2. Memikirkan jaminan kehidupan untuk dirinya dan juga orang lain serta
generasi masa depan di dunia ini.
Inti ayat berikut adalah kewajiban memberikan jaminan hidup bagi diri sendiri, yang
ِ ان نَ ْف َسهُ َو َع ِم َل لِ َما بَ ْع َد ْال َم ْو
ت َ ْال َكيِّسُ َم ْن َد tentunya juga bagi orang lain. Jaminan hidup bagi orang lain juga berarti, semisal di
dalamnya menjamin dari kerusakan alam. Beberapa hari lalu misalnya, saya
Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk mendengar berita tanah longsor dan jembatan putus yang ternyata diakibatkan oleh
kehidupan setelah kematian. penambang liar, maka itu berarti penambang liar tersebut tidak memberikan jaminan
[HR. at-Tirmidzi] hidup bagi orang lain.
Dari Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW, kami serombongan ال فِيَ ق َواَل ِج َدَ ث َواَل فُسُو َ َض فِي ِه َّن ْال َح َّج فَاَل َرف َ ات فَ َمن فَ َر ٌ ْال َحجُّ أَ ْشهُ ٌر َّم ْعلُو َم
sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai
Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdas dan paling teguh diantara manusia ?”. ِ ُْال َحجِّ َو َما تَ ْف َعلُوا ِم ْن َخي ٍْر يَ ْعلَ ْمهُ هَّللا ُ َوتَ َز َّو ُدوا فَإِ َّن َخي َْر ال َّزا ِد التَّ ْق َو ٰى َواتَّق
ون يَا
Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka ِ أُولِي اأْل َ ْلبَا
ب
dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah
orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan
kemulyaan akhirat”. niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik
[HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir] dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-
Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Siapa diantara orang yang berakal.
orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang [QS al-Baqarah (2): 197]
paling baik akhlaqnya diantara mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah
diantara orang-orang mukmin yang paling cerdas/cerdik ?”. Nabi SAW menjawab,
“Orang yang paling banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling baik
persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdas”. ك قَ ْب َل َ ك قَ ْب َل َسقَ ِم
َ َو ِغنَا َء،ك َ َص َّحت
ِ َو،ك َ ك قَب َْل هَ َر ِمَ َ َشبَاب:س ٍ ا ْغتَنِ ْم َخ ْمسًا قَب َْل َخ ْم
[HR. Baihaqi di dalam kitabuz-Zuhud] كَ ِك قَب َْل َم ْوتَ َ َو َحيَات،ك َ ِك قَ ْب َل ُش ْغل َ فَ ْق ِر
َ َوفَ َرا َغ،ك
Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain:
(Manfaatkan) masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum
datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum 6. Mau belajar dari kisah-kisah orang terdahulu. Baik pelajaran yang
datang masa sibukmu, masa hidupmu sebelum datang masa matimu. membawa kebaikan maupun pelajaran yang membawa keburukan.
[HR. Al-Hakim]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, ٍ ب َو َع َذا
ب ٍ ْان ِبنُص ُ َُّوب إِ ْذ نَا َد ٰى َربَّهُ أَنِّي َم َّسنِ َي ال َّش ْيط َ َو ْاذ ُكرْ َع ْب َدنَا أَي
ِ َك ٰه َذا ُم ْغتَ َس ٌل ب
nٌ ار ٌد َو َش َر َ ِارْ ُكضْ ِب ِرجْ ل
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam اب
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, بِ ى أِل ُولِي اأْل َ ْلبَاnٰ َو َوهَ ْبنَا لَهُ أَ ْهلَهُ َو ِم ْثلَهُم َّم َعهُ ْم َرحْ َمةً ِّمنَّا َو ِذ ْك َر
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. ٌصابِرًا نِّ ْع َم ْال َع ْب ُد إِنَّهُ أَ َّوابَ ُث إِنَّا َو َج ْدنَاه ْ َض ْغثًا فَاضْ ِرب بِّ ِه َواَل تَحْ ن ِ ك َ َو ُخ ْذ ِبيَ ِد
[QS Ali Imran (3): 190-191]
Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya:
"Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".
5. Lebih memilih kebaikan daripada keburukan meskipun keburukan itu (Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan
menarik hati. untuk minum".
Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami
ث فَاتَّقُوا هَّللا َ يَا أُولِي
ِ ك َك ْث َرةُ ْال َخبِي
َ َيث َوالطَّيِّبُ َولَ ْو أَ ْع َجب
ُ ِقُل اَّل يَ ْستَ ِوي ْال َخب tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.
ُون ِ اأْل َ ْلبَا
َ ب لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan
janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-
buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, nya).
agar kamu mendapat keberuntungan". [QS Shaad (38): 41-44]
[QS al-Maidah (5): 100]
8. Siap dalam menghadapi kematian, karena tahu, tidak ada yang abadi di ِ صةً َوا ْعلَ ُموا أَ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا
ب َ صيبَ َّن الَّ ِذ
َّ ين ظَلَ ُموا ِمن ُك ْم َخا ِ َُواتَّقُوا فِ ْتنَةً اَّل ت
dunia ini.
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-
ِ ْأَلَ ْم تَ َر أَ َّن هَّللا َ أَن َز َل ِم َن ال َّس َما ِء َما ًء فَ َسلَ َكهُ يَنَابِي َع فِي اأْل َر
ض ثُ َّم ي ُْخ ِر ُج ِب ِه َزرْ عًا Nya.
ك لَ ِذ ْك َر ٰى أِل ُولِي
َ ُِّم ْختَلِفًا أَ ْل َوانُهُ ثُ َّم يَ ِهي ُج فَتَ َراهُ ُمصْ فَ ًّرا ثُ َّم يَجْ َعلُهُ ُحطَا ًما إِ َّن فِي ٰذل [QS al-Anfaal (8): 25]
ِ اأْل َ ْلبَا
ب
10. Mampu mengambil hikmah atau pelajaran dari setiap kejadian yang
ada.
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-
Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi ت ْال ِح ْك َمةَ فَقَ ْد أُوتِ َي َخ ْيرًا َكثِيرًا َو َما يَ َّذ َّك ُر إِاَّل
َ ي ُْؤتِي ْال ِح ْك َمةَ َمن يَ َشا ُء َو َمن ي ُْؤ
kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran بِ اأْل َ ْلبَاnأُولُوا
bagi orang-orang yang mempunyai akal.
[QS az-Zumar (39): 21] Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
9. Hati-hati dalam bertindak, karena dia yakin bahwa setiap tindakannya orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
dapat berakibat buruk juga baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. [QS al-Baqarah (2): 269]