Anda di halaman 1dari 6

Limited purpose banking (LPB) and Islamic finance Could LPB model be applied to Islamic

finance?
Edib Smolo and Abbas Mirakhor
International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF), Kuala Lumpur, Malaysia
Riview Oleh : Moch Anshori/19800011
Abstrak
Dalam penelitian bertujuan untuk untuk meninjau dan menganalisis model baru dalam keuangan
Islam didasarkan pada gagasan Laurence J. Kotlikoff 's yaitu Limited purpose Banking (LPB).
Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk menyoroti, menjelaskan dan membahas berbagai
aspek LPB dan bagaimana hal tersebut bisa sesuai dengan tujuan dari penelitian awal dalam
keuangan Islam. dalam penelitian ini menggunakan metode telaah pustaka, dimana
menggambarkan secara umum dari gagasan Laurance J. Kotlikoff’s untuk diterapkan dalam
keuangan islam atau dalam hal ini perbankan. Dalam penelitian ini ditemukan berdasarkan
model LPB dimodifikasi, lembaga keuangan Islam dapat didirikan untuk menyediakan layanan
tertentu dengan maksud dan tujuan yang jelas. Lembaga-lembaga keuangan LPB Islam akan
beroperasi dengan cara yang mirip dengan LPB.
Kata kunci : lembaga keuangan islam, LPB, perbankan syariah

