Biomedik 2 - Fisiologi Sistem Saraf Khusus - Kelas B - Kelompok 1
Biomedik 2 - Fisiologi Sistem Saraf Khusus - Kelas B - Kelompok 1
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas B
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama dalam pembuatan
makalah, serta dosen yang telah membimbing dan memberi masukkan dalam pembuatan
makalah yang berjudul “FISIOLOGI SISTEM SARAF KHUSUS”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang
“FISIOLOGI SISTEM SARAF KHUSUS”.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menunggu kritik dan saran yang
membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca yang membaca makalah ini demi
keberhasilan pembuatan makalah selajutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Indera Penglihatan.......................................................................................................................2
2.1.1 Fisiologi Indera Penglihatan................................................................................................2
2.2 Indera Pendengaran.....................................................................................................................4
2.2.1 Fisiologi Pendengaran..........................................................................................................5
2.3 Indera Penghidu...........................................................................................................................6
2.3.1 Fisiologi Indera Penghidu....................................................................................................7
2.4 Indera Pengecap...........................................................................................................................8
2.4.1 Fisiologi Indera Pengecap..................................................................................................11
2.4.2 Fungsi Indera Pengecap.....................................................................................................13
2.5 Mekanisme Persepsi Nyeri........................................................................................................15
BAB III PENUTUP......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Organ sensorik adalah ekstensi khusus dari sistem saraf yang mengandung neuron
sensorik (aferen) yang diadaptasi untuk merespons rangsangan spesifik dan melakukan
impuls saraf ke otak. organ sensorik sangat spesifik untuk rangsangan yang mereka
respons.1
Indera tubuh diklasifikasikan sebagai indera umum atau indera khusus. indera umum
termasuk reseptor kulit (sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri) di dalam kulit
yang memberikan indera peraba. indera khusus terlokalisasi dalam organ reseptor
kompleks dan memiliki jalur saraf yang luas. indera khusus adalah indera penglihatan,
pendengaran, penghidu, dan pengecap.1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem indera penglihat pada manusia.
2. Untuk mengetahui sistem indera pendengar pada manusia.
3. Untuk mengetahui sistem indera penghidu pada manusia.
4. Untuk mengetahui sistem indera pengecap pada manusia.
5. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya persepsi nyeri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang berfungsi sebagai pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal ("mematikan
bakteri"). Air mata diproduksi secara terus-menerus oreh kelenjar lakrimal di sudut
lateral atas di bawah kelukak mata. Cairan pencuci mata ini mengalir di atas
permukaan anterior mata dan keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata
untuk akhirnya hingga ke bagian belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak
dapat mengatasi produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga air
mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu mata yang bersifat protektif,
yang menangkap kotoran halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.3
Setiap mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.
Dari bagian paling luar hingga paling dalam. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh
suatu lapisan kuat jaringan ikat, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di
sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus
oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera
adalah koroid yang berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah
yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di sebelah anterior mengalami
spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris. Lapisan paling dalam di bawah koroid
adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan
jaringan saraf di sebelah dalam. Lapisan jaringan saraf mengandung sel batang dan
sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti
dinding hitam sebuah studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah
sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di dalam
mata. Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan
oleh sebuah lensa elips, yang semuanya transparan agar cahaya dapat menembus
mata dari kornea hingga ke retina. Rongga posterior yang lebih besar antara lensa
dan retina mengandung bahan cair mirip gel, cairan vitreous. Cairan vitreous
membantu posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan cair
mirip gel, cairan vitreous. Cairan vitreous membantu mempertahankan bentuk bola
mata tetap bulat. Rongga anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih
encer, cairan aqueous. Cairan aqueous membawa nutrien bagi kornea dan lensa,
yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran darah. Adanya pembuluh darah di
struktur-struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Cairan
3
aqueous di hasilkan dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 mL/ hari oleh suatu
jaringan kapiler di dalam badan siliaris, suatu turunan anterior khusus lapisan koroid.
Cairan ini mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika
cairan aqueous tidak dikeluarkan secepat pembentukannya (sebagai contoh, akibat
sumbatan disaluran drainasenya), kelebihan cairan ini akan menumpuk di rongga
anterior sehingga menimbulkan peningkatan tekanan di dalam mata. Keadaan ini
dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan cairan aqueous akan mendorong lensa ke
belakang ke dalam cairan aqueous, yang nantinya akan menekan lapisan saraf bagian
dalam di retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang
dapat menyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi.3
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran melibatkan dua
aspek: identifikasi suara dan lokalisasinya. Gelombang suara adalah getaran udara yang
merambat. Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi
molekul udara dan bergantian dengan daerahdaerah bertekanan rendah akibat peregangan
molekul. Setiap alat yang mampu menghasilkan gangguan pola molekul udara seperti itu
adalah sumber suara.3
4
Gambar 2 Anatomi Telinga.3
Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditarius eksternus
(saluran telinga), dan membran timpani (gendang telinga). Pinna, lipatan menonjol
tulang rawan berlapis kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke
saluran telinga. Saluran telinga melalui tulang temporal dari bagian luar ke membran
timpani, yaitu membran tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah.3
5
ini dari membran timpani ke jendela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang
ditimbulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan mirip-gelombang di
cairan telinga dalam dengan frekuensi yang sama seperti gelombang suara asal.3
6
2.3.1 Fisiologi Indera Penghidu
Mekanisme Eksitasi pada Sel-Sel Olfaktorius. Bagian sel olfaktorius yang
memberi respons terhadap rangsang kimia olfaktorius adalah silia olfaktorius. Zat
yang berbau, yang tercium pada saat kontak dengan permukaan membran
olfaktorius, mulamula menyebar secara difus ke dalam mukus yang menutupi
silia. Selanjutnya, akan berikatan dengan protein reseptor di membran setiap
silium (Gambar 53-4). Setiap protein reseptor sebenarnya merupakan molekul
panjang yang di membran melipat ke arah dalam dan ke arah luar kira-kira
sebanyak tujuh kali. Bau tersebut berikatan dengan bagian protein reseptor yang
melipat ke arah luar. Namun demikian, bagian dalam protein yang melipat akan
saling berpasangan untuk membentuk protein-G, yang merupakan kombinasi dari
tiga subunit. Pada perangsangan protein reseptor, subunit alfa akan memecahkan
diri dari proteinG dan segera mengaktivasi adenilat siklase, yang melekat pada sisi
dalam membran siliar di dekat badan sel reseptor. Siklase yang teraktivasi
kemudian mengubah banyak molekul adenosin trifosfat intrasel menjadi adenosin
monofosfat siklik (cAMP). Akhirnya, cAMP ini mengaktivasi protein membran
lain di dekatnya yaitu gerbang kanal ion natrium, yang akan membuka "gerbang"
dan memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir melewati membran ke
dalam sitoplasma sel reseptor. Ion natrium akan meningkatkan potensial listrik ke
arah positif di sisi dalam membran sel, sehingga merangsang neuron olfaktorius
dan menghantarkan potensial aksi ke sistem saraf pusat melalui nervus
olfaktorius.4
7
Gambar 4 Transduksi sinyal penghidu.4
8
Gambar 5 Jenis Papila Lidah.2
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk
rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut
kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut
berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak di permukaan epitelium pada
permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan
laring, walaupun sedikit sekali. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya
tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papila Filiformis
Papila ini memiliki bentuk kerucut dan paling banyak dijumpai di lidah. Letak
papilla ini diatur di dalam barisan yang teratur dan bisa berjalan dengan sejajar.
Bentuk dari papila ini seperti benang halus.2
2. Papila Poliate
Ciri dari papilla ini berkerumun dan menjadi dua kelompok. Papila ini ada di
setiap sisi lidah.2
3. Papila Fungiformis
Papila ini memiliki keterlibatan dengan sensasi rasa makanan dan minuman,
papilla tersebut juga memiliki selera yang tertancap di setiap permukaan mereka.
9
Rasa yang ditanggapi oleh bagian papila ini adalah rasa asam maupun rasa manis.
Papila fungiformis memiliki bentuk yang seperti jamur.2
4. Papila sirkumvalata
Papila ini akan terdapat pada bagian lidah manusia, manusia akan memiliki papila
sirkumvalata sebanyak 7 sampai dengan 12. Pada masing-masing papila
sirkumvalata terdapat beberapa ribu selera rasa. Bentuk dari papila sirkumvalata
ini adalah bulat, terangkat dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Papila ini diatur
dalam bentuk V di bagian belakang lidah dan berbentuk bulat.2
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari
dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.2
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel
penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke
lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup
pengecap. Melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat
merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing
rasa berbeda-beda yaitu :
10
2.4.1 Fisiologi Indera Pengecap
2. Akar Lidah
Akar lidah letaknya di antara tulang hyoid dan juga di bagian rahang bawah lidah.
Punggung pada bagian akar memiliki posisi duduk di bagian orofaring. Akar lidah
berfungsi sebagai penggerak lidah sebab tanpa akar, lidah tidak bisa bergerak
kesana dan kemari.2
3. Tubuh Lidah
Bagian besar lidah dua pertiganya adalah tubuh lidah. Di dalam tubuh lidah akan
ada permukaan kasar dengan nama papila lingual. Tubuh lidah akan dikelilingi
oleh gigi lateral dan permukaan anterior. Papila di bagian tubuh lidah memiliki
fungsi sebagai pembantu pengidentifikasian rasa yang berbeda dari makanan.
11
Papila yang ada di bagian tubuh lidah ini memiliki 4 jenis utama, yaitu papila
filiformis, papila foliata, papila fungiformis dan papila sirkumvalata.2
1. Tonsil Palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai amandel dan
terletak di kiri dan kanan rongga mulut.
2. Tonsil faringers, disebut juga sebagai adenoid dan terletak di bagian dinding
belakang nasofaring.
3. Tonsil lingualis, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu masuk
saluran nafas dan saluran pencernaan
5. Adenoid
Adenoid merupakan bagian dari lidah yang memiliki fungsi untuk memerangi
infeksi, sehingga jika ada kuman dan bakteri dicap oleh lidah, adenoid inilah yang
bertugas untuk memerangi kuman dan bakteri tersebut.2
6. Kuncup Lidah
Merupakan struktur yang ada di bagian permukaan lidah. Tugas kuncup lidah
adalah sebagai pencipta resep untuk rasa. Kuncup lidah bisa mengecap rasa
manis, asam, pahit dan asin.2
7. Frenulum
Frenulum merupakan bagian lidah yang berbentuk berupa lapisan tipis jaringan
yang berguna untuk penghubung antara lidah dengan dasar mulut.2
8. Otot Lidah
12
Tanpa otot, lidah tidak bisa digerakkan.Otot di dalam lidah terbagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok lidah intrinsik dan juga kelompok lidah ekstrinsik.
Berikut ini adalah fungsi dari otot lidah tersebut :
1. Otot intrinsik
Otot intrinsik memiliki fungsi dalam pengubahan bentuk lidah dalam
sementara.
2. Otot ekstrinsik
Otot ini di dalam lidah memiliki fungsi berupa pengubahan posisi lidah
misalnya.
