Anda di halaman 1dari 66
SN | : SNI 03-6573-2001 om at Standar Nasional Indonesia Tata cara perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung (lif) ICS 54,146.30, pee ed. SNI 03-6573-2001 Prakata Standar Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (Lif) ini dipersiapkan oleh Panitia Teknik dengan penanggung jawab BSN (Baden Standardisasi Nasional) dan Tim Kecil yang dibentuk oleh Deput Urusan Tata Bangunan dan Lingkungan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Panitia Teknik dan Tim Kecil ini beranggota‘an 11 orang, terdiri dari : Ir. A.Budiono.MCM, Ir Soekartono, Ir. Sarwono Kusasi, Ir. Henny Fatah, Ir. Dick Aman. Ir. Erry Saptaria Achyar CES, Ir. Joesair Lubis CES, Ir. Adjar Prayudi MSc, Ir. Prihadi Waluyo MM, Ir. Widianto dan Ir. Sentot Harsono. Standar ini ditetaokan menjadi SNI 93-6573-2001, melalui rapat konsensus yang dihadiri oleh unsur pemerintah, asosiasi profesi, p=fguruian tinggi, suplier. konsultan, kontraktor dan pengelola bangunan geduny, Standar ini mengambil acuan cari ASME 17.1 : Safety Code for Elevator end Escalator. 1993, Revision Addenda 1995 dan buku referansi lain sepert. disebutkan pada dibliograti, Apabila dalam penerapan slandar ini terdapal ha-hal yang meregukan, diharapsan dapat membandingken secera lengsung dengan substansi yang terdapet dalam acuen tersebul, atau dengan adisi yang terakhir SNI 03-6573-2001 Pendahuluan * Standar Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (Lif) terbit setelah melalui proses pengolahan yang cukup lama. Mengingat bahwa standar mengenai Standar Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (Lif) di indonesia sangat diperiukan, maka Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah mewakili pemerintah, asosiasi profesi, konsultan, kontraktor, suplier, pengelola bangunan gedung dan perguruan tinggi, menyusun Standar Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (Lif) ini yang selanjutnya dibakukan oleh Badan Stendardisasi - Nasional menjadi SNI, 03-6573-2007 Diharapkan standar ini dapat dimanfaatkan oleh para perencana, pelaksana, pengawas dan pengelola bangunan gedung dalam menerapkan konsep-konsep Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (Lif). ‘SNI_03-6573-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (lif). 1 Ruang Lingkup. Adi Standar Tata Cara Perancangan Sistem Transporasi dalam Gedung (Lif) ini dimaksuckan sebagai acuan bagi perencana, pelaksana cen pengelola banguran gedung dalam perggunaan Lif kelengkapan-kelengkapannya. 1.2 Standar ini ini mencakup persyaratan minimal sistem transportasi dalam gedung (li) untuk dapat tenwujudnya pemakeian Lif yang nyaman, anian dan handalan 2 Acuan. a) Elevator World Inc. USA : The guide fo elevatoring edisi tahun 1992 4) GR Strakosch : Vertica! Transportation edisi tahun 1982 ©) ASME 17.1» Safety Code for Elevator and Escalator, 1993 Revision Addenda, 1995 3 |stilah dan Definisi Istilah dan cefinisi yang digunakan dalam standar ini mengikuti SNi 05-2189-1999, untuk iift dan eskalator (tangga berjalan), Istilah-istilah lain bersifat umum (bukan teknis) terdapat pada padanan kata. 34 daya engkut gabung (DAG) kemampuan seluruh lif dalam sistem operasi kelompok, mengangkut jumiah orang dalam selang wektu 300 detik 32 daya angkut satuan (DAS) kemampuan satu buah lif mengangkut jumiah orang dalam selang wektu S menit (300 detik) 3.3 interval selang waktu mulai saat satu if berangkat dari lobi sampai salu If lain tina ci tobi dan membuke pintu, 3.4 kebutuhan puncak ke atas (up peak demand). arus sirkulasi puncak (padat) arah keatas terjadi dipagi hari jam masuk Kantor. 3.5 kebutuhan puncak ke bawah (down peak demand) arus sirkulasi puncak (padat) arah kebawah terjadi di sore hari, a:au jam tutup kanter. 1 dati 64 SNI 03-6573-2001 3.6 kepadatan (occupancy rate) satuan luas yang wajar untuk dipakai satu orang melakukan kegiatan, atau pada banguna rumah sakit perbandingan pengunjung terhadap jumlah ranjang 3.7 muatan (loading) sejumlah orang yang wajar dapat terangkat oleh lif, sebelum mencapai kapasitas penuh. catatan: muatan = 00% Kapesitas nominal. 3.8 operasi kebakaran suatu peristiwa perubahan kerja lif dipakai oleh saklar kebakeran. Semua lift turun kembe ke lobi mengabaikan tugasnya. 39 operas| kelompok suatu sietim kerja bersama beberaps lif dalam suatu kelompok yang dikendalikan oleh puse pengendeli. : 3.10 operasi regu pemadam cara ke*je lif yang khusus dipakai oleh regu pemadam dengan mengsunaken kunci keniel kebakaran 3.11 penghuni bangunan (PB) jumlah orang yang menempati ruang lantai bersin (net area) untuk melakukan Kegiatan sebagai potential traffic (PT) 312 tempo lintas naik turun (7LNT) (round trip time). satu lif melakukan pelayanan dari lobi ke lantai-lantai, keniudia kembaii ke lob 3.43 terkaan jumlah hentian (TJH) (probable stop). 2 jumieh berapa kali Kemungkinan lif akan berhent dalam sepanjang lintasan, oleh sebet jumish penumpang yang dangk.t, bukan ka‘ena ads panggilan lantai (PL) 3.14 tuntutan arus sirkulasi (TAS) penghu dalam persentanse terhada P8 yang harus diangkut deri lobi dalam selang wak:u 5 menit, pada saat terjadi erus puncak (padat), dan dipakai sebagai kriterle alas daya angkut sistim lif. (5 Minute Handling Capacity) : 345 waktu tunggu rata-rata (WTR) interval yang dikehendeki sebagai selang wastu yang wajar untuk suai’ gedung dan dipekai sebagai triteria 2 dari 64 SNI 03-6573-2001 4 Ketentuan Teknik. 44 Umum. 44.4 Peralatan lif yang digunakan untuk bangunan gedung sesuei fungsinya ditunjukkan seperti dalam tabel 4.1.1 Tabel 4.1.1 : Peralatan lif sesuai fungsi bangunan. Kelas | Peralatan utama sirkulasi Bangunan dari segi fungsi pangunan:| dan transportas| TFungsiusaha z Kantor (komersial atau mewan). | 5 Tif cepat (orang dan servis) Kantor (instansi/Lembaga) 5 iif cepat (orang dan servis) Hotel mewah (bintang). [lif eskalator dan lif servis Hotel resort [lif prang dan servis. | Stasiun (terminal) Kereta api [eskalator a Bandar udara (airport) eskalator, dan travelator. Toserha (depertenient siore) sens Menara observasi (plus restorar hii Parking lot — mobil. Zi ifbarang < Pabrikinduste 6 if hidrolik Ruang pamer. 7 eskalator dan if barang ee Seungsisosials ie eae Ir Rumah Sakit s [9a if pasien_ ll i Klinik (anpa ruang operasi). 82 | iffpasien Univer 92___| Walau cskolator Fungsi hunian Apartemen mewah ‘Apartemen murah (rumah susun) Asrama/Rumah Perawate Rumah toko (Ruko) Fungsi Umumidan dudaya ‘Arena Olahraga > | Gedung pertemuen Museum et |__| Gedung kesenian (theatre). | Penjara a 41.2. Pemilihan lif ialah menentukan jenis lif dengan rilal ekonomi investasi yang walar. 44.3. Dalam pemilihan lif harus diperhatikan apabila geaung mempunyal fungs! ganda, ‘atau majemuk (multi purpose building), 414 Dalam analisa sitkulasi. maka narus dinilai analisa dai masing-masing fungsi bangunan tersebut, ” Penjelasan Wisalken gecung Kantor bortingsa: 10 ciciikan ciates slasiun sere ibangun epartemen terlinakal 10, maka aus sirktlasi ciarehken (dpisenan) se mesng-masing lobl if yang terpisah, Loti utama di lantai daser harus cukup luae mensmpung sikulas: +193 finosi hangunan. Pengguna Kereta api diarahkan langsung ke eskstator menu besmen (peron KA. “ialy fobi tama. (ial lampran llustres! menentukan luas loti. ari dan di atas kanlor ferseaul Sdani 64 bes NI 03-6573-2001 42 Persyaratan Dasar? Pemilihan lif didasarkan atas persyaratan dasar sebagai berikut Kapasitas dan kecepatan harus sesuai dengan tinggi dan luas bangunan a). b). _Konfigurasi susunan dan tata letak lif ©). _Pemilihan jenis motor penggerak dan jenis kendali operasi. 43 Jenis Lif . 43.4 Jenis lif didasarkan atas tinggi-rendah dan luasnya bangunan, 4.3.2 Jenis lif seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.3.2. Tabel 4.3.2 : Jenis Lif wo, | ,.Bangunan dengan indikasiluas_ (plan ania " | fantai ager tercapaietsiensiwaar. | i yonom_| etre presi) 1. Aide faneat a 1000 refenta aside seriah 2 [seusg enero | ewwro | teen 9._|uaslanta afd 1806 manta gases ee eae 4 | a 00 Pinta asso | 21 sic 40 44 Kapasitas Lif. 4.44 Kapasitas lif dinyatakan dalam kilogram (kg) atau jumlah o-ang. Lif berkapasia di baweh 6 orang, memakai angka satuan 70 kg/orang, sedangken di atas 6 orang memake angka satuan 68 kg/orang 4.4.2 Pemilihan kapasitas lif harus memperhatkan bentuk, besaran, dan kegunaal bangunan. 44.2 Tabol di 4.4.2. memporlinathan Kapacitas lif yang dapat dipertimbanglan untul digunakan, Tabel 4.4.3 : A. Bangunan Rendah sampai dengan 6 lantai | Fungsi bengunan Kapastas {_[Apartemen 300 kg (4 orang) atau! 450 ko (6 orang). 2_| Rumah susun 450 kg (6 orang) atau 550 kg (8 orang) 3_| Rumah toko 450kg (6 orang) 4 | Asrama 550 kg (8 otang), 600 kg (S orang). 3 | Klinik, 600 ka (9 orang), 750 kg (11 orang), 1000 kg | | (15 orang). | 4 dari 64 SNI 03-6573-2001 B. Bangunan Menengah Rendah 6 sampai dengan 20 lantai Fungsi bangunan Kapasitas nel eariay 750 kg (11 orang), 800 kg, 1000 kg (15 orang), 1180 kg (17 orang) . 1250 kg (18 orang) > Bier | 1000 kg (15 orang), 1150 kg (17 orang), 1250 _| kg (18 orang). ros 3 | Rumah sakit fe 750 kg (11 orang), 1000 kg : . ea osen ora cana 750 kg (14 orang), 1000 ka 4000 kg (15 orang), 1150 kg (17 orang), 1250 5 | Toserba [kg (18 orang) ie C, Bangunan Menengeh Tinggi 20 sampai dengan 30 lantai Fungsi bangunan Kapasitas | Kantor mewah 7250 ke (18 orang) atau 1350 kg (20 orang). | 2 | Hotel berbinteng 4250 kg (18 orang) atau 1350 kg (20 orang 3_| Rumen sakit 1600 kg (23 orang) atau 1800 kg (26 orang) [4 | Apartemen tiragi 4150 kg (17 orang) atau 1250 kg (18 orang) D. Bangunan tinggi diatas 2¢ lantai (majerrux. multi purpose) bengunan Kepasitas. 7550 ko (20 erang), 1850 kg (24 orang), 1600 kg (26 orang), [Hoiel, 71350 keg (20 rans 3_|[ Rumah sekit 4600 kg (23 orang) @ if 4 | Toserba 350 kg (20 orang), 1650 kg (24 orang) 45 Kecepatan optimal 4.5.1 Satuan kecepatan li? yang dipakai m/m {meter per menit) atau m/s (meter par detik). 45.2 Disarankan pada awal pemilinan kecepatan lif didasarkan atas jumlah lantal dan tinggi lintasen. 