Anda di halaman 1dari 29

SATGAS GCG BUMD-DAN

Bandung, 23 September 2014


Sistematika Pedoman

1 Bab I: Pendahuluan
2 Bab II: Pengertian dan Model
3 Bab III: Materi CoC
4 Bab IV: Tahapan Penyusunan
5 Bab V: Penutup
Lampiran:Prototip CoC
Bab I: PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
B.Tujuan Pedoman
C.Ruang Lingkup Pedoman
Bab I: PENDAHULUAN
 Pengelolaan perusahaan tidak lepas
dari aturan main: hukum &
moral/etika
 Desakan untuk mengelola bisnis
secara lebih etis agar dapat
menghasilkan PAD & Pelayanan
Optimal
Latar  Citra yang baik sebagai salah satu asset
Belakang penting perusahaan
 Kesadaran perusahaan untuk
berbisnis secara beretika
 Meningkatkan nilai perusahaan
dalam jangka panjang
 BPKP memfasilitasi BUMN/D dalam
menerapkan GCG salah satunya
dengan asistensi penyusunan Code of
Conduct
Bab I: PENDAHULUAN
 GCG: komitmen, aturan main &
praktik penyelenggaraan bisnis
secara sehat dan beretika
 Wujud komitmen: aturan perilaku
yang disepakai bersama dan
menjadi iklim dan budaya BUMD
Tujuan  Penyusunan CoC bagian dari
Pedoman rangkaian asistensi GCG pada
BUMN/D
 Panduan bagi Tim Asistensi 
menciptakan keseragaman
pemahaman dan prosedur
 Tetap harus mencari bahan
referensi lain (buku/literatur
tentang etika dan perilaku bisnis
korporasi lainnya)
Bab I: PENDAHULUAN

Memberikan pemahaman yang


memadai mengenai:
 Pengertian
 Tujuan dan manfaat
Ruang
Lingkup
 Bentuk penyajian
Pedoman  Materi/substansi
 Metodologi penyusunan
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL

A.Definisi
B. Arti Penting
C.Tujuan
D.Manfaat
E. Model
F. Pendekatan Penuangan Materi

7
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL
 Code of Ethics: statements of values
and principles which define the
purpose of the company
 Code of Practice: interpretations
and illustrations of corporate values
and principles, and they are
addressed to the employee as
individual decision maker
Definisi  Code of Conduct: statements of
rules: “This is what you must (or
must not) do”
 Definisi Code of Conduct yang
digunakan dalam pedoman ini
adalah gabungan dari ketiga diatas
yang meliputi nilai-nilai dan
perilaku yg diharapkan dari setiap
individu BUMD
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL
 Sebagai salah satu infrastruktur
dalam mewujudkan GCG di
perusahaan
 Sebagai pelengkap sistem
pengendalian internal
Arti Penting
perusahaan untuk hal-hal yang
belum diatur dalam SOP
 Sebagai media pernyataan
sikap perusahaan kepada
stakeholders
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL
 Memberikan pedoman atau kepastian
perilaku yang harus dilakukan oleh
karyawan pada saat berhadapan dengan
situasi yang dilematis
 Menjadi kriteria untuk menilai apakah
individu perusahaan telah mematuhi atau
menyimpang dari peraturan perilaku
 Menciptakan suasana yang sehat dan
Tujuan nyaman dalam lingkungan internal
perusahaan
 Mengurangi risiko kerugian perusahaan
karena tuntutan pengadilan akibat kelalaian
yang dilakukan oleh individu perusahaan
 Mendorong perbaikan mutu produk,
pengelolaan perusahaan, pengembangan
nilai perusahaan  peningkatan
reputasi/citra
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL
 Bagi Internal Perusahaan:
 Meningkatkan kredibilitas perusahaan karena
perilaku etis telah dijadikan sebagai budaya
perusahaan
 Membantu menghilangkan keragu-raguan
(grey area) dalam berperilaku secara etis
 Berperan sebagai mekanisme pencegahan
penyalahgunaan wewenang dan kecurangan
 Memelihara keharmonisan guna mencegah
Manfaat timbulnya benturan kepentingan
 Membina, meningkatkan dan
mempertahankan integritas, kejujuran dan
profesionalisme
 Bagi Eksternal Perusahaan:
 Mendorong peningkatan reputasi perusahaan
di mata pihak luar
 Mendorong peningkatan citra suatu negara
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL
 Code of Conduct dapat disajikan
dalam bentuk ringkas dan rinci
 Bentuk ringkas: hanya memuat nilai-
nilai yang dijunjung tinggi (kredo
perusahaan) namun sudah
merumuskan tanggung jawab
perusahaan terhadap stakeholders
Model utamanya
 Bentuk rinci: memuat kebijakan
etika perusahaan berhubungan
dengan setiap issues yang timbul
pada saat individu perusahaan
dihadapkan pada keadaan yang
dilematis
Bab II: PENGERTIAN DAN MODEL
 Pendekatan Subjek: menjelaskan secara rinci bentuk
tanggung jawab sosial dan kewajiban moral
perusahaan terhadap stakeholders-nya
 Pendekatan Substansi: menyajikan seluruh kondisi
dilematis yang dapat diprediksi dan standar perilaku
perusahaan dalam menyikapinya
 Pendekatan Gabungan: mengidentifikasi standar
perilaku menurut kewajiban dan tanggung jawab
sosial perusahaan kepada stakeholders sekaligus
Pendekatan mendefinisikan masalah-masalah etika yang terkait.
Penuangan  merupakan metode yang paling komprehensif
 menjadi fokus pedoman ini (Bab III)
 Namun jika bentuk Code of Conduct diinginkan
disajikan dengan pendekatan subjek atau
substansi maka materinya dapat diadopsi dari
pendekatan gabungan
Bab III: MATERI

