Gadar
Gadar
Disusun oleh :
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
makalah “Keperawatan Kegawatdaruratan Sistem Pencernaan (Trauma Abdomen)” ini dapat
tersusun. Makalah ini memuat mengenai kegeawatdaruratan pada sistem pencernaan yaitu
trauma abdomen. Materi makalah ini diambil dari berbagai sumber, penulisan makalah ini
merupakan tugas Keperawatan Kegawatdaruratan.
Penulis telah berupaya menyelaraskan makalah ini seringkas dan sejelas mungkin
agar mudah untuk dipahami. Namun, tiada gading yang tak retak, telah disadari makalah ini
masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu saran penyempurnaan sangat diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul..................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit ...................................................................... 5
B. Konsep Asuhan Keperawatan……………………………………….20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 27
B. Saran................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah
sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun
non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan
menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup untuk pertolongan yang lebih lanjut.
Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang
memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa,
sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian
maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus
diklasifikasikan termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawat tidak
darurat dan meninggal.
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien
berada dalam ancaman kematian karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma
abdomen di mana secara anatomi organ-organ yang berada di rongga abdomen adalah organ-
organ pencernaan. Selain trauma abdomen kasus-kasus kegawatdaruratan pada system
pencernaan salah satunya perdarahan saluran cerna baik saluran cerna bagian atas ataupun
saluran cerna bagian bawah bila hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau
pasien bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu kita perlu memahami
penanganan kegawatdaruratan pada system pencernaan secara cepat,cermat dan tepat
sehingga hal-hal tersebut dapat kita hindari.
B.Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep Dasar Penyakit?
2.Aapa saja konsep Asuhan Keperawatan?
C.Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Penyakit
2. Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi trauma abdomen
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja.
Trauma abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ.
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak
diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang
menusuk.
2. Anatomi Fisiologi
Organ mayor dan Struktur dari system pencernaan adalah esophagus,
lambung,usus, hati, pancreas, kandung empedu dan peritoneum.
Esophagus memiliki panjang 25 cm dengan diameter 3 cm dimulai dari
pharyncmsampai dengan lambung. Dinding esophagus sendiri menghasilkan
mucus untuk lubrikasi makanan sehingga memudahkan makanan untuk masuk ke
dalam lambung.Terdapat spincter cardiac yang mencegah terjadinya regurgitasi
makanan dari lambung ke esophagus.
Lambung memiliki bagian yang disebut fundus, body dan antrum.
Fungsilambung adalah mencampur makanan dengan cairan lambung seperti
pepsin, asamlambung mucus, dan intrinsic factor yang semuadnya disekresi oleh
kelenjar diumbukosa. Asam lambung sendiri mempunyai pH 1. Sphincter pyloric
mengkontrolmakanan bergerak masuk dari lambung ke duodenum.
Usus halus dimulari dari sphincter pyloric sampai dengan proximal usus
besar.Sekresi dari pancreas dan hati membuat chime menjadi tekstur yang
semiliquid. Disiniterjadi poses absorbsi nutrient dan produk-produk lain. Segemen
dari usus halus sendiriterdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum
memiliki panjang 25 cm dandiameter 5 cm.
Usus besar memiliki panjang 1.5 m dengan bagian-bagian cecum, colon,
rectumdan anal canal (anus). Sedangkan colon terdiri dari segmen colon ascenden,
transversal,descenden dan sigmoid. Fungsi primer dari usus besar adalah absorpsi
air dan elektrolit.
Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen. Hati diperdarahi kurang lebih
1450ml permenit atau 29% dari cardiac output. Memiliki banyak fungsi yaitu
pertamametabolisme, karbohidrat (glycogensis glucosa menjadi glycogen),
(glycogenolysis glycogen menjadi glucosa), ( gluconeogenesis pembentukan
glukosa dari asamamino dan asam lemak), metabloisme protein (sintesis asam-
asam amino nonesential,sintesis protein plasma, sintesis faktor pembekuan,
pembentukan urea dari NH3 dimanNH3 merupakan hasil akhir dari asam amino
dan aksi dari bakteria terhadap protein dikolon), detoxifikasi, metabolisme steroid
( ekskresi dan conjugasi dari kelenjar gonaddan adrenal steroid). Fungsi ke dua
adalah sintesis bilirubin, fungsi ketiga adalah sistempagosit mononuklear oleh sel
kupffer dimana terjadi pemecahan sel darah merah, seldarah putih, bakteri dan
partikel lain, memecah hemoglobin dari sel darah merahmenjadi bilirubin dan
biliverdin.
Pankreas memiliki fungsi endokrin dan eksokrin. Fungsi endokrin sel
betapankreas mensekresi pankreas dan mempunyai fungsi regulasi level glukosa
darah.Fungsi eksokrin dimana kelenjar acini menghasilkan getah pancreas dimana
enzympancreas itu lipase dan amylase yang dikeluarkan ke usus halus.
Empedu menghasilkan getah-getah empedu sebanyak 30-60 ml
dimanakomposisi nya 80% air, 10% bilirubin, 4-5% phospholipid dan 1%
kolesterol.
Peritoneum merupakan pelindung dari hati, spleen, lambung, dan usus.
Memilikimembran semipermeabel, memiliki reseptor nyeri dan memiliki
kemampuan proliferatifceluluar proteksi. Peritoneum permeabel terhadap cairan,
elektrolit, urea dan toksin.
Rongga peritoneum ini pada bagian atas dibatasi oleh diafragma, bagian
bawaholeh pelvis, bagian depan oleh dinding depan abdomen, bagian lateral oleh
dindinglateral abdomen dan bagian belakang oleh dinding belakang abdomen
serta tulangbelakang.
Ketika bernafas khususnya pada saat ekspirasi maksimal otot diafragma naik
keatas setinggi kira-kira interkostal ke 4 min klavikula (setinggi papila mamae
pada pria sehingga adanya trauma thoraks perlu dicurigai adanya trauma abdomen
pada sisi kiri hepar, dan sisi kanan pada klien.
Organ-organ di intra abdomen dibagi menjadi organ intra peritoneal dan
organekstra peritoneal. Organ intra peritoneal terdiri dari hepar, lien, gaster, usus
halus,sebagian besar kolon. Organ ekstra peritoneal terdiri dari ginjal, ureter,
pankreas,duodenum, rektum, vesika urinaria, dan uterus (walaupun cenderung
aman karenaterlindung oleh pelvis). Sedangkan dari jenisnya organ-organ di
rongga abdomen inidipilah menjadi organ solid (hepar dan lien) dan organ
berlumen (gaster, usus halus, dankolon).
3. Etiologi
Kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen, umumnya banyak
diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan,
deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma
ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul lainnya.
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,
trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk
sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen.Trauma pada
abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :
a. Paksaan /benda tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau
pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan,
ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari 50%
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
b. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
Disebabkan oleh: luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar
didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga
diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan
trauma pada organ internal diabdomen.
4. Manifestasi Klinis
a. Trauma tembus abdomen (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga
peritonium):
1) Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2) Respon stres simpatis
3) Perdarahan dan pembekuan darah
4) Kontaminasi bakteri
5) Kematian sel
Jika abdomen mengalami luka tusuk, usus yang menempati sebagian besar
rongga abdomen akan sangat rentan untuk mengalami trauma penetrasi. Secara
umum organ-organ padat berespon terhadap trauma dengan perdarahan.
Sedangkan organ berongga bila pecah mengeluarkan isinya dalam hal ini bila
usus pecah akan mengeluarkan isinya ke dalam rongga peritoneal sehingga
akan mengakibatkan peradangan atau infeksi
b. Trauma tumpul abdomen (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium) ditandai dengan:
1) Kehilangan darah.
2) Memar/jejas pada dinding perut.
3) Kerusakan organ-organ.
4) Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding
perut.
5) Iritasi cairan usus.
Secara umum seseorang dengan trauma abdomen menunjukkan manifestasi
sebagai berikut :
1) Laserasi, memar,ekimosis
2) Hipotensi
3) Tidak adanya bising usus
4) Hemoperitoneum
5) Mual dan muntah
6) Adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal pd auskultasi pembuluh darah,
biasanya pd arteri karotis),
7) Nyeri
8) Pendarahan
9) Penurunan kesadaran
10) Sesak
11) Tanda Kehrs adalah nyeri di sebelah kiri yang disebabkan oleh
perdarahan limfa.Tanda ini ada saat pasien dalam posisi recumbent.
12) Tanda Cullen adalah ekimosis periumbulikal pada perdarahan peritoneal
13) Tanda Grey-Turner adalah ekimosis pada sisi tubuh (pinggang) pada
perdarahan retroperitoneal.