45.3 Tabel 45.3 merupakan anjuran dalam menentukan “ecepa‘en lif (tinggi reta-rave lantal dipemitungken = 3,60 meter) 5 dari 84 ‘SNI 03-6573-2001 Tabel 4.5.3 uaa eral Tinggi intas | Minimal kecepatan | aris mesin it yang | yang Cee ve lift apr eebaiay | sesueidengen ecepatan | A. Lif lokal 4+5 14,40 60 Geared Traction 6+7 21,60 75. Geared Traction | 8+9 28,80 90, Geared Traction 40+11 36,00 105 Geared Traction 1" 11412 39,60 420 Geared atau Gearless 12215 46,80 150 Geared ateu Geartess 14216 54,00 160 + 210 Geared atau Gearfess B. Lif Expres Med Low 7, jangsung 10 = 20 33436=60 | 120 [Geared atau Gearless 4, langsung 10 + 22 33+43=76 | 450 Geared atau Gearess [ C. Lif Expres Med High 7, langsung 20 +28 68 +29= 97 | 160 Geared ala Geariess 4, langsung 20 94 68+ 40 = 108 [210 Gearless Traction 3. Express High 7, langsung 30+ 39 104¥35= 139 | 210 Gearless Traction _| 4, langsung 30+ 47 43640" 176 | 240 +300 Gearless Traction [7 langsung 39 + 61 137+43= 180 | 300 + 360 Gearfess Traction [iv tengsuing 39+ 54 137453= 190 | 360+ 420 [Geariess Traction _ Ponjelasan : Suatu contsh banguran berlenta 50, maka bengunan iy dibagi menjadi 4 daerah operes' lif yay Low Riss ‘if melayeni lentaitantai 1 sempai lentai 13. Medium lew Risa lif melayani lantaisanta 1, \sng 14 sid 25 Medium high Rise lfmelayeni anlalanta 1, long 27 sid 38 High Ris> Hrmeiayeni iantai-anta 1, sng 39 91d 50 Demikian oula dalam sa¢i kecepzian, If dikalagorikan rranjacli 4, yin Low Speed antare 45 sid 105 mim unt focal ‘Medium Low antara 105 sid 150 nvm untuk local dan express Medium High entara 150 sid 180 mim untuk exoress High Saeed anlara 210 914.420 mim untuk express Lihat lmpiran suatu ilustrasi bangunan berlantai SO dan 109. 46 Jumlah Satuan Lif Optimal 461 Jumish satuan tif optimal dalam saiu kelompck operasi terganiung besamnye bangtinen dan jumiah penghuninya 4.6.2 Jumlah lif yang dikelompokkan atau digabung menjadi satu sistm operas bersama, atas lantai yang maksimal dapat dileyani. 4.63 Tabel 4.6.3 menunjukkan jumlah satuan lif optimal yang diserankan. 6 dan 64 a 5.4. SNI 03-6573-2001 Tabel 4.6.3 1). _ Bangunan bertingkat sedang, sampai dengan 20 lantai tanpa ekspress lif (semua lantai dilayani oleh semua lif) Jumlah satuan lif dalam ‘Jumiah lantai/pintu maksimal satu kelompok operasi__| bangunan tanpa expres lif (tormasuk lobby) 7 +6 satuan 20 lantal/pinitu 6 satuan 16 lantai/pintu 5 satuan 17 lantai/pintu 4 satuan 16 lantai/pintu 3 satuan 9 +15 lantei/pintu 2), Bangunan dengan menggunakan express lif. Jumiah satuan lif dalam satu | Jumlah lantel maksimal di atas kelompok oparasi ‘axsprass part (termacuk lobby ‘Medium - Tow rise, 20 sid 30 It 6 +7 satuan [ 20 lantai/pintu 6 satuan 48 lantai/pintu 5 satuan 16 lantai/piniu 4 satuan 14 lantai/pintu 3 satuan 70 +48 lantai/pintu Medium - high rise, 20 s/d 40 it Gsatuan 16 lantalpintu 5 satuar 14 lantai/pintu 4 satuan ‘(2 lantai/pintu 3 satuan 8+ 11 lantaipintu High rise, 30 lantal keatas _ 6 satuan 14 lantai/pintu __Ssatuan Serle 18 fantai/pintu 4 satuan 72 lantai/pintu 3 satuan = 11 lantaipintu Perancangan, Pelayanan Optimal Dasar-dasar perancangan sistim pelayanan lif a) b) Aspek yang harus aitinjau dalam perancangan ialah : 1) kelompok konfigurasi, 2) tata letak, dan 3) perhitungan jummlah, kapasitas dan kecepatan merujuk pada Iciteria (parameter) Faktor yang mempengaruhi perhitungan den pemiihe sistim ialah 1) Jumlch lantai yang dilayani. 2) Jarak lantai ke lantai, dan arak linias, 7 dari 64 SNI_03-6573-2001 9 a 5.2 524 3) 4) 5) 8) Jumlah penghuni tiaé-tiap lantai, Penggunaan khusus lif tertentu, Lantal-lantai fungsi khusus. Fungsi / lokasi gedung dan pola sirkulasi saat sibuk. Untuk mencapai hasil optimal, data berikut harus dipastikan : 1) 2) Jumlah penghuni bangunan (P8) aiau Potential Traffic (PT), atau Iuas lante efektif / bersih (net area), jumlah kamar suatu hotel, jumlah tempat tidur pasiet di rumah sakit, jumlah unit keluarga dalam suatu epartemen, Saat terjadi pola arus padat keramaian (rush hours), jumlah orang pengguna li baik waktu turun maupun naik, Jika belum memperoleh kepastian PB, maka harus diambil patokan umur kepadatan lantai terpakal bersih dalam satuan mi/orang, atau rata-rata orang pe kamar, atau rata-rata pengunjung pasien per tempat tidur, Perjelasan : Lanai dasar (lobby) diabaikan, karera penghunl ioti tidak menggunaken Ii Kelompok lif delam suatu sistim pelayanan, harus memenuhi syarat-syarat kriteric dalam dua hal, yaitu 4). 2) Interval Time harus lebih kecil dari waktu tunggu reta-rata (WTR) kntena yanc ditetapkan untuk bangunan te-sebut. Penjelasan : Interval Time yeiuu selang waxtu calam aetik, mule! seat it berangkat sampal lif oerikutnya tiba o lantei dasar (lobby), Tuntutar. Arus Sirkulasi (TAS) atau Peak Traffic Demand (PTD), harus lebit besar dari TAS kriteria yang ditetapkan untuk bangunan tersebut. Penjelasan : (2) Tunlutan Aus Sorkulasi yaity umleh penghuni bangunan yang herus lerangiult oleh sistir pelgyanan it dalam selang wektu 5 mani (S00 datk) pada saal-saat sibuk, eng¢a krilerie dinyatakan dalam % torhadep PB. (&) Kodua kritera tersebut harus dvenuhi sekalgus dalam pertiiungan pemithan. Jka salah sati krterie tidak terpenuhi, maka perhilungan dicoba-uieng, Jika Interval Time tidak memenuhi riteria, naikkan Kecepaten If dan turunken kapastas. Jika daya angkut sist tidek memenuhi krteria TAS, maka nalk) 2 9 TRA 7.8.5 a) Pada pengaturan lokasi mesin langsung diatas ruang lumcur, maka reaksi berupa gaya tekan pada balok beton, total besarannya sama dengan berat kereta plus kapasitas berat bobot imbang. Pada pengaturan lokasi mesin eda disemping ruang luncur dilantai teratas periu diperhitungken engker baut untuk gays-gaya herizental Pada pengaluran lokasi mesin di lantai bawah peru cipethatikan reaksi gaye-gayz tarik (cabut) pondas’ kedudukan mesin, dan juga gaya horizontal yang manimpa balok dari deflector sheave. Diujung atas balok-balok bangunan :etap mencapat reaksi yang sama dari roda-roda pul Gaya rekasi pada balok belon harus diperkecil tekanarnya aengen memasang bec! plate dan lebih baik lagi ika dipasang isolasi peredam getaran. Persyaratan Teknis Motor 4) Power rating 10% diatas power cutput. 