Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LAPORAN PRATIKUM FITOKIMIA

Disusun Oleh:

Kelompok 10

M. Sugianur (201110410311018)

Kuni Syarifah (201110410311036)

Rofida Aneisa Putri (201110410311069)

Reska Novitasari Nabella (201110410311082)

Erisa Islami (201110410311085)

FARMASI B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan laporan pratikum ini. Laporan ini kami buat
berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan selama 6 minggu pada semester enam. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu menyelesaikan
laporan ini terutama para dosen yang telah membimbing kami pada saat praktikum serta
laboran yang selalu mendapingi dalam pratikum.

- Drs. Herra Studiawan, Apt, Msi


- Dra. Rakhmawati, Apt, Msi
- Siti Rofida, S.Si., M.Farm.,Apt
- Ahmad Shobrun Jamil, S.Si.MP
- Ahmad Firdiansyah,S.Farm.,Apt

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna, oleh
karena itu kami mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan
ini dan menambah wawasan kami dalam menulis.

Malang, Maret 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………….......
iii

Pendahuluan………………………………………………………………………………….. 1

Tugas I Identifikasi Senyawa golongan Alkaloida…………………………………………… 3

Tugas II Identifikasi Senyawa Golongan Saponin, Triterpenoid, dan Steroid……………….

Tugas III Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoida……………………………………….

Tugas IV Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin………………………………

Tugas V Identifikasi Senyawa Golongan Antrakinon………………………………………..

Tugas VI Uji KLT dengan Berbagai Eluen…………………………………………………..

Tugas VII Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom………………………………………….

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………...
iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Fitokimia berasal dari kata Phytochemycal. Phyto berarti tumbuhan atau tanaman dan
chemical sama dengan zat kimia berarti zat kimia yang terdapat pada tanaman. Dalam arti
luas segala jenis zat kimia atau nutrient yang diturunkan dari sumber tumbuhan termasuk
sayuran dan buah-buahan, sedangkan dalam arti sempit fitokimia biasanya digunakan untuk
merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran
aktif bagi pencegahan penyakit.

Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung sejenis zat kimia alami yang terdapat di
dalam tumbuhan dan dapat memberikan rasa, aroma atau warna pada tumbuhan itu. Secara
garis besar fitokimia diklasifikasikan menurut struktur kimianya sebagai berikut :

 Fitokimia karotenoid

 Fitokimia fitosterol

 Fitokimia saponin

 Fitokimia glukosinolat

 Fitokimia polifenol

 Fitokimia inhibitor protease

 Fitokimia monoterpen

 Fitokimia fitoestrogen

 Fitokimia sulfide

 Fitokimia asam fitat


Uji fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia dalam tumbuhan atau
bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji) terutama kandungan metabolit
sekunder yang bioaktif yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, tannin, glikosida, kumarin,
minyak atsiri, saponin, dan sebagainya.

I.2. Tujuan Pratikum

- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa alkaloid dalam tanaman.

- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan Saponin, terpenoid


dan steroid dalam tanaman.

- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan flavonoid dalam


tanaman.
- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin
dalam tanaman.
- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan antrakinon dalam
tanaman.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kaitan antara polaritas eluen dengan harga
Rf.
- Mahasiswa mampu melakukan fraksinasi suatu ekstrak menggunakan kromatografi
kolom.

TUGAS I
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOIDA

(Ekstrak Pipernigrum L.)

I.I Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa alkaloid dalam tanaman.

I.2 Timjauan Pustaka

Lada ( merica ) dikenal sebagai penyedap makanan, pengawet daging dan lain – lain.
Ada dua jenis lada yang biasa digunakan yaitu, lada putih dan lada hitam. Lada atau merica
ini mengandung minyak atsiri, pinea, kariofilena, lioena, filandrena, alkaloid piperina,
kavisina , piperitina , zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas pada merica disebabkan oleh
resin yang disebut kavisin.

Lada atau merica adalah rempah – rempah yang berwujud seperti biji yang dihasilkan
dari tanaman Piper Nigrum L, selain itu merica mengandung piperin yaitu senyawa yang
berkhasiat untuk kesehatan seperti untuk karminatif, hepatoprotektif, imunodulator, obat
cacing, anti asma, dan anti nyeri. Piperin juga banyak ditemukan pada tumbuhan piperaceae
yaitu pada Piperis Albi Fructus, Piperis Retrofractii dan sebagainya. Piperis Nigri (merica
hitam) sangatlah mudah ditemukan, selain harganya yang murah, kandungan piperin dalam
piperis nigri sebanyak 1,7 – 7,4 %.

