Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

GEOMORFOLOGI PANTAI

MAPPING OF COASTAL LANDFORMS AND VOLUMETRIC CHANGE ANALYSIS


IN THE SOUTH WEST COAST OF KANYAKUMARI, SOUTH INDIA USING
REMOTE SENSING AND GIS TECHNIQUES
dan
COASTAL TYPOLOGY OF LANDFORM IN PELABUHAN RATU BAY,
SUKABUMI REGENCY, JAWA BARAT PROVINCE

Oleh :

Muhamad Khairul Rosyidy 1706035391

DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
1. Review Jurnal
Jurnal 1
Judul Mapping the coastal geomorphological landforms through Aster DEM and Landsat
data–a case study from TuticorinVembar coastal stretch, southeast coast of India
Jurnal Journal of Coastal Sciences
Volume & Halaman Volume 1(1), halaman 1 sampai 5
Tahun 2014
Penulis Magesh, N. S., Chandrasekar, N., & Kaliraj, S.
Tujuan Penelitian Memetakan fitur morfologi pesisir di Pantai Tuticorin-Vembar menggunaka data DEM
Wilayah penelitian Bentangan pantai membentang dari Tuticorin ke Vembar (78 ° 10ʹ E dan 8 ° 47ʹ N
hingga 78 ° 22ʹ E dan 9 ° 04ʹ N) dengan jarak sekitar 40 km panjangnya.
Assesment Data Data DEM Aster Proyeksi WGS 1984 UTM, zona 44N
Landsat data digunakan untuk memvisualisaikan hasil pengolahan data
Pengolahan data menggunakan ArcGIS 10
Metode Penelitian DEM Processing
1. Melakukan rectified pada DEM dengan mendefinisikan Proyeksi menjau WGS
1984 UTM, zona 48 N.
2. Selanjutnya yakni menghapus eror seperti ‘Shinks’ dan mengeliminasi
diskontinuitas pada DEM
3. Selanjutya membuat Hillshade untuk dijadikan latar belakang pada layer landsat
yang sudah ditransparansi 30% dan 70%
4. Selanjutnya dalah melakukan verifikasi lapangan
Prosesing citra dan klasifikasi
1. Geomorfologi pesisir didapatkan dengan interpretasi citra hasil composit
falsecolor
2. Selanjutnya adalah melakukan klasifikasi unsupervised untuk mendapatakan
fiture geomorfologi
3. Survey lapangan dilakukan menverifikasi seperti topografi, relief, tutupan
permukaan, tanah dan vegetasi.
Kekuatan Penelitian Mampu melakukan pemetaan objek geomorfologi dengan data yang terbatas (DEM dan
Citra Landsat)
Kelemahan Penelitian Tidak menunjukan foto atau gambar sampel dari objek geomorfologi yang di verifikasi
atau divalidasi
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah bahwa daerah penelitian memiliki berbagai bentang
alam geomorfologi seperti punggungan pantai, dataran aluvial, dataran delta, endapan
saluran, bukit pasir, punggungan linier, lumpur datara, tanah polos, rawa garam,
lembaran pasir, bar pasir, pantai, dan saluran air belakang. Fitur bentang alam yang
dominan seperti punggung pantai dan dataran aluvial ditemukan di dekat sistem sungai
Vembar dan Vaippar. Dataran Garam adalah fitur dominan lainnya, yang telah
berevolusi dari pembersihan dataran lumpur dan tanah rawa asin oleh aktivitas manusia.
Semua bentang lahan ini terbentang dari area pantai Tuticoriin, Taruvaikulam,
Veppalodai,Vaipar, dan Vembar. Berikut adalah saebaran bentang lahan pesisir di
wilayah penelitian:

Terdapat kompleks gundukan pasir dengan pasir berktekstrur sedang hingga halur
terdapat antara area Vembar hingga Tuticorin. Gundukan pasir ini terbentuk akibat
proses oleh angin (aeolian process) yang menghasilakan migrasi bukit pasir dengan
perubahan bentuk dan pola dariwaktuke waktu tapi cenderung sejajar dengan garis
pantai. Sedangkan terdapat beberpa Bar di mulut sungai Vembar. Dengan bentuk lahan
estuary lainya.
Jurnal 2.
Judul Coastal Typology of Landform in Pelabuhan Ratu Bay, Sukabumi Regency, Jawa
Barat Province
Jurnal E3S Web of Conferences 
Volume & Halaman Volume 73
Tahun 2018
Penulis Giovani, C., Damayanti, A., & Susiloningtyas, D
Tujuan Penelitian Menganalisis bentang lahan dan tipologi pantai untuk mendukung penngembangan
pariwisata.
Wilayah penelitian Sepanjang pantai Teluk Pelabuhan Ratu
Assesment Data - DEM SRTM digunakan untuk membuat peta ketinggian.
- Peta geologi bagian Jampang
Metode Penelitian Metode ini menggunakan overlay denggan mengoverlay peta ketinggian dan,
klerengan, observasi lapangan dan verifikasi lapangan. Peta ketinggian dan lereng
dibuat menggunakan data DEM dengan klasifikasi ketinggian menurut Van Zudam
(1985). Selanjutnya adalah dengan menklasifikasikan topologi pantai berdasarkan
Sedimen pantai, bentuk medan, sedimentasi sungai dan gelombang laut. Klasifikasi
pantai dibagi menjadi 3 yakni pantai berpasir, pantai berbatu, dan pantai berlumpur.
Berdaarkan genesanya pantai diklasifikasikan juga menjadi pantai erosi, patai
deposisi, pantai aeolian, pantai volcanic, pantai structural, pantai solutional (pantai
karst). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial deskriptif
untuk menjelaskan tipologi pantai di sepanjang pantai teluk pelabuhan ratu.
Kekuatan Penelitian Menunjukan dengan detail karakteristik dari tipologi pantai pada ekoturism teluk
pelabuhan ratu dan mempisualisasikan dengan bentuk peta
Kelemahan Penelitian Tidak menunjukan tahapan penilitian secara sistematis dalam bentuk diagram alir.
Hasil Penelitian Terdapat 11 objek ekoturism yang ada di wilayah penelitian, yakni Pantai Cibareno,
Pantai Cibangban, Pantai Karanghawu, Pantai Cimaja dan Pantai Karang Naya di
Kecamatan Cisolok; Pantai Muara Cikakak dan Pantai Kadaka di kecamtatan Cikakak
; Pantai itepus, Pantai Gado Bangkong dan Pantai Karang Pamulang di Kecamatan
Pelabuhan Ratu; Pantai Loji di kecamatan Simpenan,
Bentang Lahan Pesisir Di Teluk Pelabuhan Ratu
Kawasan ekowisata Teluk Pelabuhan Ratu yang terdiri dari empat kecamatan.
Cisolok, cikakak, Pelabuhan Ratu, dan Simpenan, memiliki varian ketinggian;
Namun, itu didominasi oleh ketinggian sedang. Kemiringan di kecamatan Cisolok,
Cikakak, Pelabuhan Ratu, dan Simpenan, yang merupakan kawasan ekowisata
Pelabuhan Ratu beragam. Daerah lereng antara 56 - 100% memeiliki area terkecil
karena hanya memiliki 0,024 km2 atau sekitar 0,02% dari total wilayah penelitian dan
terletak di tengah-tengah Kabupaten Pelabuhan Ratu. Daerah lereng antara 21 - 55%
merupakan daerah lereng dominan di daerah penelitian, dengan luas 225,99 km2 atau
40,9% dari daerah yang diteliti. Pada wilayah penelitian ada enam kelas bentuk
bantuan atau bentuk medan. Daerah dengan bentuk dataran datar - hampir datar di
Kawasan Ekowisata Teluk Ratu hanya tersedia luas 0,96 km2 atau 0,17% dari total
wilayah penelitian dan terletak di pantai Pelabuhan Ratu dan Kecamatan
Penyelamatan. Bentuk medan berbukit - gunung adalah jenis bentuk yang
mendominasi wilayah penelitian. Ini memiliki area 283 km2 atau sekitar 51,6% dari
total area penelitian.
Ada empat jenis bentuklahan pantai di wilayah studi, yaitu, bentuklahan endapan laut,
bentuklahan tektonik atau struktural, bentuklahan fluvial, dan bentuklahan vulkanik.
Bentuklahan dari daerah penelitian didominasi oleh bentuklahan vulkanik dengan
bantuan wilayah bergelombang, pasir dan material pantai berbatu. Objek wisata
pantai di Kawasan Ekowisata Teluk Pelabuhan Ratu hanya memiliki 2 jenis
bentuklahan, yaitu bentuklahan vulkanik dan bentuklahan marine.
Tipologi pantai ekoturism teluk pelabuhan ratu
Tipologi pantai di Kawasan Ekowisata Teluk Pelabuhan Ratu didominasi oleh
tipologi pantai berpasir, yang secara geologis tersusun oleh alluvium, dengan ukuran
pasir homogen sebagai hasil dari pelapukan dan pengangkutan Sungai Cimandiri yang
dipengaruhi oleh proses laut. Di sisi lain, tipologi pantai berbatu hanya ditemukan di
Pantai Cibangban, Pantai Karang Hawu, Pantai Karang Haji, Pantai Cimaja, dan
Pantai Loji. Batu-batu yang ditemukan di pantai-pantai itu bervariasi; satu unit
Formasi Jampang dan ada singkapan batuan berupa batupasir, breksi, dan terumbu
karang.

