Anda di halaman 1dari 2

1.

Konsep
Wakaf tunai di Indonesia Saat ini sedang dalam masa gencar-gencarnya dikarenakan
wakaf tunai dapat membantu mensejahterkan kemaslahatan umat, maka dari itu perlu
adanya analisi lebih lanjut mengenai optimalisasi pengelolaan wakaf tunai supaya wakaf
tunai tersebut bisa berkembang lebih efektif, mengingat potensi pada wakaf tunai sangat
besar namun dalam penghimpunan dan pengadaan belum optimal.
2. Proporsi
Pengelolaan dan optimalisasi wakaf tunai terkait erat dengan pengelola wakaf itu

sendiri (nazhir). Karena nazhir merupakan pengelola yang nantinya akan mengelola dan

mengembangkan harta wakaf tersebut, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh

masyarakat dengan tidak mengurangi nilai wakaf itu sendiri. Jika seorang nazhir

memiliki kecerdasan intelektual maka wakaf akan dijalankan dengan optimaakan tetapi

hal ini tidak bisa dijadikan kreteria penilaian kecerdasan intelektual karena belum tentu

yang berpendidikan formal mengalahkan kemampuan yang tidak berpendidikan formal,

seperti alaumni pesantren dan lain sebagainya.

3. Variabel

Kecerdasan intelektual seorang nazhir dapat dikur dengan beberapa kreteria meliputi

Akuntabilitas, SDM , Capain, Produk.

4. Teori

Dilihat dari fenomenolgi banyak asumsi-asumsi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi optimalisasi pengelolaan wakaf tunai tersebut, ada beberapa faktor yang

membuat wakaf tunai tersebut tidak berjalan dengan baik, salah satunya adalah nazhir

(pengelola wakaf) maka dari itu peneliti menggunakan teori Analytical Network Process

(ANP) untuk mengetahui dari beberapa asumsi mengenai faktor yang menghambat

optimalisasi pengelolaan wakaf tunai tersebut apakah peran kecerdasan intelektual nazhir
berpengaruh dalam optimalisasi pengelolaan wakaf tunai tersebut. Analytical Network

Process (ANP) menurut Rusydiana. Aam Salamet dan Devi Abrista (2013) Analytical

Network Process (ANP) merupakan teori matematis yang mampu menganalisa pengaruh

dengan pendekatan asumsi-asumsi untuk menyelesaikan bentuk permasalahan. Metode

ini digunakan dalam bentuk penyelesaian dengan pertimbangan atas penyusain

kompleksitas masalah secara penguraian sintesis disertai adanya skla prioritas yang

menghasilkan pengaruh prioritas terbesar.

5. Hipotesis

Seorang nazhir (pengelola wakaf) yang mempunyai kecerdasan intelekual akan lebih

optimal dalam mengelola wakaf tunai dikarenakan orang yang mempunyai daya

intelektualitas dapat menumbuhkan ide-ide kreatif serta nalar yang bagus untu

mengembangkan wakaf sesuai dengan perkembangan zaman dalam artian tidak

mengurangi nilai-nilai dasar dari wakaf itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai