Anda di halaman 1dari 45

PERCOBAAN III

Judul : Anodising Aluminium

Tujuan : 1. Memberi warna aluminium oksida melalui proses


anodasi (anodising)

2. Mempelajari proses perlindungan korosi terhadap


aluminium dengan cara anodasi

Hari/tanggal : Kamis/29 Maret 2012

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM banjarmasin

I. DASAR TEORI

Aluminium merupakan logam yang paling banyak dijumpai


pada kulit bumi, tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di
alam. Bahan yang kaya dengan aluminium adalah tanah silikat dan
lempung. Unsur ini juga terdapat dalam bijih korundom (Al 2O3),
diospore (Al2O3, H2O), bauksit (Al2O3, 2H2O), gibbsite (Al2O3, 3H2O),
kridit (NA3ALF6), alum (KAl(SO4)2, 2Al(OH)3), feldspar (KAlSi3O8), dan
turquiose (AlPO4, Al(OH)3, H2O).
Nama aluminium (Al) diturunkan dari kata alum yang
menunjukkan pada senyawa garam rangkap. Kata ini berasal dari
bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Orang Yunani dan
Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori
dari bahan penajam proses pewarnaan.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kelarutan senyawa
aluminium dalam air yaitu kecilnya ukuran dan tingginya muatan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 65


ion Al3+ dan ini sukar larut dalam air. Contohnya ialah Al 3O2, bahkan
AlF3 yang merupakan gabungan ion Al 3+dan anion F- bervalensi 1,
menunjukkan kelarutan dalam air yang rendah (sekitar 0,07M).
AlCl3, AlBr3, dan AlI3, mempunyai sifat kovalen dan senyawa-senyawa
tersebut sangat larut dalam air.
Sejumlah garam aliminium seperti halnya logam golongan II A,
mengkristal dan larutnya sebagai hidrat. Salah satu ciri utama
bahwa garam aluminium dalam air bersifat asam dapat diterangkan
sebagai berikut: karenan daya tarik akan elektron dari ion kecil
dengan muatan yang tinggi dari Al3+, ikatan O-H dalam molekul ligan
H2O putus. Proton dilepaskan keluar dari lengkung koordinasi. Ligan
H2O yang asli dapat berubah menjadi OH -, sedangkan ion
kompleksnya berubah menjadi [Al(H2O)5OH]2+.
Aluminium (Al) merupakan logam putih yang liat dan dapat
ditempa. Bubuknya berwarna abu-abu. Aluminium melebur pada
suhu 650C. Bila terkena oksida aluminium dapat melindungi objek
dari oksida lebih lanjut. Aluminium memiliki sifat kimia sebagai
berikut:
1. Titik leleh = 933,47 K (660,3200C)
2. Titik didih = 2,729 K (2,5190C)
3. Kalor peleburan = 10,71 Kj/mol
4. Kalor penguapan = 294,0 Kj/mol
5. Warna: putih, keperakan
6. Densites = 2,730 Kg/m3
7. Konduktivitas termal = 0,51 Kal/cm/0C/s

Logam aluminium dengan konfigurasi elektron [ 10NE]3523p1


dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam
aluminium tahan terhadap korosi udara, karena bereaksi antara

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 66


logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidasinya
yang membentuk lapisan non pori dan membungkus permukaan
logam sehingga tidak terjadi reaksi lebih lanjut. Lapisan dengan
ketebalan 10-4 – 10-6 mm sudah cukup mencegah terjadinya kontak
lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi
karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionik (124 ppm) tepat
menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida. Hal ini
berbeda dari oksida besi yang bersifat berpori, tidak mampu
melindungi bagian dalam logam besi sehingga korosui terus
berlanjut.

Sifat tahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya


lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium.
Aluminium oksida adalah insolator (penghambat) panas dan listrik
yang baik. Umumnya H2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang
disebut korundum atau -aluminium oksida. Al2O3dipakai sebagai
bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong karena
sifat kekerasannya.

Lapisan Al2O3membuat aluminium tahan korosi tetapi sekaligus


sukar dilas karena perbedaan melting point (titik lebur). Aluminium
umumnya melebur pada suhu ± 600 0C dan aluminium oksida
melebur pada suhu 20000C. Kekuatan dan kekerasan aluminium
tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan haittreatment dapat
ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya.aluminium komersil selalu
mendukung ketidakmurnian ±0,8 % biasanya berupa besi, silikon,
tembaga, dan magnesium. Sifat lain yang menguntungkan dari
aluminium sangan mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dalam
penuangan apapun.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 67


Aluminium diproduksi dalam jumlah yang besar dalam dunia
industri, hal ini karena aluminium banyak dimanfaatkan. Proses
pembuatan aluminium dalam industri dikenal dengan proses Hall
yang terdiri dari dua tahap proses yaitu tahap pemurnian bauksit
atau kriolit yang memanfaatkan sifat amfoter dari aluminium oksida
dan tahap elektrolitis untuk memperoleh aluminium murni yang
kemudian melalui proses lebih lanjut aluminium dapat bentuk
tertentu. Beberapa kegunaan aluminium, antara lain:

1. Untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan


bermotor.
2. Untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Untuk kusen, jendela, dan rumah.
4. Untuk kemasan berbagai produk.
5. Untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga, dan baranf
kerajinan.
6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan
serbuk besi oksida, digunakan untuk mengelas baja
ditempat, misalnya untuk menyambung kereta api.
7. Untuk perlengkapan masak (panci, kompor, kuali, dll).
8. Aluminium digunakan pada produksi jam tangan karena
aluminium memberikan daya tahan dan menahan
pemudaran dan korosi.
Untuk itu, walaupun sifat ketahanan korelasinya tinggi, logam
aluminium dapat dimaksimalkan proteksi terhadap korosinya
dengan proses anodising.
Anodising merupakan proses pelapisan dengan cara elektrolisis
untuk melapisi permukaan logam dengan suatu material maupun
oksida yang bersifat melindungi dari lingkungan sekitar. Dari

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 68


definisi tersebut dapat diketahui bahwa prinsip dasar proses
anodising adalah elektrolisis. Proses elektrokimia yang merupakan
proses kimia mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Pada
proses ini komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini
adalah elektroda dan elektrolit. Pada elektrolisis, katoda merupakan
kutub negatif dan anoda merupakan kutub positif. Pada dasarnya,
proses anodising merupakan proses rekayasa permukaan yang
bertujuan untuk memproteksi logam dari korosi. Proses anodising
juga dapat digunakan untuk memperindah tampilan logam.

1. Macam-macam Proses Anodising

Reaksi dasar dari proses anodising adalah mengubah


permukaan aluminium menjadi aluminium oksida dengan menekan
bagian logam anoda didalam sel elektrolisis. Proses anodising
terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Chromic Anodize
Larutan ini mengandung 3-10% berat CrO 3. Larutan dibuat
dengan mengisi tangki setengah dengan air dan melarutkan
asam ini ke dalamnya, kemudian menambahkan air sesuai
dengan level operasi yang diinginkan.

Larutan anodising asam kromik digunakan pada:


1) pH antara 0,5-1
2) Konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari
0,02%
3) Konsentrasi sulfat (H2SO4) kurang dari 0,05%
4) Total kandungan asam krom sebanding dengan pH dan
baume reading kurang dari 10%.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 69


Jika konsentrasinya terlebih bagian logam dicelupkan dan
diganti dengan larutan baru.Parameter untuk proses chromic
anodize adalah:
1) Konsentrasi elektrolit 50-100 g/L CrO3
2) Temperatur 37 ± 5oC (100 ± goF)
3) Time in both 40-60 menit
4) Tegangan yang digunakan meningkat dari 0-40 volt dalam
10 menit
5) Penahanan pada tegangan 40 volt untuk waktu
kesetimbangan
6) Kerapatan arus 0,15 - 0,30 A/dm2 (1,4 - 4,3 A/pto)

Keuntungan dari proses chromic anodize antara lain CrO 3


lebih sedikit agresif dibandingkan dengan aluminium dan
H2SO4,pada proses ini membentuk 0,7 mm dengan
pengulangan yang tetap. Warna yang dihasilkan proses
chormic anodize dapat berubah jika ditambahkan komposisi
paduan yang berbeda serta perlakuan panas yang berbeda.
b. Sulfuric Anodize
Prinsip dasar proses ini sama dengan proses asam
kromik. Konsentrasi asam sulfur (1,84 sp gr) dalam larutan
anodizing adalah 12 sampai 20% berat larutan mengandung
36 liter (9,5 gal) H2SO4 per 380 liter atau 100 gal dari larutan
dapat menjadi lapisan anodik ketika diseal pada didihan
larutan kromat. Larutan anodising asam sulfur jangan
digunakan kecuali:
1) Konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari
0,02%

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 70


2) Konsentrasi aluminium kurang dari 20 g/L (2,7 ons/gal)

Parameter untuk proses sulfuric anodize adalah:


1) Konsentrasi elektrolit 15% H2SO4
2) Temperatur 21 ± 1oC (70 ± 2oF)
3) Time in bath 30 – 60 menit
4) Tegangan 15 – 22 volt tergantung dari paduannya
5) Rapat arus yang digunakan 1 -2 A/dm2 (9,3 – 18,6 A/fto)

c. Hard Anodizing

Perbedaaan pertama antara proses asam sulfur dan


hard anodizing adalah temperatur operasi dan kerapatan
arus. Lapisan yang dihasilkan oleh hard anodizing lebih tebal
daripada anodizing konvensional dengan waktu yang sama.
Proses hard anodizing menggunakan tangki asam sulfur
snodizing berisi 10 sampai 15% berat asam, dengan atau
tanpa tambahan. Temperatur operasi dari 0 sampai 10oC (32
sampai 50oF) dan kerapatan arus antara 2 dan 3,6 A/dm2 (20
sampai 36 A/fto). Temperatur yang tinggi menyebabkan
struktur yang halus dan pori yang banyak pada lapisan terluar
dari lapisan anodik. Perubahan dari karakteristik lapisan ini
akan mengurangi ketahanan arus secara signifikan dan
menuju ke batas ketebalan lapisan. Temperatur operasi yang
besar menyebabkan lapisan tidak dapat larut dan dapat
membakar dan merusak kerja.

 Komponen Anodizing

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 71


Pada komponen anodizing, komponen terpenting adalah
elektroda dan larutan elektrolit. Elektroda adalah sebuah konduktor
yang digunakan untuk bersentuhan dengan sebuah bagian
nonlogam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor), sebuah
elektrolit atau sebuah vakum, kata ini diutamakan oleh ilmuan
Michel Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan
hados sebuah cara). Pada percobaan anodising ini, digunakan
kepingan aluminium sebagai anoda dan silender aluminium sebagai
katoda. Amoda didefinisikan ssebagai elektroda dimana elektroda
datang dari sel dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan
sebagai elektroda dimana elektron memasuki sel dan reduksi
terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda,
tergantung dari voltase yang diberikan ke-sel. Sebuah elektroda
dipolar adalah sebuah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dan
sebuah katoda bagi sel lainnya. Berikut ini adalah jenis-jenis
elektroda, yaitu:

1) Elektroda untuk kegunaan medis, seperti EEG, EKG, ECT,


difiibrilator.
2) Elektroda untuk teknik electrophysiology dalam riset
biomedical.
3) Elektroda untuk eksekusi oleh kursi listrik.
4) Elektroda untuk elektroplating.
5) Elektroda untuk arc uelding.
6) Elektroda untuk cathodic protection.
7) Elektroda inert untuk hidrolisis (terbuat dari platinum)

Komponen yang tidak kalah pentingnya adalah larutan


elektrolit. Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 72


dalam pelarut akan menghasilkan llarutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Elektrolit biasanya digolongkan menjadi
elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat
contohnya adalah HCl, HBr, HI, H2SO4, dan HNO3. Selain kuat, ada
juga elektrolit lemah, contohnya CH3COOH, AL(OH)3, AgCl, CaCO3.
Larutan-larutan tersebut hanya dapat menghantarkan sedikit arus
listrik. Suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
karena jika dia dilarutkan dalam air akan terionisasi. Contohnya
elektrolit H2SO4 yang larut dalam air akan terionisasi sebagai
berikut:

H2SO4 2H+ + SO42-

Maka dalam larutannya akan terbentuk ion positif (H +) dan ion


negatif (SO42-) karena terbentuk ion itulah didalam larutan timbul
beda potensial (tegangan untuk) yang terjadi pada larutan H 2SO4
sehingga arus listrik dapat mengalir. Oleh karena itu, larutan
tersebut dapat menghantarkan listrik. Zat-zat yang dalam
larutannya dapat terionisasi adalah asam, basa, dan garam. Selain
dua komponen yang terpenting tadi, masih ada komponen lain yang
berpengaruh yaitu arus dan tegangan listrik yang dipakai juga
harus sesuai.

 Mekanisme Anodising

Mekanisme anodising menggunakan prinsip elektrolisis. Sel


elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks. Elektrolisis merupakan aliran listrik
melalui dua elektode yang dcelupkan pada elektrolit. Oleh karena
itu, ada tiga materi yang dapat mengalami reaksi redoks, yaitu

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 73


elektrode, anion atau kation, dan air. Ada persaingan antara ion-ion
dari elektrolit dan ion dari air untuk bereaksi pada permukaan
elektroda. Yang menang dari persaingan ini dapat diramalkan dari
harga potensial elektroda dan potensial lebih. Potensial lebih
merupakan ukuran energi pengaktifan bagi reaksi elektroda.

Dalam sel elektrolisis larutan Na2SO4, terdapat tiga spesi, yaitu


ion Na+, ion SO42-, dan molekul air. Spesi yang mungkin mengalami
oksidasi di anoda adalah ion dan molekul H2O.

S2O82- (aq) + 2e- 2SO42- Eo


= + 2,01 volt

4H+ (aq) + O2 (g) + 4e- 2H2O (l) Eo = +


1,23 volt

Potensial reduksi air lebih kecil maka oksidasi air dapat berlangsung
lebih mudah. Oksidasi air menghasilkan gas oksigen di anoda.

Adapun spesi yang mungkin tereduksi di katoda adalah ion Na+


dan molekul air.

Na+ (aq) + e- Na (s) Eo= -2,71 volt

2H2O (l) + 2e- 2OH- (aq) + H2 (g) Eo = - 0,83


volt

Potensial reduksi air lebih besar, maka reduksi air dapat


berlangsung. Reduksi air menghasilkan gas H2 di katoda. Oleh
karena itu, elektrolisis larutan Na2SO4 dapat ditulis sebagai berikut:

Anoda : 2H2O (l) 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 74


Katoda : 4H2O (l) + 4e 4OH- (aq) + 2H2(g) (setelah dikalikan

dua)

6H2O (l) 4H+ (aq) + O2 (g) + 4OH- (aq) +


2H2(g)

4H2O (l) + O2 (g) + 2H2(g)

2H2O (l) O2 (g) + 2H2(g)

Jadi, prinsip dasar elektrolisis berlawanan dengan prinsip dasae sel


volta yaitu sebagai berikut:

1. Proses elektrolisis, mengubah energi listrik menjadi energi kimia.


2. Reaksi elektrolisis merupakan reaksi spontan karena melibatkan
energi listrik dari luar.

Dalam proses anodising, yang berperan sebagai anoda adalah


keping aluminium dan yang berperan sebagai katoda adalah
silinder aluminium. Reaksi elektrolisis anodising aluminium sebagai
berikut:

Pada anoda (oksidasi):

Al Al3+ + 3e

Pada katoda (reduksi):

2H+ + 2e H2 (g)

Reaksi keseluruhan:

2Al (s) 3H2O (l) Al2O3 (s) + 6H+ (aq) + 6e

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 75


1. Elektron bergerak dari kutub (-) sumber arus ke katoda, pada
katoda terjadi reaksi reduksi ion hidrogen.
2. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi aluminium dan elektron
menuju ke sumber arus listrik dan pada katoda terjadi proses
reduksi H+.
3. Ion oksigen bergerak menuju anoda (logam aluminium)
sehingga membentuk lapisan endapan Al2O3 pada permukaan
aluminium.
4. H+ akan terus larut dalam larutan.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan yaitu:

1. Gelas kimia 100 ml : 1 buah


2. Batang pengaduk : 1 buah
3. Pinset : 1 buah
4. Gunting : 1 buah
5. Baterai 1,5 volt : 1 buah
6. Penjepit aligator : 1 buah
7. Kabel : 1 buah
8. Neraca analitik : 1 buah
9. Hotplate : 1 buah

Bahan-bahan yang digunakan yaitu:

1. Flat aluminium 3 x 4 cm
2. Akuades
3. Detergen bubuk
4. (NH4)2C2O4
5. H2SO4 2M

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 76


6. FeCl3
7. KmnO4
8. K2CrO4

III. PROSEDUR KERJA

1. Melekukkan lempeng aluminium sehingga berbentuk


silender sesuai dengan bagian dalam gelas kimia 100 ml.
2. Menggunakan jepit aligator untuk menghubungkan kawat
dengan silinder.
3. Mempersihkan sekeping aluminium 3 x 4 cm, mencucin
dengan air panas dan detergen.
4. Membilas dengan air sampai bersih dan menggunakan
pinset untuk memegang keping aluminium ini.
5. Menghubungkan kawat ke keping aluminium dan menjepit
aligator sehingga keping ini berada ditengah-tengah
silinder dan tidak mengenai silinder. Keping ini bertindak
sebagai anoda, sedangkan silinder bertindak sebagai
katoda. Katoda tersebut berbentuk silinder.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 77


6. Memasukkan H2SO42M kedalam gelas kimia sampai
sebagian besar tercelup kedalam H 2SO4, sedangkan
permukaan H2SO4tidak mencapai ujung klips.
Menambahkan sedikit detergen agar larutan tidak
memercik.
7. Menghubungkan dengan sumber 12 volt (dapat
menggunakan aki atau baterai). Jika terjadi gelembung-
gelembung gas, hal tersebut menunjukkan bahwa
percobaan tersebut berjalan dengan baik.
8. Membuat larutan pewarna dengan melarutkan 1 gram FeCl 3
dan 1 gram (NH4)2C2O4 dalam 200 ml air.
9. Memanaskan larutan pewarna sampai mendidih dan
mecelupkan keping aluminium hasil anodising selama
beberapa menit dan memperhatikan warna yang terbentuk.
10. Mencelupkan keping aluminium ke dalam air mendidih
selama 10 menit dan memperhatikan hasil yang diperoleh.
11. Mengulangi percobaan dengan larutan pewarna yang
berbeda yaitu KCrO4 dan KMnO4

IV. HASIL PENGAMATAN

N Perlakuan Hasil Pengamatan


O

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 78


1. 80 ml H2SO4+ sedikit Larutan keruh
2. detergen Muncul gelembung gas dan
Mencelupkan anoda 3 x 4 larutan panas
cm ke larutan dan
3. menghubungkannya dengan Anoda berubah warna menjadi
arus 12 volt jingga
Mencelupkan anoda hasil
4. anodasi ke larutan pewarna
yang telah dididihkan Warna pada anoda tidak
5. Memasukkan anoda ke melarut
dalam air mendidih
Menggosok anoda dengan Warna pada anoda permanen
tissue

N Perlakuan Hasil Pengamatan


O
1. Larutkan no. 1 + 7 ml H2SO4 Larutan keruh
2. Mencelupkan anoda (2 x 3 Muncul gelembung gas (lebih
cm) ke larutan dan banyak) dan larutan panas
menghubungkannya dengan
3. arus 2 volt Anoda berubah warna menjadi
Mencelepukan anoda hasil berbias kuning
anodasi ke larutan pewarna
4. yang telah dididihkan Warna pada anoda sedikit larut
(K2CrO4)
5 Memasukkan anoda ke Warna pada anoda tidak hilang
dalam air mendidih
Menggosok anoda dengan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 79


tissue
1. Menggunakan keping Al dan - Ukuran keping Al = 3 x 3 cm
lempengan Al yang baru dan - Lempengan Al : t = 6 cm, p =
mengulang proses anodising 15,7 cm
2. Memasukkan keping Al ke - Keping Al tampak bersih
dalam H2SO4didalam gelas Terbentuk gelembung gas
kimia yang telah dilengkapi selama proses
rangkaian silinder dan
dihubungkan dengan sumber
arus 12 volt (klip aligator
3. tidak tercelup)
Mencelupkan keping Al hasil Keping aluminium berwarna
anodising ke dalam larutan ungu
4. pewarna KmnO4 yang telah
dipanaskan
Mencelupkan keping Al ke Warna ungu pada keping Al
5. dalam air mendidih selama luntur
10 menit dan mengamati
warna yang terbentuk
Menggosok keping Al yang Keping Al tetep berwarna silver
telah dididihkan (kembali ke warna keping Al)
LEMBAR KERJA

Percobaan 1 (FeCl3)

1. Warna keping aluminium mula-mula: perak


2. Hasil oksidasi (anodasi): perak
3. Warna larutan pewarna: coklat

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 80


4. Warna keping aluminium setelah dicelupkan kedalam pewarna:
jingga
5. Sifat warna: tidak luntur

Percobaan 2 (K2CrO4)

1. Warna keping aluminium mula-mula: perak


2. Hasil oksidasi (anodasi): perak
3. Warna larutan pewarna: kuning
4. Warna keping aluminium setelah dicelupkan kedalam pewarna:
berbias kuning
5. Sifat warna: tidak luntur

Percobaan 3 (KmnO4)

1. Warna keping aluminium mula-mula: silver


2. Hasil oksidasi (anodasi): warna keping aluminium buram
3. Warna larutan pewarna: ungu
4. Warna keping aluminium setelah dicelupkan kedalam pewarna:
ungu, setelah dicelupkan kedalam air mendidih, warna ungu
luntur, bagian keping aluminium yang tidak tercelup berubah
warna menjadi kuning keemasan.
5. Sifat warna: luntur

V. ANALISIS DATA

Pada percobaan anodasi aluminium ini dilakukan anodasi


(anodizing) pada logam Al.mdalam percobaan ini, sel elektrokimia
yang digunakan merupakan suatu proses elektrolisis, dimana
energi listrik diubah menjadi energi kimia. Percobaan anodizing ini
dilakukan dengan 2 tahap, yaitu teknik (tahap) anodasi pada

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 81


keeping aluminium dan pewarnaan pada logam yang telah
dianodasi.

Proses anodasi yang dilakukan menggunakan aluminium yang


berbentuk silinder sebagai katode dan keping aluminium lainnya
sebagai anoda yang dihubungkan dengan kawat.

Aluminium yang berbentuk silinder dibuat sesuai dengan ukuran


dari gelas kimia 100 mL (dengan t = 6 cm dan p = 15,7 cm).
Setelah berbentuk silinder, aluminium ini dimasukkan ke dalam
gelas kimia 100 mL yang telah berisi 80 mL H2SO4 yang dicampur
dengan sedikit detergent (H2SO4 yang digunakan adalah H2SO4
2M). Tujuan penambahan detergent pada H2SO4 adalah agar
larutan tidak memercik serta gas yang terbentuk tidak terlepas dari
larutan. Kemudian menggunakan jepit alligator untuk
menghubungkan kawat dengan silinder

Sebelum melakukan anodasi pada logam aluminium, keping


aluminium yang telah disediakan dengan ukuran 3 x 4 cm (untuk
percobaan 1) dan 3 x 3 cm (untuk percobaan 2 dan 3) direndam
dalam air panas dalam beberapa menit, kemudian dicuci dengan
detergen dan dibilas dengan air sampai bersih. Tujuan dilakukan
perendaman keping aluminium dalam air panas hingga dicuci
dengan detergen dan air bersih adalah untuk menghilangkan
lemak-lemak dan kotoran yang mungkin melekat pada keping
aluminium tersebut yang dapat menggganggu bahkan
menghambat proses anodasi nantinya.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 82


Setelah itu keping diangkat (dipegang) dengan menggunakan
pinset agar didapatkan keping aluminium yang bersih, yang tidak
terkontaminasi dengan kotoran-kotoran lainnya.

Selanjutnya keping ini dihubungkan dengan kawat melalui


jepit aligator dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml yang
berisi silinder dan telah dihubungkan dengan kawan yang juga
melalui jepit aligator. Keping aluminium bertindak sebagai anoda
sehingga dihubungkan dengan kutub positif dengan sumber arus
yang digunakan, yaitu baterai 12 volt dan silender aluminium
bertindak sebagai katoda sehingga dihunungkan dengan kutub
negatif dari sumber arus yang digunakan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses


anodasi ini, yaitu:

1. Keping aluminium yang dimasukkan ke dalam silender diatur


sedemikian hingga keping berada ditengah-tengah silender
dan tidak mengenai silender. Hal ini digunakan untuk
menghindari terjadinya perpindahan elektron sehingga dapat
menghasilkan data (hasil anodasi) yang menyimpang dari apa
yang diharapkan.
2. Saat pencelupan keping aluminium, penjeput aligator tidak
boleh menyentuh larutan asam yaitu dalam percobaan ini
adalah H2SO4. Hal ini dikarenakan untuk menghindari
peristiwa korosi pada penjepit tersebut. Dalam proses anodasi
yang dilakukan, larutan H2SO4 2 M sebagai larutan elektrolit
akan mengalami reaksi reduksi setelah dialiri arus dan juga
menjadi media pengaliran elektron.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 83


Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam Al akan
mengalami oksidasi dari Al menjadi Al 3+ , sedangkan pada katoda
terjadi reduksi ion H+ dari asam sulfat yang menyebabkan
timbulnya gelembung-gelembung gas H2 pada asam sulfat
disekeliling keping Al. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
bahwa penambahan detergen untuk mencegah lepasnya gas dari
larutan yang dimaksud disini adalah H2.

Berikut reaksi yang terjadi:

Anoda : 2Al Al3+ + 3e- (x2)

Katoda : 2H+ + 2e- H2 (x3)

Reaksi sel : 4Al + 6H+ 2H3+ + 3H2

Reaksi lengkapnya:

4Al + 3H2SO4 Al2O3 + Al2(SO4)3 + 3H2

4Al + 3H2SO4+ 3H2 Al2O3 + Al2(SO4)3+ 6H2

Hasil dari anodising ini berbentuk oksida aluminium yang lebih


tebal dari oksida basa, mengandung sedikit ion sulfat dan
mempunyai pori-pori yang jaraknya sangat teratur namun jarang,
sehingga pori-pori ini tepat menyerap warna yang akibatnya
aluminium-aluminium anodasi dapat diberi berbagai warna.

