PERFORMANCE
O
SERIES
ww.serpihanilmuku.blogspot.com
SERPIHAN ILMU PENGETAHUAN 2012
www.serpihanilmuku.blogspot.com :
TIM PENYUSUN
Ns. Perdana R. Purnomo S.Kep
Ns. Nita Aprilia20S1.2Kep
Ns. Kartika Hari Krisnani S.Kep
Ns. Dian Bekti Susanti S.Kep
Ns. Nurina Hildayanti S.Kep
PEMBIMBING
Ns. Toni Suharsono, S.Kep, M.Kep
Ns. Zuin Sulaimin, S.Kep
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Halama
n Kata Pengantar .......................................................
ii
Daftar Isi .................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................
1
DAFTAR PUSTAKA.......................................23
BAB I
PENDAHULUA
N
www.serpihanilmuku.blogspot.com
otak dan kematian permanen terjadi dalam jangka
waktu 8 sampai 10 menit setelah seseorang mengalami
cardiac arrest (Diklat Ambulans Gawat Darurat 118,
2010). Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani
segera dengan cardiopulmonary resusitation dan
defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung
normal. Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup
berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap menit yang
berjalan tanpa cardiopulmonary resusitation dan
defibrilasi (American Heart Assosiacion, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian dari American Heart
Association pada bulan Juni 1999 didapatkan data
bahwa 64% pasien dengan cardiac arrest yang
mendapatkan penanganan segera dapat bertahan hidup
tanpa kerusakan otak.
Inti dari penangan cardiac arrest adalah
kemampuan untuk bisa mendeteksi dan bereaksi
secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin
mengembalikan denyut jantung ke kondisi normal
untuk mencegah terjadinya kematian otak dan
kematian permanen. Penanganan secara cepat dapat
diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki
kemampuan dalam melakukan chain of survival saat
cardiac arrest terjadi. Keberadaan tenaga inilah yang
selama ini menjadi masalah/pertanyaan besar, bahkan
di rumah sakit yang notabene banyak terdapat tenaga
medis dan paramedis. Tenaga medis dan paramedis di
Rumah Sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan
dasar dalam melakukan life
www.serpihanilmuku.blogspot.com
saving, akan tetapi belum semuanya dapat
mengaplikasikannya secara maksimal. Dan seringkali
belum terdapat pengorganisian yang baik dalam
pelaksanaannya. Masalah inilah yang kemudian
memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat dalam
penanganan arrest segera, yang disebut Code Blue.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Definisi
1.Code Blue
Code blue adalah dan stabilisasi kondisi darurat
medis yang terjadi di dalam area rumah sakit. Kondisi
darurat medis ini membutuhkan perhatian segera.
Sebuah code blue harus segera dimulai setiap kali
seseorang ditemukan dalam kondisi cardiac atau
respiratory arrest (tidak responsif, nadi tidak teraba,
atau tidak bernapas) misalnya pasien yang
membutuhkan resusitasi kardiopulmoner (CPR).
www.serpihanilmuku.blogspot.com
melihat pertama kali korban. Skills BLS haruslah
dikuasai oleh paramedis dan medis, dan sebaiknya
orang awam juga menguasainya karena seringkali
korban justru ditemukan pertamakali bukan oleh
tenaga medis.
BLS adalah suatu cara memberikan bantuan/
pertolongan hidup dasar yang meliputi bebasnya
jalan napas (airway/A), pernapasan yang adekuat
(breathing/B), sirkulasi yang adekuat (circulation/C).
2. Uraian Tugas
a.Koordinator Tim
Dijabat oleh dokter ICU/NICU
Bertugas mengkoordinir segenap anggota tim.
Bekerjasama dengan diklat membuat pelatihan
kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh
anggota tim.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
b. Penanggung Jawab Medis
Dokter jaga/ dokter ruangan
Mengidentifikasi awal / triage pasien
Memimpin penanggulangan pasien saat
terjadi kegawatdaruratan
Memimpin tim saat pelaksanaan RJP
Menentukan sikap selanjutnya
c.Perawat Pelaksana
Bersama dokter pemanggungjawab
medis melakukan triage pada pasien
Membantu dokter penanggungjawab
medis menangani pasien gawat
dan gawat darurat
d.Tim Resusitasi
Perawat terlatih dan dokter ruangan
/dokter jaga
Memberikan bantuan hidup dasar
kepada pasien gawat atau gawat darurat
Melakukan resusitasi jantung paru kepada
pasien gawat atau gawat darurat
Daftar nama Tim Code Blue meruapakan
tanggung jawab Koordinator setiap bulan dalam
MECC
www.serpihanilmuku.blogspot.com
BAB III
RUANG LINGKUP
www.serpihanilmuku.blogspot.com
Contoh Tim Code Blue / Asal Ruangan dan Area Cakupan
www.serpihanilmuku.blogspot.com
Anggota tim respon code blue primer yang telah
ditentukan di sekitar tempat terjadinya kegawatdaruatan
medis akan menanggapi situasi code blue sesegera
mungkin. Anggota tim akan memobilisasi alat resusitasi
mereka dan bergegas ke lokasi darurat medis. Tim ETD
code blue juga akan menanggapi situasi code blue. Jika
semua tim tidak yakin apakah lokasi darurat medis
tersebut tercakup di daerah cakupan mereka, mereka
tetap harus merespon alarm 'code blue'.
Standar layanan untuk durasi waktu yang
dibutuhkan antara menerima pesan 'code blue' (code
blue aktivasi) dan kedatangan tim code blue di lokasi
kejadian adalah 5 sampai 10 menit.
Standar layanan akan diberi batas waktu & dikaji
kinerja dan pemeriksaan jaminan kualitas untuk
menentukan ‘perangkap’ dalam sistem peringatan dan
menjaga efisiensi dan penyebaran cepat dari tim code
blue.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
f. Jika tidak ada tim yang terlatih BLS, tim yang ditempat
kejadian harus menunggu bantuan yang
berpengalaman dan menjaga lokasi dari kerumunan
orang.
g.Jika monitor jantung, defibrillator manual atau
defibrillator eksternal otomatis (AED) tersedia,
peralatan ini harus melekat kepada pasien untuk
menentukan kebutuhan defibrilasi; fase ini dilakukan
oleh tim yang berpengalaman atau tim terlatih dalam
Alert Cardiac Life Support (ACLS).
h.Setiap departemen, divisi, atau unit bangsal harus
berusaha untuk memastikan bahwa tim mereka dilatih
dalam setidaknya keterampilan BLS dan mereka
dilengkapi dengan resusitasi kit atau troli, setidaknya
peralatan resusitasi dasar dan ditempatkan di lokasi
strategis.
i. Tim dari masing-masing ruangan akan bertanggung
jawab untuk pemeliharaan resusitasi kit mereka.
j. Jika korban berhasil disadarkan/dihidupkan kembali
sambil menunggu kedatangan tim respon code blue,
tim dilokasi harus menempatkan pasien dalam posisi
pemulihan dan monitor tanda-tanda vital.
k. Semua kasus code blue harus mengirim ke ETD untuk
evaluasi lebih lanjut dan manajemen terlepas hasilnya.
4.Perawatan Definitif
a.Keadaan darurat medis yang terjadi di setiap daerah
baik klinis atau non-klinis dan baik melibatkan rawat
inap atau rawat jalan (umum) akan dihadiri oleh para
tim tanggap code blue, pasien ini akan diangkut ke ETD
untuk resusitasi lanjut dan perawatan definitif dimana
tempat-tempat ini biasanya
www.serpihanilmuku.blogspot.com
tidak memiliki infrastruktur yang memadai dan
peralatan untuk perawatan lanjutan.
b.Jika resusitasi tidak berhasil (korban meninggal di TKP),
korban masih perlu ditransfer ke ETD untuk
dokumentasi lebih lanjut atau konfirmasi kematian.
c. Setiap kasus code blue akan menerima perawatan
definitif setelah perawatan pasca integrasi serangan
jantung dan diskusi dalam ETD.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
6. Sekali pakai sarung tangan steril
7. Oro-faring dan naso-faring saluran udara
8. Extraglottic perangkat (LMA / LT)
9. Kursi roda atau tandu
10. Stetoskop
11. Alat suntik dan jarum
12. Infus set (termasuk semangat usap, branula
dan plester)
13. Glucometer
14. Obat-Dextrose 50%, Dekstrosa 10%, Normal
saline / Hartmann 's, Adrenalin, Atropin,
Amiodarone, Diazepam, GTN Tab dan Aspirin
15. Sphygmomanometer
16. Obor cahaya
e.Lanjutan pelatihan BLS dapat diperoleh melalui
komite CPR.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
Ketika muncul code blue, tim dokter dan paramedis yang
ditunjuk sebagai "code-team", bergegas ke pasien untuk
melakukan tindakan penyelamatan. Tim ini menggunakan
crash-cart, kursi roda / tandu, yang berisi alat - alat penting
seperti defibrilator, peralatan intubasi, suction, oksigen,
ambubag, obat-obatan resusitasi (adrenalin, atropin, lignocaine)
dan IV set untuk menstabilkan pasien. Tim akan
mempraktekkan keterampilan BLS dan Advanced Cardiac Life
Support (ACLS) untuk resusitasi pasien.
Peralatan resusitasi diletakkan di area yang sering
membutuhkan bantuan resusitasi sehingga bila code blue
muncul tim yang ditunjuk sebagai code blue Tim akan segera
dapat mengakses peralatan tersebut. Jika code blue disebut di
suatu daerah tanpa crash- cart, tim yang ditunjuk code blue
akan membawa crash-cart atau kit resusitasi.
4.2 Komunikasi
Tersedia Medical Emergency Call Centre (MECC) yaitu
panggilan khusus yang mengaktifkan tim Code Blue Respon
Primer
Anggot bystander/penemu pertama terlebih dahulu melakukan BLS/CPR bila memiliki skill yang cukup
Lanjutk n BLS/CPR sampai tim code blue datang
Jika tidak memiliki skill BLS, tunggu pertolongan datang, sementara menunggu, amankan korban dari kerumunan
Segera hubungi code blue rumah sakit untuk mengaktivasi “Hospital alert” BY STANDER
Setlah mengaktifasi code blue, tim primer yang bertugas di sekitar tempat kejadian bergegas menuju tempat keja
Mulai a au lanjutkan BLS/CPR sementara menunggu tim code blue sekunder/ETD datang
Setelah tim code blue sekunder/ETD datang, mereka akan mengambil alih resusitasi
BLS dilanjutkan dan lakukan AED
TIM CODE BLUE
Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan oleh tim SEKUNDER
code blue
www.serpihanilmuku.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
www.serpihanilmuku.blogspot.com
BIOGRAFI
Perdana R
Purnomo Blitar,
27-10-1989
Talun, Blitar
Dian Bekti S
Blitar, 05-02-
1989
Kuningan,
Blitar
Nita Aprilia
Kediri, 11-04-
1989
Keras, Kediri
Nurina Hildayanti
Blitar, 16-08-1988
Blitar
Kartika Hari K
Blitar, 13-04-
1989
Wlingi, Blitar