Anda di halaman 1dari 11

e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 1

Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED)


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA
DI KELAS VII D SMP NEGERI 1 SAWAN

Ni Putu Wiwik Candra Dewi, I Nyoman Sudiana, Ida Ayu Made Darmayanti

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: {wiwikcandradewiradha@gmail.com,nyoman.sudiana@pascaundiksha.ac.id,
idaayumadedarmayanti@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan penerapan strategi
KWL (Know, Want To Know, Learned) untuk meningkatkan kemampuan membaca
intensif siswa di kelas VII D SMP Negeri 1 Sawan, (2) mendeskripsikan langkah-
langkah penerapan strategi KWL untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif
siswa di kelas VII D SMP Negeri 1 Sawan, (3) mendeskripsikan respons siswa di
kelas VII D terhadap penerapan strategi KWL di SMP Negeri 1 Sawan. Subjek dalam
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Sawan yang berjumlah
37 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil, langkah-langkah, dan respons
siswa dalam penerapan Strategi KWL. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, angket/kuesioner, dan wawancara.
Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) tercapainya ketuntasan hasil belajar membaca
intensif siswa berkat diterapkannya strategi KWL, yakni pada pratindakan skor rata-
rata klasikal 69,92, siklus I memperoleh skor rata-rata klasikal 77,9, dan pada siklus II
nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 84,6; (2) langkah utama penerapan strategi KWL
adalah Know yang diketahui, Want To Know yang ingin diketahui, Learned belajar
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dan (3) siswa memberikan respon
positif terhadap penerapan strategi KWL dalam pembelajaran membaca intensif.
Berdasarkan hasil penelitian ini, guru bahasa Indonesia disarankan untuk
menerapkan strategi KWL, sebagai salah satu alternatif pada mata pelajaran bahasa
Indonesia khususnya membaca intensif.

Kata kunci: strategi KWL, membaca intensif

Abstract

The purpose of this Class Action Research is (1) describing the implementation of
KWL (Know, Want To Know, Learned) strategy to improve the intensive reading skill
of VII D students at SMP Negeri 1 Sawan, (2) describing the steps of the
implementation of KWL (Know, Want To Know, Learned) strategy to improve the
intensive reading skill of VII D students at SMP Negeri 1 Sawan, (3) describing the VII
D students’ response upon the implementation of KWL strategy at SMP Negeri 1
Sawan. The research subjects are teachers and VII D students at SMP Negeri 1
Sawan, which the total is 37 students. The Research objects are improvement, steps,
and, the students’ response in implementing the KWL strategy. The methods of data
collection used in this research are test, observation, questioner, and interview. The
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 2
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

data was analyzed using quantitative descriptive and qualitative descriptive technique.
The result of the research are (1) the achievement of fine learning outcome in
students’ intensive reading skill due to the implementation KWL strategy, in pre-action
the classical average score is 69,92, cycle I received average score 77,9, and in cycle
II the students’ classical average score became 84,6; (2) the main steps in
implementing KWL strategy, namely Know, Want To Know, and Learned; and (3)
students gave very positive response upon the implementation of KWL strategy in
intensive reading learning activity. Based on the result of this research, Bahasa
Indonesia teachers are advised to implement KWL strategy as an alternate in Bahasa
Indonesia course, especially in intensive reading.

Key words : KWL strategy, intensive reading.

PENDAHULUAN informasi. Proses pskologis itu dimulai


ketika indra visual mengirimkan hasil
Perkembangan ilmu pengetahuan pengamatan terhadap tulisan ke pusat
dan teknologi menuntut terciptanya kesadaran melalui sistem saraf. Melalui
masyarakat yang gemar membaca. proses decoding, gambaran bunyi dan
Masyarakat yang gemar membaca kombinasinya itu diidentifikasi, diuraikan,
memperoleh wawasan dan pengetahuan dan diberi makna. Proses decoding
baru yang akan semakin meningkatkan berlangsung dengan melibatkan
kecerdasannya sehingga mereka lebih knowledge of the world dalam skemata
mampu menjawab tantangan hidup di yang berupa kategorisasi sejumlah
masa-masa mendatang. Membaca juga pengetahuan dan pengalaman yang
mempunyai banyak manfaat. Dengan tersimpan dalam gudang ingatan. Jadi,
membaca, seseorang dapat belajar dari pada hakikatnya, aktivitas membaca
pengalaman orang lain. Secara khusus, terdiri atas dua bagian, yaitu membaca
Hernowo (2003: 33) mengatakan bahwa sebagai proses dan membaca sebagai
orang yang rajin membaca buku dapat produk. Membaca sebagai proses
terhindar dari kerusakan jaringan otak di mengacu pada aktivitas fisik dan mental,
masa tua, bahkan membaca buku juga sedangkan membaca sebagai produk
dapat membantu seseorang untuk mengacu pada konsekuensi aktivitas
menumbuhkan saraf-saraf baru di otak. yang dilakukan pada saat membaca.
Sudiana (2007: 6) mengatakan Ada dua jenis membaca, yaitu membaca
bahwa membaca merupakan aktivitas bersuara dan membaca tidak bersuara.
yang sangat kompleks yang melibatkan Membaca bersuara meliputi: membaca
faktor fisik dan mental. Tarigan (1985: 7) nyaring, teknik, dan indah. Membaca
menyatakan bahwa membaca adalah tidak bersuara (membaca diam) meliputi:
suatu proses yang dilakukan serta membaca teliti, pemahaman, ide, kritis,
dipergunakan oleh pembaca untuk telaah bahasa, skimming (sekilas), dan
memperoleh pesan, yang hendak cepat.
disampaikan oleh penulis melalui media Orang yang melakukan aktivitas
kata-kata/bahasa tulis. Membaca pada tentunya mempunyai tujuan yang ingin
hakikatnya adalah suatu proses yang dicapai, demikian juga dalam kegiatan
bersifat fisik dan psikologis. Proses yang membaca. Seseorang yang membaca
berupa fisik berupa kegiatan mengamati dengan suatu tujuan, cenderung lebih
tulisan secara visual dan merupakan memahami dibandingkan dengan orang
proses mekanis dalam membaca. yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan
Proses mekanis tersebut berlanjut utama dalam membaca adalah untuk
dengan proses psikologis yang berupa mencari serta memperoleh informasi,
kegiatan berpikir dalam mengolah mencangkup isi, dan memahami makna
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 3
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

