Anda di halaman 1dari 13

ALINEA

A. Kaitan Paragraf dan Alinea


Sebelum kita menginjak untuk membahas perbedaan diantara kedua kata tersebut, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu tentang pengertiannya. Seperti yang kita ketahui
jenis paragraf dan contohnya pada alinea adalah suatu susunan penggabungan yang terdiri dari
beberapa kalimat.
Umumnya pada kalimat – kalimat yang tersusun berjumlah kurang dari kalimat. Paragraf
atau alinea biasanya terdapat spasi di kalimat dan baris pertama sehingga bentuknya akan
menjorok ke dalam untuk baris teratas.
Banyak diantara kita yang menganggap bahwa alinea dan paragraf adalah sama, mungkin
bisa dikatakan seperti itu, namun terdapat perbedaannya sedikit, jika dilihat dari fungsi saja
sudah terdapat perbedaannya.
Simak penjelasan di bawah ini, fungsi mengenai paragraf dan alinea akan dijelaskan satu-
persatu.

Fungsi Alinea
Fungsi dari alinea antara lain :
 Suatu item untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
 Merupakan suatu transisi dari paragraf.
 Sebagai penceraian suatu tema dari tema yang lain.

Fungsi Paragraf
Fungsi dari paragraf antara lain :
 Sebagai pengantar sebuah ide ataupun suatu gagasan – gagasan si penulis.
 Memudahkan si penulis untuk membuat suatu susunan dari pengutaraan ide – idenya.
 Menampilkan suatu perasaan dan pemikiran penulis dalam sebuah karya secara logis.
B. Pengertian Alinea
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf,
yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

C. Tujuan Pembentukan Alinea


Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang
lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat
dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan
kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih
lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.

D. Unsur – Unsur Alinea


Adapun unsur-unsur alinea, yakni:
1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran.
2. Kalimat utama
Ciri – ciri kalimat utama :
o    Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
o    Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
o    Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
o Dapat dibentuk tanpa kata sambung.
3. Kalimat penjelas
Ciri – ciri kalimat penjelas :
o    Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
o    Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam suatu
alinea.
o    Pembentukannya menggunkan kata penghubung
o    Isi dari kalimat penjelas ini mendukung kalimat utama
4. Judul (kepala karangan).
Syarat suatu judul:
o    Provokatif (menarik)
o    Berbentuk frase
o    Relevan (sesuai dengan isi)
o    Logis
o    Spesifik
 
E. Macam – Macam Alinea
Adapun macam-macam alinea, yakni:
1. Menurut fungsinya
o    paragraf pembuka
o    paragraf penghubung
o    paragraf penutup
2. Menurut posisi kalimat topik :
o    paragraf deduktif
o    paragraf induktif
o    paragraf deduktif – induktif
o    paragraf tersebar
3. Berdasarkan sifat isinya :
o    paragraf argumentasi
o    paragraf narasi
o    paragraf persuasi
o    paragraf eksposisi
o    paragraf deskripsi
 
F. Pola Pengembangan Alinea
Berdasarkan letak kalimat utamanya, alinea terbagi menjadi :
o    Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
o    Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
o    Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian
akhir.
o    Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.
 
G. Syarat –Syarat Alinea
1. Kesatuan : tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran / satu tema.
2. Perincian dan urutan isi paragraf :
o   urutan waktu.
o   urutan logis.
o   urutan ruang.
o   urutan proses.
o   sudut pandangan/ point of view.
3. Kelengkapan : alinea dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik/ kalimat utama.

H. Jenis Alinea dalam Paragraf


1.Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya
selalu diawal.
Contoh:
Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada
(pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
dikalangan pejabat daerah merupaan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk
menjamin terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa.
Kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan
ditingkatkan. Anggaran pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari
pada anggaran sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui
dan ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena
SPP dan buku murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang
mampu akan ditanggung oleh pemerintah daerah.

2. Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal
yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf
induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini
penempatan kalimat topiknya berada diakhir paragraf.
Contoh:
Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah dekat
masjid.Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah
perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid.Anak-anak muda di kampung itu
terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol di mulut-mulut gang
sambil menenggak minuman keras dan mengganggu orang-orang yang lewat.Akhirnya
Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan suka berkelahi.Dia tidak segan-segan
melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat aksi tawuran antarkelompok remaja
kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan polisi, padahal dahulu ia seorang anak
yang baik dan rajin shalat.

3. Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf.Paragraf ini di
mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada.Setelah itu,
kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Contoh:
Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat suka
bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari perhatian orang lain
dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dia pandai berhias diri
tetapi tidak pernah memakai make up yang berlebihan. Pantas laila menjadi idaman
setiap jejaka. Di samping itu,dia pun rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat
yang lima waktu atau tes yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap
semesternya selalu meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama
dikelasnya.

4. Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan
kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan
dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk
yang konkret atau bagian bagian kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat
yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan.Kemana saja dia pergi pasti pasti
membawa penyakit.Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan
biasa makan makanan yang diharamkan.Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat
keonaran yang meresahkan warga.

5. Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat
pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu?Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha
terkenal di negeri tersebut.Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan
kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke
Afganistan dan memimpin sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda.Selanjutnya, Dia
dituduh Amerika Srikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan
menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang daftar
pencarian orang di Negara Amerika Serikat.
6. Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat
objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang.Jika kalimat topiknya berupa sebab maka
kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu.Sebaliknya jika kalimat
topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.
Contoh :
Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang akan
ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah diketahui tingkat
keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya dan dibiarkan beberapa hari
sebelum diaduk.Ketika menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan
pertanian) baik jarak dari rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada
setiap rumpun. Dalam hal pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan
sendiri, beliau juga menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan
aturan. Setiap pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air
yang dialirkan dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek
batang selalu diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya
melimpah.Maka tak mengherankan apabila panen padi pak Ahmad tahun ini sangat
melimpah.

7. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan
menggunakan contoh-contoh.Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam
kalimat topik.
Contoh :
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak”
atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu
membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa
mangkal disana.Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM.
Dia hanya memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk
dipotret.Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta
kelahiran anak, saya hanya memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi
uang pelicin alakadarnya. Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran
anaknya beberapa jam setelah menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.

8. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok
kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang
bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh :
Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia.Setiap
manusia perlu makan, makan untuk hidup.Hidup tidak hanya unuk makan.Akan tetapi
hidup manusia mempunyai tujuan.Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lainya, tetapi ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan
keturunan.Keturunan merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan
tangguh.Tangguh menghadap segala tantangan dan rintangan.Rintangan dan tantangan
membuat manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk
memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Taringan,1981:34).

9. Paragraf Definisi
Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang
memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh
pembaca.Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah kalimat pengembang.
Contoh :
Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan lingustik.Sosiologi
adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia didalam masyarakat.Linguistik
adalah ilmu tentang bahasa.Sosiolinguistik merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang
mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dalam
pergaulan sosial.Sosiolinguistik mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial
budaya.Selain itu, sosiolinguistik dalam pengembangan subsidang linguistik
memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dalam konteks sosial. Berdasarkan
keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik adalah cabang ilmu
linguistik yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi dengan penelitian hubungan
antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat”.

10. Paragraf Deskriptif


Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada paragraf-paragraf yang lain.
Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua kalimat pengembang. Kita akan mengetahui
kallimat topik setelah selesai membaca paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif
merupakan simpulan semua paparan dalam paragraf.
Contoh :
Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan peluitnya tanda pertandingan
dimulai. Kedua kesebelasan sibuk mengatur strategi untuk menyerang dan
mempertahankan gawangnya dari serangan lawan.Permainan cukup seru karena kedua
keebelasan kekuatan dan semangatnya cukup seimbang.Penonton bersorak-sorai
mendukung kesebelasan kesayangannya masing-masing.Tidak lama kemudian, salah satu
kesebelasan ada yang “merobek gawang” lawannya.Pendukung yang menang mengejek
habis-habisan kesebelasan yang kalah sampai mengeluarkan kata-kata
“kotor”.Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga terjadilah pertengkaran
antarpendukung kesebelasan.Bukan hanya berperang mulut, melainkan juga mereka
saling melempar dan berkelahi.Akhirnya, sebelum pertandingan selesai, wasit terpaksa
membunyikan peluit panjangnya tanda pertandingan berakhir.

I. Pola Mengembangkan Alinea


1. Pengembangan alinea dalam paragraf
Pengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kallimat topik.Dengan
demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi
paragraf.Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik.Satu paragraf hanya
mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan
paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah
kalimat topik.
Penggemar serul buatan Frederik Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal
memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan
pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya.Memang
dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.

Perhatikan Paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat di atas.


Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun
asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa
penggemar seruling Eropa.Hal ini terjadi setelah Morgan mengumumkan bahwa pemesanan
serulingnya ditutup.
Pada Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu
banyak pihak yang memesan seruling buatannya.Jika seruling dibuat terus menerus Morgan
harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhi pesanan tersebut.Seruling buatan Morgan
sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.
Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.
Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht), Mortin Skovroneck (Bremen), Fredrick
Van Huene (Amerika Serikat),Klaus Scheele (Jerman), serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito
Kinoshito (Jepang).
Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih ”berbicara” dari pada
paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan
kalimat topik, tetapi kreatif dengan kalimat-kalimat penjelas.

2. Teknik Pengembangan Paragraf


Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam.Pertama, dengan
menggunakan “ilustrasi”.Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan
dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa
yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”.Apa yang dinyatakan kalimat topik
dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang
lebih praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan menampilkan fakta-
fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.
1. Dengan memberikan Contoh/Fakta
Perhatikan paragraf berikut:
Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh
tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro.Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh
tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung
ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak
itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur
pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke
masyarakat.Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu.Dari hasil penjualan ini
tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang
umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan
contoh yang dicari-cari.

2. Dengan Memberi Alasan-Alasan


Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan
denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian .
Perhatikan paragraf berikut.
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang
pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam
dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa
penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu
menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula
melumpuhkan kegiatan negara.

3. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah
berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang
berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.Perhatikan paragraf berikut :
Kota Wonosobo telah mereka lalui.Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-
liku.Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng.Di samping kanan jurang menganga,
tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-
bekas kawah yang memutih.Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-
hentiya berkelak-kelok.Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

Anda mungkin juga menyukai