Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI TERAPAN DALAM

PELAYANAN NIFAS

Di Susun

Oleh :

Yuli Hartina
Eiyu Lisma
Delvika
Barriah
Nadia Sofiyani
Ranggi Purnama Sari
Sukma Qamaril Amriadi
Surdiana
Rismawati

Dosen Pengajar : Eva Purwita, SST, M.Keb

PROGRAM STUDDI D-IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadhirat Allah SWT., yang telah

memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis kepada kami sehingga kami

dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknologi

Terapan dalam pelayanan nifa” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Salawat beserta salam tidak lupa pula kami sanjung sajikan kepada Nabi

Muhammad SAW., yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kealam

yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang dirasakan pada saat ini.

Dengan izin Allah SWT., penulis dapat menyelesaikan makalah ini

tentunya berkat kerjasama pihak-pihak diantaranya dosen serta semua pihak yang

telah membantu hingga selesainya makalah ini. Mohon maaf apabila ada

kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dalam penulisan kata-kata maupun

sedikitnya bahan yang penulis peroleh.

Banda Aceh, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Obat..............................................................................................
B.Alat...............................................................................................
C.Prosedure......................................................................................
D.Sistem...........................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ

kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu

(Sukma dkk, 2017).

Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah

memberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada

setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan

dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam

proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan

kompetensi, ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan

setiap ibu dan keluarga

Oleh karena itu perlu adanya Teknologi Tepat Guna (TTG) kesehatan

yang dapat membantu bidan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan ibu

dan bayinya.

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi bagi

komunitas. Ciri-ciri teknologi adalah mudah diterapkan, mudah dimodifikasi

untuk kegiatan skala kecil, padat karya, sesuai dengan perkembangan budaya
masyarakat, bersumber dari nilai tradisional, adaptif terhadap perubahan

lingkungan.

Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat

menjembatani bidan dengan ibu dan keluarganya dalam meningkatkan dan

memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu kiranya melihat kondisi

penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang kesehatan yang

berkembang di masyarakat dan melihat sejauh mana teknologi tersebut

berhasil mewujudkan kondisi ibu dan bayi yang sehat.

B. Rumusan Masalah

1. Terapi oral apa saja yang sering digunakan dalam masa nifas ?

2. Bagaimana penggunaan terapi oral pada masa nifas ?

3. Bagaimana cara kerja alat pembantu menyusui ?

4. Bagaimana Prosedure pijat nifas ?

5. Bagaimana sistem kunjuungan nifas ?

C. Tujuan

Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan teknologi

tepat guna dalam pelayanan kebidanan pada masa nifas yang meliputi

pemberian terapi oral (vitamin A dan tablet Fe) juga alat yang mendukung

program ASI eksklusif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Pada Masa Nifas

1. Vitamin A

a) Definisi Vitamin A

Vitamin A merupakan salah zat penting yang larut dalam

lemak dan dalam hati , tidak dapat di buat oleh tubuh, sehingga harus

dipenuhi dari luar (essesnsial), berfungsi untuk penglihatan,

pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi

adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi. (Depkes RI,

2009).
b) Manfaat Vitamin A

Menurut Oei Gin Djing, (2012) Vitamin A sangat besar

manfaatnya bagi kesehatan mata maupun kerja fungsi organ lainnya.

Beberapa manfaat vitamin A diantaranya sebagai berikut:

(1) Merupakan vitamin utama bagi mata yang berfungsi dalam proses

penglihatan atau visual

(2) Untuk pertumbuhan serta perkembangan sel-sel organ, terutama

pada hati dan mata

(3) Untuk pembuatan hormone adrenalin

(4) Untuk preses reproduksi

(5) Menunjang kegiatan hormone kelenjar gondok atau tiroid

(6) Untuk regenerasi sel-sel kulit, rambut dak kuku.

(7) Meningkatkat sistem kekebalan tubuh

Adapun manfaat kapsul vitamin A pada ibu nifas. Menurut

Kemenkes RI, (2009) pemberian kapsul vitamin A 200.000IU

sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua di

berikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama.

(1) Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI)

(2) Bayi dan ibu lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi

(3) Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan.

Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A karna:

(1) Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.


(2) kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan

peningkatan daya tahan tubuh.

(3) Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu

nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A

dalam ASI selama 60 hari

(4) Pemberian 2 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah di

harapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI

sampai bayi usia 6 bulan.

c) Sumber Vitamin A

Sumber Vitamin A menurut Kemenkes RI, (2009) adalah sebagai

berikut:

(1) Bahan makanan hewani seperti hati, kuning telur, ikan, daging, ayam

dan bebek.

(2) Buah- buahan yang berwarna kuning, dan jingga seperti: pepaya,

mangga masak, alpokat, jambu biji merah, pisang, semangka,

tomat, jeruk keprok.

(3) Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga seperti:

bayam, daun singkong, kangkung, daun katuk, daun mangkokan,

daun kelor, daun bluntas, kecipir, labu kuning, daun ubi jalar,

daun pepaya, daun melinjo, kentang, bayam, dan buncis.

(4) Bahan makanan yang difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin A

seperti: margarine, dan susu.


d) Waktu pemberian Vitamin A

Menurut Kemenkes RI, (2009) kapsul vitamin A merah

(200.000 SI) diberikan pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu:

(1) 1 (satu) kapsul vitamin A diminum segera setelah saat persalinan

(2) 1 (satu) kapsul vitamin A kedua diminum 24 jam sesudah

pemberian kapsul pertama

Jika setelah melahirkan ibu tidak mendapat vitamin A, maka

kapsul vitamin A dapat diberikan :

(1) Pada kunjungan ibu nifas atau

(2) Pada kunjungan Neonatus 1 (6-48 jam) atau saat prmberian

imunisasi hepatitis B (HB0)

(3) Pada Kunjungan Neonatus 2 (bayi berumur 3-7 hari)

(4) Pada Kunjungan Neonatus 3 (bayi berumur 8-28 hari)

Vitamin A diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,

perawat, tenaga gizi), dan kader (yang telah mendapat penjelasan

terlebih dahulu dari tenaga kesehatan.

e) Cara pemberian

Sebelum diberikan kapsul tanyakan kepada ibu apakah setelah

melahirkan sudah menerima kapsul vitamin A, jika belum : kapsul

vitamin A merah diberikan segera setalah melahirkan dengan cara

meminum langsung 1 kapsul, kemudian minum 1 kapsul lagi 24 jam

setelah pemberian pertama (Depkes RI, 2009).


f) Tepat Pemberian Vitamin A

Vitamin A dapat diberikan di sarana fasiltas kesehatan seperti di

Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa,

Praktek Mandiri Dokter, Praktek Mandiri Bidan dan Posyandu

(Depkes RI, 2009)

2. Tablet Zat Besi

a) Pengertian

Zat besi adalah simbolon yang dibutuhkan untuk membentuk sel

darah merah (hemoglobin) yang berperan membawa oksigen ke

jaringan tubuh. Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai

kompenen untuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot),

kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan

penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem

pertahanan tubuh (Simbolon dkk, 2018).

Kebutuhan mineral zat besi cukup berbeda dengan kebutuhan

zat gizi lain. Zat besi untuk ibu menyusui dibutuh kan dalam jumlah

lebih sedikit daibandingkan saat sebelum hamil. Kebutuhan zat besi

pada ibu menyusui disesuaikan dengan jumlah zat besi yang keluar
dengan adanya menstruasi beberapa minggu setelah melahirkan, zat

besi yang keluar pada ASI, dan proses metabolisme normal

(Anggraeny & Ayuningtyas, 2017)

Kandungan zat besi pada ASI tidak dipengaruhi dengan zat

besi yang di asup ibu melalui makanan atau suplemen (meskipun ibu

dalam kondisi anemia). Oleh karena itu ibu menyusui perlu waspada

dengan status zat besi dalam tubuhnya. Sebanyak 16% wanita usia

subur memasuki masa kehamilan dengan defisiensi zat besi dan 1/4

dari populasi wanita usia subur tidak dapat memenuhi kebutuhan zat

besi (kurang 25% dari yang di rekomendasikan). Ibu yang mengalami

anemia zat besi memiliki peningkatan resiko mengalami Post Partum

depression (Anggraeny & Ayuningtyas, 2017).

b) Fungsi zat besi

Zat besi sangat penting untuk fungsi sistem imun tubuh,

defisiensi zat besi dapat menurunkan kemampuan darah membawa

oksigen, dan anemia dapat menurunkan penyembuhan karena

penurunan kadar oksigen. Sintesis kolagen juga bergantung pada zat

besi.Untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah

bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh tubuh

serta membentu proses meabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.

