Anda di halaman 1dari 13

diganovensa

Cuma Buat Ngisi Waktu Luang


Stay updated via RSS

 iki gambarku

Jangan takut di"salah"kan jika kau "benar"

 Tulisan Terakhir
o Kita adalah Superteam, bukan Superman
o PT KARYA TANAH SUBUR – MOMENTUM MENJALIN HUBUNGAN
HARMONIS DENGAN MASYARAKAT
o Kopi Terbalik – Meulaboh, Aceh Barat
o Nostalgia Di Media
o Jalan Jalan di Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur
o Hidupku kini
o Curhatku
o MAGNET DAN LISTRIK
o Gelombang
o ENERGI
 Kategori
o Hidup Sehat (3)
o Informasi (8)
o Kata Mutiara (4)
o Pendidikan (33)
 Tugas Kuliah (18)
 IPA (4)
o Pribadi (3)
o SDS KIMIA TIRTA UTAMA (1)
o Software Download (12)
o Tips dan Trik (3)
o UMUM (4)
o Uncategorized (10)
 gooooo
alat bantu mengajar Antivirus Be Loved Yulia Wati Browser dari LEPEK community
Diga Novensa download https://diganovensa.wordpress.com/wp-admin/post-new.php# informasi Kata
Mutiara media pembelajaran pendekatan pembelajaran sdskimiatirtautama sdsktu software tugas kuliahku
untuk teman-teman di LEPEK community

search this site

Gabung yuk..
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan
tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 5 pengikut lainnya

 Sigarane Nyawa

 Facebook ku coyy
Nami Kula Sinten

Gawe Lencana Dewe

 Oleh di delok
 Sopo ae iki rek


 Tanggalan
Oktober 2012
S S R K J S M
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
Oktober 2012
S S R K J S M
29 30 31  

 « Mei   Nov »
 Klik tertinggi
o Tidak ada
 ngetop
o Bagaimana cara guru mengajarkan IPS agar para siswa merasa senang dan
memperoleh manfaat dengan mempelajari IPS?
o Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran
o Mengapa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu diberikan kepada anak SD?
o PENTINGNYA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
DASAR
o Tugas Manajemen Kelas
o PENDEKATAN INSTRUKSIONAL DALAM MANAJEMEN KELAS DAN
APLIKASINYA PADA SEKOLAH DASAR
o Jalan Jalan di Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur
o PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN
o Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
o unsur keterbacaan dan unsur kesesuaian (tugas)
 musikan rek
 Blog Stats
o 210.129 hits
 Meta
o Daftar
o Masuk
o Feed entri
o Feed Komentar
o WordPress.com

Tugas Manajemen Kelas


Posted: Oktober 15, 2012 in Pendidikan, Tugas Kuliah
0

1. 1.        Permasalahan dalam pembelajaran dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu


masalah pembelajaran dan masalah manajemen kelas. Permasalahannya adalah:
1. a.     Apakah yang dimaksud dengan permasalahan pembelajaran? Jelaskan.
Jawab : Masalah pembelajaran adalah masalah yang timbul dalam pembelajaran, baik itu
masalah yang ditimbulkan oleh guru, siswa, maupun faktor-faktor lain yang dari lingkungan
belajar. Masalah yang ditimbulkan oleh guru bisa berupa kurangnya penguasaan guru terhadap
kelas yang di ajarnya, sehingga terjadi ketidakstabilan dalam proses belajar. Misalnya siswa yang
menjadi ramai sendiri. Masalah yang ditimbulkan oleh siswa bisa berupa siswa yang gaduh, suka
mengganggu teman, kesulitan belajar, dan lain sebagainya. Dari segi lingkungan belajar dapat
berupa pengaturan ruang kelas yang dapat mempengaruhi aktivitas dalam pembelajaran.
Misalnya posisi bangku, atau kaadaan kelas yang tidak memadai sehingga proses belajar menjadi
tidak nyaman.

1. b.     Carilah kasus nyata di kelas tentang masalah pembelajaran, minimal 5 kasus dan
kemudian uraikan cara penyelesaiannya!

Jawab :

(1) Siswa kurang memperhatikan guru selama kegiatan belajar mengajar. Cara penyelesaiannya
yaitu guru harus lebih kreatif dalam menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran agar
siswa lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan dari guru.

(2) Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Cara penyelesaiannya yaitu
memberi hukuman kepada siswa dengan memberikan tugas lagi, agar siswa merasa jika tidak
mau mengerjakan tugas akan lebih banyak lagi tugas yang akan diberikan oleh guru sehingga
pekerjaan akan terus menumpuk. Jika siswa bisa berpikir seperti itu, maka ia akan mengerjakan
tugas yang baru diberikan karena jika tidak maka akan menambah lagi tugas mereka.

(3) Siswa yang lambat dalam menerima pelajaran. Disini guru harus selalu memantau
perkembangan belajar siswa tersebut, sehingga guru tahu mana dari siswa tersebut yang kurang
memahami, kemudian membantu siswa untuk mempelajari lagi pelajaran mana yang kurang
dimengerti siswa agar tidak ketinggalan dengan teman yang lain.

(4) Siswa yang celometan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru harus tegas
dalam kasus ini, guru sebaiknya menegur siswa yang sering celometan dan memberi pengertian
bahwa clometan adalah tindakan yang tidak baik dan tidak menghormati guru yang sedang
mengajar.

(5) Guru baru yang memasuki kelas kurang bisa dihargai oleh siswa. Dari pengalaman saya
selama PPL di Sekolah Dasar, kebanyakan siswa kurang bisa menghargai guru. Disini guru
memberikan pengertian bahwa ia juga guru seperti guru-guru sebelumnya yang harus
diperhatikan jika memberikan penjelasan. Jangan terlalu menuruti siswa yang terkadang mencari
perhatian dengan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya dilakukan seperti menggoda guru.

 
1. c.     Apakah yang dimaksud dengan kasus manajemen kelas yang bersifat individu?
Jelaskan dan cari kan kasus di kelas sebanyak 5 kasus

Jawab : Munculnya masalah individu didasarkan pada anggapan dasar bahwa semua tingkah
laku individu merupakan upaya mencapai tujuan tertentu yaitu pemenuhan kebutuhan untuk
diterima oleh kelompok/masyarakat dan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan
itu tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang baik maka individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mencapainya dengan cara-cara lain seperti bertindak dengan cara tidak baik atau
asocial. (Rudolf Dreikurs, 1968). Ornstein (1970: 75) menyatakan bahwa akibat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan tersebut akan terjadi beberapa kemungkinan tindakan siswa, seperti:

1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors).
Gejala yang tampak dari tingkah laku ini adalah siswa membadut di kelas atau dengan
berbuat lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra.
2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan (power seeking behaviors). Gejalanya
adalah siswa selalu mendebat, kehilangan kendali emosional, marah-marah, menangis,
dan juga muncul tindakan pasif yaitu selalu lupa pada aturan-aturan penting dalam kelas.
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Gejala
yang muncul dari tingkah laku ini adalah tindakan menyakiti orang lain seperti mengata-
ngatai, memukul, menggigit, dan sebagainya.
4. Peragaan ketidakmampuan (passive behaviors). Gejalanya adalah dalam bentuk sama
sekali tidak menerima untuk mencoba melakukan apapun, karena beranggapan bahwa
apapun yang dilakukan kegagalanlah yang dialaminya.

     Contoh kasus :

1. Ada siswa yang membadut di kelas.


2. Siswa yang sering marah-marah dan menang sendiri kepada temannya. Guru harus bisa
tegas dengan tingkah laku siswa yang seperti ini. Jika dibiarkan maka siswa tersebut bisa
saja melakukan tindakan melebihi batas. Guru harus menasehati, kalau perlu memberi
hukuman yang tentunya bukan hukuman fisik.
3. Siswa yang suka menyakiti temannya dengan memukul, menggigit dan lain sebagainya.
Seperti kasus di atas, guru juga harus lebih ekstra dalam mengatasinya. Menasehati
adalah langkah pertama, memberitahu bahwa tindakannya itu salah karena menyakiti
teman.
4. Siswa yang lamban belajar. Dengan memberikan perhatian khusus dalam
pembelajarannya, bisa dengan mengulang-ulang pel;ajaran yang siswa tidak mengerti.
Siswa lama-kelamaan akan bisa mengerti pelajaran jika terus menerus digembleng oleh
guru.
5. Siswa tidak mau mengerjakan tugas dari guru karena merasa tidak mampu. Harus dengan
menggunakan bujukan dan memberikan kepercayaan diri kepada siswa bahwa ia bisa
mengerjakannya apabila siswa mau untuk berusaha.

 
1. d.     Apakah yang dimasud dengan kasus manajemen kelas kelompok? Jelaskan dan
kemudian carikan 5 cotoh kasus tersebut seta cara pemecahannya.