Mencerminkan setiap hal yang telah dan ingin diterapkan


oleh perusahaan yang bersangkutan.
• Telah diterapkan: substansi tersebut sudah
dipraktikkan oleh setiap individu yang ada dalam
perusahaan.
• Ingin diterapkan: dengan diberlakukannya code of
conduct nanti, maka hal-hal tersebut juga akan
diterapkan oleh setiap individu yang ada dalam
perusahaan.
Bab III: MATERI
A. Materi Umum
B. Nilai-Nilai dan Keyakinan
C. Komitmen BUMD kepada Stakeholders
D. Tanggung Jawab Sosial BUMD
E. Perilaku Karyawan
F. Materi Khusus
G. Sistem Pengaduan
H. Penegakan
I. Pengembangan
Bab III: MATERI
 Materi yang secara umum dimuat
dalam CoC BUMD meliputi nilai-
nilai yang diyakini dan diterapkan,
komitmen pada stakeholders ,
tangggung jawab sosial, perilaku
karyawan dan materi khusus.
 Hal yg harus diperhatikan dalam
menentukan mater:
Materi Umum -Diselaraskan dengan kondisi
spesifik BUMD.
-Penentuan materi melalui
kuesioner atau wawancara
 hal-hal apa saja yang boleh
dilakukan atau tidak boleh
dilakukan setiap individu BUMD.
Bab III: MATERI
 Terdiri dari nilai-nilai dan keyakinan
positif yang tidak akan bertentangan
dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi
maupun masyarakat
 Hanya memuat nilai-nilai dan keyakinan
yang sungguh-sungguh sudah dan
Nilai-Nilai (diyakini) akan diterapkan oleh setiap
dan individu dalam perusahaan
Keyakinan  Contoh:
Perusahaan  Integritas (Integrity), Kejujuran
(Honesty), Kesetaraan (Fairness),
Saling menghormati (Respect),
Kepercayaan (Trust), Penghargaan
(Appreciation), Keberanian (Courage),
Prasangka yang baik (Good faith),
 Falsafah ILMU PADI
Bab III: MATERI
*Merupakan perwujudan dari
komitmen BUMD kepada
stakeholders
*Akan menjadi setiap individu dalam
melaksanakan tugasnya dan
berinteraksi dgn stakeholders
Komitmen *Komitmen-Komitmen pada
Perusahaan
stakeholders antara lain:
kepada  Kepada Karyawan
Stakeholders  Kepada Pelanggan
 Kepada Supplier
 Kepada Pemegang Saham
 Kepada Anak Perusahaan dan
Perusahaan Afiliasi
 Kepada Pemerintah
Bab III: MATERI

Merupakan wujud dari tanggung


jawab sosial BUMD, meliputi:
 Tanggung Jawab Perusahaan
Tanggung
kepada Masyarakat
Jawab
Sosial  Tanggung Jawab Perusahaan
Perusahaan kepada Lingkungan Hidup
Bab III: MATERI

Mengatur perilaku dari setiap


karyawan BUMD berkaitan:
 Sebagai Rekan Kerja
Perilaku
Karyawan  Sebagai Atasan
 Sebagai Bawahan
Bab III: MATERI
 Hadiah/Gratifikasi
 perusahaan mengijinkan
individu menerima
 perusahaan melarang
individu menerima
Materi  Jamuan Bisnis/Entertainment
Khusus
 Kegiatan Politik
 Harta Benda Perusahaan
 Benturan kepentingan
Bab III: MATERI
 Pengaturan etika sebaiknya
diperkuat dengan erangkat sistem
pengaduan
 Sistem tsb akan mendorong orang
untuk melaporkan dan tahu kemana
melaporkan pelanggaran
Materi Khusus
 Dilengkapi perlindungan identitas
pelapor
 Bentuk kotak pos khusus, email atau
nomor telepon ke pimpinan BUMD
Bab III: MATERI

 Materi penegakan meliputi:


 komitmen,
 pernyataan telah memahami
dari setiap individu
Penegakan perusahaan,
 pelaporan atas pelanggaran
dan investigasinya,
 pengenaan sanksi
Bab III: MATERI

 Pengembangan meliputi tahap:


 sosialisasi,
 Internalisasi,
 penyempurnaan,
Pengembangan
Bab IV: METODOLOGI PENYUSUNAN

Pola BPKP Sebagai Penyusun:


• Tahap Perencanaan
• Tahap Pelaksanaan
• Tahap Penyerahan/Pelaporan

Pola BPKP sebagai Nara Sumber :


• Lihat Pedoman Juknis Asistensi
Bab IV: METODOLOGI PENYUSUNAN
 Penyiapan Administarsi penugasan
 Survei Pendahuluan
 mempelajari profil, nilai-nilai dan budaya
perusahaan
 pembicaraan awal dengan Tim Counterpart
 Wawancara kepada pihak yang terkait
(Manajer SDM, Kepala SPI, Direktur
Pengembangan, dll)
 Penyusunan Outline: untuk memberikan
Tahap Persiapan gambaran secara garis besar bentuk Code
dan Pelaksanaan yang akan disusun
 Pemaparan dan pembahasan Outline: untuk
menghasilkan Outline Code of Conduct hasil
kesepakatan bersama (final)
 Benchmarking dengan BUMD lain
 Penyusunan Konsep CoC
 Pemaparan dan Pembahasan Konsep CoC
 Finalisasi dan Penyerahan Hasil
Bab IV: METODOLOGI PENYUSUNAN

 Batasan selesainya penugasan


Tahap
disesuaikan dengan KAK
Penyerahan/  Pada akhir penugasan tim
Pelaporan
menyusun laporan hasil
kegiatan asistensi
Bab V: PENUTUP

• Menyusun dan menghasilkan code of conduct yang


baik bukanlah pekerjaan yang mudah, karena
pedoman itu dapat dikatakan baik apabila tujuan
dibuatnya pedoman itu tercapai yaitu dapat diterapkan
• tidak ada standar baku sebuah pedoman code of
conduct, baik mengenai bentuknya (ringkas tebalnya),
jumlah halaman, dan isinya
• Code ini tetap dimaksudkan untuk bisa diterapkan
oleh setiap individu perusahaan, bukan sekedar ada
untuk memenuhi aturan atau ketentuan

28

Anda mungkin juga menyukai