bacaan (Tarigan, 1994: 23). Makna dari siswa berkenaan dengan mata pelajaran
bacaan berhubungan dengan tujuan atau bahasa Indonesia. Salah satu masalah
intensif kita dalam membaca. Sebagai yang penulis temukan adalah kurangnya
upaya menumbuhkembangkan suatu pemahaman siswa kelas VII D dalam
keterampilan, pembelajaran membaca memahami isi bacaan. Ketika diminta
akan lebih efektif apabila didukung oleh untuk membaca wacana dan menjawab
tujuan-tujuan tertentu. Secara umum, pertanyaan yang sudah disediakan oleh
tujuan membaca adalah: (1) mendapatkan guru, siswa tersebut hanya membaca
informasi, (2) memperoleh pemahaman, untuk menemukan jawaban tanpa
dan (3) memperoleh kesenangan. memahami isi dari wacana tersebut. Hal
Hubungan antara tujuan membaca dan tersebut dikarenakan oleh siswa
jenis membaca sangat signifikan. Tujuan menganggap remeh kegiatan membaca.
membaca mempunyai kedudukan yang Selain itu, siswa merasa bosan dengan
sangat penting karena akan berpengaruh kegiatan membaca sehingga mereka tidak
terhadap proses membaca dan tertarik dengan kegiatan tersebut. Untuk
pemahaman membaca dengan jenis KKM yang sudah ditetapkan, yakni 80.
membaca tertentu. Jenis-jenis membaca Rata-rata nilai siswa kelas VII D yang
yang dimaksud antara lain membaca berjumlah 36 orang hanya 69,92.
ekstensif dan membaca intensif. Selain hasil observasi, masalah
Membaca ekstensif merupakan pembelajaran yang diuraikan di atas juga
proses membaca yang dilakukan secara dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia
luas, bahan bacaan yang digunakan yang mengajar di kelas VII D, Ibu Komang
bermacam-macam dan waktu yang Maryani. Sebagai guru yang mengajar
digunakan cepat dan singkat, sedangkan bahasa Indonesia di kelas VII D, ibu
membaca intensif merupakan kegiatan Maryani mengungkapkan bahwa
membaca bacaan secara teliti dan kemampuan siswa kelas VII D dalam
saksama dengan tujuan memahami memahami teks bacaan masih kurang.
secara rinci. Membaca intensif merupakan Strategi yang pernah diterapkan pun
salah satu upaya untuk menumbuhkan belum dapat meningkatkan kemampuan
dan mengasah kemampuan membaca siswa dalam memahami teks. Strategi
secara kritis. Brook (dalam Tarigan 1990: yang pernah digunakan tersebut adalah
35) menyatakan bahwa membaca intensif belajar dalam satu kelompok kecil yang
merupakan studi saksama, telaah teliti, anggotanya homogen. Strategi ini lebih
serta pemahaman terinci terhadap suatu menekankan pada pemahaman siswa
bacaan. Dalam sekolah menengah dalam memahami teks. Namun, usaha
pertama, kegiatan membaca telah tersebut belum memberikan peningkatan
memasuki tahap pemahaman. Dengan hasil belajar siswa dalam memahami
demikian, jenis membaca yang diterapkan bacaan.
di sekolah menengah pertama adalah Berbagai macam strategi
membaca intensif. Hal itu, sesuai dengan digunakan untuk meningkatkan minat,
kurikulum dan silabus yang telah peneliti aktivitas, motivasi, serta pemahaman
baca, pembelajaran membaca intensif siswa dalam membaca. Beberapa strategi
terdapat pada jenjang pendidikan SMP membaca intensif yang saat ini mulai
kelas VII semester II. dikembangkan, antara lain NHT. Strategi
Seperti halnya yang telah diuraikan ini menerapkan kelompok kecil yang terdiri
di atas, membaca intensif diterapkan bagi atas empat orang. Setiap orang dalam
siswa sekolah menengah pertama. Dalam kelompok diberikan nomor. Setelah itu,
hal ini, kegiatan membaca intensif nomor-nomor tersebut dipanggil secara
seharusnya tidak lagi menjadi pokok acak. Selain NHT, ada pula strategi DR-
persoalan bagi siswa. Namun, TA. Yang dimaksud dengan strategi DR-
berdasarkan observasi awal yang penulis TA adalah strategi memfokuskan
lakukan di SMP Negeri 1 Sawan, penulis keterlibatan siswa dengan teks karena
menemukan permasalahan dalam diri siswa memprediksi dan membuktikan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 4
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