2) Insulation kelas F atau lebih baik. 3) Momen puntir awal harus tinggi (high forgue motor) 4) Lulus -est megger sebelum dicoba jalan Mesia 4) Shaft alignment antare motnr dar masin setelan disembund dengan rem, harus lurus sempurna. 2) Back-lash roda gigi dihilangkan sebelum dicoba full speed. 3) Sepatu rem dapat dibuka secara manual untuk prosedur pemeriksaan dan menolong kemacetan lif. 4) _ Roda tarik dari besi tuang dan beralur (grooved) untuk memenuhi syarat traction. Daya Tarik Mesin (traction) Daya tarik traksi mesin hanya mengandalkan gaya gesekan antara tali baja dengan Toda puli/ katrol-penarik ‘traction sheave). 54 dari 64 SNI 03-6573-2001 b) o a Banyak roda dan tali bala umunya pendek Karena ‘erjadi slip, terutama saat-sar kereta berhent! keadaan pench muatan. Umur minimal talf baja 6 tahun dan amur minimal roda tarik “0 tahun, jka slip dap: ditindarkan, Faktor yang manertukan kekuatan gaya gesek ialsh 4 2) 5). Rahan, yaitur maa dari besi tang molebdenum. tall dari bala kosfisien geseker = 0,12 jika kering dan 0,10 jika berminyak, ‘Sudut kontak tali memeluk roda puli, yaitu : 180° (3,14 radian) jika tidak dipakai deflector sheave, atau = £165? (2,88 radian) jika digunakan deflector sheave. Bentuk alur (groove) dudukan tali pada roda, yaitu V-seating atau round-seatinc atau U-seating undercut. Rumus Traction Relation (TR) batas slip ialah TR = Ty, =e dmans T, = gaya pads tal tegang Tz = gaya pads tall kendo e ngka logaritma (= 2,718) ; f = koefisien gesekan = 0,10 0,12 @ = Sucut busur Kontak (are of contact) dalam radian k = koelisien bentuk alur (angka-angka empiris) + 1,0 + round seating £1,2 3 Usunderdut 80° £13 + Unundercut 105° +18 > V-seating Jika TR2 e®* , tejadi slip antare tali den roda, Calam perencanaan TR dituntu makeimal 90% dar efka untuk manjamin traksi yang baik. 32 deri 64 : SNI 03-6573-2001 Katrol \—-" Governor Tall baja Governor Ponyambung Betang mekanik pengaman operasi Batang i Pengaman $-~katrot ALS tegangen Gambar 7.8.4 79 Pesawat Pengaran 7.3.1. Jenis a) Pada dasamya jenis pesawat pengaman lif ada 2 (dua) yaitu kerja mendadak dan kerja berangsur. Jenis pertama menggunakan prinsip roler baja mengganjal antara rel dengan rumah bentuk tius, sehingga lif macet (oerhenti) dengan mendadak. Jenis ini digunakan untuk kecepatan rendah sampai dengan 60 mim. Jenis kedua atas daser gaya gesek antara permukaan baja besi tuang yang tirus masuk kedalam ruman dengan sudut tirus sama, sehingga baja terjepit antara rel dan rumah menyebabkan lf macet dengan kemerosotan, Jenis ini digunakan untuk berkecepatan s/d 120 m/m. b) Pada lif berkecepatan tinggi penjepitan dibantu dengan pegas, atau rumah itu sendlti berberituk per U-daurt, sefingge Baji makin masuk masih kuat pegas menekan. Jenis 33 dani 64 SNI 03-6573-2004 inl untuk lif berkecepatar’150 m/m keata, Dari segi produks! ada & (delapan) masa: jenis, tergantung klasifikasi gabungan beban dengan kecepatan. 7.92 Pengindera Kecepatan Lebih (governor) {dengan gaya sentrifugal) hanya berfungsi menyatikan If manakaia | Seaelum governor itu sendin bekerja nyata, maka pada kelaue lebih tertentu, arus sink putus oleh Seidl: salu pengungkit governer. Jika lif bergerak turtt mencapai kelajuan lebih tinggi lagi, rahangnya menjepiak dan mengigit tal baja. Selanjutny tali baja menarik baji tus masuk kedalam rumah yang ikut kereta turun. Tabel 7.9.2 Daftar kelajuan lebih yang ditetapkan oleh ANSI 17.1 Governor pade lif mengalemi kelgjuan lebih. % Kecepatan lebih pesawat pengaman pada saat : Recor z erring speed (GOvernor meter/menit ‘Arus putus bekeria 45. 140 % 140 % 60. 126 % 140 % | 90. 120%. im 130% al 120 115% 1 127 150 - | 112.5 % 425 % Be 180 117 123% 240 117 % z 123% day selerusnye gelerusnya same seterusnya Sama 7.40 Sinyal 7404 Fungsi Dasar. ‘aj Suatu sistem penunjukan dan pertandaan yang berfungsi membantu operas! iit dal eskalalor mencapai tujuannya sebegaimana mestinya. Termasuk dalam sistim sinye jalch peralatan penolong dala) keadaan derurat, seperti alarm bell, alat komanikas (intercom) dua arah, monitor televis! (close circuit TV), dan penginderaan (sensor) Sinyal memanfaztkan bunyi/suara dan cahaya dan juga perekaman gejala diman: petlu. b) _ Sinyal yang berlebihan dan kurang berfungsi stau tidak tepat guna, hanya merupakar pelengkap sia-sia bahkan menyesatan, Suara atau bury! dipedakan : bel (percering) buzzer (geram), gong (denting). sirine, terompet, tergantung kegunaannya. ‘Katia i pada lantai, digunaken gona atau electronic chime, dan pijitan tomibol berbuny! ‘bi’ Seban lebih (overiood) digunakan suara geram buzzer agak keras, Peringatan lif yanc akan berangkat dari lobby (tenggang waktu habis) digunakan juga buzzer (suara agal lembut) terus menerus sampai pintu rapat. Lif macet ditandai dengan bel berdering Sedangkan sirine dan terompet yang beralun-alun digunakan untuk tanda kebakaran. : ©) Sebaiknya bunyi bel untuk kemacetan lif dibedakan dengan kode tertentu untuk tiap- tiap kelompok lif, agar petugas penolong dapat cepat tanggap dan dikombinas. dengan LED display panel, yang menunjuk nomor lif yang macet. Bunyi terompet yanc beralun-alun dapat dipasang pada eskalator dihubungkan dengan sensor pengaman jika terjadi kecelakaan. a) Sinyal cahaya dapat berupa jampu: pljar atau luminescent (LED) display, dan dipasang pada “fixture” yang beraneka ragam. Bentuk keindzhan fixture tidak boleh mengorbankan fungsinya, 34 dari 64 SNI 03-6573-2001 7.10.2 