1. U M U M
a. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
b. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik–baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung
negara.
c. Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan untuk bangunan negara perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan
karya bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma
serta tata laku profesional.
d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan.
2. LATAR BELAKANG
a. Tantangan pengawasan obat dan makanan di masa sekarang dan masa
mendatang yang semakin ketat sejalan dengan pesatnya perkembangan
ilmu dan teknologi, menuntut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
sebagai organisasi di sektor publik primer untuk senantiasa mengimbangi
perkembangan dan kemajuan tersebut. Tuntutan tersebut harus diimbangi
dalam berbagai sisi, baik sumber daya maupun sarana prasarana.
b. Balai Pengawas Obat dan Makanan di Sofifi (BPOM di Sofifi) sebagai UPT
Badan POM di wilayah provinsi Maluku Utara tidak lepas dari tugas untuk
melaksanakan pengawasan obat dan makanan untuk melindungi
masyarakat wilayah provinsi Maluku Utara dari obat dan makanan yang
berisiko terhadap kesehatan. Dari sisi pelayanan kepada masyarakat dan
pelayanan laboratorium, penyediaan fasilitas gedung kantor dan gedung
laboratorium pengujian yang ada saat ini masih belum optimal. Oleh
karena itu pembangunan gedung kantor dan laboratorium sangat mutlak
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruangan, sehingga Badan POM perlu
segera mempersiapkan pembangunan fisik gedung di atas lahan yang
terletak di Kompleks Perkantoran Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
c. Kegiatan pembangunan gedung laboratorium pengujian BPOM di Sofifi
dilaksanakan berlandaskan pada ketentuan perundangan yang berlaku,
antara lain :
a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
b) Perpres Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
c) Perpres No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
d) Permen PU No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
e) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
f) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Standar Sarana dan
Prasarana di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
4. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah adanya :
1) Desain Rinci atas rencana pembangunan Laboratorium BPOM di Sofifi
yang dapat memberikan pedoman secara utuh dan menyeluruh untuk
pembangunan Fisik Laboratorium BPOM di Sofifi.
2) Pentahapan pembangunan dan besaran investasi tiap-tiap tahap
pembangunan (tiap tahun anggaran).
d. FASILITAS PENUNJANG
1) Sarana transportasi disiapkan sendiri oleh Penyedia.
2) Fasilitas penunjang dan biaya operasional kantor yang tidak dibiayai
dalam kontrak wajib disediakan oleh Penyedia atas biaya sendiri.
3) Peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan
baik wajib disediakan oleh penyedia atas biaya sendiri.
7) Persyaratan Pencahayaan :
a) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup,
baik alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
b) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
cahaya secara baik.
b. Kriteria Khusus
Kriteria yang dimaksudkan adalah untuk memberikan syarat-syarat
khusus/ spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan
direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis
lainnya, antara lain :
1) Sistem Tata Udara Gedung Laboratorium
a. Sistem tata udara menggunakan AC Split untuk tiap ruang yang
bertujuan untuk menghindari kontaminasi silang antar ruang
dalam gedung laboratorium.
b. Sistem tata udara pada fasilitas Ruang Bersih (Clean Room) pada
laboratorium mikrobiologi membutuhkan 1 buah AHU, kapasitas
Chiller disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Air Handling Unit (AHU) Pasokan Udara Terkondisi untuk
laboratorium mikrobiologi menerapkan Once Through System
(sistem udara segar 100%) sehingga membutuhkan 3 kali
kapasitas normal (pertukaran udara 6 kali per jam). Kondisi udara
pada tiap tiap ruang suhu 22 ±20C dan RH 50-55%.
d. Chiller Kapasitas Chiller mengikuti kapasitas supply udara (AHU),
dengan redundansi 3x50% berjumlah 3 unit (Masing masing
kapasitas 50%, 2 buah operasional dan satu buah standby).
Chiller berlokasi di lantai atap.
e. Exhaust System dibagi dalam 2 kelompok yaitu exhaust untuk
fume hood dan exhaust untuk ruangan. Masing masing exhaust
menggunakan 2 buah exhaust fan redundansi 2x100% yang
masing masing berfungsi sebagai normal dan cadangan.