Jika asupan zat besi dalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel

darah merah juga akan berkurang, tubuh pun akan kekurangan

oksigen. Akibatnya timbul gejala-gejala anemia, daya ingat dan daya


konsentrasi menurun. Anemia dapat dilihat melalui kadar Hemoglobin

yang terkandung dalam tubuh (Windiyati & Mayasari, 2019).

c) Cara Kerja

Absorpsi zat besi meningkat dengan mengkonsumsi bersama v

vitamin C dapat larut dalam air, sehingga vitamin C dapat cepat larut

dalam plasma darah. Oleh karena itu sebaiknya meminum pil zat besi

dengan segelas air jeruk, akan membantu penyerapan zat besi lebih

cepat. Tablet Fe juga bisa diminum dengan air putih. Absorpsi zat besi

dapat menurun, jika mengkonsumsi bersama dengan konsumsi

kalsium, sereal gandum murni, kacang, coklat, dan minuman yang

mengandung kafein seperti : teh (dapat menurunkan zat besi hingga

60 %) dan kopi. Maka tidak dianjurkan meminum pil zat besi dengan

segelas susu, teh, atau kopi.

d) Kebutuhan zat besi ibu post partum

Ibu post partum hendaknya mengkonsumsi tablet Fe selama 42

hari setelah melahirkan, untuk mencegah terjadinya anemia pada masa

post partum. Tidak hanya tablet Fe, perbanyak konsumsi makanan

yang kaya akan zat besi, seperti : daging merah, hati, keju ikan,

sayuran berwarna hijau tua, dan kacang-kacangan (Windiyati &

Mayasari, 2019).

e) Efek Samping

Menurut Sinsin (2008), Peningkatan absorpsi zat besi dapat

menembah inensitas efek samping yang dialami pasien, seperti :


(1) Akan timbul rasa mual saat tablet Fe tersebut bekerja dalam tubuh.

Untuk menguranginya ibu dianjurkan meminum tablet Fe saat

malam hari, menjelang tidur.

(2) Konsumsi tablet Fe juga dapat mengakibatkan konstipasi, bahkan

tinja dapat menjadi berwarna hitam kecoklatan. Harusnya ibu

tidak usah khawatir dengan hal ini, karena hanya pengaruh obat

saja dan tidak berbahaya.

B. Alat

1. Breast Pump

Pada umumya, karena tuntutan rutinitas harian, misalnya jika ibu

bekerja, ibu menyusui yang ingin memberikan ASI eksklusif kepada sang

buah hati harus memerah air susunya, agar dapat diberikan kepada sang

bayi melalui medium lain, misalnya botol susu. Kebutuhan memerah air

susu juga bisa saja dilakukan guna menghindari peradangan kelenjar

payudara, serta tersumbatnya saluran ASI pada payudara ibu (Pitriani &

Rika, 2014)
Sayangnya, terkadang ibu menyusui belum familiar dengan teknik-

teknik memerah ASI yang tepat. Nah, untuk itulah, pada kesempatan ini,

kami ingin menjelaskan bagaimana teknik yang dianjurkan untuk

memerah air susu ibu. Memerah ASI dapat dilakukan dengan dua cara,

yakni secara manual atau dengan menggunakan tangan, serta secara

elektrik melalui bantuan breast pump. Breast pump atau yang lebih

dikenal masyarakat dengan istilah “pompa ASI” ini diciptakan untuk

membantu ibu memerah ASI untuk kemudian disimpan sebagai

persediaan. Pemerahan ini bisa dilakukan di mana saja, dan kapan saja,

termasuk di kantor yang menyediakan ruangan dan fasilitas nursing room

(Pitriani & Rika, 2014).