Jenis dan Ragam 7.10.24 Hal Lantera. ”) 5) °) Lokesi di Loki Lif (dipasang dekat pintu) Pintu-pintu If kelompok, jumlah maksimal empat berderet, sesuai jangkauan manusia menangkap sinyal. Tiap-tiap pembukaan city pada main loti dipasanc Hal lanieva berbentuk bobas, menyala paling lambat 5 detik sebelum if tiba, disertai suara denting setu kal, Pemasangan hal lanlera dengan kombinasi posisi-indikater ci lobi tidak dianjurkan Hal lantera di lenteMental atas dipasang pads tiep-tiap pembukaan pintu berupa panea arah ke atas (v/arna hijau) dan panah arah ke bawah (warne merah). Salah satu hal lantera akan menyala sesuai dengan arah perjaianan if, 2aling lambat 5 detik sebelum liftiba di larvai, nal lantera berdenting satu kali, bila lif menuju ke atas, berdenting dua kali, bila lif manuju ke bawah, Hal lantera di lantai te-minal atas berbentuk bebas atau panah arah kebawah. Hal lantera berbentuk Jain selain bentuk panah banyak sekali, tetapi tidak tepat guna dibanding bentuk “panzh’, dan tidak dianjurkan, 7.10.2.2. Indikator Posisi a) d) 4 4) Incikator posisi lif dibedakan 2 mecam Karena lokasi, Di dalam kereta : “Cer Positon Indicator’ (CPI), dan disamping atau di ats pintu fantail dinamakan ‘hall Positon Indicator’ (HPI), HP hanya untuk lif turggal (simplex) dan lif ganda (duplex), sedangkan paca lif-if jamak (lebih dari dua) tidak dianjurkan karena tidak ada manfeat, behken menyesatken. CPi sebeiknya dipasang pada semua kereta lif. Lokasi yang paling tepat pada panel operas, alau diatas pintu kereta, HPI dan CPI dapat berbentuk deretan angka-angka nomor lantai dengan lampu pijar, ata ke-upa ancka digital dengan LED. Jika digunaken sistim digital, dianjurkan dengan 16 segment LEC, sehingge angke 6 dapat dibedakan dengan huruf G (untuk Ground) dan angka 8 ditedakan dengan hurut B (untuk basmen) Suara tiruan elektronik (epoech syinthosizen dan layar nto (screen display) sanca: berguna bagi penyandang cacat akan ketibaan lif pada tiap-tiap lantai dan arah lif, naik ataupun turun, Sinyal Iain, ialah berupa petunjuk yang menyala, yaitu : 1). Directional light, panah bercahaya terus menerus selama lif bergerek. Dipasang didalam kereta 2). “Tanda kebakarar’, meayala otomatis jica saklar kebakaran diaktifkan 3). ‘Hospital Service’, menyala agar semua penumpang keluar lif, karena ada pasien gawat akan dioperasi 7.10.2.3, Tombol dan Kunci. a). Tombol. 4) Tombol 2anggilan iantal (P/L) dan tomto! perminiaan di kereta (PX) sebaiknya terasa bergerak jika ditekan dan bersuara “biip’ serta menyala, agarmeyakinkan 35 dari 64 SNI 03-6573-2001 8 741 TAM a). b) °) bahwa gemniniaanhye telah cidaftar oleh controller, terutama hal ini be penyandang cacat. 2) Tombol adalah penyenbung arus jistrk dengan sifat parmintaan telah terdaftar. 3) Tombol PL dipasang di tiap-tiap lantei (hai! cal). 4) Tombol PK dipasang dipanel operas! al dalam kereta (COF) 5) Tombol-tombol lain ialah buka pintu (door open) dan tutup pintu (door cose), de tombol intercom. 6) “Tombol tekan” ialah penyambung arus listrik dengan cara terus menen ditekan. Jika dilepas maka arus putus karena tombol kembali ke posisi semu oleh kerja pegas. 7) Tombol tersebut dipasang untuk bel (a/arm bell) dan start-stop inspeksi lif diate atap kereta, Kunol (key ewitch) Kunci (key switch) sebagai penghubung atau pemutus arus leh orang-orang terrent yang berwenang, diantaranya ialah : 1). Emergency stop, berupa sakelar tungkal (toggle switch) atau dapat berupa kun sakelar (menghindari kejahatan). 2) Independent service, |lka lit dipisah deri kerja kelompok 3) Aifendent service, operasi lf oleh pelayan 4) Hospital service lif dipakei oleh pasien pada saat terjadi gawet 3) Carcall block (sebagai altematif dari Aey-card), untuk lantai tertentu 8) Fireman service, operas krusus regu pemadam 7) Parking key switch sekali tekan mai Lif Pelayanan Khusus 1 Lif Ulang Alik (shuttle service) Pelayanan express nonstop cari Iobi ulama (ground floor) langsung sampai sky Jobb; vaitu berfunasi sebagai [obi terminal untuk pindah ke lif lokal menu lantei-lantai d atasnya atau di bawahnya Litlf lokal dapat melayani 15 lantai dengan kecepatan 120 m/m. Kemudian lif lokal lair berupa express dari sky Jobby dengan kecepatan 160 m/m atau 210 mim ke 30 lanta diatasnya Lif ulang alik sebaiknya 2 atau 3 unit tergantung perhitungan, kapasitas 2000 kg (29 P. kecepatan 420 mim, atas dasar travel time 30 detik (non stop). Jumlah pintu sebeiknye 2 (dua) buah muka dan belakang (untuk masuk dan keluar) sehingga lalu lintas (passenger transfer) lancar. i 7.11.2 Li Gandeng (double deck) ‘ a) Jika bangunan terlalu langsing, yaitu bangunan dengan tinggi sampai dengan 49 lantai dan luas perlanta’ 1000 m?, maka efisiesi bangunan akan buruk idibaweh 60%) oleh 36 dar 64 b) SNI 03-6573-2001 erona itu qunakan if gandeng, yaitu dua buah Kereta satu diatas yang ‘sin dengan satu mesin traksi didalam ruang luncur yang sama. Lif bawah melayan! ian‘ai-iantei ganil can iif di atesnya metayani ‘antal-lantal gene, Pada tobi dipasang 2 (dua) buah eskalator dari lantei 1 sampal lantai 2 baci penumpang yang berkentor di fantal-lantai genap. 7.11.3 Lif Servis, Barang dan VIP. 7.1.3.1 Lif Servis. a) b) 9 Disamping lif penumpang tersebut diatas, diperlukan lif pelayanen (barang, paket dsb) yaitu lif servis. Pada bangunan hotel, jumiah lif servis satu bi kamar. Dalam bangunan kantor setiap luas 1500 m? per lantai, perlu ada satu lif servis, atau bangunan berlantai sampai dengan 20 harus ada satt lf servis, Bangunan kantor di atas 20 lantai dianjurkan memakai 2 buah lif servis. uah setiap 2 buah lif tamu atau setiap 150 7.44.3.2 Lif Direksi (VIP) : a) b) Dalam suatu bangunan kantor sering terdapat lf khusus melayani dlreks! alat! VIF: Hal in sarget ticak diarjurkan, dtinjau davi segi nilai ekonomis investasi bangunan | oleh sembarang orar g, maka narus cipasang Agar lantal direkst tidak dapat dikunjungi tai direksi/iantal khusus fey-card paca kelompos lif yang menuju lan 7.11.33 Lif Barang (ireight elevator) a) b) timutnva disasang pada bangunan pabrikiindusti dan juga kadeng-kadang pada pusat belarja atau pertokoan. Syarat utara lebar pintu sama denge” lebar kereta, sehingga dipakel ee Btperting door, gerskan manual vertikal-Sangkar lif barang ditolehkan tidak beratap, 29er capat mengangkut barang-barang yang panjang 7.41.3.4 Lif Pasien (Rumah Sakit} a) ) a) irkulasi, Pertama kesibukan pade nursing Rumah sakit memgunyai dua macam pola si ungan dan lobi ke visiting corscor corridor dan kedia kesioukan pada jam kun) Dari 2ogi rile: ekenen’ eian/arkan sem lf adalah jens lif pasien, dengan pembukaay pintumuka dan belakang, Pintu depan untuk pengunjung om se horiclor cenguniung), pintu belakang menghadap Koridor perawat, ruang operasi, 'uard londrifinen, dan kamar mayat Diperiukan kunc! Kontak agar pelayanan dapat diatur sesual tyluan, Sat kunci Kontak piperintuk pelayanan gawat darurat, dengan sinyal ‘Hospital Service’, It slap menunggu cilantai bawah pintu belakang bangunan menanti kedatangan ambulance. kereta untuk kapasitas dibawah 1850 kg. husus lf untuk rumah sakit dengan 2 pintu, muka dan belakang, |= 1,50mxd= 2,30 tm maka diperlukan ruang luncur dengan ukuran lebar L = 2,10 mx dalam D = ,00 m orale, agar palin stvetcher (branckar) dapat mnasuk ke datam If dengan lear pintu 4,20m. a7 dari 64 SWI 03-0973-2001 Catatan = Luas karela lif -umah sakit = 3,45 m2 terlal was, seharusnya untuk ff ber'apasitas 1600 kg sesu. slender. Oleh Karena fungei lf pada umumnya membawa kerela darong pasen (arandkar) maka kapasite 4000 kg sudah cukup, meka perlu malengkapi alat pembatas kapacitas. Alal tersebul menyebabkan fidek meu berengkat jka dimuaii lebih dari 100 TAS, DAG harus lebih besar dari kriteria (TAS) Dd Periksa kembail WTR OK, WTR = 121,2/4 = 30,2 datik > 30--> dapet diterima (acceptable), A229 Alternative: Asumsi dipilin Lif dengan Kecepatan = 2,0 V/s Kapasitas = 15 o-eng Muatan = 80% x 18 orang = 12 orang, (Terkaar Jum ah Hertiar) = 8,9 P. (lihat deftas) 4 (lantai) x 3,8 m itinggi lantai) = $3.2 nieter (Total Lintasen) = 53,2/8,3 = 8,2 dotik (lihat daftar) 4m. Unit Rud Unit time = 50 dari 64 SNI 03-6573-2001 TUNT: a). Temnpo naik = 8,3 x5,2 = 48,2 detik. b). Tempo turun = ((53,2—7,8)/3]+5 = 20,2 detik 6). Tempo pintu= 8,9 x 3,5 = 20,1 datik. d). Tempo hentian lanta-laniai=12 x 0,8 = 9,6 detik, e). Tempo hentian lobby = 12x 1,0 = 12 det. Sub Total 10% toleransi 50,7 detit 6,1 detik. Sub Total = 55,6 detik Jumlah TLNT (RTT) DAS (Daya Angkut Satuan) = 300 x 12 / ~ N= TAS / DAS = 128/ 30,2 = 4,17 = 4 Uni Lif, DAG = 4 x30,2 = 120.8 Orang = (120,8/1012) x 100% = 11.9% < 12,0% > dapat diierina, 419.2 detik, 0,2 orang per 5 menit. WTR = 119,2/ 19,8 detik < 30 detik + OK, Kesimpulan dan Ringkasan hasil perhitungan acaan sebagai berikut: | 7 Loading | kecepatan [ste Kapasitas OM ue | WER Kontera DAG alternatif aoe 18.7 %> 12% 1 1150 kg (17P) | 15P 25 20,2~ 30 <0K sere yo00 kg (18P)| 12P aa 28. a Ce Dari segi mutu pilin alaternati-2, tetap| harga lebih mahal kurang lebih 10% Demi pertimbangzn ekonomis pilih altematif-1 A.2.4 alternatif-1, memakai power output= 24 kw, begitu pula Az.5 _ alternotif.2, memakai power autput = 24 kw. karena dengan kecepatan 3.0 m/s digunakan Gearless machine, AS Contoh Perhitungan. ABA. Kasus: Asumsi Motor AC = 4 Pole f = 30 Slip = 3% Kecepatan Lif = 120 mim. 120x350 + (10,03) = 876 RPM Kecepatan putar 0 = 51 dari 84 SNi 03-6873-2001 Diminta diameter roda tarik D. A.3.2 Jawab: Gunakan reduction-gear 3: 50 igig ulir = 3) sistm pertalian 1:4 Diameter rodatarik =D Persamaan: S= xxDxo 420mim = (3.14 xD x 873) / (60: 3) D = 0,730m Aa Contch Periitungan. A441. Kasus = Sebuat lif berkapasitas 1000 kg, berat kerata kosong 2000 kg dan averbalance 45%. mak berat bobot imbang = 20C0 kg - 450 kg = 2450 kg. Berat tali baja dan travelling cable diabaikan, Arc of contact 165° (2,68 radian), tali ba) dalam keadean sedikit beminyak, f = 0,11, Roca tall beralur U (rcund seating) A4.2 Analisis. TR saat kereta naik, full load= 3000/2450 = «,22 Batas sip = eK = (2,748) 0,11%1,0x2,88 = (2,718)931 = 196 Batas dizinxan 90% 1,36 = 1,22 =TR Kesimpulan sangat meroinal. Perlu diperoaiki, yaitu dengan 2 (dua) cara a). Cera’: Berat kereta ditembah 200 kg, manjadi 2200 kg. R= 7, !T2= 3200/2660 = 1.20<1,22 *OK b). Cara 2 Alur roda LU di undercut 90°» K= 1,2 Batas slip = (2,7180,11K1,2x2,88 = (2,718)0.33 = 1,46 1,31>4,22 + OK, Baise diizinkan 90% 1,46 52 dari 64 SNI 03-5573-2001 AS Fetunjuk Pemilihan Rel Pemandu. TabelAS Beratrel ] varakrentang | * Keterangan : T dalam Nimm? | Rapasitas | nominal | Braket maks eja st37 (kg/m (m) 750 3.60 2,20 wa T=o5 3.60 2,40 #2 =49 3.30 2,20 #1 740 oc 3.00 2,20 #2 55 9.30 2,50 #2 53 42,00 2,60 Hi 722 75 10,85 3,00 #2 87 42,30 3,30 #2 73 9,30 2,20 1 138 12,30 2,40 #1 102 4000 12,30 2,60 #1 140 9,30 2,60 #2 131 12,30 3,00 #2 86 47,80 3,60 #1 740 1950 17,00 3,80 #2 62 22,70 4,00 #2 53 22,70 3,70 a 740 4600 18,0 | 3,80 #2 76 22,70 | 4,00 #2 63 = Lit dengan sepasang 2esenal aengaman __ Asuinsi terat kereta Kosong = 2 kali kapaitas, (F+Q) = 3x kapasitos * Keterahgan #12), Pesawal pengeman mendausk (instanjenaus) untuk Ii beikecepaten maksimal 60 mim, Tmax 140 Nim = 25 (P+Q)o/ A; atau b}memekel ceptize roller safoty, unluk berkeeepalan maksimal 90 mim, Tmak 15 ([P+Q)0l/A #2= Pacawal pengaman berangsu’ (gradual clamp), Nimm? = 10(P+Q)a/A = 2,34, untuk keofisior kelangsingan 4 = “20 = 140 Nirm? Uniuk It berkecepatan 105 m/m keeteo, Tmax = 140 @ * = 3,00, untuk koefisien kelangsingan 2 = 105 53 deri 84 SNI 03-6573-2001 A6 Tabel Waktu Buka dan Tutup Pintu. Tabe A6 Lebar pintu een 2 speed 2 speed c/a om po | oc DIS) oo | _ oe 900 1.5 24 13) 3 = 1900 44 Perineal z 4100 18 25 23 4180 4é 27 25 1200 17 28 ae 4,7 25 1300 48 3.4 cal Le J er 71400 4,9) 33 sete 4.9 29 AZ Automatic Rescue Device (ARD) ATA Auiomatic Rescue Device mula\ bekerja ketika sumber tenaga listrik (PIN) tiba jiba putus (black-ovt). AT.2 ARD rulai be . Pengaman | 7._| Tali baja & Pull 7 - 8._| Peredam & Sinyal__| + 5 . 9._| Cara kena = = * 10. | Unjuk kerja dan . . . Penyetelan Jumlah pemenksaan | an |e }sl2ls/a/s}s & Jololal & Inloleslola e a 8 56 daa SNI 03-6573-2007 Daftar Periksa (check list) Pemeliharaan Lif. AM4, TebelA 14 :Laporan kerja Nema Pelanggan Tanggal al Bangunan Hari : Dikerjakan oleh : No. Kontak : Mutai pukul : Tanda tangan: Selesai pukul : i Laporan : Komponen yang diperiksa: ‘O- | Kedapatan normal ; Vv. di service : : Kedapatan rusak x ilumasi: . Hatus disetel ulang = # Tidak termacuk : 7 No | Kamar mesin No ] Atas atap kereta 1, | Ruang mesin 22, | kebersinan 2. | Saklarutama 23, | Sling (hitch) 3. | Mesin 24, | Roda kerata 4, | Motor 26. | Sepatuluncur 5. | Rem 26, | Penggerek pintu 6. | Roda tarik 27. | Tali baja tak 7. | Governor 28 | Sakiar-saklar 8. Alat kendal 29, | Transducer i 9. | Selector/Encoder 30, | Tali governor 40, | Sting (hitch) 31. | Lain-lein Ruang luncur, Kereta | 17 | Pintu lantai 32 | Kondisi amum 42. | Kunci kait 33. | Cop 43. | Penggantung/Pen 34. | Indicatov/iampu 14. | utup 35. | Kipas angin 15, | Sensor lantai 36. | Pengaman pintu 16 | Saklar batas 37. | InterohowvBel 17. | Bobot imbang 38. | Leveling/Rata lantai Lain-lain Sinyal Pit (lekuk dasar) 78. | Indicator posisi 39. | Saklar pengaman 19. | halll lantern 40. | Penegang tali 20 | Tombol lantai 41. | governer 21. | Lampu sinyal 42. | Peredam Toteransi lari bobot imbang 57 dari 64 SN| 03-6573-2001 Apendiks B Klasifikasi bangunan. Klasifikasi bangunan atau bagian dari bangunan ditentukan berdasackan fungsi yan dimaksudkan di dalam perencanaan, pelaksanaan, atau perubahan yang diperluken pad bangunan B.1. Kelas 1: Bangunan Hunian Biasa. satu atau lebih bangunan yang merupakan a). Klas 1a: Bangunan Hunian Tunggal, berupa : 4). satu rumah tunggal ; atau 2). satu atau lebih bangunan hunian gendeng, yang riasing-masin bangunannya dipisahkan dengan suatudinding tahan api, ternasuk ruma geret, rumah teman, unit town house, vile, atau b). Klas 1b: Rumah Asramaikost, Rumah Tamu, Hostel, atau sejenisnya dengan luas total lantai kurang dari 300 m* dan tidak citinggali lebi! dari 12 orang secera tetap, den tidak terletak di atas atau di bawah bangunan hunian lain atau bangunan kias lail selain tempat gerasi pribadi, B.2. Klas 2: Bangunan Hunian yang terdi:i atas 2 atay lebih Unit Hunian, yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah B.3. Klas 3: Bangunan Hunian di Luar Bangunan klas 1 atau 2, yang umum digunakan sebagai te(npat tinggal lama atau sementara oleh sejumiah oranc yang tidak kerhutungan, ternasuk ). rumah esrama, rumah teu, losmen ; atau b). Wayiar uriuk teinpat tinggal dan suatu note! atau motel; atau. ©), gagian untuk tempat tinggal dar suatu seko.ah: atau ), panti untuk orang berumur, cacat, atau anak-anak: alau €). bagian untuk tempat tinggal dari suats bangunan perav.atan Kesehatan yan¢ menampung karyawen-karyawennya, a B4. Klas 4: Bangunan Hunian Campuran. tempat tingyal yeng berada di dalam suatu banqunan Klas 5. 6. 7. 8, atau 9 dan merupakan tempat tinggal yang ada dalam bangunen tersetut, BS. Klas § : Bangunan Kantor. bangunen gedung yang dipergunakan untuk tujan-tujuen Usaha profesional, pengurusas administrasi, atau usaha komersial, ci luar bangunan klas © 7, 8 ata.iS 58 dani 64 ‘SNI 03-6573-2001 BS. Klas 6 : Bangunan Perdagangan. bangunan oko atau bangunan lain yang cipergunakan untuk tempat penjualan barang- barang secara eceran atau pelayanan kedutuhan langsung kepada masyarakat, tarmasuk : 2). ruang makan, kafe, restoran ; atau b). ruang makan malam, bar, :oko atau kios sebegai bagian dari suatu hotel atau motel ; atau c, tempat gunting rambut/saicn, tempat cuci umum; atau d), pasar, ruang penjualan, ruang camer, atau bengkel. panan/gudang. B.7. Klas 7: Rangunan Pen: bangunan gedung yang dipergunakan penyimpanan, termasuk 2). tempat parkir umum; atau b). gudang, atau tempat pamer barang-barang produksi untck dijual atau cuci gudang. BB Klas 8 : Bangunan Laboratorium/industri/Pabrik. bangunan gedung laberatorium dan bangunan yang dipergunakan untuk tempat pemrosesan suatu produksi, perakitan, perubshan, perhaikan, pengepakan, finishing, atau pembersihan barang-barang produksi dalam rar ke perdagangan etau penjuelan. BS. Klas 9: Bangunan