Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pembahasan Jurnal

“Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien


di Rawat Jalan RSUD Jogja”

Kelompok 1:

Muhammad Mabrur Rizal (1414314201039)


Amelia Oktaviany (1814314201039)
Adisty Putri O. (1914314201029)
Ana Khumaidita Putri (1914314201031)
Delta Putri (1914314201035)
Deva Natarumanda (1914314201037)
Eva Nurul F. (1914314201044)
Haenor Rafik (1914314201045)
Jihan Naura H. (1914314201048)
Nadiah Putri Adiningsih (1914314201056)
Rastina Dowansiba (1914314201060)

STIKES MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya.
Tanpa kekuatan, petunjuk, dan pertolongan-Nya, kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun pada berdasarkan
tugas dari mata kuliah Komunikasi Keperawatan. Makalah ini memuat tentang
“Makalah Pembahasan Jurnal: Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat
Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja”.
Selanjutnya, dalam kesempatan ini kami selaku penulis tidak lupa untuk
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak
langsung dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami selaku penyusun berharap makalah yang kami buat ini dapat dinilai
dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai
kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Malang, 6 April 2020

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
2.1 Issue Terbaru Terkait Komunikasi Keperawatan ……..…………….. 6
2.2 Pembahasan Kasus …………………...……………………………... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan
perawat sebagai petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komunikasi
berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi
kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia
masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut
atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang
diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya
memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan
kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan
sebagainya.
Komunikasi teraupetik menjadi sangat penting karena dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi
perawat yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan
atau pemuliha pasien. Dengan memiliki keterampilan komunikasi terapeutik
yang baik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya
dengan pasien, dan hal ini akan lebih efektif bagi perawat dalam memberikan
kepuasan profesional dalam asuhan keperawatan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati,
2003 48). Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan
titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.
Persoalan mendasar dan komunikasi in adalah adanya saling membutuhan
antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam
komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan
pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003: 48). Komunikasi terapeutik
bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan,
disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai
karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia
dengan beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003: 50).

2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik


Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah membantu pasien untuk
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi
orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri (Indrawati, 2003: 48). Kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh
kualitas hubungan perawat-klien, bila perawat tidak memperhatikan hal ini,
hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan
dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan
sosial biasa.

2.3 Karakteristik Komunikasi Terapeutik


Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu
sebagai berikut: (Arwani, 2003: 54)

5
1. Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa diterima
dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan
memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan
kondisinya secara tepat.
2. Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif
dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak
berlebihan.
3. Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat
memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga
pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.

6
BAB III
REVIEW JURNAL

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan cross


sectional, yaitu jenis survei yang mengamati sebuah objek penelitian, baik satu
maupun beberapa variabel, dengan cara menghimpun data pada suatu masa yang
sama. Subyek pada penelitian ini, adalah pasien di RSUD kota Jogja, sedangkan
objek pada penelitian ini adalah pasien IGD dan Poliklinik di RSUD kota Jogja.
Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah mendapat
pelayanan di poliklinik dan IGD RSUD Jogja minimal 1 kali dengan usia diantara
18-55 tahun. Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa dalam pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat pada tahap orientasi, kerja dan terminasi di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Jogja yang terbanyak mengatakan sering dan selalu melakukan
komunikasi teraupetik adalah pada tahap orientasi yaitu sebanyak 57 sampel dari
140 mengatakan sering.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa


terdapat pengaruh yang signifikan dari pelaksanaan komunikasi terapeutik

7
perawat terhadap kepuasan pasien di IGD dan Poliklinik RSUD Jogja yang
didukung dengan adanya penelitian terhadap semakin baik pelaksanaan
komunikasi terapeutik, maka semakin puas pasien.
Hasil penelitian menunjukkan Komunikasi Terapeutik Perawat pada
Tahap Orientasi, yaitu menurut penilaian responden, komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja pada tahap
orientasi “sering” dilakukan dengan jumlah 57 responden dengan persentase
38,14% dengan tingkat kepuasan pasien “puas” dengan jumlah 47 responden
dengan persentase 33.57%. Tahap Orientasi adalah tahap yang dimulai dengan
pertemuan dengan pasien dimana bertujuan dalam memvalidasi keakuratan data
dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan pasien saat ini.
Distribusi responden terhadap palaksanaan komunikasi terapeutik perawat
di poliklinik pada fase orientasi yang paling tinggi persentasenya adalah 35,1 %
“raguragu” karena pada fase orientasi beberapa perawat di poliklinik ada yang
melakukan komunikasi terapeutik dan ada yang masih belum melakukan
komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan kesehatan.kepuasan pasien
adalah suatu tingkat perasaan yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan
kesehatan yang diperoleh setelah pasien mebandingkan dengan apa yang
diharapkan.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak terlepas dari sikap
dan perilaku dalam berkomunikasi dengan pasien yang dapat mempengaruhi
kepuasan pasien, meskipun sarana dan prasarana pelayanan sering dijadikan
ukuran mutu oleh pelanggan namun\ ukuran utama penilaian tetap sikap dan
perilaku pelayanan yang ditampilkan oleh petugas.Sikap dan perilaku yang baik
oleh perawat sering dapat menutupi kekurangan dalam hal sarana dan prasarana.
Komunikasi yang dilakukan perawat dalam menyampaikan informasi sangat
berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian didapatkan, bahwa ada
hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.Perawat
merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien, hal ini disebabkan
karena seringnya interaksi antara perawat dan pasien selama menjalani masa
perawatan.

8
Dari gambaran hasil keseluruhan tentang komunikasi terapeutik perawat di
rawat jalan RSUD Jogja, responden merasa puas dengan komunikasi terapeutik
perawat baik itu tahap orientasi, tahap kerja maupun tahap terminasi. Komunikasi
terapeutik yang di aplikasikan secara baik akan memberikan kenyamanan
tersendiri kepada pasien sehingga membuat pasien merasa puas atas pelayanan
yang diberikan terutama dalam hal komunikasi terapeutik.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1. Critical Review


Secara garis besar jurnal ini menjelaskan tentang pengaruh
komunikasi terapeutik terhadap kepuasan klien di IGD dan Poliklinik
RSUD Jogja dimana penulis melakukan penelitian dengan metode
pendekatan cross sectional, yaitu jenis survei yang mengamati sebuah
objek penelitian, baik satu maupun beberapa variabel, dengan cara
menghimpun data pada suatu masa yang sama. Dalam jurnal ini
didapatkan hasil bahwa responden merasa puas dengan komunikasi
terapeutik perawat baik itu tahap orientasi, tahap kerja maupun tahap
terminasi. Komunikasi terapeutik yang di aplikasikan secara baik akan
memberikan kenyamanan tersendiri kepada pasien sehingga membuat
pasien merasa puas atas pelayanan yang diberikan terutama dalam hal
komunikasi terapeutik.
Hasil penelitian dalam jurnal ini disajikan dalam tabel yang
berisikan presentase yang diperoleh dari responden. Hal ini dapat
memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

4.2. Leason Learned


Terdapat pengaruh dari pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat
terhadap kepuasan pasien sehingga perawat dan calon perawat hendaknya
lebih memahami konsep komunikasi terapeutik. Dan hendaknya bagi
pihak manajemen rumah sakit memberlakukan kebijakan tentang
komunikasi terapeutik yang dimasukkan dalam poin penilaian kinerja dan
monitoring dan evaluasi setiap perawat tentang komunikasi terapeutik
perawat.

10
11

Anda mungkin juga menyukai