14) Tanda coopernail adalah ekimosis pada perineum,skrotum atau labia
pada fraktur pelvis
15) Tanda balance adalah daerah suara tumpul yang menetap pada kuadran
kiri atas ketika dilakukan perkusi pada hematoma limfe.
5. Klasifikasi
Berdasarkan mekanisme trauma, dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Trauma tumpul (blunt injury)
Suatu pukulan langsung, misalkan terbentur stir ataupun bagian pintu
mobil yang melesak ke dalam karena tabrakan, bisa menyebabkan trauma
kompresi ataupuncrush injury terhadap organ viscera. Hal ini dapat
merusak organ padat maupun organ berongga, dan bisa mengakibatkan
ruptur, terutama organ-organ yang distensi (misalnya uterus ibu hamil),
dan mengakibatkan perdarahan maupun peritornitis. Trauma tarikan
(shearing injury) terhadap organ viscera sebenarnya adalah crush
injury yang terjadi bila suatu alat pengaman (misalnya seat belt jenis lap
belt ataupun komponen pengaman bahu) tidak digunakan dengan benar.
Pasien yang cedera pada suatu tabrakan motor bisa mengalami trauma
decelerasi dimana terjadi pergerakan yang tidak sama antara suatu bagian
yang terfiksir dan bagian yang bergerak, seperti rupture lien ataupun ruptur
hepar (organ yang bergerak) dibagian ligamentnya (organ yang terfiksir).
Pemakaian air-bag tidak mencegah orang mengalami trauma abdomen.
Pada pasien-pasien yang mengalami laparotomi karena trauma tumpul,
organ yang paling sering kena adalah lien (40-55%), hepar (35-45%), dan
usus (5-10%). Sebagai tambahan, 15% nya mengalami hematoma
retroperitoneal.
b. Trauma tajam (penetration injury)
Luka tusuk ataupun luka tembak (kecepatan rendah) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan karena laserasi ataupun terpotong. Luka tembak
dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan transfer energi kinetik yang
lebih besar terhadap organ viscera, dengan adanya efek tambahan
berupa temporary cavitation, dan bisa pecah menjadi fragmen yang
mengakibatkan kerusakan lainnya. Luka tusuk tersering mengenai hepar
(40%), usus halus (30%), diafragma (20%), dan colon (15%). Luka tembak
menyebabkan kerusakan yang lebih besar, yang ditentukan oleh jauhnya
perjalanan peluru, dan berapa besar energy kinetiknya maupun
kemungkinan pantulan peluru oleh organ tulang, maupun efek pecahan
tulangnya. Luka tembak paling sering mengenai usus halus (50%), colon
(40%), hepar (30%) dan pembuluh darah abdominal (25%).
Trauma pada abdomen dibagi lagi menjadi 2 yaitu trauma pada dinding abdomen
dan trauma pada isi abdomen.
a. Trauma pada dinding abdomen
Trauma dinding abdomen dibagi menjadi kontusio dan laserasi.
1) Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-penetrasi.
Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen,
kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan
lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
2) Laserasi, jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus
rongga abdomen harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma
penetrasi.
b. Trauma pada isi abdomen
Sedangkan trauma abdomen pada isi abdomenterdiri dari:
1) Perforasi organ viseral intraperitoneum
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera
pada dinding abdomen.
2) Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli
bedah.
3) Cedera thorak abdomen
Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma,
atau sayap kanan dan hati harus dieksplorasi.
6. Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor-
faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang
terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk
menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan
dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga
karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma
juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas
adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya.
Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun
ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan
tersebut. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang
ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus
dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap
permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang
disebabkan beberapa mekanisme :
a) Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya
tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya
tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun
organ berongga.
b) Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan
vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.
c) Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya
robek pada organ dan pedikel vaskuler
7. Pathway
Trauma Abdomen
ANALISA DATA
Interpretasi nyeri
Intervensi Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
Banyak factor yang bisa menyebabkan terjadinya truma
abdomen,factor tertinggi biasanya di sebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas,kemudian karena penganiayaan,kecelakaan olahraga dan jatuh dari
ketinggian.Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di kehendaki,hendaknya
kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas agar terhindar dari
bahaya trauma maupun cedera.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Ed.
8. EGC: Jakarta.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., Pradipta., E. (2014). Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius