oleh
Siti Raudatul Jannah
NIM 192311101233
1. Kasus
Perkembangan anak usia sekolah
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Pengertian Perkembangan Anak Usia Sekolah
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan serta struktur dan
fungsi tubuh menjadi lebih kompleks (Yuliastati dan Arnis, 2016).
Perkembangan berhubungan dengan kematangan suatu fungsi organ
seperti perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosional dan sosialisasi. Hal tersebut sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia.
Seorang anak dikatakan memasuki masa kanak-kanak akhir jika
telah berusia 6-12 tahun (Walansendow dkk., 2016). Pada masa tersebut
seorang anak memiliki sosialisasi yang lebih luas dikarenakan pada masa
itu anak sudah mulai masuk sekolah dan memiliki bayak teman (Yuliastati
dan Arnis, 2016). Anak terlihat mulai menyukai lawan jenisnya namun
tidak serius. Anak juga mulai menunjukkan kemampuan bermain dalam
kelompok.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Sekolah
Menurut Partini (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan yaitu :
1. Internal ; kondisi fisik alat indera yang tidak berfungsi baik seperti
sindrom down atau penyakit tertentu, keturunan. Selain itu juga
kondisi psikologis yang berbeda yang ditunjukkan dengan kondisi
di bawah rata-rata kemampuan perkembangan anak seusianya.
2. Eksternal :
a. Kondisi saat di dalam kandungan ; kondisi ibu (kurang gizi,
depresi, obat, alkohol, kafein)
b. Kondisi saat kelahiran ; proses kelahiran, kekurangan oksigen
ketika proses kelahiran terjadi
c. Keluarga ; pola asuh yang salah, stimulasi yang kurang,
keadaan sosial ekonomi yang kurang tingkat pendidikan
d. Kondisi lingkunga ; sekolah, teman, masyarakat
e. Media elektronik : TV, play station, game elektronik
c. Aspek Perkembangan Yang Perlu Dipantau Pada Anak Usia
Sekolah
Beberapa aspek yang perlu dipantau menurut Latifa (2017), yaitu :
a) Fisik dan Motorik
Aspek fisik yang meliputi tinggi badan, berat badan, sistem saraf
yang berperan dalam aspek emosional, kekuatan otot yang akan
mempengaruhi perkembangan motorik anak, serta kelenjar
endokrin yang akan memunculkan perilaku-perilaku baru. Aspek
perkembangan ini akan mempengaruhi seluruh aspek
perkembangan lainnya seperti struktur fisik yang kurang normal
(terlalu pendek/tinggi, terlalu kurus/obesitas) akan mempengaruhi
kepercayaan diri seseorang. Faktor kepercayaan ini berkaitan
dengan aspek perkembangan emosi, kepribadian, dan sosial.
b) Kognitif atau intelektual
Perkembangan kognitif berkaitan dengan potensi intelektual yang
dimiliki individu untuk berfikir dan memecahkan masalah.
c) Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kematangan seseorang dalam
interaksi sosialnya, bagaimana ia mampu bergaul, beradaptasi
dengan lingkungannya, serta menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
d) Bahasa
Bahasa alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, kemudian
kata dirangkai menjadi suatu kalimat yang bermakna dan mengikuti
aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau
masyarakat.
e) Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang
ataupun suatu kejadian. Berbagai emosi dapat berupa senang
terhadap sesuatu, marah kepada seseorang ataupun takut kepada
seseorang.
f) Kepribadian dan seni
Perkembangan kepribadian sangat ditentukan oleh ketetapan dalam
pola kepribadian seorang anak, sehingga kepribadian cenderung
merupakan ciri sifat yang menetap atau relativ tidak berubah
sehingga cenderung menimbulkan perlakuan khusus terhadap diri
seseorang.
g) Moral dan penghayatan agama
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh individu dalam
interaksinya kepada orang lain.
d. Ciri –Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah
Menurut Trianingsih (2018) ciri-ciri perkembangan anak usia sekolah
adalah sebagai berikut :
1) Perkembangan kognitif anak usia sekolah
Teori perkembangan kognitif pada anak usia sekolah yang
dikemukakan Piaget menyatakan bahwa anak usia sekolah pada
umumnya berada pada tahap operasional konkret untuk anak
dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun.tahap operasional konkret
merupakan tahap ketiga dari tahap perkembangan yang
dikemukakan oleh Piaget. Pad masa ini, anak sudah dapat
melakukan penalaran secara logis untuk hal-hal yang bersifat
konkrit, sedangkan untuk hal-hal yang bersifat abstrak masih
belum mampu. Anak sudah mmpu mengklasifikasikan objek
konkrit ke dalam kelompok yang berbeda. Pada usia sekolah terjadi
perkembangan kognitif yang pesat. Anak mulai belajar membentu
sebuah konsep, melihat hubungan dan memecahkan masalah pada
situasi yang melibatkan objek konkrit dan situasi yang tidak asing
lagi baginya.
2) Perkembangan psikososial anak usia sekolah
Pandangan Erikson terhadap perkembangan psikososial anak usia
sekolah menekankan pada proses-proses sadar yang dialami anak
ketika berinteraksi sosial. Teori Erikson mengelompokkan anak
usia sekolah (6-12tahun) ke dalam tahap industry versus inferiority
(berkarya versus perasaan rendah diri). Pada tahap ini anak sadar
bahwa dirinya keunikan dan kemampuan yang berbeda dengan
temannya. Anak sudah mulai membentuk konsep diri diluar
anggota kelompok sosial di keluarga. Ketergantungan anak kepada
keluarga menjadi berkurang. Anak berusaha memenuhi tugas dan
berkarya. Anak berusaha mencari perhatian dan penghargaan atas
karyanya anak mulai bertanggung jawab serta gemar belajar
bersama. Timbul ketidakpercayaan diri pada anak jika tidak
mampu menyelesaikan tugasnya.
3) Perkembangan moral anak usia sekolah
Anak usia sekolah berada pada masa transisi moralitas heteronom
ke moralitas otonom sehingga pada moralitas anak akan ditemukan
kedua karkteristik perilaku pada kedua tahap tersebut.
4) Perkembangan fisik dan motorik anak usia sekolah
Pada usia ini, berada pada fase tenang, dimana pada umumnya
perkembangan fisik pada anak terbilang lambat namun konsisten.
Pada usia ini anak banyak mengembangkan kemampuan motorik
dasar yang digunakan untuk menyeimbangkan badan, berlari,
melompat, dan melempar.
e. Hal-Hal Yang Dibutuhkan Untuk Mendukung Perkembangan
Anak Usia Sekolah
Menurut Yuliastati dan Arnis (2016) hal-hal yang dibutuhkan untuk
mendukung perkembangan anak, diantaranya :
1) Kebutuhan fisik- biomedik (asuh)
Meliputi :
a) Pangan atau gizi;
b) Perawatan kesehatan dasar seperti pengobatan ketika sakit;
c) Perawatan diri
d) Pemukiman yang layak;
e) Sanitasi lingkungan;
f) Kesegaran jasmani seperti rekreasi,dll;
2) Kebutuhan emosi/ kasih sayang (asih)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan. Kurangnya kasih sayang dari ibu akan berdampak
negatif pada perkembangan seorang anak baik mental, fisik,
maupun sosial emosi.
3) Kebutuhan stimulasi mental (asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada
anak. Stimulasi mental akan memupuk pada perkembangan mental
psikososial anak dalam hal kecerdasan, kemandirian, kreativitas,
agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
3. a. Pohon masalah
MK : Kesiapan Peningkatan
Pengetahuan Rendah
diri
Pemenuhan kebutuhan
perkembangan MK : Risiko Harga Diri
Rendah Situasional
MK :
MK : Risiko Kesiapan MK : Defisit
Gangguan Peningkatan Perawatan Diri
MK : Kesiapan Perkembangan
Peningkatan Manajemen
Nutrisi kesehatan
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. .Meningkat
5. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Promosi Kesiapan Penerimaan
peningkatan X 24 jam maka tingkat pengetahuan dapat Informasi (1.12470)
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi pemahaman
£
Tingkat Pengetahuan (L.12111) tentang kondisi kesehatan Siti Raudatul
saat ini Jannah
Skor
No. Indikator Skor Akhir 2. Lakukan penguatan potensi
Awal
pasien dan keluarga untuk
Perilaku
1. menerima informasi
sesuai anjuran
Edukasi Kesehatan (1.12383)
Keterangan:
1. Identifikasi faktor-faktor
1. Menurun yang dapat meningkatkan
2. Cukup menurun dan menurunkan motivasi
3. Sedang perilaku sehat
4. Cukup membaik 2. Jelaskan faktor risiko yang
5. Meningkat dapat mempengaruhi
kesehatan
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meingkatkan perilaku sehat
6. Daftar pustaka
Latifa, U. 2017. Aspek perkembangan pada anak sekolah dasar : masalah
dan perkembangannya. Journal of Multidisciplinary Studies. 1(2)
Partini, S. (2008). Perkembangan masa kanak-kanak akhir. Dalam Izzaty,
R.E, dkk. Perkembangan peserta didik. Yogyakarta : UNY press.
PPNI, T. P. S. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. S. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. S. D. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Trianingsih, R. 2018. Pengantar praktik mendidik anak usia sekolah dasar.
Jurnal Al Ibtida. 3(February):197–211.
Walansendow, P., N. Mulyadi, dan R. Hamel. 2016. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat prestasi anak usia sekolah di sd gmim
tumpengan sea dua kecamatan pineleng. Jurnal Keperawatan
UNSRAT. 4(2):105493.
Yuliastati dan A. Arnis. 2016. Keperawatan Anak : Modul Bahan Ajar
Cetak Keperawatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.