Jawab : Masalah ini merupakan masalah yang harus diperhatikan pula dalam manajemen kelas.
Problem kelompok akan muncul yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
kelompok. Masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam manajemen kelas adalah:

1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan
sebagainya.
2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya,
misalnya sengaja berbicara keras-keras di ruang baca perpustakaan.
3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek anggota
kelas yang dalam pengajaran seni suara menyanyi dengan suara sumbang.
4. “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya
pemberian semangat kepada badut kelas .
5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap,
6. Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas
yang diberikan kurang fair,
7. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal
guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan sebagainya. ( Lois V.Johnson dan
Mary A.Bany, dalam M.Entang dan T.Raka Joni, 1983 ).

Kurangnya kesatuan di tandai dengan konflik-konflik antara individu dan sub kelompok.
Misalnya, konflik antara jenis kelamin dan atau ras dengan murid dari jenis kelamin atau ras
yang lain. Suasana kelas seperti ini ditandai dengan konflik,permusuhan,ketegangan. Murid
merasa tidak puas dengan kelompok dan berpendapat kelompok tidak menarik. Akhirnya murid
tidak saling mendukung.

Dikenal adanya tujuh masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas :

1. Kurangnya kekompakan
2. Kekurang-kemampuan mengikuti sesama anggota kelompok
3. Reaksi negative terhadap sesama anggota kelompok
4. Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang
5. Kegiatan anggota kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan,
berhenti melakukan kegiatan, atau hanya meniru-meniru kegiatan orang (anggota)
lainnya saja
6. Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes
7. Ketidak-mampuan mnyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan

1. 2.        Carilah contoh kasus di sekolah tentang penerapan pendekatan manajemen kelas
proses kelompok untuk menyelesaikan permasalahan manajemen kelas! Uraikan kasus
dan upaya penyelesaiannya!
Jawab :

Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa:

1. Pengalaman belajar di sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok


kelas.
2. Tugas guru yang terutama dalam pengelolaan kelas adalah membina dan memelihara
kelompok yang efektif dan produktif.

Dalam kasus yang saya temui ketika praktek mengajar di SD pada kelas III, siswa-siswa dalam
kelas tersebut cenderung berkelompok yang pintar dan yang kurang pintar. Siswa yang pintar
berkelompok pada teman yang pintar, dan tidak mau untuk bergabung pada teman yang kurang
pintar. Sangat terlihat ketika saya mengajar, pada baris bangku pertama dan kedua siswa sangat
aktif dalam proses belajar mengajar, berbeda dengan baris ketiga dan keempat yang terlihat
pasif. Sehingga terlihat siswa yang kurang pintar dikucilkan oleh teman-temannya. Keakraban
juga kurang terjaga, misalnya ketika seorang siswa yang mengerjakan tugas di depan kelas
merasa kesulitan akan diejek oleh siswa yang lebih bisa.

Menurut saya, penyelesaiannya bisa digunakan strategi cooperative learning. Di dalam


pembelajaran cooperative learning, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil
saling membantu satu sama lain. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogin. Maksud kelompok heterogin
adalah terdiri dari bermacam-macam latar belakang kemampuan siswa, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, dan latar belakang social budaya. Hal ini sangat bermanfaat karena untuk melatih 
siswa dapat menerima perbedaan pendapat dan bekerja samadengan teman yang berbeda latar
belakangnya.

1. 3.        Carilah contoh kasus di sekolah tentang penerapan pendekatan iklim


sosioemosional dalam manajemen kelas untuk penyelesaian masalah manajemen kelas!
Uraikan kasus dan upaya penyelesaiannya!

Jawab :

Proses pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya iklim sosio emosional yang baik
artinya suasana hubungan interpesonal yang baik antara guru dan siswa serta antara siswa
dengan siswa. Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosioemosional yang
baik itu.

Pendekatan ini memandang bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari
hubungan yang baik antara pengajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pembelajar.
Hubungan diharapkan merupakan jalinan ke arah hubungan antara pribadi yang dipengaruhi
oleh:

a) Sikap keterbukaaan dan tidak berpura-pura,


b) Penerimaan dan kepercayaan pengajar kepada pembelajar dan sebaliknya,

c) Rasa simpati pengajar terhadap pembelajaranya.