Klasifikasi Piper nigrum L:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : P.nigrum
Alkaloid adalah suatu senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dan alkaloida
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen (N ) biasanya heterosiklik, merupakan
metabolik sekunder, bersifat basa dan umumnya berasa pahit serta mempunyai efek
farmakologis

Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat
farmakologi. Sebagai contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat
penenang, atrofina berfungsi sebagai antispasmodia, kokain sebagai anestesik lokal, dan
stirina sebagai stimulan syaraf. Berdasarkan lokasi atom nitrigen didalam struktur alkaloid,
alkaloid dapat dibagi atas 5 golongan:

1. Alkaloid heterosiklis
2. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis
3. Alkaloid putressina, spermidina, dan spermina
4. Alkaloid peptida
5. Alkaloid terpena

I.3 Prosedur Kerja

a. Preparasi sampel
1 ekstrak sebanyak 0,6 gram ditambah 5 ml HCl 2 N, dipanaskan diatas penangas
air selama 2 – 3 menit, sambil diaduk
2 selama dingin ditambah 0,5 gram NaCl , diaduk rata , kemudian disaring
3 filtrat ditambah 5 ml HCl 2 N. filtrate dibagi 3 bagian dan disebut sebagai larutan
1 A, 1 B, 1 C.

b. Reaksi Pengendapan
1 larutan 1 A ditambah peraksi mayer, larutan 1B ditambah pereaksi wagner
dan.larutan 1 C dipakai sebagai blanko
2 Adanya kekeruhan atau endapan menunjukkan adanya alkaloid

c. Kromatografi Lapis Tipis


1 larutan 1C ditambah NH4OH (p) 28 % sampai larutan menjadi basa, kemudian
diekstraksi dengan 5 ml kloroform, dipipet
2 Filtrat diuapkan sampai tinggal sedikit, kemudian ditotolkan dan siap untuk
pemeriksaan dengan KLT
Fase diam : Kiesel gel GF 254
Fase gerak :etil asetat – methanol – air ( 100 : 16,5 : 13,5 )
Pada praktikum ini perbandingan eluen ( 6 : 4 : 2 )
Penampak noda : pereaksi Dragendorf
3 Jika timbul warna “jingga” menunjukkan adanya alkaloid dalam ekstrak

I.4 Hasil Pengamatan

1. Reaksi pengendapan

- Larutan IA ditambah pereaksi mayer terjadi perubahan warna kuning muda (ada
endapan putih)
- Larutan IB ditambah pereaksi wagner terjadi perubahan warna merah kecoklatan
(ada endapan)

2. Reaksi Penampakan noda (Kromatografi Lapis Tipis)

- Larutan IC dilakukan untuk uji kromatografi lapis tipis dengan hasil KLT

Nilai Rf = 5,7 cm / 8cm


= 0,71 cm

I.5 Pembahasan
Dalam pratikum ini,dilakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida dengan ekstrak Piper
nigrum L.

Untuk membuktikan bahwa ekstrak tersebut mengandung alakaloid, pada pratikum ini
digunakan pereaksi mayer dan pereaksi wagner, serta pereaksi Dragendroff untu penampak
noda pada KLT.

Pereaksi Meyer dibuat dengan cara menambahkan 1,36 HgCl 2 dengan 0,5 gram KI
lalu dilarutkan dan diencerkan dengan akuades menjadi 100 ml dengan labu takar. Pereaksi
ini tidak berwarna.

Pereaksi Wagner dibuat dengan cara 10 ml akuades dipipet kemudian ditambahkan


2,5 gram iodin dan 2 gram kalium iodida lalu dilarutkan dan diencerkan dengan akuades
menjadi 200 ml dalam labu takar. Pereaksi ini berwarna coklat.

Pereaksi Dragendorff dibuat dengan cara 0,8 gram bismut subnitrat ditambahkan
dengan 10 ml asam asetat dan 40 ml air. Larutan ini dicampur dengan larutan yang dibuat
dari 8 gram kalium iodida dalam 20 ml air. Sebelum digunakan, 1 volume campuran ini
diencerkan dengan 2,3 volume campuran 20 ml asam asetat glasial dan 100 ml air. Pereaksi
ini berwarna jingga.

Skema kerja:

Preparasi sampel

a. Fungsi penambahan HCl pada ekstrak (proses preparasi sampel) adalah untuk
koagulasi protein atau denaturasi protein karena protein dapat mengganggu
identifikasi alkaloid.
b. Pemanasan ekstrak diatas waterbath tidak boleh sampai terlalu kering, lalu
penambahan NaCl setelah ekstrak dingin untuk mengendapkan protein dan HCl.
c. Preparasi juga dilakukan penyaringan setelah penambahan NaCl, lalu setelah disaring
dilakukan penambahan HCl 2N kembali untuk membuat ekstrak dalam suasana asam
karena pemberian pereaksi Mayer dan pereaksi Wagner harus dalm suasana asam.

Reaksi pengendapan
a. Larutan I A ditambah pereaksi Mayer terdapat kekeruhan yang berwarna kuning
muda.( ada endapan putih) Hal tersebut menunjukkan adanya senyawa golongan
alkaloid
b. Larutan I B ditambah pereaksi Wagner terdapat kekeruhan yang berwarna merah
kecoklatan (ada endapan) Hal tersebut menunjukkan adanya senyawa golongan
alkaloid.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

a. Larutan I C ditambah dengan NH4OH 28%, lalu di ekstraksi dengan 5 ml kloroform


bebas air terjadi pemisahan antar kedua fase
b. Maka lakukan pengocokan secara merata atau disentrifuge, lalu saring atau pada
pratikum ini menggunakan pipet untuk mengambil fase kloroformnya (filtrat yang
bening)
c. Filtrat bening tadi diuapkan diatas waterbath hingga 1/3 bagiannya, lalu lakukan
penotolan pada plat KLT, pada pratikum ini tidak perlu ditambahkan metanol setelah
filtrat diuapkan.
d. Masukkan fase diam ke dalam chamber yang telah di jenuhkan, ditutup dan ditunggu
sampai fase gerak naik ± 15 menit
e. Keluarkan fase diam dari chamber, semprotkan dengan penampak noda atau pereaksi
dragendroff di lemari asam
f. Hitung harga Rf nya, didapat hasil Rf = 5,7 cm / 8cm
= 0,71

A. Preparasi Sampel
0,6 gram Ekstrak piper nigrum ekstrak
ditambah dengan 5ml HCl 2N

Panaskan di atas waterbath selama 2- 3


menit

Setelah dingin + 0,3 gr Nacl

filtrat dibagi menjadi 3 bagian


1A, 1B,Blanko

Filtrat = 5 ml Hcl 2N
B. Reaksi Pengendapan

1A 1B 1C

+ P-Mayer + p.wagner Blanko

Ada endapan / Ada end/tidak


tidak

1A 1B 1C

Terjadi perubahan Terjadi perubahan Blangko


setelah di berikan p. warna setelah di beri
Mayer warna p.wagner warna
menjadi kuning muda menjadi coklat
terdapat endapan terdapat endapan
keruh
c Kromatografi lapis Tipis

Larutan 1 c + NH4OH 28 %
Di ekstraksi dengan 5 ml kloroform

Dilakukan pengocokan,diambil
bagian bawah filtrat ( bening) Proses ekstraksi filtrat dengan 5 ml
kloroform bebas air ( terjadi
pemisahan)

Filtrat Di uapkan ½ - 1/3 bagian


Totolkan filtrat pada fase diam
sebanyak 7 X
Fase gerak etil asetat, metanol,air
Masukkan fase diam ke
di masukan pada chamber, di
dalam chamber yang telah di
jenuhkn , jangan sampai mengenai
jenuhkan
kertas saring

Semprotkan penampak noda : pereaksi


dragondrorf

Kel.10 kelas B

Noda yang terlihat pada sinar


UV Menunjukkan adanya
alkaloid dalam ekstrak

Kesimpulan

Dapat di simpulkan senyawa tanaman Piper nigrum L mengandung senyawa alkaloid

Anda mungkin juga menyukai