ketika siswa membaca. Kemudian, ada membuat satu pertanyaan dan ditulis di
juga strategi PQ4R adalah strategi yang papan. Pertanyaan yang siswa buat tidak
meliputi preview (membaca selintas), boleh sama dengan pertanyaan yang
question (bertanya), reflect (refleksi), dibuat oleh temannya, serta pertanyaan
recite (membuat intisari). Selain itu pula, yang dibuat oleh siswa harus berkaitan
ada strategi SQ3R, PREREADING AND dengan topik yang sudah ditentukan.
THINKING ACTIVITY, dan KWL. Pada Berikutnya, dari pertanyaan yang telah
permasalahan yang ditemukan di SMP ditulis oleh siswa, siswa ditugasi untuk
Negeri 1 Sawan, solusi yang peneliti menjawab pertanyaan yang telah ditulis di
tawarkan adalah menerapkan strategi papan. Sebelum siswa menjawab
KWL untuk meningkatkan kemampuan pertanyaan, siswa diberikan sebuah teks.
membaca intensif siswa kelas VII D SMP Dari kegiatan membaca teks, siswa dapat
Negeri 1 Sawan. Metode KWL menemukan jawaban atas pertanyaan
dikembangkan oleh Ogle untuk membantu yang telah dirumuskan oleh siswa. Yang
guru menghidupkan latar belakang terakhir adalah l (learned) atau belajar.
pengetahuan dan minat siswa terhadap Setelah membaca, siswa menjawab
suatu topik. Strategi KWL melibatkan tiga pertanyaan sesuai dengan hasil membaca
langkah dasar yang menuntun siswa intensif. Siswa dan guru berdiskusi
dalam memberikan suatu jalan tentang membahas pertanyaan yang telah dijawab
yang telah mereka ketahui, menentukan dan tidak terjawab serta menyimpulkan isi
yang ingin mereka ketahui, dan mengingat bacaan.
kembali yang telah mereka pelajari dari Penelitian mengenai penerapan
membaca. Metode KWL adalah metode strategi KWL untuk meningkatkan
belajar yang menuntut siswa untuk kemampuan membaca intensif siswa
memahami seluruh isi bacaan, membuat kelas VII D di SMP Negeri 1 Sawan ini
pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan belum pernah diterapkan. Penelitian
membaca. Metode KWL menuntut siswa sejenis mengenai membaca intensif telah
memiliki tujuan dalam membaca dengan ditemukan. Penelitian yang pertama
merumuskan sejumlah pertanyaan dan dilakukan oleh Ni Nengah Rusmadi pada
menemukan jawaban atas pertanyaan tahun 2009 dengan judul “Penerapan
tersebut. Belajar membaca intensif Strategi Prereading and Thinking Activity
dengan menggunakan strategi KWL untuk Meningkatkan Kemampuan
meliputi beberapa unsur, yaitu k (know) Membaca Intensif Siswa Kelas VIII C
atau ketahui, w (want to know) atau ingin SMP Negeri 1 Sawan”, Jurusan
diketahui, l (learned) atau belajar. Know Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
atau ketahui, yaitu menuntun siswa untuk Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
terlebih dahulu menyampaikan pendapat Pendidikan Ganesha. Hasil penelitian ini
tentang yang diketahui mengenai topik menunjukkan adanya peningkatan
tersebut. Contohnya, saat guru kemampuan membaca intensif siswa
memberikan topik R.A Kartini. Dari topik setelah menggunakan strategi Prereding
yang ditulis di papan tulis oleh guru, siswa and Thinking Activity dalam pembelajaran
sudah memiliki pengetahuan awal membaca intensif. Berbeda dengan
mengenai R.A Kartini sehingga siswa penelitian Nengah Rusmadi, dilihat dari
memiliki pendapatnya masing-masing strategi serta subjek yang diterapkan
mengenai topik yang diberikan oleh guru. berbeda dengan
Setelah menulis sumbang saran dari penelitian yang penulis lakukan.
siswa mengenai topik yang terkait, Penelitian penulis adalah untuk
selanjutnya siswa diberikan kesempatan meningkatkan kemampuan membaca
untuk menulis pertanyaan mengenai w intensif dengan menerapkan strategi
(want to know) atau yang ingin diketahui KWL, khususnya untuk siswa kelas VII D
dari topik tersebut. Dari sumbang saran SMP Negeri 1 Sawan.
yang disampaikan oleh siswa, masing- Penelitian sejenis kedua adalah
masing siswa diberikan kesempatan “Pemahaman Siswa terhadap Iklan yang
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 5
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