13
Lidah juga memiliki fungsi sebagai alat berbicara. Tanpa lidah manusia
tidak bisa berbicara dengan sempurna. Karena pengucapan huruf-huruf tertentu
membutuhkan lidah pengucapannya.5
4. Membantu Melembabkan Mulut
Biasanya orang orang membasahi bibirnya dengan air liur yang disalurkan
melalui lidah. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban bibir, agar tidak
terlihat semakin pecah pecah. Sebab jika dibiarkan bibir tersebut sampai parah
tingkat kepecah pecah nya, akan menimbulkan luka sampai berdarah. Keadaan
ini memungkinkan seseorang terkena infeksi yang ditandai dengan
pembengkakan di daerah lidahnya.5
5. Membantu Gigi Memproses Makanan
Masalah ini terjadi ketika terselipnya makanan di sela antara gigi,
sehingga secara tidak sadar lidah langsung merangsang makanan tersebut agar
segera keluar. Jika tidak ada bantuan lidah, maka selipan makanan tersebut tidak
akan bisa keluar dari gigi.5
6. Mengirim Pesan Makanan ke Otak
Baik gigi, air liur, langit langit mulut, bibir dan semua organ oral tidak
memiliki sistem saraf yang mampu secara peka terhadap rangsangan
mengirimkan pesan ke bagian bagian otak. Lidah menjadi salah satu organ yang
paling peka mengirimkan pesan terhadap otak, entah bagian gigi ada yang
keropos, bibir terluka seperti sariawan sampai berdarah, hingga ada lemak yang
masih menempel di langit langit mulut, hanyalah lidah yang mampu merasakan
dengan sarafnya yang peka. Kemudian dikirimkan pesan tersebut ke otak dan
diolah di sistem informasi. Baru setelah itu, otak memberikan tindak lanjut apa
yang harus dilakukan.5
7. Pengaturan Suhu Antara Tubuh dan Lingkungan
Salah satu keistimewaan lidah ini adalah sebagai pengatur suhu antara
dalam tubuh dengan udara yang ada di luar. Seperti ketika sakit, maka tubuh
anda akan terasa panas tinggi di dalam, dengan kata lain, suhu yang ada di dalam
tubuh naik. Pertama kali yang merasa kenaikan suhu tersebut adalah lidah. Di
dalam mulut akan terasa panas, lalu merasakan pahit. Dengan adanya pengontrol
14
suhu yang ada di lingkungan dengan tubuh membantu anda dalam mempercepat
penanganan agar segera sembuh.5
8. Pencegah Bahaya yang Masuk ke Dalam Mulut
Secara normal lidah bisa memberikan insting kuat, makanan mana yang
layak dimakan atau tidak. Hal ini berkaitan bahwa lidah menjadi salah satu
pelindung tubuh manusia dari racun. Ketika lidah merasakan makanan yang
masuk adalah racun, atau mengandung zat zat yang sangat kuat, yang mana bisa
merusak tubuh, maka secara sadar akan menolak. Namun kemampuan ini
tidaklah kuat. Bukan berarti semua makanan yang masuk, dengan indikasi diberi
racun, bisa langsung di tolak lidah. Jika makanan yang masuk ke dalam tubuh
dimanipulasi dengan sesuatu yang menurut lidah enak dan lezat serta pantas
untuk di makan, maka lidah juga akan menerimanya.5
9. Membantu Mengeluarkan Udara
Salah satu manfaat lidah adalah mampu membantu mengeluarkan panas
tubuh, termasuk udara ke luar, yang mana kegiatan ini membantu untuk
mengontrol suhu di dalam tubuh, membantu menghangatkan tubuh, serta
membantu mengerjakan tugas manusia termasuk meniup peluit dan permen
karet.5
10. Indikasi Keadaan Tubuh
Dengan adanya perubahan warna menjadi indikasi bahwa seseorang
berada dalam kondisi kurang sehat. Jika lidah berwarna merah muda,
menandakan bahwa ia dalam kondisi sehat. Jika berwarna putih atau memucat,
sebagai indikasi bahwa anda dalam keadaan kurang baik.5
15
jalur ini dirasakan sebagai rasa sakit, tetapi ketika histamin atau stimulus lain
mengaktifkan subtipe serat C, kita merasakan sensasi yang kita sebut gatal (pruritus).
Gatal hanya berasal dari nosiseptor di kulit. Jalur naik untuk nosisepsi melintasi garis
tengah tubuh di sumsum tulang belakang dan naik ke daerah talamus dan sensorik
korteks. Jalur tersebut juga mengirim cabang ke sistem limbik dan hipotalamus.
