AKUNTAN INDONESIA
OLEH:
A311 07 005
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
PERSEPSI AKUNTAN DAN MAHASISWA JURUSAN
AKUNTAN INDONESIA
OLEH :
Skripsi Sarjana Lengkap Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Hasanuddin
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Kata Kunci: Persepsi, kode etik akuntan, akuntan, mahasiswa jurusan akuntansi.
Bismillahirrahmanirrahim.
Universitas Hasanuddin.
penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang selama
ini telah membimbing dan mendampingi penulis selama masa penyelesaian studi,
antara lain :
pendidikan ini.
Universitas Hasanuddin.
4. DR. Darwis Said, SE, MSA, Ak. Pembantu Dekan bidang Akademik
ardha, deq, mame, akbar, uli, dias, rhia, churchil, dan rini) yang selalu
11. Teman-teman Pr07ezholic yang selalu kompak dan ceria terima kasih
kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa bersama
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya
mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang
memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk
bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh
suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di
dunia usaha sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian khusus, suatu
profesi harus memiliki etika yang merupakan aturan-aturan khusus yang harus
Etika suatu profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam
perilaku etis sering di abaikan. Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua
profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang hukum.
Semua profesi dituntut untuk berperilaku etis yaitu bertindak sesuai dengan moral
perilaku yang disebut etika profesional. Kode etik tersebut berupaya untuk
mengatur hubungan mereka, dan meningkatkan serta melindungi citra profesi dan
kode etik kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi dapat diperkuat, karena
ibarat kompas yang menunjukkan arah etika bagi suatu profesi dan sekaligus juga
Kepercayaan dari masyarakat inilah yang menjadi alasan perlunya kode etik
profesi.
berbagai kalangan seperti dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat luas. Hal ini
kepercayaan terhadap profesi akuntan. Banyak masalah yang terjadi pada berbagai
terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik,
publik misalnya dapat berupa pemberian opini wajar tanpa pengecualian untuk
Pelanggaran etika oleh akuntan intern dapat berupa perekayasaan data akuntansi
untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan agar tampak lebih baik dari
yang sebenarnya. Sedangkan pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan
Seharusnya pelanggaran tersebut tidak akan terjadi jika setiap akuntan dan
menghadapi tekanan yang muncul dari dirinya sendiri ataupun dari pihak
eksternal.
pekerjaan yang sarat dengan acuan normative dan muatan moral. Acuan
normative dan muatan moral ini dapat dicermati antara lain pada kode etik profesi
yang telah dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (Ludigdo, 2007: 52). Untuk
itu pengembangan dan pertimbangan moral memainkan peran kunci dalam semua
Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
auditor intern dan auditor independen), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja
sebagai pendidik, serta akuntan yang bekerja di luar profesi auditor, akuntan
Kode etik Akuntan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi
45).
(IAI), sejak tahun 1975 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan Indonesia” yang
telah mengalami revisi pada tahun 1986, tahun 1994 dan terakhir pada tahun
1998. Mukadimah prinsip etika profesi antara lain menyebutkan bahwa dengan
diri diatas dan melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.
jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
etika profesi bagi akuntan. Namun, perilaku tidak etis dari para akuntan masih
tetap ada. Etika profesi berperan penting dalam membentuk tenaga–tenaga yang
memahami dan menerapkan etika profesinya. Penelitian ini juga dilakukan kepada
seharusnya terlebih dulu dibekali pengetahuan mengenai etika sehingga kelak bisa
etis. Pemahaman seorang mahasiswa akuntansi dalam hal etika sangat diperlukan
Indonesia. Calon akuntan perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah-
lebih untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dapat
5). Peneliti memfokuskan penelitian pada Prinsip-Prinsip Etika dalam Kode Etik
Akuntan yaitu Tanggung Jawab Profesi, Kepentingan Publik, Integritas,
Sebagai acuan dari studi ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Wulandari dan Sularso (2002) meneliti tentang
persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap kode etik akuntan
Akuntan pendidik mempunyai persepsi yang lebih baik terhadap kode etik
akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi terhadap kode etik
berbeda terhadap kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Ronald Arisetyawan (2010)
Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Hasil penelitian ini
akuntan publik.
terletak pada lokasi, ruang lingkup, dan objek penelitian. Penelitian sebelumnya
menguji perbedaan persepsi antara mahasiswa PPAk dengan akuntan publik yang
ada di kota Semarang dan Yogyakarta dengan memfokuskan penelitian pada 3
Prinsip Etika saja. Sedangkan pada penelitian ini akan menguji perbedaan
persepsi terhadap 8 prinsip-prinsip etika dalam kode etik akuntan antara profesi
akuntansi sebagai akademisi yang berada di kota Makassar. Untuk itu, penelitian
1. 2 Rumusan Masalah
pelaksanaan profesi akuntan dilaksanakan dengan tulus dan niat yang baik maka
pelanggaran etika. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini masalah
Akuntan Indonesia?
2. Bagaimana persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap prinsip-
1. 3. 1 Tujuan Penelitian
Indonesia.
1. 3. 2 Manfaat Penelitian
berikut:
a) Bagi penulis.
dengan masalah dalam penelitian ini, serta sebagai wadah dalam rangka
kajian ini, serta bagi pihak yang memerlukan referensi yang terkait dengan isi
skripsi ini, baik itu sebagai bahan bacaan atau sebagai literatur.
BAB I Pendahuluan
metode analisis.
pengujian hipotesis
BAB V Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Persepsi
2. 1. 1 Pengertian Persepsi
bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu
lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar (stimulus
pesan. Meskipun demikian, karena persepsi tentang objek atau peristiwa tersebut
bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu, maka persepsi akan bersifat
sangat subjektif dan situasional. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan
situasional. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan
hal-hal lain yang termasuk dalam faktor fungsional. Oleh karena itu, yang
menentukan persepsi bukanlah jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
struktural berasal dari sifat fisik dan dampak saraf yang ditimbulkan pada sistem
saraf individu.
guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima
seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas objektif. Walaupun seharusnya
dikaitkan dengan teori atribusi (Ikhsan, 2010: 97). Teori atribusi merupakan
penjelasan dan cara-cara manusia menilai orang secara berlainan, bergantung pada
makna yang dihubungkan ke suatu perilaku tertentu. Pada dasarnya, teori ini
tersebut berusaha menentukan apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal
atau eksternal. Namun, penentuan tersebut sebagian besar bergantung pada tiga
faktor berikut:
pertemuan antara proses kognitif dan kenyataan, persepsi lebih banyak melibatkan
pikiran, dan bahasa. Dengan demikian, persepsi bukanlah cerminan yang tepat
individu mengenai suatu objek atau peristiwa tergantung pada dua faktor, yaitu
faktor dalam diri seseorang (aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus
terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang
dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat
Target tidak dilihat secara khusus, hubungan sebuah target dengan latar
mengelompokkan hal-hal yang dekat dan hal-hal yang mirip. Konteks dimana kita
melihat berbagai objek atau peristiwa juga penting. Waktu sebuah objek atau
peristiwa dilihat dapat memengaruhi perhatian, seperti halnya lokasi, cahaya,
2. 2 Akuntan
2. 2. 1 Pengertian Akuntan
gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan
pendidikannya dari perguruan tinggi yang diakui menurut peraturan tersebut dan
telah terdaftar pada Departemen Keuangan yang dibuktikan pemberian nomor
register. Apabila seseorang telah lulus dari pendidikan tinggi dimaksud tetapi
tidak terdaftar maka yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan tersebut, bukan
akuntan. Oleh sebab itu, semua “akuntan yang resmi” mempunyai nomor register
berjalan sesuai pada jalurnya. Akuntan yang tidak berintegritas dan tidak bermoral
bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di
2. 2. 2 Profesi Akuntan
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Yang
termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor
akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan
mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan manajemen. Jabatan tersebut
yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian
perusahaan multinasional.
keputusan.
dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki
Mahasiswa yang lulus dari Jurusan Akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan
gelar akuntan (Ak) tetapi harus menempuh program Pendidikan Profesi Akuntansi
berlandaskan wawasan berpikir manajerial. Agar menjadi sarjana yang siap untuk
menjadi akuntan yang profesional dan kompeten di era globalisasi sekarang ini
Selain itu, guna pengembangan diri yang berkelanjutan maka mahasiswa juga
dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu atau secara khusus dapat digunakan untuk
perguruan tinggi sesuai dengan persyaratan, tatacara dan kurikulum yang diatur
2. 4. 1 Etika
Menurut Keraf (1991) dalam Harahap (2011: 17), etika adalah disiplin
ilmu yang berasal dari filsafat yang membahas tentang nilai dan norma moral
untuk melakukan kajian dan analisis kritis terhadap nilai dan norma moral tadi.
Etika adalah refleksi kritis dan rasional terhadap nilai dan norma moral yang
mengatur perilaku hidup manusia baik pribadi maupun kelompok. Jadi, etika
anggota profesi dalam hubungannya satu dengan yang lain, dan memastikan
kepada publik bahwa profesi akan mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi.
Titik tolak yang baik untuk mempertimbangkan etika adalah dengan memeriksa
Etika (ethic) berkaitan dengan konsep teori rasio tentang nilai-nilai etis
dan cinta kasih. Etika kerja adalah semacam teori tentang apa, mengapa, dan
Karena bersifat konseptual teoritik rasional, etika kerja selalu mengacu pada nilai-
nilai etis yang menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia
berikut. Dari sudut umum dan khusus, etika dapat dibagi dalam beberapa
kelompok:
1. Etika umum adalah etika yang berlaku umum, tidak hanya pada pihak
tertentu.
2. Etika khusus adalah etika yang berlaku pada kelompok tertentu. Etika ini
dikelompokkan menjadi:
a) Etika individual,
b) Etika sosial:
1. Etika keluarga,
2. Etika politik,
3. Etika lingkungan,
4. Etika profesi,
5. Dan lain-lain.
Etika dan etiket sering dipertukarkan, Bertens (dalam Harahap, 2011: 18)
2. 4. 2 Etika Profesi
dirancang baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Oleh karena
itu kode etik harus realistis dan dapat dipaksakan. Agar bermanfaat, kode etik
Maultz dan Sharaf (dalam Guy, 2002: 59), mengatakan bahwa etika
profesional adalah aplikasi khusus dari etika umum. Etika umum menekankan
bahwa ada pedoman tertentu yang menjadi dasar bagi seseorang untuk
berperilaku. Pengetahuan akan hasil akhir dari tindakannya terhadap dirinya dan
hal yang dia inginkan diperbuat orang lain terhadap dirinya sepanjang waktu, dan
semuanya membantu seseorang untuk mencapai tingkat perilaku etis yang tinggi.
etikanya dan penegakan kode etik profesi dalam kurikulum dan dalam
satu profesi sudah memiliki etika profesi dan mewajibkan aturan etika itu
diterapkan oleh anggota IAPI. Etika ini menyebutkan bahwa akuntan harus
semua prinsip dan standar akuntansi yang ada, serta memiliki tanggung jawab
moral kepada profesi, kolega, klien, dan masyarakat (Harahap, 2011: 27-28).
1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat. Dengan nilai-nilai
etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai
untuk mengatur kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat
profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya
tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik
profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik
profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi
tersebut.
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja
bagi praktik akuntan di Indonesia disebut kode etik (Simamora, 2002: 45).
lebih luas kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas
putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal
ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan
nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah
Ludigdo (2007: 54-56), terdapat beberapa keuntungan dari adanya kode etik ini.
pekerjaannya.
2. Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih
mudah.
3. Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang
kebijakan profesi.
6. Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri.
Dalam kongresnya pada tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk
pertama kalinya menyusun kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode Etik
berlangsungnya Kongres IAI pada tahun 1986, 1990, dan 1994. Penyempurnaan
terakhir dilakukan ketika berlangsungnya Kongres IAI pada tanggal 23-25
September 1998 di Jakarta. Berdasarkan hasil Kongres IAI pada tahun 1998
tersebut, Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri atas tiga bagian prinsip etika,
Aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan bisa
bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh
profesi antara lain menyebutkan bahwa dengan menjadi anggota, seorang akuntan
mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas dan melebihi yang
prinsip etika (Standar Profesional Akuntan Publik, 2001: 001.14) sebagai berikut:
tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga
harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan anggota untuk
menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi
peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri
dari klien, kreditor, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
publik. Kepentingan profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan
paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan prestasi tinggi dan sesuai dengan
3. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
4. Objektivitas
anggota IAI harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas
juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi.
kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai
melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih
6. Kerahasiaan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
8. Standar teknis
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar teknis dan standar profesional
yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
akuntan publik dalam hal ini diterima. Perbedaan persepsi tersebut lebih banyak
Penelitian oleh Sartika (2006) yang meneliti persepsi dosen akuntansi dan
terhadap kode etik akuntan. Dilihat dari mean kedua kelompok tersebut diketahui
dengan Mahasiswa Akuntansi. Hal ini disebabkan karena Dosen Akuntansi lebih
publik.
Murtanto dan Marini (2003) meneliti tentang persepsi akuntan pria dan
akuntan wanita serta mahasiswa dan mahasiswi akuntansi terhadap etika bisnis
dan etika profesi akuntan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan antara persepsi pria dan wanita untuk akuntan dan
mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi akuntan. Namun untuk etika bisnis
diperoleh bahwa terdapat perbedaan signifikan antara persepsi mahasiswa
akuntansi dan persepsi mahasiswi akuntansi terhadap etika bisnis namun untuk
akuntan wanita dan mahasiswa akuntansi mempunyai persepsi yang lebih baik
akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap kode
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
2. 7 Kerangka Pikir
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja
etik sebaiknya dimulai sejak dini yaitu semenjak di bangku perkuliahan sehingga
Kode Etik Akuntan yang ada benar-benar dipahami untuk dilaksanakan pada
mereka hadapi apakah ada kesamaan atau perbedaan antara dua kelompok
tersebut. Penelitian ini menggunakan alat analisis Independent Sample t-test yang
Akuntan Mahasiswa
Akuntansi
Persepsi
Hipotesis
Beda Sama
2. 8 Pengembangan Hipotesis
bermaksud untuk menguji lebih lanjut apakah memang ada atau tidak ada
Apabila hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan persepsi maka wajar saja
sebagai akuntan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1. 1 Jenis Penelitian
diadakan untuk mendapatkan bukti atau fakta-fakta secara murni dan sebenarnya
3. 1. 2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah para akuntan
yang berada di Kota Makassar (baik yang bekerja di bidang pekerjaan akuntan
publik, yang bekerja pada perusahaan (akuntan intern), akuntan yang bekerja di
Profesi Akuntansi.
3. 2. 1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
penelitian ini.
anggap berkompeten.
3. 2. 2 Sumber Data
1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
3. 3. 1 Populasi
yang dimaksud dengan populasi adalah semua individu yang menjadi sumber
pengambilan sampel. Populasi penelitian ini adalah para akuntan (baik akuntan
3. 3. 2 Sampel
sampling. Sampling atau sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh
individu yang menjadi objek penelitian. Sampel terdiri atas sejumlah anggota
metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak acak,
berikut:
sebagai berikut :
akuntansi Strata 1 dan mata kuliah Etika Bisnis atau Etika Profesi bagi
peserta PPAk.
1. Persepsi.
Ikhsan (2010: 93), sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau
lingkungan mereka.
2. Akuntan
(Undang-undang No. 34 tahun 1945) dan hanya dapat dipakai oleh mereka yang
telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi yang diakui menurut
pemberian nomor register. Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan
atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Mahasiswa yang lulus dari Jurusan Akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan
gelar akuntan (Ak) tetapi harus menempuh program Pendidikan Profesi Akuntansi
didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa jurusan akuntansi tersebut telah
Akuntan Indonesia.
antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara
dalam Kode Etik Akuntan yang ditetapkan pada Kongres Ikatan Akuntan
Indonesia di Jakarta pada tahun 1998 yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan
skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima
hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Apabila alat yang digunakan dalam
proses pengumpulan data tidak valid, maka hasil penelitian yang diperoleh tidak
penelitian akan dimulai dengan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar
• Pengujian Validitas
mengukur sejauh mana kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang
Social Scince). Hasil pengujian validitas menunjukkan korelasi positif pada level
• Pengujian Reliabilitas
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut cocok
digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu (Mardalis, 2009: 61-62).
Koefisien cronbach alpha yang lebih besar dari 0,6 menunjukkan keandalan
(reliabilitas) instrumen.
3. 7. 2 Pengujian Asumsi
asumsi ini meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varians. Pengujian
ini dilakukan sesuai dengan model analisis yang akan digunakan dalam pengujian
• Uji Normalitas.
Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk
• Uji Homogenitas.
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang
sama. Uji homogenitas pada uji perbedaan dimaksudkan untuk menguji bahwa
setiap kelompok yang akan dibandingkan memiliki variansi yang sama. Dengan
Homogenity of Variances.
3. 7. 3 Pengujian Hipotesis
(SPSS) karena sampel yang diuji terdiri dari dua kelompok yang saling
independen dan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan
perbedaan mean antara dua populasi, dengan membandingkan dua mean sample-
nya. Pengujian hipotesis Uji beda t-test dengan sample Independen (Independent
Sample t-test) digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak
berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Ada dua tahapan analisis yang
berdasarkan:
yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan
Akuntansi yang terdiri dari Mahasiswa S1 dan Mahasiswa PPAk yang masih aktif
kuliah atau masih terdaftar di Universitas Hasanuddin, serta profesi Akuntan yang
telah terdaftar sebagai akuntan yang resmi dan bekerja di kota Makassar.
4. 1. 2 Deskripsi Responden
Tabel 4. 2
Gambaran Umum Responden
Profesi Akuntan:
- Akuntan Publik - 12 (18,5%)
- Akuntan Pemerintahan - 21 (32,3%)
- Akuntan Pendidik - 16 (24,6%)
- Akuntan Manajemen - 16 (24,6%)
Jenis Kelamin:
- Laki-Laki 28 (40%) 33 (50,8%)
- Perempuan 42 (60%) 32 (49,2%)
Umur:
≤ 25 Tahun 62 (88,6%) 13 (20%)
26 – 30 Tahun 8 (11,4%) 28 (43,1%)
31 – 35 Tahun - 7 (10,8%)
Lebih Dari 35 Tahun - 17 (26,1%)
Pendidikan:
- SMU 47 (67,1%) -
- S1 23 (32,9%) 46 (70,7%)
- S2 - 17 (26,2%)
- S3 - 2 (3,1%)
Masa Kerja:
1 – 5 tahun - 44 (67,7%)
6 – 10 tahun - 9 (13,8%)
Lebih dari 10 tahun - 12 (18,5%)
Sumber : Data primer diolah, 2011
Selain itu, dari tabel diatas dapat diketahui yang berjenis kelamin laki-laki
paling banyak adalah dari tingkatan SMU untuk kelompok mahasiswa jurusan
akuntansi yang berjumlah 47 (67,1%) responden dan tingkatan Strata 1 (S1) untuk
4. 2 Analisis Pendahuluan
masing-masing konsep yang digunakan. Uji kualitas data terdiri dari uji validitas
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur
berikut ini.
Tabel 4. 3
Hasil Pengujian Validitas Pertama
positif pada level 0,01 dan 0,05 yang berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner
pernyataan yang digunakan untuk mengukur semua variabel dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai item yang valid. Hasil uji validitas pernyataan memperlihatkan
bahwa pernyataan no. 2 pada variabel kepentingan publik dan pernyataan no. 3
pada variabel objektivitas tidak valid, sehingga dilakukan uji validitas lanjutan
Tabel 4. 4
Hasil Pengujian Validitas Kedua
No. Variabel/Pernyataan Pearson Sgnfk
Correlation
Tanggung Jawab Profesi
1. Pernyataan 1 .422** .000
2. Pernyataan 2 .433** .000
3. Pernyataan 3 .427** .000
Kepentingan Publik
1. Pernyataan 1 .370** .000
2. Pernyataan 3 .278** .001
Integritas
1. Pernyataan 1 .239** .005
2. Pernyataan 2 .227** .008
3. Pernyataan 3 .156 .070
Objektivitas
1. Pernyataan 1 .409** .000
2. Pernyataan 2 .389** .000
Kompetensi dan Kehati-Hatian
Professional
1. Pernyataan 1 .343** .000
2. Pernyataan 2 .455** .000
3. Pernyataan 3 .376** .000
Kerahasiaan
1. Pernyataan 1 .505** .000
2. Pernyataan 2 .450** .000
3. Pernyataan 3 .525** .000
Perilaku Profesional
1. Pernyataan 1 .447** .000
2. Pernyataan 2 .255** .003
3. Pernyataan 3 .327** .000
Standar Teknis
1. Pernyataan 1 .366** .000
2. Pernyataan 2 .387** .000
3. Pernyataan 3 .478** .000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
pada variabel integritas tidak valid. Hasil uji validitas ke dua ini akan kembali
Tabel 4. 5
Hasil Pengujian Validitas Ketiga
No. Variabel/Pernyataan Pearson Sgnfk
Correlation
Tanggung Jawab Profesi
**
1. Pernyataan 1 .416 .000
**
2. Pernyataan 2 .460 .000
**
3. Pernyataan 3 .441 .000
Kepentingan Publik
**
1. Pernyataan 1 .341 .000
**
2. Pernyataan 3 .278 .001
Integritas
1. Pernyataan 1 .258** .002
2. Pernyataan 2 .222** .010
Objektivitas
1. Pernyataan 1 .421** .000
2. Pernyataan 2 .388** .000
Kompetensi dan Kehati-Hatian
Professional
**
1. Pernyataan 1 .310 .000
**
2. Pernyataan 2 .464 .000
**
3. Pernyataan 3 .379 .000
Kerahasiaan
**
1. Pernyataan 1 .500 .000
**
2. Pernyataan 2 .457 .000
**
3. Pernyataan 3 .527 .000
Perilaku Profesional
**
1. Pernyataan 1 .470 .000
**
2. Pernyataan 2 .242 .005
**
3. Pernyataan 3 .336 .000
Standar Teknis
**
1. Pernyataan 1 .356 .000
**
2. Pernyataan 2 .410 .000
**
3. Pernyataan 3 .490 .000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian validitas menunjukkan korelasi
positif pada level 0,01 dan 0,05 yang berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat
pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Uji
diatas 0,60 (mendekati angka satu), maka item-item dalam kuesioner semakin
0,707.