Pantai Cibangban dan Loji digolongkan sebagai pantai vulkanik yang merupakan
bagian dari bentukan asal vulkanik karena material berpasir dan berbatu di pantai,
juga relief datar dan bergelombang. Pantai Cimaja memiliki karakteristik relief
berbatu dan datar, sehingga diklasifikasikan sebagai bentukan asal vulkanik, dan
merupakan bagian dari pantai vulkanik. Pantai Karang Naya, Muara Cikakak, dan
Kadaka diklasifikasikan sebagai bentukan asal vulkanik dan merupakan bagian dari
pantai vulkanik karena pasangannya yang berpasir dan relief yang rata. Pantai
Citepus, Gado Bangkong, dan Karang Pamulang memiliki material berpasir dan relief
datar dan karena alasan itu pantai tersebut diklasifikasikan sebagai pengendapan laut,
dan merupakan pantai pengendapan laut. Pantai Karang Hawu dan Karang Haji
memiliki organisme pesisir; terumbu karang, relief datar dan bergelombang. Dengan
demikian, mereka diklasifikasikan sebagai asal-usul organisme, dan merupakan pantai
organik

2. Perbandingan Pantai di Indonesia dan India


Bentuklahan pesisir di masing-masing wilayah tentunya memiliki perbedaan tergantung dari
proses pemebentuknya, jenis materialnya, karakteristik ombak danlain sebagaianya. Pada
penelitian pertama, wilayah penelitian merupakan bentangan dari 5 pantai di India yakni
pantai Tuticoriin, Taruvaikulam, Veppalodai,Vaipar, dan Vembar. Sedangkan pada daerah
ekoturism Teluk Pelabuhan Ratu, Indonesia terdapat 11 pantai yakni Pantai Cibareno, Pantai
Cibangban, Pantai Karanghawu, Pantai Cimaja dan Pantai Karang Naya di Kecamatan
Cisolok; Pantai Muara Cikakak dan Pantai Kadaka di kecamtatan Cikakak ; Pantai itepus,
Pantai Gado Bangkong dan Pantai Karang Pamulang di Kecamatan Pelabuhan Ratu; Pantai
Loji di kecamatan Simpenan. masing-masing memiliki perbedaan dan kesamaan
karakteristik.
Penelitian kedua lebih menkaji objek geomorfologi pantai secara mikro, sebgaian besar
wilayah pantai pada daerah penelitian merupakan daerah berapasir. Dengan diselingi dengan
benttuk lahan pluvial seperti bar dan dataran Delta. Dan proses pembentuknya sebagia
adalah proses marine, aeolian dan fluvial.

Sedangkan pada pantai di Indonesia yakni ekoturim teluk pelabuha ratu, sebagian besar
merupakan pantai dengan bentukan asal vulkanik yaknni dinamakan pantai vulkanik.
Bentukan lahan oleh proses fluvial terdapat di sekitar sungai. Persamaan dari kedua wilayah
area pantai ini adaalah sama-sama teerdapat pantai berpasir yakni membentang dari
Tuticorin ke Vembar, di India. Sedangkan di Indonesia yakni teluk pelabuhan ratu terdapat
di Pantai Citepus, Gado Bangkong.

Kesimpulan
Kedua wilayah pantai ini memiliki perbedaan dan persamaan bergantung dari lokasi area
pantai tersebut. Perebedaanya adalah pada proses pemebntukan bentang lahan pesisirnya.
Pada area pesisir pantai di India (Tuticorin-Vembar), proses pembetukan sebagian berasal
dari betuklahan marine, fluvial (delta, bar dll), dan aeolian (sand dunes, sand bridge dll).
Sedangkan di Indonesia (teluk pelabuhan ratu), sebagian besar proses bentukannya
melibatkan proses vulkanik sehingga sebagian besar pantai dalah pantai vulkanik.
Persemaannya erdapat pada jenis material dan sama-sama memiliki wilayah pantai berpasir.
Kedua penelitian ini menunjukan sekala geomorfologi dan metode penelitian yang berbeda.
Sehingga pada penelitian pertama lebih membahas objek geomorfologi pantai yang lebih
detail, sedangkan pada penelitian kedua objek geomorfologi yang dibahas memiliki skala
yang kecil terbatas pada proses bentukanlahan (vulkanik, fluvial dll).

Sumber:

Magesh, N. S., Chandrasekar, N., & Kaliraj, S. (2014). Mapping the coastal
geomorphological landforms through Aster DEM and Landsat data–a case study from
TuticorinVembar coastal stretch, southeast coast of India. Journal of Coastal Sciences, 1(1),
1-5.

Giovani, C., Damayanti, A., & Susiloningtyas, D. (2018). Coastal Typology of Landform in
Pelabuhan Ratu Bay, Sukabumi Regency, Jawa Barat Province. In E3S Web of
Conferences (Vol. 73, p. 04012). EDP Sciences.

Anda mungkin juga menyukai