Proses anodasi aluminium dalam dalam percobaan ini


dilakukan sebanyak tiga kali, dengan tahap hasil anodising

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 84


dilanjutkan dengan proses pewarnaan yang menggunakan tiga
pewarna yang berbeda.

Proses pewarnaan aluminium yang telah dianodasi itu


bertujuan untuk mengetahui ketebalan lapisan proses anodasi dan
juga untuk mengetahui apakan proses anodasi sudah baik atau
belum. Hasil anodasi aluminium yang pertama dicelupkan pada
larutan pewarna yang pertama, yaitu larutan yang dibentuk dari 1
gram FeCl3 dan 1 gram (NH4)2C2O4dalam 200 ml air yang telah
dididihkan. Keping aluminium ini dicelupkan dan direndam pada
larutan pewarna ini untuk beberapa menit hinggawarna pada
keping aluminium ini berubah. Pada percobaan yang dilakukan
warna keping aluminium berubah menjadi jingga (seperti warna
keemasan). Kemudian keping aluminium yang sudah berubah
warna diangkat dari larutan pewarna dan dicelupkan ke dalam air
mendidih selama 10 menit. Hal ini bertujuan agar warna yang
dihasilkan dapat bertahan lama (tidak hilang) dan pori-pori dari
keping aluminium tertutupi, serta mencegah pengaratan pada
aluminium. Tertutupnya pori-pori pada aluminium ini, karena pada
saat proses pemanasan beberapa oksida mengalami hidrolisis,
kemudian mengembang dan menutupi pori-pori.

Semakin lama proses anodasi pada aluminium, maka semakin


tebal lapisan oksida, yang terbentuk pada lapisan aluminium
tersebut dan hal ini tentunya akan semakin baik pula pewarnaan
yang ditunjukkan oleh keping aluminium. Hal ini terlihat dari warna
yang mencolok pada keping aluminium setelah proses pemanasan
(dengan FeCl3). Dan dari hasil pencelupan dengan air mendidih
serta penggosokan keping aluminium setelah pencelupan diperoleh

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 85


hasil berupa warna permanen pada keping aluminium, sehingga
dapat disimpulkan bahwa zat pewarna (larutan pewarna) yang
digunakan cocok untuk pewarnaan aluminium.

Proses pewarnaan keping aluminium kedua (dari hasil


anadising kedua) dilakukan dengan menggunakan larutan pewarna
K2CrO4. Proses pewarnaan yang dilakukan sama dengan proses
pewarnaan pada keping aluminium pertaman. Hasil yang diperoleh
adalah keping aluminium yang menjadi berbias kuning, saat
dicelupkan pada air yang mendidih warna pada keping aluminium
sedikit larut. Hal ini (warna yang berbias kuning) menunjukkan
bahwa proses anodising yang telah dilakukan sebelumnya kurang
berjalan dengan baik, walaupun menunjukkan gelembung pada
proses anodisingnya. Saat keping aluminium ini digosok dengan tisu
ternyata warna yang terbentuk tidak luntur. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa larutan pewarna yang digunakan (K 2CrO4) cocok
untuk pewarnaan aluminium.

Untuk proses pewarnaan keping aluminium yang ketiga (dari


hasil anodising ketiga) dilakukan dengan menggunakan pewarna
KMnO4. Proses pewarnaan yang dilakukan sama dengan proses
pewarnaan pada keping aluminium sebelumnya. Hasil yang
diperoleh adalah keping aluminium berwarna ungu. Warna yang
dihasilkan initentunya menunjukkan bahwa proses anodising
berjalan dengan baik. Saat pencelupan dengan air mendidih
ternyata warna pada keping aluminium ini menjadi luntur (larut).
Begitu pula saat keping aluminium yang telah dicelupkan ke dalam
air panas ini digosok menggunakan tisu, maka warna menjadi luntur
dan keping aluminium kembali ke warna semula (perak). Sehingga

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 86


dapat disimpulkan bahwa larutan pewarna yang digunakan (KMnO 4)
tidak cocok untuk pewarnaan aluminium.

Berkenaan dengan proses pewarnaan aluminium ini maka


sangatlah perlu untuk mengetahui jenis-jenis zat pewarna yang
cocok digunakan untuk pewarnaan aluminum hasil anodasi
tersebut. Berikut mengenai jenis-jenis zat pewarna yang dapat
digunakan untuk mewarnai aluminium, diserta dengan kondisi yang
diperlukan. Contoh yang diberikan ini menggunakan proses
pewarnaan elektrolitik.

Komposisi Konsentrasi/g Voltase Waktu Warna


L-4
CuSO4 20 10 menit Perunggu-hitam
H3BO3 25
(NH4)2SO4 15 30 menit Perunggu
NiSO4 30-170
H3BO3 25-40
Lain-lain
SnSO4 5-20 2-10 Perunggu-hitam
H2SO4 5-20 menit
Lain-lain

Sekarang pewarnaan elektrolitik merupakan metode


pewarnaan aluminium hasil anodising yang paling penting. Hal ini
dikarenakan dengan metode ini (pewarnaan elektrolitik)
menghasilkan warna yang baik dan hantaran panas yang cepat.
Hasil anodasi tersebut dicelupkan dalam gelas kimia yang telah
berisi ion pewarna dari logam lain.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 87


Dibawah pengaruh AC, zat pewarna ini dapat membentuk
(memberi warna) pada aluminium mulai dari dasar pori-pori sampai
keseluruhan permukaan. Tidak seperti pada proses penyerapan
biasa, pewarnaan secara elektrolitik ini mudah untuk dikendalikan
dan memberikan keragaman warna dari pengerjaannya.

Pada umumnya, untuk proses pewarnaan aluminium hasil


anodasi, baik itu pewarnaan dengan cara biasa maupun dengan
cara elektrolitik, senyawa anorganiklahyang biasa digunakan (cocok
digunakan). Ammonium Ferrat Oksalat adalah senyawa yang umum
digunakan untuk memberikan warna keemasan pada logam. Hal ini
dapat dibuktikan dengan percobaan yang telah dilakukan, pada
keping aluminium hasil anodasi pertama yang pada proses
pewarnaannya dalam larutan pewarna hasil pencampuran FeCl 3 dan
(NH4)2C2O4menghasilkan keping aluminium yang berwarna jingga
(seperti warna keemasan tetapi lebih tua). Warna lain juga dapat
dibentuk dengan serapan ammonium ferrat oksalat dengan
senyawa lain, contohnya larutan kalium ferosianida yang
direaksikan dengan senyawa ferioksalat membentuk warna biru.
Teknik yang digunakan adalah dengan teknik pencelupan ganda.
Pertama-tama dengan mencelupkan ke dalam larutan ammonium
ferioksalat diikuti dengan mencelupkan ke dalam larutan kalsium
ferosianida. Teknik pencelupan ganda ini dapat dilakukan dengan
senyawa lain untuk membentuk variasi warna, seperti kobalt sulfat
diikuti dengan ammonium sulfit memberikan warna hijau, timbal
nitrat diikuti dengan kalium kromat memberikan warna kuning.