Catatan : sistem operasi sesuai prioritas yaitu exhaust fume hood
dan ruangan (sistem interlock) dan standar tingkat kebisingan
laboratorium. Karena sistem exhaust berkaitan dengan
keselamatan kerja dan lingkungan, maka setiap sistem exhaust
berjumlah 2 unit (1 unit Operasi dan 1 unit standby).
2) Sistem Tata Udara Gedung Kantor
a. AC Sentral standar tingkat kebisingan kantor.
b. AC Split digunakan pada ruang tertentu.
3) Sistem Drainase Limbah Kimiawi dan Mikrobiologi
Drainase limbah kimia/mikrobiologi/domestic menggunakan pipa
tahan asam dari sumber limbah menuju instalasi pengolahan
limbah.
4) Lantai, Dinding dan Plafon Laboratorium Mikrobiologi
Lantai, dinding dan plafon harus mudah didekontaminasi. Untuk
memudahkan dalam membersihkan kotoran dan dekontaminasi
maka dinding difinishing dengan cat epoxy serta sudut sudut
dinding di-curving, sedangkan plafon digunakan bahan poliuretan
yang kedua sisinya dilapisi dengan plat logam yang dicat (powder
coating). Untuk lantai difinishing dengan karpet Vinyl.
B. PROGRAM KERJA
Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja yang meliputi :
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci.
2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya), tenaga yang
diusulkan konsultan perencana harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas atas rekomendasi Tim Teknis.
3) Uraian konsepsi konsultan perencana atas pekerjaan perencanaan
tersebut.
4) Setelah ketiga hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan
dari Pejabat Pembuat Komitmen, maka akan menjadi pedoman
penugasan dalam pelaksanaan tugas perencanaan bagi konsultan
perencana dalam melaksanakan tugasnya.
C. TANGGUNG JAWAB
1) Konsultan perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi pasal Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. dan Permen PU No.
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2) Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal
sebagai berikut :
a) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar, mekanisme pertanggungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
b) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus mengakomodasi
batasan-batasan yang diberikan termasuk melalui KAK ini seperti dari
segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan
yang akan diwujudkan.
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi peraturan
tentang bangunan gedung negara.
3) Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan Pembangunan laboratorium
pengujian BPOM di Sofifi, Konsultan Perencana diwajibkan melakukan
koordinasi secara aktif dengan Pemberi Tugas dan instansi terkait, baik
dalam pendataan maupun perumusan rencana.
D. TENAGA PENDUKUNG
1. Sekretaris D3 Segala Jurusan 4 tahun 1 orang
Administrasi Kantor
2. D3 Ekonomi/ Akutansi 4 tahun 1 orang
(Keuangan)
3. Operator Komputer D3 Komputer/Informatika 4 tahun 1 orang
Sesuai dengan ketentuan, maka tenaga ahli di atas harus memiliki Sertifikat
Tenaga Ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curriculum vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.
13. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana, meliputi antara lain:
A. Tahap Persiapan Perencana/Konsep Desain
a) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi,
jumlah dan kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan, dan
tanggung jawab pelaksanaan.
b) Konsep Perencanaan, sketsa gagasan, termasuk program ruang,
organisasi hubungan ruang dan konsultasi dengan Pemerintah
setempat mengenai peraturan setempat terkait dengan perizinan
bangunan (IMB).
c) Laporan data dan informasi lapangan, dll.
B. Tahap Pra-Rencana Teknis
a) Penyelidikan tanah dan perhitungan Struktur
b) Gambar rencana tapak
c) Gambar-gambar pra-rencana bangunan
d) Perkiraan biaya pembangunan
e) Garis besar rencana kerja & syarat-syarat (RKS) – out line
specifications.
f) Konsultasi rencana dengan dinas teknis/pemda setempat mengenai
IMB.
C. Tahap Pengembangan Rencana
a) Gambar pengembangan rencana jaringan jalan, utilitas & parkir,
b) Gambar pengembangan rencana arsitektur bangunan, struktur
bangunan dan utilitas.
c) Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
d) Draft Rencana Anggaran Biaya.
e) Gambar Perspektif.
D. Tahap Rencana Detail
a) Gambar rencana teknis bangunan lengkap
b) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c) Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
d) Rencana Anggaran biaya (RAB)
e) Laporan Perencanaan Arsitektur, Struktur, Mekanikal dan elektrikal.
