PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang
prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar
penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi
terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90%
kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia
(Depkes RI, 2012).
Menurut World Health Organization sejak tahun 2010 hingga Maret 2011, di
Indonesia tercatat 430.000 penderita TB paru dengan korban meninggal sejumlah
61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai
528.063 penderita TB paru dengan 91.369 orang meninggal (WHO Tuberculosis
Profile, 2012).
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita TB
Paru dengan kematian 3 juta orang.Di Negara berkembang, kematian karena TB
merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah.
Diperkirakan 95% penderita TB berada di Negara berkembang dan 75% penderita
TB adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). WHO menyatakan bahwa
setiap detik satu orang terinfeksi TB dan setiap sepuluh detik satu orang
meninggal karena TB. (Bambang Ruswanto,2010)
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB paru antara lain :
1.1.1 Kondisi sosial ekonomi yang menurun pada berbagai kelompok
masyarakat, setiap pada Negara-negara berkembang, sehingga dapat
menimbulkan dampak yang buruk kepada lingkungannya.
1.1.2 Kondisi lingkungan dalam dan luar rumah yang yang sangat
mendukung untuk terjadinya penyakit tuberkulosis paru, seperti
kurangnya vemtilasi.
1.1.3 Belum optimalnya program TB paru selama ini, hal ini diakibatkan
oleh :
1.1.3.1 Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
1.1.3.2 Tidak memadainya organisasi pelayanan Tuberkulosis
(kurang terakses oleh masyarakat), penemuan kasus atau 2
diagnosis yang tidak standar, Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
tidak terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan,
pencatatan dan pelaporan yang tidak standar dan sebagainya.
1.1.3.3 Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan panduan
1
obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang
telah didiagnose).
1.1.3.4 Salah persepsi terhadap manfaat dan efektivitas vaksin BCG
1 buruk pada Negara-negara yang
1.1.3.5 Infrastruktur kesehatan yang
mengalami krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat.
1.1.4 Perubahan demografik karena meningkatnya pendududk dunia dan
perubahan struktur umur kependudukan.
1.1.5 Dampaka pandemic HIV/AIDS
(Bambang Ruswanto,2010)
Berdasarkan hal tersebut diatas, mengingat besarnya masalah yang
dihadapi program penanggulangan TB maka penulis mengangkat
judul “TUBERKULOSA PARU”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan perilaku pasien
dengan keterlambatan pasien (patient delay) dalam pengoobatan tuberculosis
paru di Kota Padang tahun 2018?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku
pasien dengan keterlambatan pasien (patient delay) dalam pengobatan
tuberculosis paru di Kota Padang tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui distribusi frekuensi keterlambatan pasien (patient
delay) dalam pengobatan tuberkulosis paru di Kota Padang
tahun 2018.
1.3.2.2 Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan pasien dalam
pengobatan tuberkulosis paru di Kota Padang tahun 2018.
1.3.2.3 Mengetahui distribusi frekuensi sikap pasien dalam pengobatan
3
tuberkulosis paru di Kota Padang tahun 2018.
1.3.2.4 Mengetahui distribusi frekuensi tindakan pasien dalam
pengobatan tuberkulosis paru di Kota Padang tahun 2018.
1.3.2.5 Mengetahui hubungan pengetahuan pasien dengan
keterlambatan pasien (patient delay) dalam pengobatan
tuberkulosis paru di Kota Padang tahun 2018.
1.3.2.6 Mengetahui hubungan sikap pasien dengan keterlambatan
(patient delay) dalam pengobatan tuberkulosis paru di Kota
Padang tahun 2018.
1.3.2.7 Mengetahui hubungan tindakan pasien dengan keterlambatan
(patient delay) dalam pengobatan tuberkulosis paru di Kota
Padang tahun 2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
sumber informasi dan sebagai referensi untuk meningkatkan
pendidikan kesehatan tentang perilaku.
1.4.1.2 Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
sekaligus menambah wawasan mengenai penyakit tuberkulosis
dan pentingnya melakukan pengobatan tuberkulosis secara cepat
dan tepat.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk tambahan ilmu,
literatur, pengetahuan dan wawasan dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit tuberkulosis.
1.4.2.2 Bagi Dinas Kesehatan penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang keterlambatan diagnosis pada pasien
tuberkulosis paru, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan
dalam penyusunan langkah dan strategi pencegahan
keterlambatan pengobatan tuberkulosis di Kota Padang.
1.4.2.3 Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut tentang hubungan perilaku 4
pasien dengan keterlambatan pasien (patient delay) dalam
pengobatan tuberkulosis paru di Kota Padan tahun 2018.
1.4.2.4 Bagi Masyarakat hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat mengenai faktor yang berhubungan
dengan penyakit tuberkulosis sehingga masyarakat dapat
mengetahui tentang pencegahan serta penularan penyakit
tuberkulosis dan pentingnya melakukan pengobatan bagi
anggota keluarga yang sudah positif tuberkulosis dan tidak
menunda nunda dalam melakukan pengobatan bagi pasien yang
sudah positif tuberkulosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam, yang ditularkan
melalui udara (airbone). Menurut (Imran Somantri, 2007) tuberkulosis paru – paru
merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru – paru yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini juga dapat menyebar
ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus linfe.
Menurut (Elizabeth J Corwin, 2009) tuberkulosis (TB) merupakan contoh
lain infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium tuberkulosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan
ludah (droplet), dari satu individu ke individu lainnya dan membentuk kolonisasi
di bronkiolus atau alveolus, kuman juga dapat masuk ketubuh melalui saluran
cerna, melalui ingesti susu tercemar yang tidak dipasteurisasi, atau kadang-kadang
melaui lesi kulit.
Menurut (Chris Brooker, 2009) tuberkulosis adalah infeksi granulomatosa
kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis (tipe manusia), suatu
basil tahan asam (BTA). Jenis lainnya meliputi M. Bovis (sapi) dan
mikobakterium altipis misalnya M. Avium intracellulare dan M. Kansasii.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Paru-paru terletak pada rongga dada yang ujungnya berada di atas tulang iga
pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu, paru
kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru
kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas.
Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh
unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments. Paru-paru dibungkus oleh
selaput tipis yaitu pleura. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang
disebut mediastinum (Sherwood, 2001).
5
6
2.1.5.1 Pathway
Mycrobacterium Tuberculosis
Alveolus
Respon radang
oleh makrofag
Bersihan jalan
Penumpukan sekret
napas tidak efektif
Makrofag mengadakan
infiltrasi
Penumpukan sekret
Gangguan keseimbangan
Granulasi Resiko tinggi nutrisi kurang dari
penyebaran kebutuhan
infeksi
Jaringan parut kolagenosa
Kerusakan membran
Sesak
alveolar Gangguan pola tidur
nafas
22
2.2.3.2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi
pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan
penurunan curah jantung
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan 1 x 24 jam pertukaran gas
efektif
Kriteria Hasil :
(1) Tidak terjadi dispnea.
(2) Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
dengan BGA dalam rentang normal.
(3) Bebas dari gejala distress pernapasan.
Intervensi :
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji dispnea, takipnea, 1. Rasional: Tuberkulosis paru dapat