Nah, untuk ibu yang ingin mencoba memerah air susunya dengan

menggunakan breast pump, sebaiknya baca terlebih dahulu petunjuk

pemakaian yang terdapat dalam setiap kemasan breast pump (Pitriani &

Rika, 2014). Agar lebih jelas lagi, Ibu dapat membaca pedoman

menggunakan breast pump berikut ini:

a) Pastikan breast pump dalam keadaan steril. Caranya, cukup dengan

merendam breast pump dalam air panas atau hangat selama 10 menit

sebelum digunakan. Dan cuci tangan sampai bersih sebelum memerah

ASI.

b) Kemudian, buatlah posisi ibu duduk dengan nyaman, lalu arahkan

tubuh agak condong ke depan. Untuk menstimulasi aliran ASI dalam

payudara, urutlah payudara ibu ketika menggunakan breast pump.


c) Letakkan bagian kop Breast Pump tepat dibagian tengah payudara

hingga menutupi daerah sekitar puting.

d) Lakukan pemompaan secara perlahan hingga ASI keluar dan sampai

alirannya melemah. Saat memompa, tangan yang satunya lagi dapat

difungsikan memijat-mijat payudara yang sedang diperah. Waktu

yang dibutuhkan untuk memompa ASI menggunakan teknik manual

sebanyak 45 menit, namun dengan menggunakan breast pump

biasanya hanya membutuhkan waktu 15 menit.

e) Lakukan pemompaan pada bagian payudara satunya lagi hingga

akhirnya aliran susu melemah dan payudara kosong.

f) Setelah selesai menggunakan breast pump, sebaiknya cuci setiap

bagian yang terkena ASI hingga bersih, dan keringkan sebelum

disimpan kembali.

2. Scort Menyusui
Fungsi Scort menyusui adalah untuk menjaga privasi sang ibu pada

saat menyusui bayi diruang publik. 

3. Cold Pack untuk Perenium

Trauma pada perineum dan saluran genital umum terjadi pada saat

persalinan. Luka perineal dapat terjadi karena episiotomi atau dapat

terjadi spontan saat persalinan. Trauma perineal lebih sering terjadi pada

ibu primipara, dan dengan persalinan per vaginam dan epidural (Simkin

dkk, 2013).

Nyeri karena luka perineal secara konvensional ditangani melalui

penggunaanan algesik oral dan mandi, dan sebagai tambahan pada

beberapa rumah sakit diaplikasikan kompres es (Cold Pack). Kompres es

sebenarnya diaplikasikan pada bagian rektal untuk mengurangi nyeri

hemoroid, tetapi dengan meningkatnya angka episiotomi pada tahun1970-

1980an, hal tersebut menjadi populer dalam mengurangi nyeri perineal.

Pemeberian kompres es setelah melahirkan berfungsi untuk mengurangi

rasa sakit dan pembengkakan pada perenium (Simkin dkk, 2013).


Cara pemakaian :

a) Gunakan kompres es secara berkala selama beberapa hari

b) Letakkan es yang telah di hancurkan atau kain pembasuh basah yang

telah dibekukan kedalam kantung bersleting dan membungkusnya

dengan beberapa lembar pembalut perenium.

c) Kemudian kompres dingin daerah perineum. Kompres dingin dapat

memberikan peredaan nyeri pada daerah robekan, daerah episiotomi.

C. Prosedure

Selama sembilan bulan kehamilan, tubuh Ibu mengalami perubahan

yang luar biasa. Setelah si Kecil lahir pun, tubuh Ibu akan mengalami proses

pemulihan seperti kembalinya ukuran rahim, keluarnya cairan dari vagina serta

kelelahan setelah menjalani proses persalinan. Beberapa Ibu mungkin juga

mengalami stres dan emosi yang labil berkenaan dengan perubahan hormon

yang terjadi setelah melahirkan (Rini & Kumala, 2016)

1. Pijat Nifas
Pijat setelah melahirkan dapat memberikan beberapa manfaat dan

efektif membantu pemulihan Ibu dalam masa nifas, seperti meredakan

beberapa titik kelelahan pada tubuh, melepaskan tegangan pada otot,

memperbaiki peredaran darah, dan meningkatkan pergerakan sendi serta

peremajaan tubuh. Ada sebagian Ibu mulai dipijat segera setelah pulang

dari rumah sakit. Namun bagi Ibu yang menjalani operasi sesar, sebaiknya

tunggu hingga luka operasi sembuh (Rini & Kumala, 2016).

