Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NI LUH MANIK SUGIANTINI

NIM : 1903511096
KELAS :B

SISTEM RESPIRASI BABI


Sistem pernapasan pada babi umunya sama pada sistem pernapasan manusia,bahkan sistem
pernapasan pada babi tidak sebanyak pada manusia. Pada fetus, paru-paru pada babi berukuran
lebih kecil dan padat. Saluran pernapasan pada babi yaitu yaitu mulai dari hidung-faring
(pangkal tenggorokan) - trakea (batang tenggorokan) - bronkus - pulmo.
Hidung, termasuk alat pernapasan paling luar dilengkapi dua lubang, tedapat rambut halus
yang akan menyaring dan menahan kotoran berupa debu dan bakteri yang masuk bersamaan
dengan udara, selaput lendir berguna untuk mengatur kelembapan udara, saraf-saraf (sel
olfaktori), dan terdapat kapiler darah yang akan menyesuaikan suhu udara dengan tubuh. Lubang
hidung (nostril) mengantarkan udara ke cavum nasi. Cavum nasi berhubungan secara langsung
atau tidak langsung dengan beberapa sinus paranasalis. Cavum nasi dibagi 2 oleh septum nasi.
Bagian caudal septum nasi bertulang (dibentuk oleh bagian tegak tulang ethmoidale), sementara
bagian depan tersusun atas kartilago dan menjadi sangat fleksibel ke bagian apeks. Dinding
hidung tersusun atas kulit di bagian terluar, tulang dan kartilago (lapisan tengah), serta
membrane mukosa cavum nasi (lapisan dalam). Tulang penyusun dinding hidung: nasale,
maxilla, incisivae, frontale, lacrimale, zygomaticus, serta pars perpendecularis os palatine. Ujung
bebas tulang nasale dan incisivae menyediakan tempat perlekatan bagi kartilago nasi untuk
menopang nostril. Otot-otot yang melekat pada tulang dan kartilago nasi berfungsi untuk
mengatur lebar/kecilnya nostril.
Faring, udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Di bagian dorsal, faring dipisahkan dari bagian caudal cavum
nasi oleh tulang etmhoidale, palatine, dan vomer. Pada babi, bagian rostral faring dipisahkan
menjadi 2 saluran (kiri dan kanan) oleh septum pharyngeal mediana. Septum berasal dari atap
faring menjulur ke ventral. Septum ini tidak ditemukan pada karnivora dan kuda, tetapi tidak
komplit pada ruminansia. Pada bagian depan saluran pernapasan dan begian belakang saluran
pencernaan. Bagian ini berhubungan dengan hidung dan rongga mulut dan terdiri dari
nasofaring, orofaring, dan hypofaring. Pada hypoofaring, sistem pernapasan terpisah dari sistem
pencernaan, udara akan memasuki laring, sedangkan makanan akan memasuki esophagus
melalui gotis. Di bagian belakang faring terdapat laring yang tersusun dari tulang rawan.
Trakea, setelah melewati faring, udara akan masuk ke batang trakea yang terletak di depan
esofagus yang tersusun atas cicin kartilago. Trakea dilengkapi dengan silia dan selaput lendir
yang akan mencegah udara kotor yang lolos dari saringan atau proses pembersihan udara di
hidung masuk ke paru-paru.
Bronkus, merupakan percabangan dari trakea yang terletak di depan dada dan bronkus
masih tersusun oleh tulang rawan namun jumlahnya lebih sedikit dibandingan dengan faring.
Bronkus bercabang menjadi dua yaitu bronkus kanan dan kiri paru-paru dn masing- masing
cabang bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.
Pulmo (paru-paru) dibungkus oleh selaput (pleura) dan paru-paru terletak diatas diafragma.
Di dalam paru-paru, percabangan masing-masing bronkus akan bercabang lagi menjadi
bronkiolus dan selanjutnya akan bercabang lagi menjadi saluran yang lebih halus yang
terhubung dengan alveolus (gelembung paru-paru).
Pada saat babi menghirup udara (inspirasi), udara pertama-tama masuk ke hidung dan
terjadi proses penyaringan udara dari kotoran dan bakteri, setelah itu udara akan melewati faring
dan menuju trakea. Udara akan masuk ke paru-paru karena tekanan di dalam paru-paru lebih
rendah dibandingkan dengan tekanan di luar, disebabkan otot interkostalis eksternal (otot
antartulang rusuk) berkontraksi menyebabkan tulang rusuk terangkat serta kontraksi diafragma
yang menyebabkan diafragma mendatar sehinggah rongga dada membesar dan udara langsung
masuk ke paru-paru hingga tekanan sama, sebelum masuk ke paru- paru.
Pada trakea terdapat silia yang akan akan membersihkan udara kotor yang lolos dari
penaringan di hidung. Kepekaan silia terhadap iritasi atau kotoran pada udara membangkitkan
implus saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat  pernapasan di batang otak sehinggah
menyebabkan batuk. Percabangan trakea atau bronkus akan menyalurkan udara masuk ke dalam
paru-paru. Di dalam paru- paru bronkus berkembang menjadi bronkiolus, bronkuolus terminal,
bronkiolus respiratori, duktus alveolus dan akhirnya akan menjadi alveoli.
Pertukaran gas terjadi di membran respiratorik yang disusun oleh dinding alveolar dan
dinding kapiler yang saling bergabung. Pengeluaran karbon dioksida (ekspirasi) terjadi karena
rongga dada mengecil akibat otot diafragma berelaksasi sehingga posisi diafragma mengembang
dan juga akibat dari otot antartulang rusuk bereleksasi sehingga tulang rusuk turun kembali.
Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di dalam paru-paru lebih besar dari
pada di luar tubuh sehingga udara yang kaya karbondioksida terdorong keluar tubuh.

Gambar paru-paru babi

SISTEM RESPIRASI AYAM


Burung bernafas menggunakan paru-paru dan dibantu dengan pudi-pundi udara/paru-paru
tambahan. Fungsi pundi-pundi udara adalah :
1.      Membantu penafasan
2.      Menjaga suhu tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh
3.      Membantu memperkeras suara dengan dengan memperbesar ruang siring
4.      Meringankan tubuh pada saat terbang (Wiryadi, 2008).
Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun organ-organ
yang berkaitan dalam sistem pernafasan pada aves, yaitu:
1. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum
bagian dorsal.
2. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.
3. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke caudal, ke
dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut melalui celah yang disebut
rima Glottis
4.  Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago arytenoidea yang
berjumlah sepasang.
5. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa mempunyai
cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.
6. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut Bronchus
dexter dan sinister. Tempat percebangan branchia tadi disebut bifurcatio tracheae.
Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis yang masing-masing akan terbagi
lagi parabronchi.
7. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada
dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang disebut saccus
pneumaticus yang terdiri dari:
a. Saccus abdominalis, terdapat diantara lipatan intestinum.
b. Saccus trhoracalis anterior, terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada
sebelah muka.
c. Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis anterior.
d. Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan
dengan kedua pulmo.
e. Saccus cervicalis, terletak pada pangkal leher, berjumlah sepasang.
f. Saccus axillaris, yaitu saccus yang dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus
interreclavicularis yang terdapat pada daerah ketiak.
8. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus
trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial. Alat ini
membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut tympanum. Pada bagian
trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak melintang dan ventral ke
dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong suatu lipatan yang disebut
membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat di trachea dan syarinx, yaitu:
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan
berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio pada
trachea.
Rongga hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikel-
partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit penyakit (virus
maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan bronkeolus dilengkapi dengan sel-
sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir
yang mengandung enzim proteolitik dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun
tegangan permukaan) tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen. Silia
hidung hanya mampu menahan partikel berukuran 3,7-7,0 mikron, sedangkan partikel yang lebih
kecil lagi akan lolos dan bertahan di saluran pernapasan ayam. Perlu diketahui juga ukuran
partikel yang berada di udara kebanyakan memiliki diameter 1-5 mikron, sedangkan ukuran
virus atau bakteri lebih kecil lagi contohnya bakteri Mycoplasma berukuran 0,25-0,5 mikron atau
virus AI hanya berdiameter 0,08-0,12 mikron. Bisa dibayangkan jika silia mengalami kerusakan
(misalnya oleh kadar amonia yang tinggi), maka bibit penyakit akan dengan mudah masuk ke
saluran pernapasan dan pada akhirnya ayam akan mengalami gangguan pernapasan yang
berujung pada terjadinya kasus penyakit.

Gambar sistem respirasi pada ayam

Perbedaan Sistem Respirasi pada Unggas dengan Ternak besar :


Paru-paru pada ternak besar pertukaran oksigen dengan karbondioksida terjadi di kantung
mikroskopis yang terdapat di paru-paru yang kemudian disebut dengan alveoli. Sedangkan pada
paru-paru unggas, pertukaran gas terjadi di dinding mikroskopis tubulus, yang biasa disebut
dengan kapiler udara.
Sistem pernapasan unggas lebih efisien dibandingkan pada ternak besar mentransfer
oksigen lebih dengan masing-masing pernafasan. Ini juga berarti bahwa racun dalam udara juga
ditransfer lebih efisien. Ini adalah salah satu alasan mengapa asap dari teflon beracun untuk aves,
tetapi tidak untuk ternak besar pada konsentrasi yang sama. Ketika membandingkan umggas dan
ternak besar dengan berat yang sama, unggas memiliki tingkat pernafasan yang lebih lambat.
Respirasi pada unggas memerlukan dua siklus pernafasan untuk memindahkan udara melalui
sistem pernapasan keseluruhan.Dalam ternak besar, hanya satu siklus pernapasan diperlukan.
Pulmo unggas terletak pada pangkal tulang rusuk, unggas tidak memiliki kelenjar keringat
sedangkan ternak besar memiliki kelenjar keringat.

Persamaan Sistem Respirasi pada Ternak Besar dan Unggas


Respirasi antara ternak besar dan unggas memiliki sedikit persamaan. Persamaan tersebut
ditemukan ketika fase inspirasi dan ekspirasi unggas pada saat beristirahat dengan mekanisme
repirasi dan ekspirasi ternak besar.
Fase insprasi dan ekspirasi unggas pada saat beristirahat:
a.  Fase Inspirasi
Tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar – tekanan mengecil –
udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-
paru dan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam
katong-kantong udara.
b. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil –
tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa
bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat oleh darah
kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan
O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspiras
Fase inspirasi dan ekspirasi ternak besar
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai