Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Infeksi Jantung adalah infeksi yang terjadi pada bagian  lapisan jantung bagian
dalam  dan katup. Infeksi dapat terjadi pada organ jantung seperti halnya
organ-organ lain, dalam hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Disebabkan oleh
bakteri streptokokkus,stapilokokkus, virus, jamur.  Infeksi jantung
(perikarditis, endokarditis dan miokarditis) merupakan kasus infeksi yang
menyerang pada sistem kardiovaskuler. Ada beberapa penyakit yang
menyerang organ vital ini, diantaranya Endokarditis, Miokarditis dan
Perikarditis (Muttaqin,Arif. 2010).

Infeksi jantung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Perikarditis
a. Pengertian
Perikarditis adalah peradangan pada lapisan pelindung jantung atau
perikardium. Diantara lapisan perikardium visceral dan parietal terdapat
ruang sempit berisi cairan yang fungsinya mencegah gesekan antara
kedua lapisan terutama pada saat jantung bergerak memompa. Respon
perikardium terhadap peradangan bervariasi dari efusi perikardium,
deposisi fibrin, proliferasi jaringan fibrosa, pembentukan granuloma,
atau kalsifikasi (Muttaqin,Arif. 2010).
Perikarditis adalah inflamasi pada perikardium dan dapat bersifat akut
atau kronis (kambuhan). Tidak diketahui mengapa perikarditis dapat
vbersifat akut pada seseorang klien dan kambuhan pada orang lain
(keperawatan medikal bedah : elseiver. Edisi 8 buku 3, hal: 75).
Perikarditis adalah inflamasi perikardium akut atau kronik, mungkin
idiopatik atau akibat dari infeksi bakteri, infeksi virus, 4-6 minggu

5
6

setelah operasi jantung atau infark miokard (Purwati. Sulastri ; Tinjauan


Elseiver Buku Keperawatan Anak edisi 1 hal : 186-187).

b. Etiologi
Penyebab paling sering dengan urutan adalah : infeksi virus, infeksi
bakteri, uremia, trauma, sindrom paska infark, sindrom paska
perikardiotomi, neoplasma dan idiopatik.

c. Patofisiologi
1. Proses perjalan penyakit
Patofisiologi perikarditis bermula dari adanya proses peradangan
yang diakibatkan oleh infeksi virus dan infeksi bakteri yang dapat
menimbulkan penumpukan cairan efusi dalam rongga perikardium
dan dapat menimbulkan kenaikan tekanan intrakardial. Kenaikan
tekanan tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi jantung,
sehingga akhirnya dapat menimbulkan proses fibrotik dan penebalan
perikardial, setelah lama kelamaan maka akan terjadi kontriksi
perikardial dengan pembentukan cairan, jika berlangsung secara
kronis maka akan menyebabkan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat fibrosa yang berlebihan dalam suatu
organ atau jaringan dalam sebuah proses reparatif
atau reaktif).

2. Manifestasi Klinik
a) Sakit dada sub sternal/para sternal , kadang menjalar ke bahu,
lebih ringan bila duduk.
b) Pemeriksaan klinik ditemukan perikardial friction rub dan
pembesaran jantung.
c) Tanda-tanda penyumbatan ditemukan lewat tekanan vena
meningkat, hematomegali dan udem kaki, bunyi jantung lemah,
tetapi dapat normal bila efusi perikard berada dibelakang.
7

d) Foto rontgen tampak normal bila efusi perikar sedikit. Tampak


bayangan jantung membesar bila efusi perikard banyak.
e) EKG memperlihatkan segmen ST tanpa perubahan resiprokal,
voltase QRS rendah. Pemeriksaan Echo: M-mode dua dimensi
sangat baik untuk memastikan adanya efusi dan banyaknya
cairan.

3. Komplikasi
a) Tamponade jantung
Adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan
penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan
(darah, nanah) atau gas diruangan perikardium (ruangan antara 2
selaput pelapis jantung), yang disebabkan karena trauma atau
robeknya otot jantung, atau karena pembesaran cairan (efusi).
Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah
keseluruh tubuh secara optimal.
b) Aritmi jantung
Contoh contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial
fibrilation, atrial flutter, and atrial atau AV node menyebabkan
denyut jantung yang cepat.
c). Nyeri dada berulang-ulang.

2. Miokarditis
a. Pengertian
Miokarditis adalah radang otot jantung atau miokard. Peradangan ini
dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti
cocksakie virus, difteri, campak, influenza, polio mielitus, dan berbagai
macam bakteri, jamur, dan parasit. Miokarditis menyerang semua umur.
Sebagian besar dapat sembuh spontan. Miokarditis post mortem karena
peradangan fokal atau difus. Miokarditis sering disertai radang perikard
atau mioperikarditis (Muttaqin,Arif. 2010).
8

Miokarditis adalah inflamasi pada dinding miokardium, inflamasi tidak


terbatas pada miokardium tetapi meluas ke perikardium sehingga dapat
menyebabkan perikarditis. (keperawatan medikal bedah : elseiver. Edisi
8 buku 3, hal: 75).
Miokarditis adalah inflamasi miokardium, dapat disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, mikotik, parasit, protozoa, kutu, demam reumatik,
endokarditis, dan gangguan sistem kekebalan tubuh (Purwati. Sulastri ;
Tinjauan Elseiver Buku Keperawatan Anak edisi 1 hal : 186-187).

b. Etiologi
Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi, terutama oleh
virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, dan spiroseta, atau dapat juga
disebabkan oleh keadaan hipersensitifitas seperti demam rematik. Jadi,
miokarditis dapat terjadi pada pasien dengan infeksi akut, yang
menerima terapi imunosupresif, atau yang menderita endokarditis
infeksi. Virus lain yang dapat menyebabkan miokarditis adalah polio
myelitis, campak, rubella, CMV, HIV, arbovirus, herpes, dan influenza.
Bakteri dapat disebabkan oleh streptokokus, salmonela typhi.

c. Patofisiologi
1. Proses perjalanan penyakit
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga
mekanisme dasar :
a) Invasi langsung ke miokard.
b) Proses immunologis terhadap miokard.
c) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, fase pertama (akut)
berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi invasi
virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian
terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau
9

dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer


cell (sel NK).
Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan
sistem imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya
antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel
yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang
minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan
sel-sel endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai
penyebab spasme mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan
mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari
respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang
menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang
mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot
jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi
jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini
mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang
berakhir dengan payah jantung.

2. Manifestasi Klinik
Gejala miokarditis yang umum muncul pada anak adalah:
a) Lemas
b) Kehilangan nafsu makan
c) Batuk kronis
d) Sakit pada perut
e) Mengalami kesulitan bernafas
f) Demam
g) Ruam dan nyeri sendi
10

Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG sepintas, jarang


menyebabkan pembesaran jantung, irama gallop dan dekompensasi
jantung. Miokarditis oleh reuma akut disertai gejala berat .Gejala
yang sering ditemukan:
a) Takikardia : Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan
frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi .
b) Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot
jantung . Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup
dengan keras.
c) Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan
ventricular.
d) Gagal jantung : Dekompensasi jantung terutama mengenai
jantung sebelah kanan.

3. Komplikasi
a. Kardiomiopati
Kardiomipati adalah penyakit yang berhubungan dengan
miokardium atau otot jantung dimana terdapat kelainan pada
otot jatung secara secara struktur.
b. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi kronis ketika jantung tidak
memompa darah sebagaimana mestinya.
c. Efusi pericardial
Efusi perikardial adalah kondisi kelebihan cairan pada
perikardium.
d. AV block total
Av block total adalah penyumbatan sebagian atau seluruh
konduksi impuls listrik dari atrium jantung menuju ventrikel.
11

3. Endokarditis
a. Pengertian
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme pada endokardium atau katub jantung dilapisan
paling dalam pada jantung. Endokarditis tidak hanya terjadi pada
endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada
endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotika
perintravena atau penyakit kronik (MuttaqinArif. 2010).
Endokarditis adalah suatu kondisi inflamasi pada endokardium
terutama pada katup. Gangguan ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, tetapi hasil yang diharapkan dapat diperbaiki
dengan diagnosis cepat dan terapi yang efektif (keperawatan medikal
bedah : elseiver. Edisi 8 buku 3, hal: 75).
Endokarditis infektif adalah inflamasi pada lapisan dalam jantung dan
katup, dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau riketsial,
penyakit
jantung reumatik, adanya garis invasif, pengunaan obat IV (Purwati.
Sulastri ; Tinjauan Elseiver Buku Keperawatan Anak edisi 1 hal : 186-
187).

b. Etiologi
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans
yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas.
Sebelum ditemukan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi
disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik
streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang
merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi
endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang
menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah
stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob,
jamur, virus, ragi, dan kandida.
12

Faktor predisposisi adalah kelainan katup jantung, terutama penyakit


jantung reumatik, katup aorta bikuspid, prolaps katup mitral dengan
regurgitasi, katup buatan, katup yang floppy pada sindrom Marfan,
tindakan bedah gigi atau orofaring yang baru, tindakan atau
pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas.

c. Patofisiologi
1. Proses perjalanan penyakit
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptococus virdans
yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran nafas bagian atas.
Sebelum ditemukan antibiotik, maka 90-95% endokarditis infeksi
disebabkan oleh stropkokus virdans, tetapi sejak adanya antibiotik
streptococus virdans 50% penyebab infeksi endokarditis yang
merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi
endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang
menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya
adalah streptococus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif
aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida. Faktor-faktor
predisposisi dan faktor pencetus:
Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan
jantung dapat berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung
bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps
katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof
obstruksi.
Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik
dengan fibrilasi dan gagal jantung. Infeksi sering pada katub mitral
dan katub aorta. Penyakit jantung bawaan yang terkena
endokarditis adalah penyakit jantung bawaan tanpa sianosis,
dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila ada kelainan
organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi
endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat imunosupresif
13

atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis, serosis hepatis,


diabetes militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit
gunjal, dan penyalahgunaan narkotik intravena. Faktor pencetus
endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada
gigi dan mulut, katerisasi saluran kemih, tindakan obstretik
ginekologik dan radang saluran pernafasan.
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas
selain itu juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta
pembuluh darah dan kulit. Endokard yang rusak dengan
permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan
menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin.
Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga
memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya
akan menambah kerusakan katub dan endokard, kuman yang
sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi
kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi
mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang
mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian
lepas dari endokard merupakan gambaran yang khas pada
endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam. Emboli
yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat
pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi
dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna,
jantung, anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di
ginjal. akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila
emboli pada kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.
14

2. Manifestasi Klinik
Endokarditis infektif akut lebih sering terjadi pada jantung normal.
Penyakit timbul mendadak. Tanda-tanda infeksi lebih menonjol
seperti panas yang tinggi dan menggigil, jarang ditemukan jari
tubuh dan janeway lesions (bercak kemerahan pada telapak tangan
dan kaki). Terdapat tanda-tanda pada mata berupa ptekie
konjungtiva, perdarah retina, kebutaan, tanda-tanda endoftalmitis
dan panoftalmitis. Emboli biasanya lebih sering terjadi dan
umumnya menyangkut pada arteri yang lebih besar sehingga
menimbulkan infark atau abses paru dan sebagainya. Bising
jantung baru atau perubahan bising jantung dapat terjadi. Tanda
tanda kelainan jantung penting untuk menentukan adanya kelainan
katub dan kelainan bawaa. Tanda yang lain adalah sesak nafas,
takikardi, aritmia, sianosis. Pada stadium akhir terjadi gagal
jantung.

3. Komplikasi
a. Gagal jantung
b. Aneurisme nekrotik (pada endokarditis infeksi).
c. Terbentuknya abses atau kumpulan nanah pada otak, paru
paru, maupun jantung.
d. Emboli paru, yaitu kondisi ketika pembuluh darah yang dari
jantung ke paru-paru mengalami penyumbatan.
e. Stoke

B. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi oksigen dan tirah baring
2. Perikardektomi
Dilakukan untuk operasi pengangkatan jaringan parut dan perikardium)
jika diindikasikan.
3. Pemantauan jantung
15

4. Antibiotik
Untuk meringankan penyebab infeksi kortikosteroid, agen anti inflamasi
non steroid untuk menekan aktivitas reumatik.

C. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah pertama yang paling penting dalam proses
keperawatan, pengkajian terdiri dari pengumpulan data informasi subjektif
dan objektif (tanda tanda vital, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan
fisik) dan peninjuaun informasi riwayat pasien pada rekam medik. (Wiley
Blackwell, Nanda 2015-2017 hal:24).
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan atau keletihan, tirah baring lama atau imobilisasi.
Tanda : Takikardi, penurunana TD, dispnea dengan aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat demam reumatik, penyakit jantung kongenital, bedah
jantung, & palpitasi.
Tanda :Takikardi, distritmia, friction rub perikardi, murmur
aorta/mitral, irama gallop, edema, ptekie.
3. Integritas Ego
Gejala : Ketakutan, perasaan mau pingsan, takut mati.
Tanda :Gelisah, gemetar, perilaku panik, wajah tegang, peningkatan
keringat.
4. Makanan atau cairan
Gejala :Mual, anoreksia.
Tanda :Edema.
5. Neurosensori
Gejala :Kesulitan berkonsentrasi, gangguan daya ingat atau
kemampuan berfikir, takikardi.
Tanda : Ganguan lingkup perhatian, disorientasi, perubahan pengaturan
atau adanya daya ingat segera, latergi, atau pingsan.
16

6. Nyeri atau kenyamanan


Gejala : Nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi, batuk,
gerakan menelan, berbaring hilang dengan duduk, bersandar
kedepan (perikarditis), nyeri dda/punggung/sendi (endokarditis).
Tanda :Perilaku distraksi, wajah mengkerut, merintih, gelisah,
menekan dada.
7. Pernapasan
Gejala :Nafas pendek kronik memburuk pada malam hari (miokarditis).
Tanda : Dispnea noktural, batuk, mengi, takipnea, krekel, dan ronki,
pernafasan dangkal.
8. Keamanan
Gejala : Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun,
SLE, atau penyakit kolagen lain.
Tanda : Demam.
9. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : Terapi IV jangka panjang dan pemberian terapi antibiotik,
penyalahgunaan obat parenteral.
Pertimbangan rencana pemulangan : Bantuan dalam menyiapkan
makanan, transportasi, kebutuhan perawatan diri.

10. Pemeriksaan Diagnostik


1. Perikarditis
a. Electrocardiogram (EKG atau ECG) ditemukan elevasi segmen
ST, depresi segmen PR dan sinus takikardi.
b. Foto Thorax tampak normal bila efusi perikard hanya sedikit,
tetapi bila banyak dapat terlihat bayangan jantung membesar
seperti bola air.
c. Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan LED dan
leukositosis.
17

2. Miokarditis
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan
darah dapat menemukan sebagian besar organisme pathogen.
Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat
meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard.
b. Foto thorak
Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.
c. Elektrocardiograf
Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan
gelombang T serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia atrial
atau ventrikuler, AV block, dan QT memanjang.
d. Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinetik, bersifat
regional terutama di apeks. Adanya penebalan dinding ventrikel,
trombus ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan
efusi pericardial.

3. Endokarditis
a. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis
(neutrofilia), anemia normositik normokrom, peningkatan LED,
imunoglobulin serum meningkat, uji fraksi gamaglobulin positif,
total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum
menurun, serta kadar bilirubin darah yang sedikit meningkat.
b. Pada pemeriksaan urin didapatkan proteinuria dan
mikrohematuria.
c. Pembiakan darah dilakukan selama 1-3 minggu untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang biak agak lambat.
Darah diambil tiap hari berturut-turut selama 2-5 hari sebanyak
10 ml, sebelum diberikan antibiotik. Bila antibiotik telah
diberikan, hentikan selama 3-7 hari. Paling kurang dua kali
18

pembiakan harus memberikan hasil yang sama. Pada hasil yang


positif dilakukan uji resistensi terhadap antibiotik.
d. Foto toraks dilakukan untuk mencari tanda-tanda gagal jantung
kongestif sebagai komplikasi yang sering, adanya bercak
infiltrat kecil multipel pada penyalahgunaan narkotika intravena,
dan klasifikasi katup. EKG diperlukan untuk mencari infark
tersembunyi yang disebabkan emboli atau vegetasi pada arteri
koronaria, dan gangguan hantaran yang disebabkan
endokarditis.
e. Endokardiografi perlu untuk melihat vegetasi pada katup aorta,
terutama vegetasi yang besar (>5 mm), melihat dilatasi atau
hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif, mencari penyakit
yang menjadi predisposisi endokarditis, dan melihat penutupan
katup mitral yang lebih dini.

D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respons dari
seorang individu, keluraga, kelompok, atau komunitas (Wiley Blackwell,
Nanda 2015-2017 hal:24).
1. Nyeri akut b.d agens cedera biologis infeksi dan efek sistemik.
2. Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontraktilitas otot jantung
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d peningkatan resistensi vaskuler paru
4. Intoleransi aktivitas b.d penurunan curah jantung
5. Kurang pengetahuan ibu tentang keadaan anak b.d kurangnya informasi

E. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan merupakan suatu sistem yang dapat digunakan untuk memilih
ukuran hasil yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan, kriteria hasil
keperawatan mengacu pada perilaku yang terukur atau persepsi yang
ditunjukkan oleh seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas yang
19

responsif terhadap tindakan keperawatan (Wiley Blackwell, Nanda 2015-


2017 hal:28).
1. Nyeri akut b.d agens cedera biologis infeksi dan efek sistemik.
Kriteria Hasil : Kemampuan mengontrol nyeri
Rencana Tindakan
Terapeutik :
a. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Rasional : Nyeri perikarditis secara khas terletak substernal dan
dapat menyebar ke leher dan punggung, namun ini
berbeda dari iskemia miokard/nyeri infark. Nyeri dada
dapat atau mungkin tidak menyertai endokarditis dan
miokarditis, tergantung pada adanya iskemia.
b. Fasilitasi istirahat dan tidur
Rasional : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan nyeri.
c. Berikan lingkungan yang tenang dan kenyamanan, misalnya
perubahan posisi dan dukungan emosional.
Rasional : Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik
dan emosional klien.
d. Kolaborasi pemberian analgetik dan terapi antibiotik
Rasional : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons
inflamasi dan meningkatkan kenyamanan.

2. Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontraktilitas otot jantung


Kriteria Hasil : Menunjukkan penurunan episode Lelah, Edema,
Distensi Vena Jugularis, Dispnea, Pucat/sianosis,
Murmur Jantung.
Rencana Tindakan :
Terapeutik :
a. Pantau frekuensi/irama jantung
20

Rasional : Takikardi dan distritmia dapat terjadi saat jantung


berupaya untuk meningkatkan curahnya berespon demam,
hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
b. Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman.
Rasional : Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah
jantung.
c. Evaluasi episode nyeri dada (Lelah, Edema, Distensi Vena Jugularis,
Dispnea, Pucat/sianosis, Murmur Jantung).
Rasional : Manifestasi klinik dari GJK yang dapat menyertai
endokarditis/miokarditis.
d. Kolaborasi pemberian antiaritmia, dan antibiotik IV sesuai indikasi
jika perlu.
Rasional : Meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan
efek metabolisme anaerob, yang terjadi sebagai akibat dari
hipoksia dan asidosis, antibiotik mengatasi keterlibatan
patogen dan mencegah kerusakan jantung lebih lanjut.