1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Pada krisis yang terjadi di amerika tahun 2008, peneliti atau pemerhati ekonomi di
international mengembangkan system atau cara untuk menanggulangi krisis tersebut,
sebelum terjadinya krisis, para ekonom telah menyarankan atau membentuk system
ekonomi untuk menstabilkan, kelangsungan hidup bagi perbankan konvensional,
termasuk stiglitz (1993) menyarankan reformasi pada perbankan, yaitu dari system
tabungan dan pinjaman ke asuransi deposito. Namun, hal tersebut belum mampu
mebendung krisis ekonomi pada umumnya dan perbankan pada khususnya, hatersebut
membuat para ekonom menawarkan solusi dalam hal pengentasan krisis ekonomi, seperti
di inggris dan amerika yang di kemukakan oleh Volker tahun 2010, dengan solusinya
yaitu membatasi leveraging dari system perbankan itu sendiri.
Setelah terjadinya krisis tahun 2008, yang paling komperhensif dan signifikan salah
satunya yitu system yang diajukan oleh Laurence J. Kotlikoff dalam bukunya Jimmy
Stewart is Dead (2010) yaitu limited purpose banking, kotlikof termotivasi dari system
keuangan “in terrible shape” that “needs a fundamental overhaul, not an oil change”.
b. Tujuan pembahasan
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menerapkan system yang dibangun oleh kotlikof
dalam mengaitkannya dengan keuangan islam.
2. Uraian
a. Kegelisahan akademik
Kegelisan dalam penelitian ini yaitu belum mampunya keuangan islam dalam bersaing
dengan keuangan konvensional. Dan dalam penerapannya keuangan islam dalam memilih
pembiayaan lebih condong dalam hal utang piutang, dan dalam prakteknya menciptakan
efek ekonomi seperti pinjaman berbasis bunga. Maka dari itu perlu adanya model baru
dalam hal pembiayaan ini, sebab bunga dalam penelitian ini di qiyaskan seperti bunga.
b. Teori-teori yang berhubungan
Lembaga keuangan islam
Sumber utama dalam keuangan islam yaitu al-Quran dan sunnah (Hadist), dan
dilanjutkan dengan Ijma’ dan Qiyas. Maka dari itu, dalam keuangan islam melarang
adanya bunga, sebab bunga di qiyas kan dengan riba, dan riba dilarang oleh kedua
sumber utama dalam islam, yaitu al-Quran dan Hadist, dan dikuatkan oleh ijma’ ulama,
sebagian besar ulama melarang adanya bunga.
Dalam perkembangan nya Islamic Bankir membedakan bank syariah yang ada sekarang,
pertama yaitu perbankan syariah yang berbeda dengan berbeda dengan perbankan
konvensional baik dalam struktur maupun aturan yang dikenal sebagai side by side. Yang
kedua yaitu perbankan syariah yang butuh pendekatan oleh pemegang kepentingan (Ad-
Hoc) dimana baik pemerintah maupun regulator membutuhkan perbankan syariah untuk
berdiri sendiri namun belum bisa, maka dari itu perlu adanya hukum yang mengaturnya.
Selain bahanya riba, model konvensional juga bisa menimbulkan krisis global, hal ini
disebabkan system keuangan yang berbasis pada pinjaman. Maka dari itu kedua masalah
ini (bunga dan hutang) harus dilarang atau dihindari dari keuangan islam. maka dari itu
banyak peneliti dan ulama islam yang mengantisipasi dalam hal pinjaman yang
diterapkan dalam keuangan islam, seperti halnya Syaikh Muhammad Taqi Usmani yang
menyarankan pinjaman atau hutang dalam system perbankan yang ada harus menjadi
pilihan terakhir dari pembiayaan yang ada, selanjutnya beliau mengusulkan mengganti
pembiayaan utama dalam perbankan syariah dalam hal sektor riil.
Selain bunga dan pinjaman keuangan islam harus berbeda dalam hal return dan risiko.
Dimana di bank konvensional menerapkan transfer atau pergeseran risiko ke nasabah,
namun dalam keuangan islam harus sesuai dengan tujuan yaitu profit and loss sharing
atau lebih dikenal dengan berbagi risiko dan keuntungan yang telah disepakati.
LPB
Limited Purpose Banking (LPB) memiliki sejumlah fitur. Pertama, dengan mengkonversi
semua bank (lembaga keuangan) untuk LPB, yaitu menerapkan peran bank yang
intermediasi. Kedua, dibangun di atas prinsip-prinsip sederhana dan ide-ide yang mudah
dimengerti oleh masyarakat umum. Mempromosikan, atau lebih membutuhkan, aturan
sederhana dan peraturan dan prospektus sederhana dengan reksa dana (satu halaman
prospektus), termasuk iklan sederhana, untuk beberapa nama. Ketiga, menggantikan
banyak badan pengawas dan pengawas dengan otoritas tunggal, Otoritas Keuangan
Federal. Keempat, masalah tata kelola perusahaan, dimana “pengembalian reksa dana
memberikan bukti yang jelas tentang kinerja bankir ”.
3. Pembahasan
a. Hasil
Dalam penelitian ini, menyatakan bahwasannya penerapan LPB sesuai dengan tujuan
awal peneliti keuangan islam, dimana ada sedikit modifikasi, dalam penerapan LPB
dalam keuangan islam. berdasarkan elemen inti dari LPB, keuangan islam yang akan
beroperasi dengan cara yang mirip dengan LPB akan dibentuk. Artinya, mereka akan
beroperasi sebagai reksa dana. Setelah Keuangan islam didirikan, operasi dan
cakupannya akan ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap orang akan tahu persis jenis
pembiayaan apa yang mereka berikan, untuk sektor apa dan di bawah struktur apa yang
sesuai dengan Syariah. Artinya, mereka akan beroperasi sebagai reksa dana. Setelah LKS
didirikan, operasi dan cakupannya akan ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap
orang akan tahu persis jenis pembiayaan apa yang mereka berikan, untuk sektor apa dan
di bawah struktur apa yang sesuai dengan Syariah.
Dengan demikian, LKS baru dapat diklasifikasikan menjadi Mudarabah, Musharakah,
Murabahah dan semacamnya; atau mereka bisa diklasifikasikan ke dalam sektor spesifik
yang mereka biayai seperti pertanian, tekstil, industri jasa, dll. Penulis, bagaimanapun,
percaya bahwa klasifikasi berdasarkan Produk yang sesuai syariah lebih tepat.
Seperti halnya dengan LPB, semua lks yang disebutkan di atas dapat diparkir di bawah
satu atap, yaitu satu LKS dapat memiliki sejumlah reksa dana dengan sifat yang berbeda.
Perhatikan, bagaimanapun, bahwa dana ini, meskipun di bawah atap yang sama, akan
beroperasi secara terpisah dan tidak akan saling menguntungkan. Selain LPB diterapkan
di lembaga keuangan seperti bank, LPB juga bisa diterapkan di lembaga keuangan lain
seperti lembaga zakat dan waqaf.
b. Analisis (sikap reviewer)
Apresiasi reviewer terhadap penelitian ini, sebab dalam penelitian ini terdapat hasil yang
menjadkan solusi atau inovasi terbaru, meskipun mengambil dari model konvensional.
Namun dengan adanya modifikasi yang membuat perbedaan dengan bank konvensional.
Berangkat dari masalah dan hasil diatas, lembaga keuangan syariah umumnya dan
perbankan syariah khususnya, bisa menambah produk dalam hal reksadana, sebab
menurut model LPB dapat mengurangi adanya dampak krisis ekonomi yang terjadi di
Negara tersebut.
Kritik reviewer terhadap penelitian ini. Yaitu Dalam penelitian ini mengungkapkan
bahwasannya bank syariah harus menggunakan model LPB dengan cara pendanaan ke
dalam reksadana, namun menurut Yaser (2016), menyebutkan bahwasannya dalam
penggunaan atau pengubahan model LPB bukan menawarkan produk giro berdasarkan
wadiah atau yang lain dalam hal investasi, namun menggunakan reksadana, hal ini
embuat nilai asset bersih mungkin berfluktuatif sesuai dengan kinerjainstrumen
pembiayaan dan investor. Dandaam penelitian yaser menyebutkan LPB berbeda dengan
Bank syariah,sebab Bank syariah terdapat banyak produk dan menawarkan kepada
pelanggan atau dengan kata lain satu wadah yang cocok bagi semua. Sedangankan LPB
sebagai bank yang spesifik, hal ini dikhawatirkan akan terjadinya pendirian bank baru
yang sesuai dengan akadnya seperti bank mudharabah, bank murabahah. Dalam kasus
seperti ini dikhawatirkan berbeda dengan akad awal dan kurang baik dalam siklus bisnis.
Semisal bank musyarakah dan mudharabah, pengembalian akan memberikan beberapa
fluktuasi terhadap investor, sedangkan dalam akad yang lain seperti akad sewa
(murabahah dan ijarah) pengembaliaanya menyesuaikan dengan yang disepakati dan
harus diperbarui, dan dalam penelitian yanuar juga mengusulkan metode yaitu 100%
RBS, dimana model yang diterapkan sekarang dirubah dari pembiayaan yang ditentukan
oleh bank ke pembiayaan semata-mata tergantung pada nasabah dalam menginvestasikan
uangnya, maka kebijakan atau model tersebut harus ada dukungan pemerintah dalam
membuat aturan, supaya dapat melindungi kepentingan nasabah, bukan hanya nasabah
individu, namun juga industri yang dituju sebagai penyaluran dana, harus siap berkurang
dalam hal keuntungan, sebab bank islam tidak dapat menggunakan giro dalam hal
penyalurannya. Sebab dalam model 100% RBS, bank didorong melalui mudarabah serta
musyarakah dalam hal penyaluran. Hal ini disebabkan oleh, keuntungan dalam
mudarabah dan musyarakah lebih menjamin kehati-hatian dalam riba, gharar dan
maysirnya. Sebab adanya keadilan baik di pihak bank maupun mitra bisnisnya. Dan juga
bisa berdampak pada system ekonomi secara luas.1 Maka dari analisis diatas dapat ditarik
sebuah saran yaitu pengimplementasian reksadana dalam bank syariah perlu dilakukan,
sebab hal tersebu dapat meminimalisir dampak dari krisis ekonomi sebuah Negara,
namun hanya menjadi salah satu inovasi produk dalam hal pendanaan.
4. kesimpulan

