Anda di halaman 1dari 4

Dasar teori

Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan


perdarahan secara spontan dan mencegah terjadinya perdarahan. Bila
terjadi luka pada pembuluh darah, maka secar spontan akan terjadi
vasokontriksi pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh tersebut
berkurang. Aliran darah yang berkurang memungkinkan aktivasi kontak
trombosit dalam pembuluh darah selanjutnya akan membentuk sumbat
trombosit yang melekat pada bagian pembuluh darah yang luka. Kemudian
faktor-faktor pembekuan darah diaktifkan dan membentuk benang-benang
fibrin yang akan mengubah sumbat trombosit menjadi nonpermeable
sehingga perdarahan dapat dihentikan.
Protrombin merupakan protein yang dihasilkan hati untuk
membekukan darah. Produksi protrombin dipengaruhi oleh konsumsi dan
penyerapan vitamin K yang adekuat. Selama proses pembentukan clot,
protrombin dipecah menjadi thrombin. Selanjutnya thrombin akan
memecah fibrinogen menjadi fibrin clot. Kadar protrombin dalam darah
dapat berkurang pada pasien-pasien dengan penyakit hati. (Owen C.A.,
2001)
Protrombin time adalah satu dari empat test yang digunakan untuk
mempelajari proses koagulasi. Protrombin time secara langsung
menunjukkan defek potensial pada tingkat II mekanisme pembentukan clot
(jalur ekstrinsik) melalui analisi kemampuan membentuk clot dari faktor-
faktor koagulasi lain yaitu protrombin, fibrinogen, factor V, factor VII dan
factor X. Kekurangan protrombin dapat digunakan untuk memantau
keadaan-keadaan seperti desfibrinogenemia, efek heparin atau coumarin,
gangguan fungsi hati, dan defisiensi vitamin K. (Fishbach FT,2003)
Pada keadaan dimana terbentuk clot didarah, nilai PT dipertahankan
sekitar 2 sampai 2,5 kali nilai normal. Jika nilai PT dibawah nilai tersebut,
pengobatan yang dilakukan akan tidak efektif dan clot akan terbentuk
lebih luas atau akan akan terbentuk clot-clot baru. Secara berlawanan jika
nilai PT melebihi 30 detik, perdarahan mungkin timbul. (Fishbach FT,2003)
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan kenaikan nilai PT antara
lain : defisiensi factor II (protrombin), factor V, fator X atau factor VII,
defisiensi vitamin K, bayi-bayi dengan ibu yang kekurangan vitamin K,
penyakit hati ( seperti hepatitis karena alcohol), kerusakn hati, terapi
antikoagulan dengan warfarin (Coumadin), penyumbatan kantung empedu,
penyerapan lemak yang buruk (contohnya sprue, celiac, disease, diare
kronis), terapi dengan antikoagulan heparin, Hypofibrinogenemia
(defisiensi factor I) dan bayi premature. Sedangkan factor-faktor yang
dapat mempengaruhi PT : konsumsi sayur-sayuran berupa daun-daunan
hijau yang berlebihan meningkatkan penyerapan vitamin K, yang
menimbulkan clot di darah. Alkoholisme atau konsumsi alcohol berlebihan
dapat memperpanjang nilai PT. Diare dan muntah menurunkan nilai PT
karena proses dehidrasi. Jika prosedur pengambilan darah menyebabkan
trauma dan jika tabung tidak berada pada keadaan yang dianjurkan.
Pengaruh obat-obatan seperti antibiorik, aspirin, cimetidine, isoniazid,
phenothiazides, cephalosporin, cholestyramine, pheybutazone,
metronidazole, obat anti diabetic dan phenytoin. Penyimpanan sampel
yang terlalu lama pada suhu 4 C sehingga factor VII teraktivasi dan PT
memendek. (Fishbach FT,2003)
Definisi factor pembekuan untuk fibrinogen, protrombin, FV , FVII,
dan Fx ( Faktor pembekuan darah pada jalur ekstrinsik ) bisa dinyalakan
dengan pemeriksaan masa protrombin plasma. Karena pemeriksaan ini
menemukan kelainan dari masing-masing factor. Dianjurkan untuk
melakukan sebagai tambahan terhadap pemeriksaan masa tromboplastin
partial yang bermanfaat sebagai pembantu menegakkan diagnosa.
Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan masa protrombin ( PT )
adalah tromboplastin jaringan dari ion kalsium. Bila reagen ini dimasukkan
kedalam plasma yang telah dibutuhi anti koagulan sitrat., maka reagen ini
akan merangsang pembekuan melalui jalur ekstrinsik ,dengan
mengaktifkan factor X secara langsung, tanpa melibatkan trombosit atau
prokoagulan yang ada di jalur instrinsik.
Jaringan yang sering dipakai adalah jaringan otak dalam bentuk
reagen beku untuk menimbulkan bekuan fibrin dalam waktu 11-13 detik,
atau sesuai dengan brosur pada reagen yang di pakai.
Waktu trombin adalah tes darah yang mengukur waktu yang
diperlukan oleh bekuan untuk terbentuk dalam plasma sampel darah yang
mengandung antikoagulan setelah kelebihan trombin ( karena
ditambahkan ). Ini digunakan untuk mendiagnosis gangguan pembekuan
darah dan menilai efektivitas terapi fibrinalitik. Nilai dinyatakan tidak
normal, apabila terjadi perbedaan waktu atau melebihi/kurang dari angka
normal.
Untuk hasil, perhatikan waktu pembekuan ( detik ) plasma yang
sedang diuji dan kontrol. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan TT antara lain : pembekuan sampel darah, sampel darah
hemolisis atau berbusa serta pengambilan sampel darah pada jalur
intravena, missal pada infuse heparin.
Pada pemeriksaan TT penyimpanan serta stabilitas reagensia dan
bahan perlu diperhatikan. Reagensia stabil selama 3 hari pada suhu 22ºC,
5 hari pada suhu 15ºC dan 7 hari pada suhu 2-8ºC selama disimpan pada
wadah gelas dari produsen. Reagensia tidak boleh dibekukan sampel harus
dipersiapkan dikerjakan pada suhu 22-24ºC dan diujikan selama 2 jam
atau 4 jam ketika sampel disimpan pada suhu 4-8ºC, setelah pengambilan
sampel. Untuk penundaan pemeriksaan, sampel dapat dibekukan. Sampel
stabil hingga dua minggu apabila disimpan pada suhu -20ºC atau stabil
sampai enam bulan ketika disimpan pada suhu -70ºC. Sampel yang
dibekukan dapat dicairkan dengan cepat pada suhu 37ºC. Sampel tersebut
harus di homogenisasi, digunakan secepatnya dan tidak boleh dibekukan
kembali/ beku ulang.
Sumber :
 https://id.scribd.com/doc/312067972/Pemeriksaan-Plasma-
Protrombin-Time
 http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/516
 https://www.academia.edu/28809075/MAKALAH_INTERPRETASI_DATA
_KLINIK_PT_APTT_dan_INR

Anda mungkin juga menyukai