3. Ketidakefektifan pola nafas b.d peningkatan resistensi vaskuler paru.


Kriteria Hasil : Tidak terjadi ketidakefektifan pola nafas.
Rencana Tindakan :
Terapeutik :
a. Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan sebagaimana mestinya.
Rasional : Oksigen sangat untuk reaksi yang memelihara suplai ATP.
b. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau
tidak ada dan adanya suara tambahan.
Rasional : Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat
mencegah komplikasi.
c. Kaji ulang laporan foto dada dan pemeriksaan laboratorium GDA,
hb sesuai indikasi.
21

Rasional : Pantau ketidakefektifan terapi pernapasan dan atau


terjadinya komplikasi.
d. Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernafas
dalam kepada anak-anak (misal meniup gelembung, peluit, dan
harmonika).
Rasional : Meminimalkan nyeri pada anak.
e. Minimalkan menangis atau aktifitas pada anak
Rasional : Menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan
meningkat.

4. Intoleransi aktivitas b.d penurunan curah jantung


Kriteria Hasil : Anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa
adanya kelemahan.
Rencana Tindakan :
Terapeutik :
a. Kaji perkembangan tanda-tanda peningkatan tanda-tanda vital, seperti
adanya sesak.
Rasional : Menunjukkan gangguan pada jantung yang kemudian
akan menggunakan energi lebih sebagai kompensasi
sehingga akhirnya anak menjadi kelelahan.
b. Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya.
Rasional : Teknik penghematan energi.
c. Support dalam nutrisi
Rasional : Nutrisi dapat membantu meningkatkan metabolisme juga
akan meningkatkan produksi energi.

5 Kurang pengetahuan ibu tentang keadaan anak b.d kurangnya informasi


Kriteria Hasil: ibu tidak mengalami kecemasan dan mengetahui proses
penyakit dan penatalaksanaan keperawatan yang dilakukan.
Rencana Tindakan :
Terapeutik :
22

a. Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai


penyakit serta gejala dan penatalaksanaan yang akan dilakukan.
Rasional : informasi akan meningkatkan pengetahuan ibu sehingga
cemas yang dialami ibu melihat kondisi anaknya akan berkurang
bahkan hilang.
b. Diskusikan dan berikan daftar tertulis tanda atau gejala untuk
dilaporkan ke dokter, misal dispnea berat, nyeri dada, kelemahan.
Rasional : pencegahan trauma berhubungan dengan pasien yang
mengalami imobilisasi berat dan mengalami riwayat infeksi jantung.
c. Tekankan pentingnya mengikuti jadwal pengobatan yang diberikan.
Rasional : menggunakan obat pada waktu yang sama tiap hari
dengan jumlah yang diresepkan membantu dalam rentang terapeutik.

F. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah berbeagai perawatan, berdasarkan penilaian
klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang perawat untuk
meningkatkan hasil klien/pasien (Wiley Blackwell, Nanda 2015-2017 hal:28).
Pelaksanaan keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan.
Pelaksanaan keperawatan dicatat untuk mengkomunikasikan rencana
keperawatan, mencapai tujuan dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan
masalah, serta tetap melakukan pengkajian untuk evaluasi efektif terhadap
perawatan (A.Aziz Alimul Hidayat, 2002 : halaman 39).

G. Evaluasi Keperawatan
Tahap akhir proses keperawatan. Perawat akan bergerak diantara pengkajian
dan diagnosis keperawatan, misalnya sebagai data tambahan dikumpulkan da
dikelompokkan kedalam pola yang bermakna, dan ketepatan diagnosis
keperawatan dievaluasi. Demikian pula, efektivitas tindakan dan pencapaian
hasil yang teridentifikasi terus dievaluasi sebagai penilaian status klien (Wiley
Blackwell, Nanda 2015-2017 hal:28).
Jenis-jenis evaluasi :
23

1. Formatif
Evaluasi setelah rencana keperawatan dilakukan untuk membantu
keefektifan tindakan yang dilakukan secara berkelanjutan hingga tujuan
tercapai.
2. Sumatif
Evaluasi yang diperlukan pada akhir tindakan keperawatan secara
obyektif, fleksibel, dan efisien.
Adapun evaluasi pada klien dengan infeksi jantung adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut hilang/terkontrol
2. Peningkatan Curah Jantung
3. Pola pernafasan efektif
4. Menunjukkan peningkatan dalam toleransi aktivitas
5. Pengetahuan keluarga tentang infeksi jantung pada anak bertambah

Anda mungkin juga menyukai