Secara keseluruhan, proses anodising aluminium yang


dilakukan pada percobaan ini telah berjalan baik. Dilihat dari

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 88


gelembung-gelembung yang terbentuk serta dari hasil proses
pewarnaannya di warna-warna yang terbentuk terlihat jelas pada
logam (aluminium) hasil anodasi. Setelah itu telah diketahui pula
beberapa zat yang menjadi pewarna cocok untuk aluminium,
diantaranya FeCl3 yang dicampur dengan (NH4)C2O4dan K2CrO4.
Kemudian dari hasil percobaan juga diketahui bahwa ternyata
larutan pewarna yang digunakan untuk proses pewarnaan hanya
bisa digunakan sekali, tidak untuk berulang-ulang karena zat
pewarna yang sudah dicampur atau yang sudah dicelupkan logam
aluminium tersebut, ion-ion yang ada dalam larutan pewarna
tersebut telah netral (terdekomposisi) atau larutan tersebut tidak
bisa lagi digunakan mewarnai logam.

VI. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan mengenai anodising


aluminium, dapat disimpulakan bahwa:

1. Aluminium hasil anodising menghasilkan struktur oksida


(oksida aluminium) yang berbeda dari struktur oksida basa,
yaitu lebih tebal dari oksida biasa, sehingga hal ini dapat
mencegah korosi pada aluminium.
2. Pori-pori pada aluminium hasil anodising adalahteratur namun
jarang. Hal ini dikarenakan adanya ion sulfat yang terkandung
pada keping aluminium tersebut. Sehingga aluminium hasil
anodising ini mudah untuk menyerap warna pada proses
pewarnaan.
3. Zat pewarna yang sesuai untuk proses pewarnaan
aluminium dari hasil anodising diantaranya adalah FeCl3 yang
dicampur dengan (NH4)2C2O4 yang memberikan warna jingga

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 89


(seperti warna keemasan namun lebih tua) dan K2CrO4 yang
memberikan warna berbias kuning.
4. Senyawa yang digunakan dalam pewarnaan aluminium
biasanya adalah senyawa anorganik.
5. Aluminium hasil pewarnaan yang dicelupkan ke dalam air
yang mendidih bertujuan untuk menutupi pori-pori keping
aluminium agar warna yang dihasilkan dapat bertahan lama
dan dapat mencegah pengotoran (korosi).

VII. DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. Albert dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar.


Jakarta: Universitas Indonesia.

Petruci, R.H. 1992. Kimia Dasar Edisi keempat Jilid 2. Jakarta:


Erlangga

Purba, Michael. 2006. Kimia 3 untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga

Suadi, Parham dan Mahdian. 2011. Panduan Praktikum Kimia


Anorganik. Banjarmasin: FKIP Unlam

Sharpe, G. Alan. 1992. Inorganic Chemistry 3rd edition. Cabridge.

Sukarjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: PT. Rineka Cipta

LAMPIRAN

1. Reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda adalah reaksi


elektrolisis. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda
terjadi reaksi reduksi.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 90


Ketika arus dialirkan melalui rangkaian, asam sulfat mulai
terdekomposisi, ion hydrogen berpindah ke katoda dimana
mereka tereduksi menjadi gas hydrogen:
2H+ + 2e- → H2 (g)
Secara bersamaan, anion (bermuatan negatif) seperti ion
hidroksida, sulfat, dan mungkin ion-ion oksida berpindah ke
anoda, hal ini membuat aluminium bermuatan positif (Al3+)
tergenerasi di anoda berpindah ke katoda.Pada permukaan
anoda mereka bereaksi dengan ion oksida/hidroksida
membentuk aluminium oksida (pada kasus ini ion hidroksida, ion
hydrogen dilepaskan ke dalam larutan).
Persamaan reaksi pada anoda
Al → Al3+ + 3e-
2Al3+ + 3e- → Al2O3
2Al3+ + OH- → Al2O3 + 3H+
Dengan keseluruhan proses
2Al + 3H2O → Al2O3 + 6H+ +6e-
Ion sulfat juga berperan sebagai bagian dari pelapisan oksida
yang mengandung 12-15% ion sulfat. Disarankan bahwa ion
sulfat memfasilitasi pergerakan ion hidrogen mereduksi beda
potensial sel yang dibutuhkan.
Reaksi spontan pembentukan aluminium oksida di udara bisa
ditunjukkan dengan perubahan energy bebas Gibbs yang
negatif.
2Al (s) + 3/2 O2 (g) → α Al2O3 (s) ; ΔG0 = -1582 kJ/mol
2Al (s) + 3H2O (l) → α Al2O3 (s) + 3H2 (g) ; ΔG0 = -87 kJ/mol
Jika aluminium teranodasi secara elektrokimia, sebuah oksida
akan terbentuk pada anoda

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 91


2Al (s) + 3H2O (l) → Al2O3 (s) + 6H+ + 6e- (g)
Dan hydrogen terbentuk pada katoda
6H+ + 6e- → 3H2 (g)
Diasumsikan tidak ada anion kompleks, dengan persamaan Nerst

E=E0− ( RTzF ) ln ( [ oks¿ ] )


[ ]

Dengan R adalah tetapan gas universal, T adalah temperatur


absolut dalam Kelvin.Z adalah ‘charge number’ dari reaksi
elektroda, F adalah tetapan Faraday (96500 C mol-1).
Potensial elektroda pada anoda bisa dirumuskan
E = -1550 – 0,0591 pH
Hal ini menunjukkan bahwa reaksi elektroda anoda (Al) secara
termodinamika bergantung pada nilai pH, yang ditentukan oleh
elektrolit dan temperatur.
2. Aluminium hasil anodasi dapat mengikat pewarna karena dari
hasil proses anodasi aluminium struktur oksida aluminium yang
terbentuk lebih tebal dari struktur oksida biasa. Dan dari hasil
anodasi ini mengandung ion sulfat yang mengakibatkan pori-pori
pada aluminium mempunyai jarak yang sangat teratur namun
jarang, sehingga pori-pori inilah yang dapat menyerap warna.
Dan semakin lama proses anodasi yang dilakukan biasanya
semakin baik pula pewarnaan yang ditunjukkan oleh keeping
aluminium tersebut.
3. Dalam mengerjakan proses anodizing ini ada 3 macam bagian
operasiyang dilakukan, yaitu:
1. Racking
2. Anodizing
3. Unracking