E. Tahap Pelelangan
a) Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan
b) Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan
F. Tahap Pengawasan Berkala
a) Laporan pengawasan berkala
b) Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan
peralatan/ perlengkapan/bangunan
14. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
a. Tahap Konsepsi Desain/Perancangan, laporan yang disampaikan
meliputi :
1) Survey Data :
a) Data Primer
• Topografi
• Soil test untuk mengetahui komposisi tanah
b) Data Sekunder
• Hasil Review Master Plan
• Peta-Peta
2) Interprestasi terhadap KAK sehingga dapat diperoleh informasi
tentang lokasi antara lain :
a) Lokasi lahan dan bangunan sekitarnya
b) Ukuran dan bentuk lahan yang jelas batas-batasnya.
c) Kondisi air tanah dan curah hujan
d) Status lahan, hubungannya dengan Pemberi Tugas.
e) Saluran-saluran yang ada di sekitar lokasi, antara lain saluran air
bersih, saluran air kotor, listrik, gas dan telepon.
f) Kondisi lahan berkaitan dengan usulan type pondasi yang akan
dipakai.
3) Informasi dari Pemerintah setempat, antara lain :
a) Ketentuan tentang ruang yang berlaku untuk lahan, seperti garis
Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), tinggi bangunan, perkerasan
dan sebagainya.
b) Standard-standard bangunan gedung setempat yang harus
digunakan.
c) Peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam perencanaan
maupun pelaksanaan bangunan.
4) Konsep dasar pemikiran yang mencakup analisis terhadap informasi
semua pihak (KAK) Pemerintahan setempat, Data-data penunjang
dan penerapannya terhadap rancangan.
5) Gambar, meliputi :
a) Situasi (1:500) menunjukkan posisi jaringan jalan & utilitas, blok
massa bangunan terhadap lahan.
b) Rencana Tapak dan site engineering (1:200) menunjukkan
jaringan jalan, utilitas terhadap tapak, pengerasan, penghijauan
dan sebagainya.
c) Denah bangunan (1:100) menunjukkan posisi ruang, ukuran
ruang, zone zone lantai yang penting.
d) Tampak (1:100) minimal dua buah yang menunjukkan pandangan
ke arah bangunan.
e) Potongan (1:100) minimal dua buah, menunjukkan ruang dalam
bangunan yang terpotong secara memanjang dan melintang,
tinggi lantai, tinggi plafond dan sebagainya.
f) Skala gambar detail ME dan fasilitas proses sesuai standar
2) Laporan lain :
Konsultan Perencana agar mempersiapkan produk yang diperlukan
untuk mendapatkan ijin dari Pemerintah Kota Sofifi, disusun sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
RKS (terutama syarat teknis) dalam hal ini harus meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a) Pernyataan masukan (bahan, peralatan, perlengkapan) dan
penjelasan :
• Mutu yang diijinkan, standar yang digunakan .
• Tingkat pengujian (laboratorium, atau pengamatan di
lapangan)
• Tingkat pembuktian kualifikasi tenaga yang diijinkan
(pengujian lapangan, sertifikat dan bukti lain)
• Cara penanganan (handling) bahan atau peralatan yang
disyaratkan.
b) Persyaratan proses yang terutama menyangkut cara dan waktu,
jelaskan:
• Cara penanganan bahan (processing) untuk semua bahan,
komponen maupun peralatan.
• Urutan proses tersebut di atas yang disyaratkannya boleh
dilanjutkan.
• Tingkat kualitas tahap tertentu sebelum proses berikutnya
boleh dilanjutkan
c) Persyaratan tentang produk/output yang berupa bangunan atau
bagian bangunan atau peralatan yang terpasang, jelaskan :
• Persyaratan kualitas untuk masing-masing bagian bangunan/
peralatan dari segi ketepatan, kerapian, kekuatan dan
“performance” secara keseluruhan.
• Standar yang digunakan untuk hal tersebut di atas
• Cara pengujiannya.
d) Bila perlu dapat ditambahkan syarat-syarat khusus, apabila dalam
ketiga persyaratan tersebut di atas masih belum dapat
menjelaskan keinginan Konsultan Perencana
15. PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari
bahan masukan lain yang dibutuhkan.
b. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun
program kerja untuk dibahas dengan Pemberi Kerja.