Contoh kasus yang saya temukan adalah hubungan antara guru dan siswa yang berlebihan, siswa
merasa bahwa guru tersebut adalah temannya sehingga tidak ada rasa hormat antara siswa
kepada guru. Ini disebabkan karena guru yang terlalu sabar kepada siswanya yang membuat
siswa merasa bebas di depan guru. Pada kasus seperti ini sebaiknya guru harus bisa tegas, dan
mengkomunikasikan kepada siswa dengan baik agar dapat dihormati oleh siswa. Guru juga harus
menjelaskan proses, dan tidak menilai pribadi, memberikan bimbingan kepada siswa,
menghindari pertanyaan dan komentar yang memungkinkan memancing sikap menolak dan
mengundang sikap menentang, memantau dan waspadal terhadap dampak kata-kata yang
disampaikan kepada siswa.

1. 4.        Carilah contoh kasus di dalam kelas tentang penerapan pendekatan intruksional
dalam manajemen kelas untuk penyelesaian masalah manajemen kelas ! uraikan kasus
dan penyelesaiannya.

Jawab :

Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa


pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian
besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif
adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah
merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.

Contoh kasus yang dapat terjadi dalam pendekatan instruksional ini adalah ketika siswa kurang
berminat dalam mengikuti salah satu matapelajaran yang dianggap membosankan atau sulit oleh
siswa. Siswa akan mengacuhkan guru ketika menerangkan materi dan tidak mau untuk
mempelajarinya lebih lanjut. Di sini guru berperan untuk merencanakan suatu pembelajaran yang
menarik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Guru harus bisa membuat proses
pembelajaran menjadi menarik untuk diikuti siswa. Siswa akan merasa tertantang untuk
mempelajarinya. Dengan perencanaan sebelum proses belajar dimulai, guru dapat mengatur,
bagaimana siswa dapat belajar dengan tenang. Guru dapat menggunakan media yang akan
menarik perhatian siswa, yang tentunya berkaitan dengan materi yang sedang dijelaskan.

1. 5.        Apakah yang dimaksud dengan penerapan “resep” dalam manajemen kelas ?
uraikan dan berikan contoh dalam penyelesaian masalah manajemen kelas dengan
pendekatannya tersebut?
Jawab :

Pendekatan Buku Masak (resep)

Dalam pendekatan buku masak (resep) terdapat suatu bentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal
yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi
berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus dilakukan ditemukan
dalam artikel: tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya: karena daftar
ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan
“buku masak”. Dalam pendekatan ini guru hanya melakukan tindakan tertentu jika menemui
suatu permasalahan tertentu. Guru tidak bisa menggunakan kekreatifannya dalam memecahkan
masalah karena sudah dipatok suatu aturan tersebut.

Contoh dalam penyelesaian masalah : misalnya jika dalam buku resep terdapat suatu
rekomendasi berupa siswa yang kurang mampu dalam menyerap pelajaran maka akan di berikan
bantuan dan perhatian lebih dari guru agar tidak tertinggal dari temannya yang lain. Jika hal
tersebut terjadi maka guru akan melakukan hal yang terdapat pada rekomendasi tersebut. Guru
bisa memberikan jam tambahan kepada siswa yang bersangkutan.

1. 6.        Bagaimanakah kriteria keberhasilan dalam penerapan pendekatan manajemen


kelas dengan pendekatan intruksional?jelaskan!

Jawab :

a) Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai.

Menyampaikan kurikulum, pelajaran yang manarik, relevan dan sesuai dengan secara empiris
dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang para peserta didik di dalam kelas. Di samping
itu penelitian-penelitian menemukan bukti-bukti bahwa kunci keberhasilan manajemen kelas
ialah kemampuan guru mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Hal
itu akan mencegah perhatian yang kurang, kebosanan, dan perilaku menyimpang. Guru yang
berhasil ialah guru yang rnenyajikan pelajaran yang disiapkan dengan baik, yang berlangsung
dengan lancar, dan dengan tempo yang baik, tepat dan jelas arahnya, memberikan kegiatan yang
sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik

b) Menerapkan kegiatan yang efektif.

Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru mengatur arus dan tempo kegiatan
kelas oleh banyak orang sehingga mencegah peserta didik melalaikan tugasnya. Kegiatan guru
yang meloncat-loncat (mendesak, tergantung, terputus, berubah arah), bertele-tele, dan terpisah-
pisah adalah kegiatan-kegiatan yang tidak efektif, dan akan mengundang perilaku peserta didik
untuk menyimpang.
 

c) Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas.

Menetapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari – hari yang perlu difahami dan dilakukan
peserta didik, Informasi kegiatan ini disampaikan guru pada awal pertemuan dengan para peserta
didik di kelas. Penjelasan secukupnya mengenai harapan guru yang berkaitan dengan kegiatan
rutin kelas merupakan langkah yang menentukan efektivitas manajemen kelas dan
pengembangkan kelas yang produktif. Proses ini membatasi kemungkinan timbulnya masalah
manajemen kelas seminimal mungkin.

d) Memberikan pengarahan yang jelas.

Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengkomunikasikan harapan-harapan yang


diinginkan guru, lnstruksi yang jelas, sederhana, ringkas, tepat pada sasaran, sistematis akan
membantu efektivitas manajemen kelas, sehingga masalah-masalah menyimpang yang
disebabkan oleh pengarahan yang buruk dapat dihindari.

e) Menggunakan dorongan yang bermakna.

Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses dimana guru berusaha menunjukkan
minat yang sungguh–sungguh terhadap perilaku pesert didik yang menunjukkan tanda-tanda
kobosanan dan keresahan. Kegiatannya misalnya, guru dapat mendekati peserta didik,
memeriksa pekerjaannya memberikan penghargaan pada usahanya, dan memberikan saran-saran.
perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru membantu peserta didik meneruskan aktivitasnya
dan mencegah timbulnya perilaku menyimpang.

f) Memberikan bantuan mengatasi rintangan.

Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang diberikan oleh guru
untuk membantu peserta didik menghadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat
mereka benar-benar memerlukannya. Proses bantuannya dilaksanakan sebelum situasi
berkembang hingga tidak dapat dikuasai. Bantuan mengatasi rintangan ini adalah cara yang
sangat bermanfaat untuk mencegah perilaku mengganggu.

g) Merencanakan perubahan lingkungan.


Merencanakan perubahan lingkungan adalah proses mempersiapkan kelas atau lingkungan
menghadapi perubahan-perubahan situasi. Misalnya, peserta didik harus disiapkan atas
kemungkinan guru tidak dapat hadir selama beberapa hari dan akan digantikan oleh guru lain.
Perencanaan yang disiapkan sebe1umnya akan membantu peserta didik memahami hal itu dan
akan berperilaku sesuai dengan yang direncanakan guru. Dengan demikian, timbulnya masalah
manajemen kelas dapat dicegah secara dini.

h) Mengatur kembali struktur situasi.

Merencanakan dan mengubah lingkungan kelas adalah proses penciptaan lingkungan yang
menyenangkan dan tertib. Kegiatan ini dimaksudkan memaksimalkan produktivitas dan
meminimalkan perilaku menyimpang, dan dirancang dengan baik. Merencanakan dan mengubah
lingkungan kelas diperlukan untuk mencegah atau mengurangi jenis-jenis perilaku tertentu yang
tidak diinginkan. Mengatur kembali struktur situasi adalah strategi manajerial kelas dalam
memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas dengan cara yang lain atau cara yang berbeda.
Mengubah sifat kegiatan, mengubah pusat perhatian, atau menggunakan cara baru untuk
mengerjakan hal-hal lama akan efektif mencegah timbulnya masalah manajemen kelas,
khususnya yang bersumber pada perasaan bosan.

Share this:

 Twitter
 Facebook

Terkait

PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN


(PAIKEM)dalam "Pendidikan"

PENDEKATAN INSTRUKSIONAL DALAM MANAJEMEN KELAS DAN APLIKASINYA


PADA SEKOLAH DASARdalam "Pendidikan"

MANAJEMEN KELASdalam "Pendidikan"

Tinggalkan Balasan

PENDEKATAN INSTRUKSIONAL DALAM MANAJEMEN KELAS DAN APLIKASINYA


PADA SEKOLAH DASAR
Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

 Novenza Twitter
o RT @YouTube: They have no gift to bring ruff-ruff-ruff-ruff-ruff. goo.gl/YkUlL4
6 years ago
o RT @YouTube: Lorde fantasizes about a teenage dystopia in her new video
“Team.” goo.gl/tpeKWi 6 years ago
o RT @YouTube: There are 20 songs in this mashup and you probably know the
words to all of them. goo.gl/QTTnIF 6 years ago
o RT @instagram: Scenes from North-Rhine, #throughthelens of an Instagrammer
in Germany: instagram.com/natanielpratama 6 years ago
o RT @WIRED: BIG DAY. Star Wars joined Instagram. And Darth Vader posted
his first official selfie: wrd.cm/1as75uW 6 years ago
 Blogroll
o Discuss
o Get Inspired
o Get Polling
o Get Support
o Learn WordPress.com

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web
ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

Anda mungkin juga menyukai