bunyi pernapasan abnormal. rnenyebabkan meluasnya jangkauan
Peningkatan upaya dalam paru-pani yang berasal dari
respirasi, keterbatasan bronkopneumonia yang meluas
ekspansi dada dan menjadi inflamasi, nekrosis, pleural
kelemahan. effusion dan meluasnya fibrosis dengan
2. Evaluasi perubahan-tingkat gejala-gejala respirasi distress.
kesadaran, catat tanda-tanda 2. Rasional: Akumulasi secret dapat
sianosis dan perubahan menggangp oksigenasi di organ vital 29
warna kulit, membran dan jaringan
mukosa, dan warna kuku 3. Rasional: Mengurangi konsumsi
3. Anjurkan untuk bedrest, oksigen pada periode respirasi.
batasi dan bantu aktivitas 4. Rasional : Mengetahui kadar
sesuai kebutuhan. Oksigen ke jaringan
4. Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemeriksaan
analisa gas darah
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak / Indonesia
Agama : Kristen Prostestan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Sd
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Desa Tekaras
Tgl MRS : 12 November 2019
Diagnosa Medis : TB Paru
16
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal Serumah
= Hubungan Keluarga
= Meninggal
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasen tampak pucat dan sedikit berantakan ,pasien terpasang infus
Nacl 0,9 % 20 tpm dan spring pam ,serta pasien agak muran dan sedih.
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Composmenthis
b. Ekspresi wajah : Tampak pucat, meringis
c. Bentuk badan : Sedang
d. Cara berbaring/bergerak : Bisa bergerak ke kiri dan ke kanan
e. Berbicara : bisa berkomunikasi dengan baik
f. Suasana hati : Baik
g. Penampilan : Agak berantakan
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Pasien mengetahui pagi, siang dan malam
17
Orientasi Orang : Pasien mengetahui keluarga dan
orang di sekitarnya
Orientasi Tempat : Pasien mengetahui bahwa dia berada
di RS
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Lainnya Tidak
Ada Kelainan
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh ideas
Lainnya
k. Insight : Baik Mengingkari Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif Maladaptif
n. Keluhan lainnya : ………………….
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 38 0C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 91 x/mt
c. Pernapasan/RR : 19 x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 130/70 mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simentris
Kebiasaan merokok : Pasen mengatakan tidak merokok
Batuk, sejak Tidak ada...........................................
Batuk darah, sejak Tidak ada………………………………………
Sputum, warna Tidak ada.......................................
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya Tidak ada kelainan
Sesak nafas saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesukuler Bronchovesikuler
18
Bronchial Trakeal
19
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Refleks Cahaya : Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
Nyeri, lokasi ………………………………..
Vertigo Gelisah Aphasia Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang Trernor
Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat mencium aroma minyak kayu
putih
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat sekitarnya
Nervus Kranial III : Pasien dapat menggerakkan mulutnya
Nervus Kranial IV : Pasien dapat menggerakkan matanya ke atas /
ke bawah
Nervus Kranial V : Pasien dapat mengunyah dengan baik
Nervus Kranial VI : Pasien dapat membedakan rasa makanan
Nervus Kranial VII : Pasien dapat tersenyum
Nervus Kranial VIII : Pasien dapat mendengar dengan baik
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan dengan baik
Nervus Kranial X : Pasien dapat berbicara dengan baik dan lancar
Nervus Kranial XI : Pasien dapat menggerakkan leher ke kiri dn ke
kanan
Nervus Kranial XII : Pasien dapat mengecap makanan dengan baik
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari Positif Negatif
Jari ke hidung Positif Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki Positif Negatif
Uji Kestabilan Tubuh : Positif Negatif
Refleks :
20
Bisep : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Trisep : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Brakioradialis : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Patella : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Akhiles : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Refleks Babinski : Kanan +/- Kiri +/-
Refleks lainnya : Pasien tidak bersedia di kaji
Uji sensasi : Pasien tidak bersedia di kaji
