Anda di halaman 1dari 7

Analisa Mengenai Deformasi Geologi Pada Kawasan Karst di Citatah,

Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat


Tubagus Nur Rahmat Putra
140710190030
Email : tubagusputra1810@gmail.com

ABSTRAK
Deformasi adalah perubahan bentuk batuan yang disebabkan oleh gaya luar yang
bekerja pada batuan tersebut. Deformasi kali ini memfokuskan pada kawasan
karst. Karst adalah kawasan batuan gamping yang mudah larut bila terkena air
hujan, sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan
gua-gua bawah tanah. Kawasan karst kali ini berada pada kawasan Citatah yang
merupakan sebuah kawasan tebing-tebing yang terletak di Kabupaten Bandung
Barat. Pada kawasan karst Citatah ini pernah terjadi beberapa deformasi yang
menyebabkan perubahan pada bentukan awalnya. Pada kawasan karst ini terdapat
3 stasiun. Stasiun tersebut yaitu Gunung Pabeasan yang memiliki titik koordinat
UTM 9242853, Gunung Hawu yang memiliki titik koordinat UTM 9243155, dan pada
bagian dimana ditemukannya batugamping berlapis yang memiliki titik koordinat
UTM 9243815 . Dimana setiap stasiunnya memiliki bentuk deformasi yang berbeda
beda. Salah satu bentuk hasil dari deformasinya yaitu terbentuknya pegunungan
lipatan, gua, antiklin – sinklin, dan membentuk sisi tegak antiklin asimetris. Selain
itu juga terdapat fenomena unik berupa sinkhole, merupakan lubang pada tanah
yang terbentuk tiba-tiba. Lubang tanah ini diakibatkan tekanan terhadap
permukaan tanah yang terjadi ketika sebuah lapisan bawah tanah melemah dan tak
mampu menopang struktur lapisan di atasnya. Deformasi diakibatkan adanya gaya
gaya yang bekerja, gaya gaya yang terdapat dalam penulisan ini yaitu
diastropisme, merupakan tenaga dari dalam Bumi yang menggeser serta
mengubah arah lempeng bumi. Hal ini merupakan tenaga yang sangat besar
hingga dapat menyebabkan berbagai bentukan di permukaan Bumi yang bisa
dilihat oleh manusia. Kemudian terdapat juga gaya tektonik, merupakan tenaga
yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya pergeseran dan
perubahan letak lapisan batuan, baik secara horizontal (gerak orogenetik) maupun
secara vertikal (gerak epirogenetik).
Kata kunci : Deformasi, karst, batugamping, dan citatah