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 92


Peralatan pembantu untuk mengerjakan proses anodizing ini
terdiri dari:

a. Rak penggantung (hanger)


Rak penggantung ini terbuat dari Aluminium dan digunakan
sebagaitempat dari batang-batang profil Aluminium.
b. Kawat, garpu dan klem
Semua terbuat dari Aluminium dan digunakan untuk
mengikatbatang-batang profil Aluminium pada rak
penggantung.
c. Over Head Crane
Over head crane ini digunakan untuk mengangkat rak
penggantungdari satu tangki proses ke tangki proses
lainnya.Racking, yaitu proses pemasangan batang-batang
profil aluminium pada rak penggantung (hanger).
Penjelasan masing-masing operasi :
1. Racking.
Racking adalah proses pemasangan batang-batang profil
Aluminium padarak penggantung (hangaer). Prinsip kerja
dari proses ini adalah batangbatangprofil yang akan
dianodizing diikatkan pada bagian sebelah kiri dankanan
rak penggantung dengan menggunakan kawat aluminium.
2. Anodizing.
Pada proses ini jenis dan jumlah bak (tangki) yang
digunakan adalahsebagai berikut :
- Degreasing Tank : 1 buah
- Water Rinse Tank : 12 buah
- Etching Tank : 1 buah
- Desmuting Tank : 1 buah

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 93


- Anodizing Tank : 3 buah
- Colouring Tank : 1 buah
- Sealing Tank : 3 buah

Skema proses anodizing:

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 94


Untuk proses anodising secara umum adalah sebagai berikut:

a. Degreasing.
Degresing adalah proses penghilangan kotoran, seperti
minyak, oli danlemak yang melekat pada batang profil
Aluminium. Dengan menggunakanlarutan alkaline clean
yang dipanaskan sehingga uap panas yang
dialirkanmelalui pipa yang berada didasar tangki. Proses

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 95


pengikisan kotoran padabatang profil Aluminium ini
diakibatkan desakan uap panas sehinggamenggerakkan
larutan alkaline clean mengikis kotoran yang ada pada
batang-batang profil Aluminium tersebut.
b. Pencucian.
Tujuan proses ini untuk menghilangkan zat pembersih
yang tertinggal pada permukaan, bahan pencuci yang
digunakan adalah air bersih.
c. Etching
Fungsi dan proses ini adalah menghilangkan bagian-bagian
yang kasar dan goresan-goresan yang ada pada
permukaan batang profil tersebut.Penghilangan goresan-
goresan ini, dimaksudkan agar batang-batang
profilAluminium ini mudah dialiri arus listrik pada waktu
proses anodizingberlangsung. Untuk menghilangkan
goresan tersebut digunakan larutansoda api (NaOH)
dengan temperatur pada tangki proses yaitu 55 0C.
d. Pencucian.
Tujuan pencucian adalah untuk menghilangkan larutan
NaOH yang masih ada pada permukaan.Bahan pencuci
yang digunakan adalah air bersih.
e. Desmuting
Desmuting merupakan proses untuk menghilangkan
lapisan smut yang diakibatkan oleh proses sebelumnya.
Lapisan tersebut terdiri dari partikelantar logam berat atau
oksida yang larut dalam alkaline.Untukmenghilangkan
oksida-oksida logam berat tersebut digunakan
larutanasam nitrat (HNO3) dengan konsentrasi 50 % atau

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 96


asam sulfat (H2SO4)yang mempunyai konsentrasi 15 %.
Perbandingan dengan kedua larutantersebut 1 : 5.
f. Pencucian.
Tujuan pencucian adalah untuk menghilangkan larutan
yang tertinggal pada permukaan.Air yang digunakan
adalah air bersih.
g. Anodizing
Anodizing adalah proses elektrolisa didalam larutan
elektrolit. Sebagai kutub positif pada proses adalah
batang-batang profil Aluminium dankatodanya terbuat dari
logam Aluminium atau timah hitam. Prosesanodizing ini
membentuk suatu lapisan oksida Aluminium pada
permukaanbatang-batang profil Aluminium dan lapisan ini
dapat melindungi terhadapreaksi oksidasi. Larutan yang
digunakan untuk proses anodizing ini adalahasam sulfat
(H2SO4) dengan konsentrasi 20 % ditambah aditive.
Padaproses elekrolisa ini digunakan:
- Hambatan : 130 Ohm
- Tegangan : 30 Volt
- Daya : 3 Watt
- Temperatur proses : 20 0C
Reaksi kimia pada proses ini berlangsung sebagai berikut :
H2SO4 →2H+ + SO42-
Katoda : 2H+ + 2e →H2
Anoda : SO42- →SO4 + 2e
2SO4 →2SO3 + O2
4 Al + 3O2 →2Al2O3

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 97


Pelapisan Aluminium denngan oksidanya berlangsung
terus menerus selama proses elektrolisa dijalankan sebab
Al2O3 yang terbentuk tidakmenghalangi reaksi dengan
oksida aktif, karena selama proses
elektrolisaberlanngsung, oksigen yang terikat pada
senyawa Aluminium Al2O3 akanberpindah kebatang profil
Aluminium yang sebelah dalam untukmembentuk Al2O3
yang baru.
h. Pencucian.
Proses ini dilakukanuntuk menghilangkan larutan H2SO4
yang masih ada pada permukaan batang-batang profil
Alluminium. Bahan pencuci yangdigunakan adalah air
bersih.
i. Pewarna (Colouring).
Colouring merupakan proses pewarnaan secaara
elektrolitik. Tujuan daripewarnaan ini adalah untuk
memperindah batang-batang profil Aluminium.Larutan
yang digunakan dalam proses ini adalah Cobalt, H2SO4,
Tin Sulfatdan additive dengan temperatur proses 20 0C.
Warna yang dihasilkandariproses ini tergantung pada
waktu, semakinlama proses pewarnaanberlangsung maka
menghasilkan warna yang semakin gelap atau hitam.
j. Pencucian.
Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yangmasih ada pada permukaan. Bahan pencuci
yang digunakan adalah air bersih.
k. Sealing.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 98


Bagian terakhir dari proses anodize adalah sealing. Sealing
adalah proses penyempitan pori-pori dari logam Aluminium
yang telah dianodize. Prosessealing ini dimaksudkan untuk
menstabilkan lapisan anodize (Al2O3).Karena hidrasi yang
terjadi pada proses ini akan merubah oksida Aluminium
anhidrat menjadi oksida Aluminium hidrat. Prinsip dari
prosessealing ini adalah proses antara oksida Aluminium
dengan air yangmembentuk oksida Aluminium mono
hidrat. Reaksi kimia dari prosessealing dapat dilihat
sebagai berikut :
Al2O3 + H2O Al2O3 . H2O
Temperatur pemanasan pada tangki proses digunakan 98
0C. Lamanya proses sealing ini tergantung tebalnya
batang aluminium yang dianodize.
Mekanisme Penyempitan Akibat dari Proses Sealing

Sebelum di-sealing Sesudah di-sealing


3. Unracking.
Unracking adalah proses melepaskan batang-batang profil
Aluminium yang telah dianodizing dari rak penggantung.
CARA MELARUTKAN LARUTAN ANODISASI

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 99


- Siapkan gelas ukur sesuai dengan ukuran larutan yang
akan kita buat.
- Siapkan larutan asam sulfate 20% dari larutan yang akan
di buat.
- Siapkan additive (Asam Oksalat) 14 – 18 gr/lt.
- Masukkan air sesuai dengan larutan yang akan kita buat
- Tambahkan larutan asam sulfate sesuai dg komposisi yg
telah ditentukan
- Tambahkan additive 14 – 18gr
- Pasangkan katoda dengan menggunakan logam inert

Cara uji

1. Ketebalan lapisan anodisasi diukur dengan metoda anus


eddy. Metoda lain dapatdipergunakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Uji siling
Uji siling dilakukan menurut ketentuan yang berlaku dan
dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu kriteria
di bawah ini.
a. Uji natrium sulfit
Siling dianggap baik bila kehilangan berat dari
permukaan yang dianodisasi tidak lebih dari2,0 g/m2,
b. Uji asam fosfat/asam kromat
Siling dianggap baik bila kehilangan berat dari
permukaan yang dianodisasi itidak lebih dari3,0 g/m2
c. Uji absorpsi zat warna
Bila tidak terjadi bekas, siling dianggap sempurna.Bila
terdapat bekas yang ringan, silingmasih dapat

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 100


diterima.Bila terjadi bekas yang nyata, siling adalah
buruk.
d. Pengukuran admitansi
Harga admitansi harus lebih kecil dari 500/T μs, dimana
T adalah ketebalan lapisan anodisasi dalam Simens.
e. Uji kelembaban SO2
Bila setelah 24 jam dibiarkan terbuka dalam media
coba; dan tampak permukaan masihdapat diterima
pemesan/pemilik, maka siling dapat diterima. Media
coba mempunyaikelembaban nisbi 95% sampai dengan
100%, mengandung kadar SO2 sebesar 0,5 - 2%pada
suhu 25 ± 2 OC.
3. Untuk uji mutu dapat juga dilakukan melalui ketentuan
yang.berlaku,yaitu
a. Uji korosi.
b. Ketahanan terhadap gosokan.
c. Ketahanan cahaya, panas dan cuaca.
d. Sifat pemantulan cahaya.
e. Sifat pemantulan sinar infra merah.
f. Ketahanan terhadap kelunturan.
g. Tegangan jebol (break down voltage).

Syarat lulus uji

1. Kelompok dinyatakan lulus uji, apabila, contoh yang


diambil dari kelompok tersebutmemenuhi syarat mutu.
2. Uji ulang
Apabila suatu contoh uji tidak memenuhi ketentuan pada
butir syarat mutu, dapat dilakukan uji ulangdengan contoh

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 101


uji sebanyak dua kali dari jumlah yang ditentukan dari
kelompok yang sama.
Apabila salah satu dari contoh uji ulang tidak memenuhi
ketentuan pada butir syarat mutu kelompokdinyatakan
tidak lulus uji.
3. Pengujian dan pemberian tanda Lulus
Pengujian dan Pemberian tanda, lulus uji dilakukan oleh
instansi yang berwenang.
4. Laporan hasil uji
Produsen atau penjual harus dapat menunjukkan hasil uji
dari barang yang bersangkutan.

Syarat mutu

1. Sifat tampak
Permukaan lapisan anodisasi harus bebas dari cacat-cacat
anodisasi yang mengganggudalam pemakaiannya.
2. Ketebalan lapisan film anodisasi
Ketebalan lapisan film anodisasi harus memenuhi syarat
seperti yang tercantum pada tabel berikut.
Ketebalan Lapisan Anodisasi

Ketebalan rata- Ketebalan lokal


Kelas
rataminimum,μm minimum,μm
1 18 14
2 10 8
3 5 4
80% dari
Khusus ≥:20 ketebalanrata-
rata minimum

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 102


3. Mutu siling, harus diperiksa menurut ketentuan yang
berlaku.
4. Dengan cara pewarnaan elektrolitik dan pencelupan ganda.
Zat Pewarna Lain:
Banyak zat yang bisa digunakan untuk percobaan logam,
diantaranya CoSO4, H3BO3, (NH4)2SO4, SnSO4, H2SO4
(perunggu hitam): NiSO4, H3BO3 (perunggu), amonium
oksalat besi (keemasan), kalium ferosianida (biru),tembaga
sulfat-anonium sulfida (hijau), timbal nitrat diikuti kalium
kromat (kuning).

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 103


Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 104
FLOWCHART

Lempeng aluminium

melengkukkan

Lempeng aluminium berbentuk silinder

Menghubungkan kawat dengan jepit aligator

Lempeng aluminium berbentuk silinder + kawat

Keeping aluminium 3 x 4 cm

Mencuci dengan air panas dan detegen


Membilas dengan air sampai bersih
Menghubungkan kawat ke keping aluminium dengan jepit aligator

Keping aluminium yang sudah terhubung dengan kawat didalam gelas kimia

NB: -untuk memegang aluminium menggunakan pinset

-meletakkan keeping ditengah-tengah silinder dan tidak mengenai silinder

-keping aluminium bertindak sebagai anoda sedangkan silinder bertindak sebagai


katoda

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 105


Keping aluminium yang sudah terhubung dengan kawat didalam gelas kimia + H2SO4 2M

Memasukkan sampai tercelup tetapi tidak sampai klip

Menambahkan sedikit detergen


Menghubungkan dengan sumber arus 12 V

Larutan + gelembung gas

1 g FeCi3 + 1 g (NH4)2S2O4 + 200 mL air

- Memanaskan sampai mendidih

Larutan pewarna + keping aluminium

- Mencelupkan selama beberapa menit


- Mengangkat keping aluminium

keping aluminium + air mendidih

- Mencelupkan selama 10 menit

Keping aluminium Keping aluminium


berwarna tidak berwarna

NB: -memperhatikan warna yang terbentuk

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 106


-memperhatikan hasil yang diperoleh

-mengulangi perbobaan dengan mengganti larutan pewarna dengan KCrO4


dan KMnO4

LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM ANODISING ALUMINIUM

Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 107


Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 108
Laporan Akhir Praktikum Kimia Anorganik “Anodising Aluminium” 109

Anda mungkin juga menyukai