setiap jenis atau golongan akan
menghasilkan jenisnya sendiri bukan jenis yang lainnya.
● Prinsip variasi, prinsip ini memberikan landasan berfikir bahwa sel-sel benih
berisi banyak determinan yang mempunyai mekanisme percampuran sehingga
menghasilkan perbedaan-perbedaan individual.
2. Mekanisme Hereditas
Mekanisme hereditas merupakan cara-cara pewarisan sifat orang tua kepada
anaknya .
C. Hukum Perkembangan Manusia
Hukum-hukum perkembangan manusia yang telah ada dalam pembahasan psikologi
pendidikan, yaitu : hukum tempo perkembangan, hukum irama perkembangan, hukum atau
masa peka dalam perkembangan, hukum atau teori rekapitulasi perkembangan, hukum teori
masa mendatang, hukum teori eksplorasi.
D. Manfaat Bermain untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Manfaat bermain bagi anak yaitu sebagai pendidikan dan sebagai alat perawatan.
BAB V
KECERDASAN
A. Pengertian Kecerdasan
1. Konsep Kecerdasan Menurut Vernon (1935)
a. Kecerdasan ditinjau secara biologis
Ditinjau dari ilmu biologis, kecerdasan diartikan sebagai kemampuan dasar manusia yang
secara relative diperlukan untuk penyesuaian diri pada alam sekitar yang baru.
Meskipun, pada kenyataannya di dunia ini terdapat banyak orang yang
mempunyai kecerdasan yang tinggi tidak mampu menyesuaikan dirinya pada alam
sekitar dengan baik.
b. Kecerdasan ditinjau secara psikologis
Tinjauan psikologis mengenai kecerdasan merujuk adanya pengaruh-pengaruh rekatif
keturunan dan lingkungan sekitar terhadap perkembangan kecerdasan individu.
c. Kecerdasan ditinjau secara operasional
Secara operasional kecerdasan didefinisikan dalam pelaksanaan atau dalam aplikasinya
secara operasional dengan menggunakan istilah-istilah yang pasti. Definisi
kecerdasan secara operasional memakai pernyataan-pernyataan dari kondisi-
kondisi yang diobservasi sehingga pernyataan kalimatnya berisi terma yang benar
dan salah.
B. Tipe Kecerdasan Manusia
17
Pada kenyataannya penelitian kecerdasan pada individu tidak berhenti sampai di situ.
Hingga dewasa ini, para ahli psikologi terus berupaya melakukan penelitian-penelitian untuk
dapat mengungkapkan kecerdasan manusia secara lebih lengkap dan sempurna mengingat arti
penting masalah kecerdasan dalam mengembangkan sumber daya manusia di muka bumi.
Howard Gardner (1993) mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-
unsur, yaitu:
1. Kecerdasan matematika-logika.
2. Kecerdasan bahasa.
3. Kecerdasan musical.
4. Kecerdasan visual spasi.
5. Kecerdasan kinestetik.
6. Kecerdasan interpersonal.
7. Kecerdasan intrapersonal.
8. Kecerdasan naturalis.
D. Kecerdasan Emosi
Emosi adalah perasaan tertentu yang bergejolak dan dialami seseorang seta
berpengaruh pada kehidupan manusia. Istilah kecerdasan emosi berakar dari konsep social
intelligence, yaitu suatu kemampuan memahami dan mengatur untuk bertindak secara bijak
dalam hubungan antarmanusia (Thorndike, 1920).
Salover dan Mayer dalam Aisah Indiati (2006) komponen dasar kecerdasan emosi,
emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain
(empati), membina hubungan dengan orang lain.
E. Kecerdasan Spiritual
Menurut Danar Zohar dan Ian Marshal (2000). Kecerdasan spiritual adalah
menumbuhkan fungsi manusiawi seseorang sehingga membuat mereka menjadi kreatif,
luwes, berwawasan luas, spontan, dapat menghadapi perjuangan hidup, menghadapi
kecemasan dan kekhawatiran, dapat menjembatani antara diri sendiri dan orang lain, seta
menjadi lebih cerdas secara spiritual dan beragama.
F. Atribut Kecerdasan Manusia
BAB VI
Teori Kecerdasan
18
Dewasa ini setidaknya telah dikenal empat teori kecerdasan, yaitu:
1. Teori Daya
Teori daya menganggap bahwa jiwa terdiri atas daya-daya yang terpisah. Teori belajar juga
mengenal adanya teori daya. Padahal, belajar oleh ahli psikologi diklasifikasikan ke
dalam kecerdasan seseorang, maka teori daya juga dipandang sebagai teori
kecerdasan.
Berdasarkan hasil eksperimen psikologi, didalam otak manusia, yang disebut daya itu tidak
terpisah satu dengan yang lain. Dengan demikian, terdapat konsep teori daya yang
tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta. Oleh karena itum teiru daya sekarang ini
mulai ditinggalkan orang.
2. Teori Dwi Faktor
Teori dwi factor kali pertama dicetuskan oleh Charles Spearman, psikologi dari Inggris dan
Penulis buku The Abilities of Man. Ia meneliti abilitas manusia berupa kemampuan-
kemampuan manusia dengan bermacam-macam tes kemampuan. Ia menganalisi hasil
tes dengan melihat korelasi skornya menggunakan teknik analisis factor. Dari hasil
tentik anallisi factor, Spearman mengusulkan kemampuan intelektual mempunyai dua
factor, yaitu kemampuan-kemampuan umum yang disebut dengan factor G dan
kemampuan-kemampuan khusus yang disebut factor S
3. Teori Multifaktor
Menurut teori multifactor, kecerdasan umum itu tidak ada, yang ada adalah kecerdasan
khusus. Hubungan-hubungan khusus yang dibentuk oleh S dan R tersebut
selanjutnyamembentuk sistem hubungan yang disebut neurologis. Semakin banyak
kemampuan manusia membentuk hubungan S dan R, hal itu akan menentukan orang
semakin cerdas. Dengan begitu, seseorang dengan ubungan S dan R yang kecil ia
akan memiliki kecerdasan yang kurang.
4. Teori Kelompok Faktor
Menurut teori kelompok factor, kecerdasan seseorang tidak hanya sitentukan oleh satu factor
G, tetapi juga oleh beberapa factor G. setiap factor G mendasari beberapa factor S
sehingga terdapat kelompok-kelompok factor, yaitu satu factor G dengan sejumlah
factor S. Tiap-tiap kelompok factor merupakan satu kelompok kemampuan mental
primer. Dengan demikian, kecerdasan manusia terdiri dari sejumlah factor mental
primer dan setiap factor primer memiliki kesatuan psikologi dan fungsional sendiri
yang mendasati sekelompok operasi mental. Tiap-tiap factor mental primer relative
bebas dari factor mental primer lainnya.
BAB VII
STRUKTUR DAN HIERARKI INTELEK
A. Pendahuluan
Kecerdasan individu tidak tersusun dari hanya satu factor saja, tetapi banyak factor.
Dengan kata lain, kecerdasan individu mempunyai struktur tertentu yang akan diterangkan
pada pembahasan sub-bab. Struktur intelek itu sendiri terdiri dari beberapa hal dan
operasinya diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
19
B. Sturuktur Intelek Individu
Guilford mengajukan tiga dimensi intelek sebagai ganti model intelek yang ada
sebelumnya. Ketiga dimensi intelek yang diajukan oleh Guilford tersebut adalah:
1. Operasi Intelek
Menurut J.P Guilford, operasi intelek adalah sesuatu hal yang dikerjakan oleh individu
dalam kaitannya dengan kemampuan-kemampuan individu mengerjakan sesuatu
pekerjaan atau tugas-tugas.
2. Isi Intelek
Isi intelek menunjukkan hakikat materi atau informasi sebagai sesuatu hal yang telah
dikerjakan oleh operasi intelek. Menurut Guilford, dimensi isi digolongkan mejadi
empat macam, yaitu figural, simbul, semantic, dan perilaku yang masing-masing
golongan tersebut.
3. Hasil Intelek
Dimensi produk atau hasil intelek merupakan segala sesuatu yang dapat diproduksi oleh
suatu operasi dengan isi intelek tertentu. Guilford membuat klasifikasi dari produk
aktivitas intelek yang terdiri dari unit, kelas, relasi atau hubungan transformasi,
dan implikasi.
C. Hierarki Intelek Individu
20
BAB VIII
A. Pengertian Motivasi
Motivasi memiliki akar kata dari bahhasa latin movere, yang berarti gerak atau
dorongan atau bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan
memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang motivasi tersebut dapat bergerak. Untuk
memberikan pemahaman yang jelas mengenai motivasi.
Dalam psikologi dikenal ada beberapa teori motivasi, mulai dari teori motivasi
fisikologis, teori aktualisasi diri dari maslow, teori dari murrary, teori motivasi hasil dll.
21
BAB IX
A. Penyesuaian Diri
Sehat dan sakit merupakan kondisi biopsikososial yang menyatu padu dengan
kehidupan umat manusia. Keadaan yang sehat atau sakit tersebut terus saja terjadi dalam
kehidupan dunia. Manusia atau individu akan memerankan sebagai orang sakit atau sehat.
22
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah penulis bandingkan penulis dapat menyimpulkan bahwa
buku pertama yaitu Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons.
kajian teori dalam buku ini sangat difokuskan kepada psikologi pendidikan, bagaimana
seorang guru mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipahami oleh guru guna memahami
pikologi seorang siswa. Buku ini mudah dipahami bagi mereka calon pendidik untuk
mengetahui dan memahami bagaimana psikologi dan teori belajar yang dapat diterapkan
kepada siswa. Dan buku kedua yang penulis pakai sebagai pembanding yaitu buku Psikologi
Pendidikan dalam Perspektif Baru karya Purwa Almaja Prawira kajian teorinya nya lebih
terfokus pada psikologi peserta didik dengan cakupan materi yang cukup luas tetapi
diterangkan secara mendetail sehingga tidak membingungkan pembaca.
Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin
mempelajari perkembangan psikologi, meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta
kelebihan dan kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama yaitu bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami
serta mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari
melalui kedua buku yang bertemakan perkembangan peserta didik ini.
4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami
materi psikologi pendidikan. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu
berubah maka alangkah baiknya jika kedua buku ini diperbaharui seperti buku pembanding
agar memberikan rangkuman dan uji kompetensi untuk menguji pengetahuan pembaca
terhadap materi yang ada di buku pembanding.
25
DAFTAR PUSTAKA
26