Hasil dari penelitian ini berdasarkan model LPB dimodifikasi, lembaga keuangan Islam
dapat didirikan untuk menyediakan layanan tertentu dengan maksud dan tujuan yang jelas.
Lembaga-lembaga keuangan LPB Islam akan beroperasi dengan cara yang mirip dengan
LPB. Dimana bank syariah beroperasinya sebagai reksadana. Sebab dalam bank syariah yang
beroperasi sebagai reksadana dapat meminimalisir dari krisis ekonomi yang ada. Namun
dalam hal ini terdapat kekhawatiran yang timbul sebab dalam LPB kurang adanya inovasi
produk-produk yang ada dalam perbankan, sehingga dikhawatirkan nasabah tidak memilih
bank syariah sebab tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah. Namun LPB (reksadana) bisa di
masukkan sebagai inovasi produk yang ada dalam perbankan syariah. Dan juga bisa
mengurangi terjadinya riba, gharar dan maysir.

Daftar pustaka

Smolo, E. and Mirakhor, A. (2014), "Limited purpose banking (LPB) and Islamic finance: Could
LPB model be applied to Islamic finance?", Humanomics, Vol. 30 No. 2, pp. 122-
135. https://doi.org/10.1108/H-08-2013-0053

1
Yaser Taufik Syamlan, “The Epistemological Perspective Of Fractional Reserve Banking System And 100%
Reserve Banking System: Where Should Islamic Banks Stand?” Tazkia Islamic Finance And Business Review.  Vol
10, No 1 (2016), Hal. 61-80
Yaser Taufik Syamlan, (2016) “The Epistemological Perspective Of Fractional Reserve Banking
System And 100% Reserve Banking System: Where Should Islamic Banks Stand?” Tazkia
Islamic Finance And Business Review.  Vol 10, No 1 (2016), Hal. 61-80

Anda mungkin juga menyukai