2. Manfaat pijat pada masa nifas

a) Proses melahirkan akan meregangkan tubuh Ibu, terutama bagian perut,

punggung, dan panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan

beberapa titik nyeri dan melepaskan tegangan pada otot, pijat dapat

meningkatkan aliran darah dan oksigen ke dalam otot dan dapat

meredakan nyeri atau pegal-pegal pada tubuh.

b) Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu

pengencangan bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.

c) Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda

nyeri alami.

d) Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang

pengeluaran ASI dan memudahkan proses menyusui. Pijatan pada

payudara akan membantu membuka saluran kelenjar susu yang

tersumbat, sehingga mengurangi risiko radang kelenjar pada payudara

(mastitis) (Rini & Kumala, 2016).


D. Sistem

1. Jadwal Kunjungan pada Masa Nifas

Masa nifas (pueperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.Kunjungan masa nifas paling

sedikit dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan uang yaitu untuk menilai

keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi. Asuhan masa nifas berdasarkan

waktu kunjungan nifas (Sukma dkk, 2017).

a) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

(1) Mencegah perdarahan masa nifas.

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut.

(3) Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

berhasil dilakukan.

(4) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi

(5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

b) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

(1) involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus dibawah

(2) umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau

menyengat.

(3) Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.


(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit dalam menyusui.

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu

perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari.

c) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

(1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak

ada bau menyengat.

(2) Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

(3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit dalam menyusui.

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu

perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari.

d) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

(1) Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang

dialaminya.

(2) Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhanyang bertujuan untuk menjaga

kesehatan ibu dan bayinya

2. Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas antara lain meningkatkan

kandungan vitaminA dalam ASI, bayi lebih kebal dan jarang terserang

penyakit infeksi, dan kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan

3. Ibu nifas yang memerlukan besi yang cukup dalam ASI-nya untuk

diberikan pada bayinya.Pada ibu hamil yang pemberian Fe 1 pada

trimester III, dapat diteruskan sampai pada masa nifas.

4. penggunaan scort dan breast pump memudahkan ibu dalam memberikan

ASI untuk bayinya.

B. Saran

Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan

memeperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Penulis sadar akan kekurangan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Sukma, P. dkk. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Depkes RI. 2009. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A. Depertemen


Kesehatan Republik Indonesia

Djing, O. Gin. 2012. Hidup Sehat Terapi Mata dengan Pijat Ramuan. Jakarta :
Penebar Plus.

Simbolon, D. dkk. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi


Kronik (KEK) dan Anemia pada Ibu Hamil. Deeplublish Plublisher.
Yogyakarta

Anggraeny, O. & Ayuningtyas Dian Ariestiningsih. Gizi prakonsepsi, Kehamilan,


dan Menyusui. UB Press: Jakarta

Windiyati & Mayasari Tjahjono. 2019. Perawatan Kecantikan Kulit. PT


Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Pitriani, R. & Rika Andriani. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb
III). Deeplublish Plublisher. Yogyakarta

Simkin, P. dkk. 2013. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. PT


Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Rini, P. & Feti Kumala. 2016. Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice.
CV Budi Utama : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Spo Oppe
    Spo Oppe
    Dokumen2 halaman
    Spo Oppe
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul
    Lembar Konsul
    Dokumen2 halaman
    Lembar Konsul
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen27 halaman
    Bab Iii
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen182 halaman
    Bab Ii
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • 35 Ethical Clearance 2016
    35 Ethical Clearance 2016
    Dokumen32 halaman
    35 Ethical Clearance 2016
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Pengesahan
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Cover Pranikah
    Cover Pranikah
    Dokumen1 halaman
    Cover Pranikah
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Cover Lta.
    Cover Lta.
    Dokumen1 halaman
    Cover Lta.
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • KOP Yellow Clinic (Kajhu)
    KOP Yellow Clinic (Kajhu)
    Dokumen1 halaman
    KOP Yellow Clinic (Kajhu)
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Surat Parnyataan
    Surat Parnyataan
    Dokumen1 halaman
    Surat Parnyataan
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Surat Keterangan Bekerja PMB
    Surat Keterangan Bekerja PMB
    Dokumen2 halaman
    Surat Keterangan Bekerja PMB
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Naskah Role Play Materi
    Naskah Role Play Materi
    Dokumen2 halaman
    Naskah Role Play Materi
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat
  • Nadia Sofyani B.indo Ke-11
    Nadia Sofyani B.indo Ke-11
    Dokumen3 halaman
    Nadia Sofyani B.indo Ke-11
    Eiyu Lisma
    Belum ada peringkat