I. PENDAHULUAN gua bawah tanah. Karst itu


Deformasi adalah perubahan merupakan sebuah kawasan yang
bentuk batuan yang disebabkan oleh terdiri batuan gamping yang gersang.
gaya luar yang bekerja pada batuan Ciri-ciri daerah karst adalah adanya
tersebut. Bekerjanya beban atau gaya bukit-bukit kecil, terdapat aliran
berat yang disertai pengaruh gaya sungai di bawah tanah, juga terdapat
berat dari suatu materi di sekitarnya gua-gua di sekitarnya, serta terdapat
dalam selang waktu tertentu banyak cekungan di sekitarnya.
mempengaruhi bentuk geometri
materi tersebut. Deformasi pada II. LOKASI
batuan dapat berbentuk lipatan Pada kawasan Citatah ini
maupun patahan atau sesar. Dalam merupakan sebuah kawasan tebing-
ilmu geologi struktur dikenal berbagai tebing yang terletak di Kabupaten
bentuk perlipatan batuan, seperti Bandung Barat. Jika dari Padalarang
sinklin dan antiklin. Jenis perlipatan tempat tersebut sejauh 5 km.
dapat berupa lipatan simetri, asimetri, Tebing-tebing di kawasan Citatah
serta lipatan rebah ini didominasi oleh batuan gamping
(recumbent/overtune), sedangkan dan juga batuan marmer.
jenis-jenis patahan adalah patahan
normal (normal fault), patahan
mendatar (strike slip fault), dan
patahan naik (trustfault).
Karst adalah kawasan batuan
gamping yang mudah larut bila
terkena air hujan, sehingga
menghasilkan berbagai bentuk Gambar 2.1 Sketsa Tebing
permukaan bumi yang unik dan gua-
III. TUJUAN partikel yang berasal dari hancuran
Tujuan dari penulisan ini yaitu core reef tertransportasi ke daerah
mengetahui deformasi geologi yang cekungan yang berada di stasiun 1
terjadi di kawasan karst Citatah. ini dan tersedimentasi menjadi
batugamping.
IV. PEMBAHASAN Material atau partikel tersebut
Pembahasan dalam penulisan ini tersedimentasi sesuai dengan prinsip
akan dijelaskan per stasiun yang dari Steno yaitu prinsip awal
berada di kawasan Citatah. Stasiun horisontal. Prinsip awal horisontal
tersebut sebanyak 3 titik yaitu adalah pada awal proses
Gunung Pabeasan, Gunung Hawu, sedimentasi, perlapisan sedimen
dan pada bagian dimana mempunyai kedudukan relatif
ditemukannya batugamping berlapis. horisontal atau miring/sejajar
Setiap stasiun akan dijelaskan dengan bidang pengendapan. Batuan
apa saja deformasi-deformasi yang sedimen pada umumnya terdiri dari
terjadi pada titik tersebut. partikel-partikel yang mengendap di
dasar laut, danau atau sungai oleh
4.1 Stasiun 1 pengaruh gaya berat. Partikel sedimen ini
Berdasarkan hasil dari GPS yang umumnya membentuk perlapisan yang
digunakan, stasiun ini terletak pada horisontal, kurang lebih sejajar dengan
92
koordinat UTM 43815 . Lokasi ini permukaan bidang pengendapan. Oleh
berada di sebelah timur dari Gunung karena itu bila suatu batuan sedimen
Hawu yang merupakan titik dari ditemukan dalam posisi miring atau
stasiun 2. terlipat, maka batuan tersebut pasti telah
Stasiun 1 ini merupakan daerah mengalami suatu deformasi setelah
yang terdapat lapisan-lapisan pengendapan akibat gaya tektonik.
batugamping. Batugamping yang Pada stasiun 1 dapat diamati bawah
terdapat di stasiun 1 ini merupakan perlapisan batugamping yang ada
jenis batuan sedimen klastik karena memiliki kemiringan sesuai yang telah
daerah ini termasuk daerah hancuran dijelaskan pada paragraf sebelumnya
dari core reef. Material ataupun bahwa lapisan batugamping ini
sebelumnya telah mengalami deformasi 4.2 Stasiun 2
dari gaya tektonik. Stasiun 2 ini terletak di Gunung
Selain itu, hancuran dari core reef ini Hawu atau lebih tepatnya berada pada
telah mengalami erosi dan pelapukan koordinat UTM 9243155 . Pada stasiun
berkali-kali dan mengendap di tempat 2 ini terdapat beberapa deformasi-
yang sama yaitu stasiun 1. Dapat dilihat deformasi yang pernah terjadi.
pada perlapisan batugamping yang lebih Gunung Hawu ini sendiri merupakan
dari satu lapisan. Oleh karena itu, stasiun 1 sebuah pegunung lipatan.
ini merupakan back arc. Pegunungan lipatan merupakan
pegunungan yang terbentuk atau
disebabkan oleh terlipatnya lapisan
sedimen yang besar akibat tenaga
yang berasal dari dalam bumi dengan
arah mendatar atau horizontal. Tenaga
ini dinamakan diastropisme.
Diastropisme merupakan tenaga dari
Gambar 4.1.1 Stasiun 1 dalam Bumi yang menggeser serta
mengubah arah lempeng bumi. Hal
ini merupakan tenaga yang sangat
besar hingga dapat menyebabkan
berbagai bentukan di permukaan
Bumi yang bisa dilihat oleh manusia.
Bentukan- bentukan ini merupakan
akibat dari patahan dan juga lipatan.
Patahan dan lipatan sendiri
merupakan akibat dari tenaga dari
dalam bumi tersebut. Lebih tepatnya
Gambar 4.1.2 Stasiun 1
akibat dari diastropisme ini berupa
pegunungan lipatan dan juga
pegunungan patahan.
Akibat dari diastropisme ini juga adalah batu gamping, dolomit, batuan
membentuk sebuah lipatan sinklin karbonat, atau jenis batuan yang dapat
dan antiklin. Pada stasiun ini terdapat secara alami dihanyutkan oleh
sebuah gua yang merupakan antiklin sirkulasi air tanah.
yang terbentuk akibat dari
diastropisme.
Gunung Hawu atau stasiun 2 ini
dulunya terdapat sebuah batugamping
yang memiliki tebal 30 meter. Itulah
kenapa dulu tempat ini disebut
sebagai tebing 30 tetapi sekarang
dikenal dengan tebing 0 karena
batugamping setebal 30 meter ini
dihancurkan menggunakan dinamit
untuk kepentingan komersial.
Pada stasiun 2 juga terdapat
sebuah sinkhole yang memiliki lebar Gambar 4.2.1 Sinkhole
35 meter dan kedalaman 40 m.
Sinkhole adalah lubang pada tanah
yang terbentuk tiba-tiba. Lubang
tanah ini diakibatkan tekanan
terhadap permukaan tanah yang
terjadi ketika sebuah lapisan bawah
tanah melemah dan tak mampu
menopang struktur lapisan di atasnya.
Sinkhole dapat terjadi akibat
proses alami, yakni ketika sub-
Gambar 4.2.2. Pegunungan Lipatan
permukaan batuan/tanah larut dan
membuat rongga bawah tanah.
Peristiwa ini sering terjadi di mana
batuan di bawah permukaan tanah
4.3 Stasiun 3 asimetris. Sisi tegak ini merupakan
Stasiun 3 terletak pada Gunung batas barat dari cekungan Bandung.
Pabeasan ini memiliki titik koordinat Selain terbentuknya pegunungan
92
UTM 42853. Gunung Pabeasan atau lipatan akibat dari diastropisme, pada
dapat juga disebut dengan tebing 125, stasiun 3 ini juga terdapat dampak
disebut demikian karena pada lokasi dari adanya diastropisme tersebut
ini terdapat tebing batugamping yang yaitu batugamping pada bagian
memiliki ketinggian 125 meter. bawah tertindih dan kemudian
Batugamping yang terdapat pada mengalami metamorfosa akibat gaya
stasiun ini berbeda dengan kompressi dari batugamping di
batugamping yang berada di stasiun atasnya sehingga menjadi batu
1. Perbedaannya yaitu pada stasiun 3 marmer.
ini, batugamping tidak berlapis dan
berstruktur massif. batugamping di
stasiun ini termasuk kedalam
klasifikasi non-klastik yang berasal
dari sedimentasi sisa organisme
cangkang yang berada di laut.
Sehingga stasiun ini merupakan
bagian dari front-arc. lokasi ini
dulunya merupakan laut dangkal yang
kini telah tersingkap karena adanya
Gambar 4.3.1 Tebing 125
gaya endogen.
Lapisan batugamping yang
V. KESIMPULAN
berada di stasiun 3 ini berbentuk
Kesimpulan dari penulisan ini
horizontal sesuai dengan asas
yaitu pada kawasan karst Citatah ini
horizontalitas. kemudian adanya gaya
terdapat berbagai deformasi geologi.
endogen yang berupa gaya dorongan
Pada stasiun 1 terdapat deformasi
dari lempeng Australia menyebabkan
berupa terbentuknya kemiringan
tebing pada stasiun 3 ini terbentuk
lapisan batugamping.
dan membentuk sisi tegak antiklin
Kemudian pada stasiun 2 terdapat Kambey, K. (n.d). Prinsip
beberapa deformasi yaitu Stratigrafi. Diakses pada 27
terbentuknya pegunungan lipatan November 2019, dari academia.edu
akibat dari diastropisme dan juga Fatma, D. (2018). Diastropisme:
adanya sinkhole akibat dari tekanan Pengertian, Proses Terjadinya dan
terhadap permukaan tanah yang Dampaknya. Diakses pada 27
terjadi ketika sebuah lapisan bawah November 2019, dari
tanah melemah dan tak mampu ilmugeografi.com
menopang struktur lapisan di atasnya. Rusydy, I. (2018). Sinkhole.
Selain itu, terdapat perusakan yang Diakses pada 27 November 2019, dari
diakibatkan oleh manusia berupa ibnurusydy.com
hilangnya lapisan setebal 30 meter Diniari, B. (2018). Mengenal
dengan menggunakan dinamit. Gerakan Lempeng Tektonik. Diakses
Dan terakhir pada stasiun 3 pada 27 November 2019, dari
terjadi deformasi pada lapisan ruangguru.com
batugamping yaitu adanya gaya
endogen yang berupa gaya dorongan
dari lempeng Australia menyebabkan
tebing pada stasiun 3 ini terbentuk
dan membentuk sisi tegak antiklin
asimetris.
Dapat dikatakan bahwa bentuk
bentang alam yang kita lihat sekarang
ini merupakan bentuk yang telah
mengalami deformasi-deformasi dari
bentuk awalnya.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Sari, M. I. (2018). Deformasi
Batuan. Diakses pada 24 November
2019, dari academia.edu

Anda mungkin juga menyukai