Pengukuran Peta Dasar Bidang Menggunakan Peta Kadastral Dan Foto Udara
Muhamad Khairul Rosyidy 1706035391
Dalam mendapatkan peta dasar bidang tanah, hal pertama yang harus dilakukan adalah pengukuran batas bidang tanah. Setelah pengukuran dilakukan, selannjutnya adalah melakukan pendaftaran tanah berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah dan undang-undang No. 5 tahun 1960 yang mengatur tentang pengukuran, pemetaan, dan pembukuan tanah. Terdapat dua metode pengukuran batas bidang tanah. Pertama yakni dengan pengukuran teretris yang menghasilkan peta kadstral dan metode interpretasi foto udara atau citra satelit. Peta kadestral merupakan peta yang dihasilkan dari pengukuran dan pendaftaran bidang tanah (Syaifulloh A., dan Kusmiarto, 2014) Foto udara adalah suatu rekaman detail perukaan bumi yang dipngeruhi oleh panjang focus lensa kamera, ketinggian terbang pesawat, waktu pemotretan, jenis film dan filter yang dipakai saat pemotretan (Noor D., 2012). Dalam pengukuran bidang tanah menggunakan interpretasi foto udara, pendaftaran dilakukan dengan cara melakukan identifikasi titik-titik batas bidang tanah yangsudah ditetapkan di lapangan. Namun terdapat kendala dalam pengukuran bidang tanah menggunakan interpretasi foto udara menurut (Sudarsono dan Nugraha, 2008). Kendala-kendala tersebut yakni biasanya foto udara atau citra satelit tertutup awan, di tempat tersebut tertutupi kanopi pohon, terdapat rumah-rumah yang padat, dan terakhir tempat tersebut punya potensi mengalami perubahan lahan secara cepat. Dalam penyusunan peta dasar bidang hal yang harus diketahui dahulu adalah mengetahui konsep pemetaan bidang tanah dan peta bidang tanah. Pemetaan bidang tanah adalah kegiatan menggambarkan hasil pengukuran bidang tanah di atas. Pendaftaran dengan cara digital, sehingga letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui. Sedangkan peta bidang tanah adalah gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada suatu wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh pemilik dan para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan pengumuman (Sudarsono, 2008). Penyusunan peta dasar bidang dari interpretasi foto udara harus mengikuti Standar-standar teknis Pengukuran dan Pemetaan Kadastral yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, PMNA / KBPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No. 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. hasil pengukuran akan diperoleh data teknis mengenai letak, batas dan luas bidang tanah sehingga dapat memenuhi asas kontradiktur delimitasi Apabila tidak ada keberatan atau sanggahan dari masyarakat atau para pihak yang berbatasan di lokasi bidang tanah, maka dapat diterbitkan sertifikat atas bidang tanah • Noor. Djauhari. 2012. Bab 9 : Geologi Foto https://www.academia.edu/12160914/Foto_Udara tanggal 11/09/2019 • Syaifulloh A., dan Kusmiarto. 2014. Modul Survey Kadastral. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional : Yogyakarta • Sudarsono B., dan Nugraha A. L. 2008. Pengukuran dan Pemetaan Kadastral dengan metode identifikasi Foto. Jurnal TEKNIK. Vol 29(1)