Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PANCASILA : PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi yang dianut oleh negara kesatuan republik Indonesia. Dan salah satu
fungsinya adalah sebagai sistem etika dimana etika itu sendiri merupakan gabungan dari tiga unsur,
yaitu Nilai, Norma, dan Moral. Ketiga unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Pada
hakikatnya, pancasila bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun
praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.
Namun, pada kenyataannya sekarang sudah berubah. Tingkah laku masyarakat Indonesia
dalam prakteknya sekarang tidak lagi mewujudkan bagaimana bentuk Pancasila  dan tidak lagi
memperlihatkan nilai etika yang baik itu sendiri. Akhir – akhir ini nilai Pancasila sudah memudar,
maksudnya hanya sedikit bangsa Indonesia yang menggunakan nilai Pacasila bagi kehidupannya.
Jangankan untuk menggunakan nilai pancasila, masih banyak bangsa Indonesia lupa atau
tertukar dengan sila – sila pancasila. Hal ini dikarenakan kurangnya kita menyebutkan sila – sila
pancasia. Dulu sewaktu kita duduk di bangku sekolah, setiap senin kita pasti selalu menjalankan
upacara bendera, kita serentak hormat kepada bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia
raya dan lagu wajib, bahkan kita serentak menyebutkan pancasila. Tapi sekarang? Hanya sebagian
kecil yang masih menganggap Pancasila itu merupakan pedoman dan sesuatu yang sangat penting
bagi pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.
BAB 2
PEMBAHASAN
PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM ETIKA

A. Pengantar

Dalam filsafat Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat


kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komperhensif (menyeluruh) dan sistem pemikiran ini
merupakan suatu nilai. Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat
fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Adapun nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa, maupun negara, maka nilai-nilai tersebut
dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman yang jelas.
Norma-norma tersebut, meliputi:
 Norma moral
Berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan
ataupun tidak, susila ataupun tidak.
Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah terjabarkan dalam suatu norma-norma
moralitas atau norma-norma etika, sehingga pancasila merupakan sistem etika dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Norma hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Dalam pengertian inilah, maka Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber
hukum di negara Indonesia.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum nilai-nilai Pancasila yang sejak dahulu telah
merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalamkehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia sebelum membentuk negara.

1
Atas dasar pengertian inilah, maka nilai-nilai pancasila sebenarnya berasal dari bangsa
Indonesia sendiri atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai asal mula  materi (kausa
materialis) nilai-nilai pancasila.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung
bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang
merupakan sumber norma.
B. Pengertian Etika
Pengertian etika menurut para ahli diantaranya adalah :
 Drs. O.P. Simorangkir
Mengatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran
dan nilai yang baik
 Drs. H. Burhanudin Salam
Mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya
Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli, etika adalah perilaku baik atau buruk manusia yang
dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain.
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis
dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita
bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
Kedua kelompok etika yaitu:

 Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung didalamnya.
  Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik  sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial)

Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu:

 Etika Individual:

membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang
dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.

 Etika Sosial:

membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan manusia,
masyarakat, bangsa dan Negara.

Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin  yang terkandung di dalam pancasila yang
mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia. Pembentukan etika ini berdasarkan hati
nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini. Pancasila memegang peranan dalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada
kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “
kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan
fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan.

1. C.    Pengertian Nilai, Norma, dan Moral

Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Nilai
bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku
2
manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem
sosial dan karya.

Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :

1. Alportmengidentifikasikan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat menjadi 6 macam,


yaitu:
1. Nilai Teori
2. Nilai Politik
3. Nilai Sosial
4. Nilai Religius
5. Nilai Ekonomi
6. Nilai Estetika
7. Walter G. Everetmengidentifikasikan nilai-nilai manusiawi kedalam 8 kelompok,
yaitu:
1.  Nilai Kejasmanian

→ membantu pada kesehatan, efisiensi, dan keindahan dari kehidupan badan.

1.  Nilai Ekonomis

→ nilai yang ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat dibeli.

1. Nilai Estetis

→ nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.

1. Nilai Sosial

→ nilai yang berasal mula dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.

1. Nilai Intelektual

→ nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran

1. Nilai Religi

→ nilai keagamaan

1. Nilai Hiburan

→nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan pada pengayaan
kehidupan.

1. Nilai Watak

→ keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.

1. Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:


1.  Nilai kenikmatan

→ nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und
Unangehmen) dan menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.

1. Nilai kehidupan

→ nilai yang penting bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens), misalnya kesehatan, kesegaran
jasmani, kesejahteran umum

1. Nilai kejiwaan

3
→ nilai-nilai kejiwaan (geistige warte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani
maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni
yang dicapai dalam filsafat.

1. Nilai kerohanian

→ modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci (wermodalita des Heiligen ung Unheiligen). Nilai-
nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.

Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :

1. Nilai material
segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan material
ragawi manusia.
2. Nilai vital
segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktifitas.
3. Nilai kerohanian
segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai ini terbagi atas 4 macam, yaitu:
1. Nilai kebenaran
nilai yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
2. Nilai keindahan atau nilai estetis
nilai yang bersumber pada unsur perasaan (esthesis, gevoel, rasa) manusia.
3. Nilai kebaikan atau nilai moral
nilai yang bersumber pada unsur kehendak (wiel, wollen karsa) manusia
4. Nilai religius
yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada
kepercayaan atau keyakinan manusia.

 Kelompok nilai menurut penjabarannya:

1. Nilai Dasar

Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia, namun dalam
kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap meiliki nilai dasar yaitu
berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar bersifat
universal karena karena menyangkut kenyataan obyek dari segala sesuatu. Contohnya tentang
hakikat Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya.

Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak karena
Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Nilai dasar yang berkaitan dengan hakikat manusia
maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang dijabarkan dalam norma
hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Dan apabila nilai dasar itu
berdasarkan kepada hakikat suatu benda (kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu juga
dapat disebut sebagai norma yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis. Nilai Dasar yang
menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

2.  Nilai Instrumental

Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar
belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta parameter atau ukuran
yang jelas dan konkrit.  Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari makan itu akan menjadi norma moral. Namun apabila nilai instrumental itu
berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu arahan,
kebijakan, atau strategi yangbersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai
instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam kehidupan ketatanegaraan
Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal undang-undang
dasar yang merupakan penjabaran Pancasila.

3.  Nilai Praksis

4
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih
nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan
nilai-nilai instrumental.

Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam
hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai  suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada
berbagai sistem nilai.

Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan sosial.
Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma
hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.

Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :

 Norma agama adalah ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada agama.
 Norma kesusilaan adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati nurani, moral atau
filsafat hidup.
 Norma hukum adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber pada UU
suatu Negara tertentu.
 Norma sosial adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara manusia dalam
masyarakat.

 Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, kelakuan. Moral
adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia.

 Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi
maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.

 Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik
terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 D.    Hubungan Nilai, Norma, dan Moral

Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara di
setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang
individu, masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang.

Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah laku manusia bila
dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan manusia untuk
menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan
dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat kepribadian itu
amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu hubungan antara moral dan etika
seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak
berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu
dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.

Anda mungkin juga menyukai