Akibatnya, rasa sakit dapat disertai dengan tekanan emosional (penderitaan) dan berbagai
reaksi otonom, seperti mual, muntah, atau berkeringat.4
Nyeri adalah persepsi subyektif, interpretasi otak terhadap informasi sensorik
yang ditransmisikan di sepanjang jalur yang dimulai pada nosiseptor. Nyeri juga sangat
individual dan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi emosi seseorang. Nyeri cepat,
digambarkan tajam dan terlokalisir, ditransmisikan dengan cepat ke SSP oleh serat Ad
yang kecil dan mielin. Nyeri lambat, digambarkan sebagai tumpul dan lebih difus, dibawa
pada serat C yang kecil dan tidak mengandung mielin. Perbedaan waktu antara keduanya
paling jelas ketika stimulus berasal jauh dari SSP.6
Persepsi kita tentang rasa sakit tunduk pada modulasi pada beberapa tingkatan
dalam sistem saraf. Ini dapat diperbesar oleh pengalaman masa lalu atau ditekan dalam
keadaan darurat ketika kelangsungan hidup tergantung pada mengabaikan cedera. Dalam
keadaan darurat seperti itu, jalur menurun yang berjalan melalui thalamus menghambat
neuron nosiseptor di sumsum tulang belakang. Stimulasi buatan dari jalur penghambatan
ini adalah salah satu teknik baru yang digunakan untuk mengendalikan nyeri kronis.
Nyeri juga dapat ditekan di tanduk dorsal medula spinalis, sebelum rangsangan dikirim
ke traktus spinalis asendens. Biasanya, interneuron penghambat tonik aktif di sumsum
tulang belakang menghambat jalur naik untuk serat C nyeri dari sinaps nosiseptor pada
interneuron penghambat ini. Ketika diaktifkan oleh stimulus berbahaya, serabut C secara
bersamaan menggairahkan jalur naik dan menghalangi penghambatan tonik. Tindakan ini
memungkinkan sinyal rasa sakit dari serat C untuk melakukan perjalanan tanpa hambatan
ke otak.6
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saraf optikus adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf penglihatan memiliki
tiga pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya
kuat dan fibrus serta bergabung dengan sklera, lapisan tengah halus seperti arachnoid,
sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah).
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran melibatkan dua
aspek: identifikasi suara dan lokalisasinya. Gelombang suara adalah getaran udara yang
merambat. Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi
molekul udara dan bergantian dengan daerahdaerah bertekanan rendah akibat peregangan
molekul. Setiap alat yang mampu menghasilkan gangguan pola molekul udara seperti itu
adalah sumber suara.
Sel-sel reseptor untuk sensasi penghidu adalah sel-sel olfaktorius, yang pada
dasarnya merupakan sel saraf bipolar yang berasal dari sistem saraf pusat itu sendiri.
Terdapat sekitar 100 juta sel seperti ini pada epitel olfaktorius yang tersebar di antara sel-
sel sustentakular (sel penyangga).
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indra
pengecap yang memiliki struktur tunas pengecap.
Nyeri adalah persepsi subyektif, interpretasi otak terhadap informasi sensorik yang
ditransmisikan di sepanjang jalur yang dimulai pada nosiseptor. Nyeri juga sangat
individual dan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi emosi seseorang. Nyeri cepat,
digambarkan tajam dan terlokalisir, ditransmisikan dengan cepat ke SSP oleh serat Ad
yang kecil dan mielin. Nyeri lambat, digambarkan sebagai tumpul dan lebih difus,
17
dibawa pada serat C yang kecil dan tidak mengandung mielin. Perbedaan waktu antara
keduanya paling jelas ketika stimulus berasal jauh dari SSP.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kent M, Van de Graaf, R. Ward Rheef. Human Anatomy and Physiology. Schaum’s
outline.
2. Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta, PT. Gramedia
Indonesia. 2010.
3. Sherwood. L. 2014. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.
4. Guyton A.C., Hall, J.E. 2011. Textbook Medical of Physiology 12th ed.
Philadelphia: Elsevier.
5. Ari Welianto. Fungsi Lidah. Artikel ini telah tayang di Kompas.com. Skola. 2020.
6. Silverthorn, Dee Unglaub. 2013. Human Physiology 6th ed. Boston: Pearson.
18