Anda di halaman 1dari 4

SEBUAH AMANAT

Disuatu magrib, terdengarlah lagu-lagu islami yang menggambarkan kegiatan keagamaan


sedang berlangsung. Di mesjid, ustadz menceritakan cerita-cerita islami kepada santri-santrinya.
Ustadz : Alhamdulillah….nah karena anak-anakku semua sudah mengaji, saya
ingin mendengar peristiwa apa yang kalian dapatkan hari ini. Siapa yang
mau bercerita..?
(Husni, Yunus, dan saleh serentak mengangkat tangannya)
Saleh : Saya Ustadz…
Ustadz : Silahkan saleh…!
Saleh : Tadi sore kami semua sedang bermain dilapangan, lalu… (melirik sinis ke
kedua temannya)
Ustadz : Lalu bagaimana saleh ?
Saleh : Begini ceritanya ustaz …

(Pause)
(panggung dibagi dua, dipisahkan oleh garis maya)
Tampak anak-anak kampung sedang berkumpul sesakali tertawa dengan sangat lepas.
Mereka sedang asyik memainkan permainan rakyat mereka, mereka sangat gembira, mereka
terus bermain hingga mega merah telah menampakkan dirinya.
Yunus : Ayo teman-teman kita balik kerumah kita, magrib telah tiba.
Saleh : Tunggu dulu….! Ada yang bisa menemani saya membeli obat dikampung
sebelah ? Kakek saya sedang sakit.
Husni : Tidak…! Itukan tugasmu.. makanya kalau ada tugas jangan ikut main
sama kami.
Saleh : Saya hanya meminta tolong, kita kan teman….
Husni : Ustttt…! Saleh…saleh, maaf kami harus pulang.
Saleh : Ayolah….! Sebentar saja. Saya betul-betul meminta tolong.
Yunus : Maaf saleh … kami tidak ingin dimarahi oleh orang tua kami karena
terlambat pulang.
Husni : Iya… kalau terlambat pulang, pasti juga terlambat ke mesjid, kami juga
tidak ingin dimarahi  sama ustadz karena terlambat.
Saleh : Orang tua kalian tidak akan marah kalau mereka tau sebabnya, masalah
ustadz nanti saya yang menceritakan ke adaannya.
Yunus : Tidak bisa…. Kami capek, gerah seharian bermain.
Husni : Iya, ayo kita pulang semua.

(kembali kesetting awal)


Saleh : Begitu ceritanya ustadz….
Ustadz : Benar begitu …?? (menatap Yunus dan husni)
Husni : Tidak ustadz, ceritanya tidak seperti itu..
Yunus : Iya ustadz…
Ustadz : Terus bagaimana ?
Yunus & husni : Begini ceritanya …
Tampak anak-anak kampung sedang berkumpul sesakali tertawa dengan sangat lepas.
Mereka sedang asyik memainkan permainan rakyat mereka, mereka sangat gembira, mereka
terus bermain hingga mega merah telah menampakkan dirinya.
Yunus : Ayo teman-teman kita balik kerumah kita, magrib telah tiba.
Saleh : Tunggu dulu….! Kan permainannya belum selesai.
Husni : Iya betul kita harus pulang,… sebentar lagi azan magrib.
Saleh : Memangnya kenapa….? Kan lagi seru-serunya… iya kan …iya kan?
(berbalik keteman yang lainnya, namun tidak ada yang merespon).
Husni : Ustttt…! Saleh…saleh, kan besok masih bisa lanjut….
Saleh : Ayolah….! Sebentar lagi, kita selesaikan dulu permainannya baru kita
pulang.. besok lain lagi.
Yunus : Shalat itu wajib dan tidak boleh ditunda-tunda.
Husni : Iya… permainan itu hanya hiburan dunia… sementara shalat itu bekal
kita diakhirat. Mau masuk neraka ?
Saleh : Tidaklah …

(kembali kesetting awal)


Husni : Begitulah cerita yang sebenarnya ustadz.
Ustadz : Kenapa bisa berbeda, pasti ada yang berbohong.  Saya tidak suka itu…
Saleh : Cerita saya yang benar.
Yunus : Cerita kami yang benar Ustadz.
Ustadz : Sudahlah, tidak ada gunanya berbohong. Itu akan merugikan diri kalian
sendiri.
(semua santri tertunduk)
Ustadz : Allah swt berfirman “sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan,
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan
mereka itulah orang-orang pendusta” An-Nahln- 105.

(mereka terus tertunduk dan menutup mukanya)


Ustadz : Dusta itu berarti….?
(serentak mengangkat mukanya)
Semua : Dosa ?
Ustadz : dusta itu berarti ….? (serentak mengangkat mukanya)
Semua : Dosa
Ustadz : dosa itu tempatnya di ?
Semua : Neraka
Ustadz : kalian mau masuk neraka karena berbohong…?
(hening)
(tiba-tiba saleh mengangkat tangannya)
Saleh : saya yang berbohong ustadz….
Ustadz : (setelah diam sejenak)
  sudahlah, kamu sudah mengakui kesalahanmu, jangan diulangi lagi.
Saleh : iya ustadz, saya berjanji
Ustadz : Berjanjilah pada dirimu sendiri…!! minta maaflah ke kedua temanmu ini.
Saleh  : Maafkan saya teman-teman.
Yunus & husni : Iya, tidak apa-apa.
Ustadz : Nah, sebelum kembali kerumah, saya akan menceritakan sebuah kisah.
Saleh : Cerita tentang apa ustadz ?
Ustadz  : Baiklah, dengarkan baik-baik…!
Saleh : Cepat ustadz…! Saya sudah tidak sabar ingin mendengarnya.

(Disebuah jalan desa)


Ustadz : Begini ceritanya,… disebuah kampung tinggallah seorang anak yatim
yang bernama…
Saleh : Yunus…. hihihihi
Husni : saleh…! Jangan dipotong…!
Ustadz : Bukan yunus tapi yusuf…ayahnya baru meninggal,  dia tinggal sama
ibunya… mereka sangat miskin… pada suatu hari…
Ilyas : Assalamu alaikum yusuf, dari mana…?
Yusuf : wa’alaikum salam, baru saja mengeluarkan sapi dari kandangnya
Dawud : Kamu betul-betul rajin yusuf,pagi-pagi sudah bekerja.
Yusuf  : Saya harus membiasakan diri, ayah sudah tidak ada.
Ilyas : Sabar, semua kehendak yang maha kuasa.
Harun  : Ibumu pasti sangat bangga.
Yusuf  : Amin, mudah-mudahan.
Dawud : Eh, yusuf ini ada uang 30 ribu untuk kamu. Pakailah…!
Yusuf  : Tapi kenapa ?
Harun  : Itu gaji ayahmu ketika kerja bersama kami.
Yusuf   : Ow iya, Alhamdulillah….terima kasih.
Dawud  : Kalau begitu kami berangkat dulu.
Harun  : Sampaikan salam kami kepada ibumu.
Semua : assalamu alaikum…..
Yusuf   : wa’alaikum salam….

(merekapun berlalu meninggalkan yusuf)


Yusuf  : Saya harus segera pulang untuk menceritakan ini kepada ibu.
(pada saat perjalanan  pulang, bertemulah dengan seorang musafir)
Musafir  : Anakku yang dermawan, maukah kau memberikan sedikit rejekimu untuk
Allah ? saya musafir  yang kehabisan bekal.

(tanpa berkata apa-apa, yusuf  langsung memberikan uangnya sepuluh ribu rupiah).


(yusuf kembali melanjutkan perjalanan, setibanya di rumah, dia menceritakan kejadian yang
baru saja dia alami ke ibunya).
Yusuf             : assalamu alaikum, saya baru saja menerima uang 30 ribu rupiah dari
teman kerja ayah dulu.
Ibu           : Kenapa bisa yusuf ?
Yusuf              : Kata mereka, ini gaji ayah yang belum sempat diterimanya.
Ibu : Alhamdulillah
Yusuf : Tapi ibu, saya sudah memberikan 10 ribu kepada seorang musafir,
katanya dia kehabisan bekal.
Ibu : (tersenyum) tidak apa-apa anakku, kamu telah benar melakukan itu.
Pergilah membeli makanan, karena kita tidak punya lagi.

(kembali kesetting awal)


Amal : Kenapa berhenti ustadz ….?
Semua : Iya,, lanjutkan ustadz
Ustadz        : Sabar… sabar… yusuf segera membeli 2 bungkus makanan dan
membawanya pulang. Pada saat akan makan….
(kembali ke cerita yusuf)
(seorang anak yatim mengetuk pintu)
Anak yatim     : Ibu, saya lapar, bagilah saya sesuatu….
Ibu     : Yusuf, berilah dia satu bungkus nasi itu.
Yusuf         : Ibu nasinya tinggal satu.
Ibu   : Alhamdulillah, kita masih bisa makan berdua.
(yusuf segera membuka satu bungkus nasi yang tersisa , tapi tiba-tiba, seseorang datang
mengaku sebagai tawanan perang)
Si tawanan  : Tolong saya, saya sudah 3 hari tidak makan.
Yusuf : Ambillah ini.
Ibu : Alhamdulillah kita masih bisa bersedekah…. Ternyata masih banyak
orang yang lebih susah dari kita.
Yusuf : Iya ibu… saya akan selalu bersyukur.
Ibu      : Saya bangga kepadamu nak.

(kembali kesetting awal)


Saleh               : Jadi mereka makan apa ustadz ?
Ustadz               : Tidak pada saat itu…
Amal      : Begitu kasian mereka.
Husni : Allah telah mengatur rejeki masing-masing umatnya. Iya kan ustadz…?
Ustadz  : iya..iya… jadi apa yang kalian bisa petik malam ini.
Saleh : Tidak boleh berbohong.
Amal : Bersedekah kepada sesame.
Husni     : Dan selalu mensyukuri apa yang ada.
    Ustdaz  : Bagus, terapkanlah dikehidupan kalian. Sebab taqwa tidak hanya
diucapkan lewat mulut tapi juga diniatkan dan dilaksanakan dengan
tindakan.
Semua : Iya ustadz
Ustadz : Sekian untuk malam ini, langsung kembali kerumah. Assalamu alaikum
Semua    : wa’alaikum salam.

Anda mungkin juga menyukai