Keluhan lainnya :
Pasien tidak bersedia di kaji
Masalah Keperawatan :
Pasien tidak bersedia di kaji
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : 2.000 ml 1 x/hr
Warna : Jernih
Bau : Khas (omoniak)
Tidak ada masalah/lancer Menetes Inkotinen
Oliguri Nyeri Retensi
Poliuri Panas Hematuri
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
21
Mulut dan Faring
Bibir : Kering
Gigi : Lengkap
Gusi : Tidak ada Peradangan
Lidah : Lembab dan Pucat
Mukosa : Lembab
Tonsil : Tidak ada Peradangan
Rectum :
Haemoroid :
BAB : ….x/hr Warna :..……… Konsistensi : …………
Tidak ada masalah Diare Konstipasi Kembung
Feaces berdarah Melena Obat pencahar Lavement
Bising usus : Tidak ada
Nyeri tekan, lokasi : Tidak ada
Benjolan, lokasi : Tidak ada
Keluhan lainnya :
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
Parese, lokasi
Paralise, lokasi Tidak ada
Hemiparese, lokasi Tidak ada
Krepitasi, lokasi Tidak ada
Nyeri, lokasi
Bengkak, lokasi Tidak ada
Kekakuan, lokasi Tidak ada
Flasiditas, lokasi Tidak ada
Spastisitas, lokasi Tidak ada
Ukuran otot Simetris
22
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Uji kekuatan otot : Ekstrimitas atas 4/ 4 Ekstrimitas bawah 4/4
Deformitas tulang, lokasi Tidak ada
Peradangan, lokasi Tidak ada
Perlukaan, lokasi Tidak ada
Patah tulang, lokasi Tidak ada
Tulang belakang Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi Obat Tidak ada
Makanan......................................................
Kosametik....................................................
Lainnya........................................................
Suhu kulit Hangat Panas Dingin
Warna kulit Normal Sianosis/ biru Ikterik/kuning
Putih/ pucat Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor Baik Cukup Kurang
Tekstur Halus Kasar
Lesi : Macula, lokasi
Pustula, lokasi Pasien tidak bersedia dikaji
Nodula, lokasi Pasien tidak bersedia dikaji
Vesikula, lokasi Pasien tidak bersedia dikaji
Papula, lokasi Pasien tidak bersedia dikaji
Ulcus, lokasi Pasien tidak bersedia dikaji
Jaringan parut lokasi................................................................................
Tekstur rambut .....................................................................................
Distribusi rambut.....................................................................................
Bentuk kuku Simetris Irreguler
23
Clubbing Finger Lainnya............
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
11. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : Berkurang Kabur
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) :..............................................
Mata kiri (VOS) :..............................................
Selera Normal/putih Kuning/ikterus
Merah/hifema Konjunctiva Merah muda
Pucat/anemic
Kornea Bening Keruh
Alat bantu Kacamata Lensa kontak
Lainnya…….
Nyeri : ...................................................................................
Keluhan lain : Tidak ada
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran : Berkurang Berdengung Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeri tekan sinus
Transluminasi
Cavum Nasal Warna…………………..
Integritas……………..
Septum nasal Deviasi Perforasi Perdarahan
24
Sekresi, warna ………………………
Polip Kanan Kiri Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa Ya Tidak
Jaringan Parut Ya Tidak
Kelenjar Limfe Teraba Tidak teraba
Kelenjar Tyroid Teraba Tidak teraba
Mobilitas leher Bebas Terbatas
13. SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Pria
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Gland Penis .................................................................
Maetus Uretra ..............................................................
Discharge, warna ........................................................
Srotum ....................................................................
Hernia ....................................................................
Kelainan ……………………………………………
Keluhan lain ………………………………………….
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Perdarahan .................................................................
Flour Albus ..............................................................
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan : ……………………………………
25
Tafsiran partus : ……………………………………
Keluhan lain Tidak dikaji
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna areola ......................................................................................
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan lainnya Pasien tidak bersedia dikaji
Masalah Keperawatan :
Pasien tidak bersedia dikaji
26
Rasa haus
Keluhan lainnya Tidak ada keluhan lainnya
Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit
hari
1 – 2 kali sehari 4 – 5 kali sehari
Frekuensi/hari (Pagi, Siang, dan (Pagi, Siang, dan
Malam) Malam)
Porsi ½ Porsi 2 Porsi
Nafsu makan Kurang Baik
Nasi, Sayur, Ayam,
Jenis Makanan Nasi, Sayur, Buah
Buah
Jenis Minuman Air Putih The dan Air Putih
Jumlah minuman/cc/24
1.100 – 1.200 ml 1.100 – 1.200 ml
jam
Pagi, Siang, Sore,
Kebiasaan makan Pagi dan Malam
Malam
Keluhan/masalah
Masalah Keperawatan
………………………………………………………………………
3. Pola istirahat dan tidur
Saat sakit : 5 – 7 jam (Malam) – 1 jam (Siang)
Sebelum sakit : 7 – 8 jam (Malam) – 2 jam (Siang)
Masalah Keperawatan
Tidak ada maslah keperawatan
4. Kognitif :
Pasien dan keluarganya paham penyakit apa yang diderita
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
Gambaran diri : Klien adalah ibu rumah tangga
Ideal diri : Klieningin sembuh, pulang dan beraktivitas
kembali
Identitas diri : Klien dapat menerima keadaan dirinya sekarang
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
6. Aktivitas Sehari-hari
27
Sebelum sakit : Pasien adalah ibu rumah tangga dan
membantu suami dengan membuat bertani
Selama sakit : Klien tidak bisa beraktivitas seperti biasa
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik
2. Bahasa sehari-hari
Pasien berbahasa Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Klien dapat bekerjasama dengan baik, kepada keluarganya, serta
teman-temannya dengan harmonis dan bersahaja
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien dapat bekerjasama dengan dokter dan perawat serta tim medis
lainnya
5. Orang berarti/terdekat :
Orang tua, anak dan suami
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
28
Pasien mengatakan bahwa dia menggunakan waktu luang dengan
membuat kue
7. Kegiatan beribadah :
Sebelum sakit = Klien mengatakan rutin ibadah
Selama sakit = Pasien susah beribadah rutin
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Terpasang infus NaCl 0,9%
2) Injeksi obat anti nyeri ranitidine 2x50 mg
3) Ambroxol 3 x 1
4) Inj omz 1x 40 g
29
Palangka Raya, 19 November 2019
Mahasiswa,
keluarga untuk
kebutuhan aktifitas
30
(seperti : BAB/BAK, Intoleransi aktifitas
makan & minum)
31
PRIORITAS MASALAH
1.Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit dibuktikan dengan
DS : Klien menyatakan demam naik turun
DO : TTV Pasien :
TTV :
TD : 38,0 oC
HR : 91 x/mt
RR : 19 x/tm
TD : 130/70mmHg
- Tubuh pasien teraba panas
- turgor kulit kering
- Mukosa muut lembab
32
33
RENCANA KEPERAWATAN
2.) Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1.)Evaluasi nyeri secara teratur 1) Memberikan informasi
dengan kelemahan otot
keperawatan selama 2x24 jam 2.)Anjurkan menggunakan teknik tentang kebutuhan untuk
diharapkan : relaksasi, seperti nafas dalam ketidakefektivitas intervensi
Kriteria hasil : 3).Posisikan sesuai indikasi 2) Menghilangkan ketegangan
misalnya semifowler
1) Melaporkan nyeri otot dan dapat meningkatan
berkurang atau teratasi kemampuan
3) Dapat menghilangkan nyeri
dan data penunjang
34
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. m
Ruang Rawat : Gardenia
Selasa,19 November 2019 1) Mengevaluasi nyeri secara teratur S : Pasien mengatakan masih lemas
(6.30 wib) 2) Menganjurkan untuk menggunakan O : Pasien tampak lemah
teknik relaksasi, seperti nafas dalam. - Pasien tidak ada dispenia
3) Mengatur posisi sesuai indikasi misalnya - Pasien tampak baring terlentang Oski Ria A.
semi fowler - pasien sebagian aktifitas dibantu
keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
35