Menggunakan Kalimat Elipsis dalam Berdasarkan latar belakang di


Pembelajaran Membaca Intensif di Kelas atas, penulis memiliki pemikiran untuk
VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja” oleh Ida menggunakan strategi KWL guna
Ayu Warnita Dewi, Jurusan Pendidikan meningkatkan keterampilan membaca
Bahasa dan Sastra Indonesia, intensif siswa di kelas VII D SMP Negeri 1
Universitas Pendidikan Ganesha Sawan. Hal ini juga didukung oleh
Singaraja pada tahun 2011. Penelitian ini pendapat bahwa melalui membaca,
merupakan penelitian deskriptif kualitatif wawasan dan cakrawala pengetahuan
yang menggambarkan iklan yang tentang dunia akan bertambah luas Yunus
menggunakan kalimat elipsis dalam (dalam Sudiana, 2007: 19).
pembelajaran membaca intensif. Hasil Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat membahas tentang (1) peningkatan hasil
kemampuan siswa kelas VIII A1 SMP belajar membaca intensif siswa di kelas
Negeri 4 Singaraja dalam memahami VII D SMP Negeri 1 Sawan dengan
iklan yang menggunakan kalimat elipsis penerapan strategi KWL (2) langkah-
tergolong cukup sesuai dengan kriteria langkah yang ditempuh dalam
teori dan tergolong sedang. Sudah menerapkan strategi KWL sebagai upaya
dipaparkan cukup jelas dalam penyajian meningkatkan kemampuan membaca
hasil penelitiannya. Berbeda dengan intensif siswa di kelas VII D SMP Negeri 1
penelitian Ida Ayu Warnita Dewi yang Sawan (3) respons siswa kelas VII D SMP
berfokus pada mendeskripsikan Negeri 1 Sawan terhadap penerapan
penggunaan kalimat elipsis dalam strategi KWL sebagai upaya
pembelajaran membaca intensif, meningkatkan kemampuan membaca
penelitian penulis mengarah pada cara intensif. Sejalan dengan masalah itu,
untuk meningkatkan membaca intensif penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dengan menerapkan strategi KWL, (1) peningkatan hasil belajar membaca
khususnya untuk siswa kelas VII D di intensif siswa di kelas VII D SMP Negeri 1
SMP Negeri 1 Sawan. Sawan dengan penerapan strategi KWL
Penelitian sejenis ketiga adalah (2) langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian “Pengaruh Strategi Know Want menerapkan strategi KWL sebagai upaya
to learned (KWL) dan Minat Membaca meningkatkan kemampuan membaca
terhadap Kemampuan Membaca Intensif intensif siswa di kelas VII D SMP Negeri 1
Siswa SMP Negeri Di Temanggung” oleh Sawan (3) respons siswa kelas VII D SMP
Amiliya Setiya Rina Harsono, Fakultas Negeri 1 Sawan terhadap penerapan
Bahasa dan Seni, Universitas Sebelas strategi KWL sebagai upaya
Maret pada tahun 2012. Penelitian ini meningkatkan kemampuan membaca
merupakan penelitian deskriptif kualitatif intensif. Penelitian ini memberikan
yang menggambarkan kemampuan manfaat kepada beberapa pihak, yakni
membaca intensif siswa yang diajar bagi guru bahasa Indonesia, penelitian
dengan strategi KWL dan minat tindakan kelas ini dapat dijadikan strategi
membaca. Hasil penelitian telah dalam meningkatkan keterampilan
dipaparkan cukup jelas dalam penyajian membaca, khususnya dalam membaca
hasil penelitiannya. Berbeda dengan intensif. Bagi siswa, penelitian tindakan
penelitian Amiliya Setiya Rina Harsono kelas ini dapat dijadikan cara inovatif
yang lebih berfokus pada untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
mendeskripsikan perbandingan hasil pembelajaran membaca intensif. Bagi
strategi KWL dan minat membaca peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan
terhadap kemampuan membaca intensif, pengalaman bagi peneliti apabila nanti
penelitian penulis mengarah pada cara sudah terjun mengajar untuk memilih
untuk meningkatkan membaca intensif metode atau teknik-teknik yang tepat
dengan menerapkan strategi KWL, dalam PBM agar siswa senang dan mau
khususnya untuk siswa kelas VII D di belajar dan bagi peneliti lain, penelitian ini
SMP Negeri 1 Sawan.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 6
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

bisa dijadikan bahan banding untuk jawaban dari masalah yang ingin
melakukan penelitian sejenis. dipecahkan. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini akan dianalisis dengan teknik
deskriptif kuantitatif dan deskriptif
METODE PENELITIAN kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif
Penelitian ini menggunakan ran- merupakan teknik analisis data yang
cangan penelitian tindakan kelas yang menggunakan paparan sederhana yang
dilakukan dalam dua siklus. Dalam berkaitan dengan angka-angka,
penelitian ini, prosedur penelitian meliputi, sedangkan teknik deskriptif kualitatif
refleksi awal, perencanaan tindakan, merupakan teknik analisis data yang
pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, menginterpretasikan sebuah fenomena
dan refleksi. Dilanjutkan dengan metode dengan menggunakan paparan
penelitian, instrument pengumpulan data, berdasarkan data yang diperoleh. Dalam
dan analisis data. Subjek dalam penelitian penelitian ini, data hasil tes membaca
ini adalah guru dan siswa kelas VII D SMP intensif dianalisis menggunakan analisis
Negeri 1 Sawan yang berjumlah 37 orang. data deskripstif kualitatif dan kuantitatif,
Objek penelitian ini adalah peningkatan langkah-langkah pembelajaran dianalisis
hasil belajar, langkah-langkah menggunakan analisis data deskriptif
pembelajaran, dan respons siswa dalam kualitatif dan kuantitatif. Data respons
penerapan strategi KWL. Metode yang siswa dianalisis dengan teknik deskriptif
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif.
metode tes, metode observasi, metode Sesuai dengan karakteristik penelitian
angket/kuesioner, dan metode tindakan, kriteria keberhasilan membaca
wawancara. Data dalam penelitian ini intensif ditunjukkan dengan adanya
dianalisis dengan menggunakan teknik keberhasilan pemerolehan skor rata-rata
deskriptif kuantitatif dan teknik deskriptif kelas pada kategori tuntas atau 75% dari
kualitatif. jumlah siswa memperoleh skor 80. Kriteria
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini ini juga sesuai dengan KKM yang
mengandung data kualitatif dan data dirancang oleh guru pada sekolah itu.
kuantitatif. Sesuai dengan data tersebut, Dengan tercapainya kriteria keberhasilan
penelitian ini menggunakan empat yang telah ditentukan di atas, penelitian ini
metode, yakni metode tes, observasi, dapat dihentikan. Siklus tindakan yang
metode angket/kuesioner, dan metode mampu mencapai kriteria keberhasilan
wawancara. Penelitian ini menggunakan ataupun ketercapaian KKM dianggap
instrumen sebagai alat untuk mendukung sebagai tindakan terbaik yang memenuhi
penggunaan metode tersebut. Instrumen kriteria keberhasilan.
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes praktik membaca intensif, HASIL DAN PEMBAHASAN
lembar observasi kegiatan guru dan siswa, Pembahasan hasil penelitian ini
serta lembar angket/kuesioner respons difokuskan pada temuan yang dapat
siswa. Instrumen tes praktik membaca meningkatkan kemampuan membaca
intensif digunakan dalam metode tes. intensif dengan penerapan strategi KWL,
Instrumen lembar observasi digunakan yaitu (1) tercapainya peningkatan dan
dalam metode observasi, sedangkan ketuntasan hasil belajar membaca intensif
instrumen lembar angket digunakan dalam siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Sawan
metode angket atau kuesioner. Untuk dengan penerapan strategi KWL (2)
metode wawancara tidak menggunakan langkah-langkah penerapan strategi KWL
instrumen karena menggunakan dalam pembelajaran membaca intensif di
wawancara tak terstruktur. kelas VII D SMP Negeri 1 Sawan, (3)
Setelah data terkumpul, selanjutnya siswa memberikan respons posistif
akan dianalisis dengan menggunakan terhadap penerapan strategi KWL dalam
analisis data. Analisis data ini adalah pembelajaran membaca intensif.
langkah terpenting untuk mendapatkan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 7
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

Temuan-temuan tersebut diuraikan maka pembelajaran yang berkualitas akan


sebagai berikut. sulit dicapai.
Temuan pertama yang menyangkut Temuan ini sejalan dengan temuan
peningkatan kemampuan membaca pada penelitian yang dilakukan oleh
intensif siswa dengan penerapan strategi Amiliya Setiya Rina Harsono (2012) dalam
KWL. Penerapan strategi KWL mampu penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh
meningkatkan kemampuan membaca Strategi Know Want To Learn (Kwl) Dan
intensif siswa. Pernyataan ini diperkuat Minat Membaca Terhadap Kemampuan
dari perbandingan hasil tes membaca Membaca Intensif Siswa Smp Negeri Di
intensif yang diperoleh siswa pada Temanggung”. Amiliya Setiya Rina
pratindakan, pelaksanaan siklus I, sampai Harsono menunjukkan bahwa
pelaksanaan siklus II. penguasaan membaca intensif siswa yang
Tabel 1. Perbandingan antara skor rata- diajarkan dengan strategi KWL diperoleh
rata kelas sebelum dilakukan dari tes kemampuan membaca intensif
tindakan, pada siklus I, dan siswa. Dari pemaparan tersebut sudah
pada siklus II terlihat bahwa strategi KWL mampu
Pelaksanaan Skor rata- Kategori meningkatkan kemampuan membaca
rata kelas intensif siswa.
Pratindakan 69,92 Kurang Faktor kedua, pemilihan dan
Siklus I 77,9 Cukup penggunaan media yang berkaitan
Siklus II 84,6 Baik dengan perkembangan zaman dan
kesukaan siswa. Penggunaan media
bacaan yang menarik dapat
Peningkatan kemampuan membaca
menumbuhkan rasa minat siswa untuk
intensif disebabkan oleh beberapa faktor.
membaca wacana atau artikel dengan
Yang pertama adalah penerapan strategi
berbagai topik yang difasilitasi seperti artis
KWL dalam proses pembelajaran. Melalui
pelawak (OVJ), pemain bola, kartun dan
penerapan strategi pembelajaran KWL,
lain-lain. Dengan media yang menarik
siswa menjadi lebih aktif dan mandiri
dalam mengerjakan tugas yang diberikan. minat siswa dalam membaca
Selain itu, suasana belajar selama memunculkan peluang untuk siswa
mampu membaca intensif tanpa beban
kegiatan pembelajaran nampak
sehingga aktivitas membaca menjadi
menyenangkan, memancing rasa ingin
aktivitas yang menyenangkan. Hal ini juga
tahu, dan memotivasi siswa. Hal tersebut
dapat membantu dalam proses
dikarenakan strategi pembelajaran KWL
pembelajaran, siswa menjadi tidak malas
menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam
dan tidak bosan dalam mengikuti
berpikir, seperti pada langkah pertama
pelajaran, sehingga siswa merasa nyaman
menggali pengetahuan awal siswa
pada saat membaca artikel maupun
mengenai hal yang diketahui, langkah
wacana. Ini menandakan bahwa
kedua menuntut siswa menumbuhkan
rasa ingin tahu mengenai hal yang ingin pembelajaran membaca intensif dengan
diketahui, dan langkah terakhir adalah menggunakan media serta topik yang
menarik, dapat merangsang minat siswa
siswa membaca dan mendapat
untuk membaca. Seperti pendapat Briggs
pengetahuan serta wawasan yang lebih
(dalam Sadiman dkk, 2006: 6)
mengenai topik tersebut. Hal tersebut
membuat siswa menjadi lebih tertarik mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah segala alat fisik yang
untuk belajar membaca intensif. Menurut
De Porter (2003: 8) menyatakan bahwa dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
kondisi yang menyenangkan merupakan
dasar yang baik untuk menciptakan Faktor ketiga, pemberian bimbingan
pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya dan penghargaan oleh guru dapat
kesenangan dalam belajar, siswa mendorong siswa menjadi lebih baik. Guru
cenderung akan merasa tertekan. Jika memiliki peranan yang amat penting
suasana belajar dalam keadaan tertekan, dalam keseluruhan proses pembelajaran.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 8
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

Upaya guru dalam membimbing siswa wacana terkait topik, siswa ditugaskan
harus didasari hati yang ikhlas, sabar, dan untuk menjawab pertanyaan yang telah
tanpa pamrih. Guru harus tetap dibuat. (3) kegiatan akhir guru meminta
menghargai usaha siswa baik yang belum siswa untuk menyimpulkan isi bacaan, dari
berhasil atau yang telah berhasil. hal tersebut terlihat siswa yang membaca
Bimbingan yang diberikan guru dalam secara intensif dengan siswa yang tidak
pembelajaran membaca intensif dapat membaca secara intensif.
mempermudah siswa dalam memahami Menurut Ogle (1986: 41) Strategi KWL
materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan membantu guru menghidupkan latar
yang dialami siswa dalam pembelajaran belakang pengetahuan dan minat siswa
dapat segera teratasi karena bimbingan pada suatu topik. Strategi KWL
yang diberikan oleh guru. Guru yang baik memberikan kepada siswa tujuan
adalah guru yang mampu memotivasi membaca dan memberikan suatu peran
siswanya untuk belajar. Djamarah (2002: aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah
182) “menyatakan motivasi memegang membaca. Strategi ini membantu mereka
peranan penting dalam belajar. Seorang memikirkan informasi baru yang
siswa tidak akan dapat belajar dengan diterimanya. Strategi ini juga bisa
baik dan tekun jika tidak ada motivasi memperkuat kemampuan siswa
dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, mengembangkan pertanyaan tentang
seorang siswa tidak akan melakukan berbagai topik. Siswa juga bisa menilai
kegiatan belajar”. Maka dari itu, guru hasil belajar mereka sendiri. Didukung
memberikan motivasi kepada siswa juga oleh pendapat Muhibbin Syah (2006:
selama proses belajar berlangsung. 132) bahwa salah satu faktor yang
Temuan kedua adalah langkah- mempengaruhi prestasi belajar siswa
langkah penerapan strategi KWL untuk adalah faktor pendekatan belajar yang
meningkatkan kemampuan membaca meliputi strategi dan metode yang
intensif siswa. Terdapat beberapa aktivitas digunakan guru dalam kegiatan belajar
yang harus ditempuh guru dalam dan mengajar. Jadi dalam proses belajar
menerapkan strategi KWL dalam upaya dibutuhkan strategi yang dapat
meningkatkan kemampuan membaca meingkatkan skor siswa serta kemampuan
intensif. Adapun beberapa langkah utama siswa dalam memahami materi. Strategi
yang harus ditempuh oleh guru dalam yang diberikan harus sesuai dengan
menerapkan strategi KWL dalam upaya permasalahan yang dihadapi dalam materi
meningkatkan kemampuan membaca terkait.
intensif, antara lain terletak pada langkah- Temuan ini sejalan dengan temuan
langkah pembelajaran yaitu, (1) kegiatan pada penelitian yang dilakukan oleh
awal, guru memaparkan secara jelas Amiliya Setiya Rina Harsono (2012) dalam
penerapan strategi KWL dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh
pembelajaran membaca intensif sebelum Strategi Know Want To Learn (Kwl) Dan
siswa diminta untuk membaca wacana. Minat Membaca Terhadap Kemampuan
Setelah itu, guru memberikan apersepsi Membaca Intensif Siswa Smp Negeri Di
dan topik yang akan di bahas pada Temanggung”. Amiliya Setiya Rina
kegiatan inti. (2) kegiatan inti, guru Harsono menunjukkan bahwa langkah-
memberikan kesempatan untuk siswa langkahpembelajarandengan
berpendapat mengenai topik tersebut menerapkan strategi KWL dapat
tentang hal yang sudah siswa pelajari meningkatkan kemampuan membaca
sebelumnya atau diketahui. Berikutnya intensif.
guru menugaskan siswa untuk membuat Temuan ketiga adalah siswa menjadi
pertanyan mengenai yang ingin diketahui sangat senang dan aktif mengikuti
siswa terkait topik, tugas guru hanya pembelajaran membaca intensif. Ini
sebagai pengarah agar proses merupakan temuan penting terakhir dalam
pembelajaran berlangsung dengan baik penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat
dan yang terakhir guru membagikan dari nilai rata-rata respons yang diberikan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 9
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

oleh siswa dalam pembelajaran ini. dalam penelitian ini. Pertama, Penerapan
Sebagian besar siswa memberikan strategi KWL dapat meningkatkan
respons yang sangat positif terhadap kemampuan membaca intensif siswa.
tindakan yang dilakukan dalam Peningkatan hasil belajar siswa tergolong
pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata baik hingga tercapainya tingkat ketuntasan
respons siswa adalah (sangat setuju), hasil belajar pada kegiatan membaca
kemudian nilai rata-rata respons siswa intensif. Peningkatan ini terlihat pada
meningkat menjadi 45 (sangat setuju) perolehan skor tes membaca intensif
pada siklus II. Siswa merasa senang siswa pada siklus I dan II yang mengalami
melakukan kegiatan pembelajaran ini peningkatan dan mencapai KKM, yaitu 80.
karena divariasikan dengan penerapan Pada setiap tahap pembelajaran skor
strategi KWL (Know, Want To Know, siswa selalu mengalami peningkatan, baik
Learned) dari refleksi awal, siklus I, dan siklus II.
Temuan ini juga sejalan dengan Perolehan skor rata-rata yang dicapai
penelitian yang dilakukan oleh Ni Nengah siswa pada refleksi awal adalah 70, skor
Rusmadi pada tahun 2009 dengan judul rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I
“Penerapan Strategi Prereading and meningkat menjadi 78, dan perolehan skor
Thinking Activity untuk Meningkatkan rata-rata pada siklus II menjadi 84. Kedua,
Kemampuan Membaca Intensif Siswa Langkah-langkah yang ditempuh dalam
Kelas VIII C SMP Negeri 1 Sawan”. menerapkan strategi KWL dalam
Rusmadi menunjukan bahwa berdasarkan pembelajaran membaca intensif sangat
hasil kuesioner dan wawancara, siswa efektif dapat meningkatkan kemampuan
merasa senang dan terbantu dalam membaca intensif siswa. Terdapat langkah
membaca intensif dengan menerapkan utama yang harus diterapkan agar
strategi Prereading and Thinking Activity. kemampuan membaca intensif siswa
Terkait dengan tanggapan siswa kelas VIII dapat meningkat dan mencapai
C SMP Negeri 1 Sawan terhadap ketuntasan langkah pertama, know tahu
penerapan strategi Prereading and siswa memiliki pengetahuan awal
Thinking Activity, skor rata-rata mengenai topik, kedua want to know yang
tanggapan siswa, yaitu 66,88 yang berada ingin diketahui pada langkah ini siswa
pada kategori positif. Itu berarti siswa membuat pertanyaan yang ingin terkait
sebagian besar merespon positif kegiatan topik, ketiga learned belajar terjadi proses
pembelajaran yang dilakukan. mengingat kembali mengenai hal yang
Jadi, penerapan strategi KWL dapat sudah dibaca siswa. Ketiga, Penerapan
meningkatkan kemampuan membaca strategi KWL pada pembelajaran
intensif siswa. Hal ini dapat dilihat dari membaca intensif mendapat respons
peningkatan hasil tes membaca intensif positif dari siswa. Sebagian besar siswa
pada siklus II dibandingkan dengan hasil memberikan respons yang sangat positif
tes pada siklus I dan peningkatan hasil terhadap tindakan yang dilakukan dalam
belajar dapat pula dilihat dari pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai awal siswa terhadap 37 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata
siklus I. Aktivitas belajar siswa juga respons siswa adalah 29 ( sangat positif),
mengalami peningkatan yang terlihat pada delapan siswa memilih positif, kemudian
siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi nilai rata-rata respons siswa meningkat
beragam permasalahan yang ditemui oleh menjadi 34 (sangat positif) dan empat
guru maupun siswa dalam pembelajaran siswa memilih positif pada siklus II. Jadi,
membaca intensif, guru dapat dari respons tersebut dapat dikatakan
mengaplikasikan penerapan strategi KWL siswa merasa senang mengikuti kegiatan
dalam pembelajaran membaca intensif. pembelajaran yang diterapkan dengan
strategi KWL dalam pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN membaca intensif.
Berdasarkan pembahasan di atas, Berdasarkan temuan-temuan
ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini, dapat disampaikan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 10
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

beberapa saran sebagai berikut. (1) Skripsi (Tidak diterbitkan).


Dalam pembelajaran membaca intensif, Universitas Pendidikan Ganesha.
guru hendaknya menerapkan strategi
KWL karena penerapan strategi KWL Harsono, Amiliya Setiya Rina. 2012.
dapat membantu siswa untuk mengingat “Pengaruh Strategi Know Want To
kembali hal yang diketahui sesuai dengan Learned (KWL) dan Minat Membaca
pengetahuan awal siswa, serta terhadap Kemampuan Membaca
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa Intensif Siswa SMP Negeri di
dengan bertanya mengenai hal yang ingin Temanggung”. Skripsi (Tidak
diketahui dari topik yang diberikan dan diterbitkan) Fakultas Bahasa dan
menambah wawasan siswa mengenai Seni. Universitas Sebelas Maret.
topik tersebut. Dengan demikian strategi
KWL membantu siswa untuk termotivasi
membaca artikel atau wacana karena dari Hernowo.2003. Quantum Reading: Cara
pertanyaan yang telah dibuat siswa itu Cepat dan Bermanfaat untuk
sendiri membuat siswa tertarik untuk Merangsang Munculnya Potensi
menemukan jawaban dengan cara Membaca. Bandung: Mizan
membaca secara intensif wacana atau Learned Center.
artikel tersebut. (2) Dalam dunia ilmu Rahim, Farida.2008. Pengajaran
pengetahuan dan dunia pendidikan Membaca di Sekolah Dasar.
khususnya, besar harapan peneliti agar Jakarta: PT Bumi Aksara.
strategi KWL dapat diterapkan pada
keterampilan membaca. (3) peneliti Rusmadi, Ni Nengah. 2009. “Penerapan
mengharapkan peneliti lain untuk Strategi Prereading and Thinking
mengadakan penelitian lanjutan yang Activity untuk Meningkatkan
sejenis dengan penelitian ini, sehingga Kemampuan Membaca Intensif
diperoleh hasil yang lebih meyakinkan Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1
serta sebagai sumbangan bagi guru untuk Sawan”. Jurusan Pendidikan
bahan kajian dan peningkatan mutu Bahasa dan Sastra Indonesia.
pendidikan. Skripsi (tidak diterbitkan).
Universitas Pendidikan Ganesha.

DAFTAR PUSTAKA Sudiana, I Nyoman. 2007. Membaca.


Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Malang: Universitas Negeri Malang.
Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Sugiyono. 2010. Metodelogi Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Alfabeta.
Pustaka Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca
De Porter, Bobbi dan Henarcki, Mike. Sebagai Suatu Keterampilan
2003. Quantum Learning: Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa. -------. 1985. Membaca sebagai suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Dewi, Ida Ayu Warnita. 2011. Angkasa.
“Pemahaman Siswa terhadap Iklan
yang Menggunakan Kalimat Elipsis -------. 1986. Menulis sebagai
dalam Pembelajaran Membaca Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Intensif di Kelas VIII A1 SMP Negeri Angkasa.
4 Singaraja”. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 11
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

-------. 1990. Membaca sebagai suatu


Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

-------. 1994. Berbicara sebagai suatu


Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Wendra, I Wayan. 2011. Buku Ajar Karya


Ilmiah. Singaraja: Undiksha.

Anda mungkin juga menyukai