Umum, bangunan gecung yang dipergunaken untuk melayani kebutuhan masyarekat umum, yaitu : a), Klas 8a; bangunan perawatan kesehaian, ternasuk bagian-bagian dari bangunan tersebut yang berupa laboratorium, b). Klas 8b ; bangunan pertemuan, termasuk bengkal kerja, labcratorium atau sejenisnya di sekolah dasar atau sekolah lanjutan, hal, bangunan peribadatan, bangunan budaya atau sejenis, tetepi tidak termasuk setiap bagian dari bangunan yang merupakan klas lain. B10. Klas 10 : Bangunan atau Struktur yang Bukan Hunian. Klas 19a; Dangunan bukan nunian yang merupakan gerasi privaui, carport, aleu sejenisnys b}. Klas 10b ; Struktur yang berupa pager, tonggak, antena, dinding penyangga atau dinding yang berdiri bebas, kolam renang, atau sejenisnya. a). B11. Bangunan-banqunan yang tidek diklasifikasikan khusus. Bangunan atau bagian cari bangunan yang tidak termasuk dalam klasifikasi bangunan 1 sampai dengan 10 tersebut, dalam stancar Ini dimaksudken dengan klasifikas’ yang mendekati sesuai peruntukannya B12. Bangunan yang penggunaannya insicentil. Bagian bangunan yang penggunaannya insidentil dan sepanjang tidak mengekioatkan gangquan pada bagian bangunen lainnya, vianggap memiliki kiasifikasi yang same dengan dengan bangunan utamanya. 59 dari 64 SNI 03-6573-2001 B13. Klasifikasi Jamak. Bangunan dangan klasifikas! jamak adalah bila bebsrapa bagian dari bangunan harv diklusifikasiken secara terpisah, dan bila bagian bangunan yang memiliki fungsi berbeda tidak melebihi 10% dari luas lant: dari suatu tingkat bangunan, dan bukar laboratorium, klasifikasinya disamakan denga Klasifikasi utamarya b), Klas 1a, 1b, 92, 96, 10a, dan 10b adalah Kiasifikasi yang terpisah; ©). Ruang-ruang pengelah, ruang mesin, ruang mesin If, ruang ketel uap, atau sejenisny diklasifikasikan sama dengan bagian bangunan dimana ruang tersebut terletak a), 60 dari 64 Acceleration SNI_ 03-6573-2001 Daftar Padanan Kata Fercapatan, Pertameahan kecepatan per detlk Pertambabiar: kecepatan rer detit pada lift mulal saat Eerangkat sampai mencapai kecepatan konstan. Lawannya ceceleration arinya periambatan .Satuan midetik?, ‘Accelsration of gravity percepaian gravitasi_ g = 9.79 midetik’ x Accessories alat-alat pelengkap ‘Adaptor alat bantu untuk menyesualean = ‘Alarm Bell bel panggilan darurat, Bearn, separator Bi-parting door Blind shait (hoistway) Bracket, fall Brake, magnetic Breacking lod, rope Buckling factor Buckling stress Clearance, running Danger DAG (Distance Beiween Guides) Bel lisirik dipasang diluar ruang luncur cukup terdengar oleh pengurus bangunan jika tombol darurat cidaiam kersta lift ditekan, Dianjurkan memaxai tenega listrik cell battery. baiok pemisan, Gelagar atau balok dari profil baja struktural yang cipasang pada jarak tertentu ditengah aniara dua ruang luncur (hoistway) yang bercampingan, sebagai pemegang due jelurrel jeris pintu baka tengah arah gerak vertikal bagian ruang luncur tak berlubang (untuk lintasan ekspres) pangkkat rel, Suku yang menaiket rel dengen penjepit (rail clio) dan suku iri dipasang kckoh 2ada permukaan dinding barqunen (agian sisi datem dari rang luncur) dengan menggunekan baut iengkar (anchor bolts) pada bangunan kons:ruksi beton dan dengan baut atau las untuk bangunan konsitruksi baja, rem elekiro magnet Bagian dari mesin lift yang menahan pull tarik ager tidak bergerak manakala motor lift herhenti (tidak bekeria). Rem bekerja atas caya pegas, den lepas oleh gaya elektro magrit, batas pach tali baja faktor tektik,n Hubungennya dengan rasio kelangsinga’ batang yang mencapatkan gaya pada sumbu sepanjang batang. tegargan tekuk, Tetjadi pada balane yang langsing. luang gerak, Jarak tergendek yang diizinkan antare sisi lar ambang (coor sil) pintu lantai dengan sisi |r dari arrbeng pintu kereta. E bahaya, Kondisi dan situasi dite pat kerja yang berpotsnsi penyobab tejadinya kecalakaan, jarak antara 2 rails (Sepaseng “eil) 61 dari 64 SNI 03-6573-2001 Dajlector sheave roda penyimpangan, ‘Deiector, electronic alat pengindra, Alat yang dipaseng pada pintu kereta otomatis yang dapat merasakan adanya kehadiran orang dan menyebabkan pintu berhenti menutup atau membuke kembali Deer hanger penggantung pinta, Suatu kesatuan terdiri dari rail (track) hanger-roller, excertric-roller, doar closer dan tall air-cord Efficiency hasil guna, Rendemen ‘angka perbancirgan luas lantal yang Gapat sigunakan Eiiciency Gengunan untuk kegiatan procuktif dengan jumiah total \ues lantai Emergency exit pintu keluar darurat ee ‘Emergency igniting Denerangan darutat (dengan baterai) Otomatis menyala,_jika sumber tenaga listrik putus. - Factor of safety faktor keamanan, Ratio gaya maksi-mum patah dengan gaya yang diizinker Flexible conduit saluran pembunghus kabel lstrik luwes (tidak taku) Groove alur pada roda tark tempat Guduk tali baja Hall lantern lampu sinyal, Lampy pentuk pana’ sebagai sinyal ekan tioanya litt paca lantai dengan arah sesual sinyal lampu tersebut dipasang dengan face plate, pada dinding muka R/L. dekat pinta. Interiock, door kunci kat, Sistem kait yang mengunci pintu lania dengen sendirinya (dengan pegas), jika pintu tersebut menutup penuh. Kaitan ini hanya dapat dibuka atas kerja pengunckit (retiring can) yang dipasang paca pintu kereta, saat kereta iba didaerah pintu laniai tersebut dan membuka Junetion Box kotak sambungan kabal listrik, Kotak lisirik tempat bersambung ujung “kabel

Anda mungkin juga menyukai