Tabel 4. 6
Hasil Pengujian Reliabilitas
4. 2. 2 Uji Normalitas
tersebut akan ditentukan teknik analisis statistik yang tepat. Hasil pengujian
Most Extreme Absolute .173 .143 .040 .149 .146 .268 .177 .234
Differences
Positive .173 .143 .000 .149 .146 .268 .177 .234
Asymp. Sig. (2-tailed) .268 .497 1.000 .439 .468 .058 .242 .067
normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov diperoleh lebih besar dari 0,05.
Tabel 4. 8
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Tanggung Equal variances 3.396 .068 -1.641 133 .103 -.307 .187 -.676 .063
Jawab assumed
Equal variances -1.631 126.117 .105 -.307 .188 -.678 .065
not assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar -1.641 dengan
signifikansi 0.103. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar -2.113 dengan
signifikansi 0.036. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka
Integritas
Tabel 4. 10
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Integritas Equal .364 .547 .496 133 .621 .078 .157 -.233 .389
variances
assumed
Equal .497 132.95 .620 .078 .157 -.232 .388
variances not 3
assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar 0.496 dengan
signifikansi 0.621. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka
Objektivitas
Tabel 4. 11
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Sig. (2- Differenc Std. Error
F Sig. t Df tailed) e Difference Lower Upper
Objektivitas Equal variances .087 .768 -2.171 133 .032 -.263 .121 -.502 -.023
assumed
Equal variances -2.163 128.868 .032 -.263 .121 -.503 -.022
not assumed
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil pengujian homogenitas varians dari kedua kelompok sampel
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar -2.171 dengan
signifikansi 0.032. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka
Tabel 4. 12
Independent Samples Test
Levene’s Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kompetensi Equal variances .292 .590 -2.705 133 .008 -.479 .177 -.829 -.129
dan Kehati- assumed
hatian
Equal variances -2.696 129.353 .008 -.479 .178 -.831 -.128
Profesional
not assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar -2.705 dengan
signifikansi 0.008. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka
professional.
Kerahasiaan
Tabel 4. 13
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kerahasiaan Equal variances .110 .741 -3.283 133 .001 -.552 .168 -.884 -.219
assumed
Equal variances -3.281 131.799 .001 -.552 .168 -.884 -.219
not assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar -3.283 dengan
signifikansi 0.001. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka
Perilaku Professional
Tabel 4. 14
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t Df tailed) Difference Difference Lower Upper
Perilaku Equal variances 3.499 .064 -2.660 133 .009 -.469 .176 -.818 -.120
Professional assumed
Equal variances -2.646 127.005 .009 -.469 .177 -.820 -.118
not assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar -2.660 dengan
signifikansi 0.009. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka
Standar Teknis
Tabel 4. 15
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Standar Teknis Equal variances 9.524 .002 -2.721 133 .007 -.464 .170 -.801 -.127
assumed
Equal variances -2.703 125.138 .008 -.464 .172 -.803 -.124
not assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
sebesar -2.703 dengan signifikansi 0.008. Dengan nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05 maka berarti hipotesis penelitian diterima yaitu terdapat perbedaan
teknis.
dilakukan dengan independent sample t-test dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. 16
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kode Etik Equal .057 .812 -4.050 133 .000 -2.722 .672 -4.051 -1.393
Akuntan variances
assumed
Equal -4.048 131.96 .000 -2.722 .672 -4.052 -1.392
variances not 9
assumed
Sumber : Data primer yang diolah
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel
dengan equal variance assumed (homogen) yaitu diperoleh nilai t sebesar -4.050
dengan signifikansi 0,000. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05
Tabulasi data tersebut akan menunjukkan perbedaan nilai mean dari kedua sampel
Tabel 4. 17
Descriptive Statistics
Jurusan Akuntansi mengenai kode etik akuntan adalah sebesar 95.39, sedangkan
persepsi dari profesi akuntan memiliki nilai mean sebesar 98.11. Berdasarkan nilai
mean tersebut menunjukkan bahwa persepsi akuntan terhadap kode etik profesi
akuntan memiliki skor yang lebih tinggi dibanding dengan persepsi mahasiswa
4. 4 Pembahasan
mempunyai persepsi yang lebih baik daripada Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Hal
ini dapat dilihat dari nilai mean Akuntan (98.11) yang lebih besar dari nilai mean
karena Akuntan yang merupakan praktisi lebih banyak memiliki pengalaman dan
penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Arisetyawan (2010)
pendidikan profesi akuntansi dan akuntan publik. Perbedaan tersebut lebih banyak
lapangan.
memulihkan nama baik dan kredibilitas profesi akuntan yang telah dipersepsikan
dengan baik oleh mahasiswa jurusan akuntansi maupun profesi akuntan itu
harapan besar bahwa kode etik Ikatan Akuntan Indonesia tersebut dapat menjadi
pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
kode etik akuntan. Dilihat dari nilai mean kedua kelompok tersebut diketahui
bahwa nilai mean Akuntan yaitu 98.11 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
akuntan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa jurusan akuntansi
mengenai kode etik profesi akuntan. Hal ini disebabkan karena Akuntan yang
akuntan.
dengan kode etik akuntan yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia.
5. 3 Keterbatasan Penelitian
yang membatasi kesempurnaan hasil penelitian ini. Untuk itu keterbatasan ini
etik akuntan saja, tidak memberikan gambaran mengenai aturan etika dan
penelitian karena kode etik akuntan tidak hanya menyangkut prinsip etika
akuntan saja tetapi meliputi aturan etika dan interpretasi aturan etika.
tidak hanya berada di Kota Makassar saja tetapi seluruh Indonesia. Agar
Guy. Dan M. C. Wayne Alderman and Alan J. Winters. 2002. Auditing. Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba
Empat.
Husein, Umar. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers.
Isnanto, R. Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Program Studi Sistem Komputer
Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro: Semarang.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2009. Perilaku Organisasi. Edisi 12.
Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.
Yatimin, Abdullah M. 2006. Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
LAMPIRAN
Di Tempat.
untuk membaca dan mengisi kuesioner ini. Kesediaan tersebut merupakan suatu
terbuka, jujur dan apa adanya. Jawaban tidak akan mempengaruhi kinerja maupun
karier Bapak/Ibu/Sdr/i dan tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah,
informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya ditujukan untuk
kepentingan ilmiah.
Peneliti
A311 07 005
1. Pertanyaan Umum
Nama :
Umur :
D3 S2
Akuntan Manajemen
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintahan
Lama bekerja/semester :
PEI.1 PE.I.2 PE.I.3 PE.II.3 PE.II.2 PE.II.3 PE.III.1 PE.III.2 PE.III.3 PEIV.1 PEIV.2 PEIV.3 PEV.1 PE.V.2 PE.V.3 PEVI.1 PEVI.2 PEVI.3 PEVII.1 PEVII.2 PE.VII.3 PEVIII.1 PEVII
PE.I.1 Pearson 1 .126 .188* .263** -.109 .099 .034 .001 .095 .276** .030 .163 .139 .237** .112 .146 .151 .147 .037 .074 .096 .131 .024
Correlation
Sig. (2-tailed) .146 .029 .002 .209 .253 .694 .995 .275 .001 .734 .060 .109 .006 .198 .092 .081 .089 .674 .396 .270 .128 .780
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
** ** * * * * ** *
PE.I.2 Pearson .126 1 .556 .024 -.020 -.054 .371 -.170 -.191 .189 .088 -.188 .070 .401 .155 .054 .198 .168 .141 .030 .069 .128 .206*
Correlation
Sig. (2-tailed) .146 .000 .784 .822 .535 .000 .049 .026 .028 .312 .029 .419 .000 .073 .531 .022 .052 .104 .728 .429 .140 .017
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* ** * * ** * *
PE.I.3 Pearson .188 .556 1 .049 -.021 .072 .165 -.041 -.076 .124 .011 -.057 .001 .198 .031 .200 .279 .220 .022 .017 .034 .209 .200*
Correlation
Sig. (2-tailed) .029 .000 .574 .806 .410 .056 .633 .379 .152 .902 .511 .994 .021 .719 .020 .001 .010 .797 .842 .695 .015 .020
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.II.1 Pearson .263** .024 .049 1 -.031 .129 -.075 .098 .285** .102 .060 .176* .229** .109 .093 .110 .095 .170* .054 -.004 .102 .086 .110
Correlation
Sig. (2-tailed) .002 .784 .574 .724 .136 .387 .257 .001 .238 .492 .041 .007 .207 .281 .202 .275 .049 .535 .960 .238 .324 .202
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.II.2 Pearson -.109 -.020 -.021 -.031 1 .085 -.130 .082 -.067 .011 .193* -.052 -.052 .056 -.033 .022 .024 -.113 .060 .066 -.043 -.155 -.060
Correlation
Sig. (2-tailed) .209 .822 .806 .724 .328 .134 .345 .441 .901 .025 .546 .546 .522 .705 .802 .780 .191 .486 .446 .619 .073 .490
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.II.3 Pearson .099 -.054 .072 .129 .085 1 -.203* .023 .029 .050 .102 -.033 .107 .061 -.041 .166 .190* .085 .036 -.127 .202* .095 .104
Correlation
Sig. (2-tailed) .253 .535 .410 .136 .328 .018 .789 .742 .564 .237 .702 .217 .480 .640 .055 .027 .327 .676 .142 .019 .274 .228
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.III.1 Pearson .034 .371** .165 -.075 -.130 -.203* 1 .006 -.143 .122 -.090 -.013 -.028 .163 .079 .056 .089 .140 .219* -.102 .122 .081 .180*
Correlation
Sig. (2-tailed) .694 .000 .056 .387 .134 .018 .945 .097 .159 .301 .884 .749 .060 .365 .519 .303 .106 .011 .239 .159 .353 .036
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.III.2 Pearson .001 -.170* -.041 .098 .082 .023 .006 1 .062 -.027 .047 .008 -.009 -.047 -.131 .132 -.007 .076 .141 .300** .069 -.097 .010
Correlation
Sig. (2-tailed) .995 .049 .633 .257 .345 .789 .945 .477 .752 .591 .926 .921 .590 .131 .127 .933 .380 .102 .000 .423 .261 .910
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* ** ** **
PE.III.3 Pearson .095 -.191 -.076 .285 -.067 .029 -.143 .062 1 -.071 .049 .256 .324 -.033 .016 .088 -.019 .033 -.160 .144 -.040 .120 -.164
Correlation
Sig. (2-tailed) .275 .026 .379 .001 .441 .742 .097 .477 .413 .571 .003 .000 .702 .851 .308 .829 .705 .063 .095 .648 .167 .057
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.IV.1 Pearson .276** .189* .124 .102 .011 .050 .122 -.027 -.071 1 .191* -.033 .096 .439** .143 .067 .274** .095 .099 -.031 .089 .104 .037
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .028 .152 .238 .901 .564 .159 .752 .413 .027 .704 .267 .000 .099 .438 .001 .271 .255 .725 .304 .230 .672
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.IV.2 Pearson .030 .088 .011 .060 .193* .102 -.090 .047 .049 .191* 1 -.052 .125 .132 .128 .237** .150 .073 .179* .010 -.017 .140 .121
Correlation
Sig. (2-tailed) .734 .312 .902 .492 .025 .237 .301 .591 .571 .027 .552 .149 .126 .138 .006 .083 .403 .038 .909 .845 .105 .162
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.IV.3 Pearson .163 -.188* -.057 .176* -.052 -.033 -.013 .008 .256** -.033 -.052 1 .287** -.033 .081 -.063 .028 -.010 .066 .008 .110 -.063 -.121
Correlation
Sig. (2-tailed) .060 .029 .511 .041 .546 .702 .884 .926 .003 .704 .552 .001 .703 .350 .466 .748 .909 .447 .925 .205 .466 .163
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.V.1 Pearson .139 .070 .001 .229** -.052 .107 -.028 -.009 .324** .096 .125 .287** 1 .178* .125 .006 .086 .202* .070 .035 -.056 .007 .098
Correlation
Sig. (2-tailed) .109 .419 .994 .007 .546 .217 .749 .921 .000 .267 .149 .001 .039 .147 .944 .319 .019 .419 .686 .517 .932 .256
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
** ** * ** * ** **
PE.V.2 Pearson .237 .401 .198 .109 .056 .061 .163 -.047 -.033 .439 .132 -.033 .178 1 .153 .046 .310 .267 .149 -.127 .098 -.007 .074
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .000 .021 .207 .522 .480 .060 .590 .702 .000 .126 .703 .039 .077 .598 .000 .002 .085 .144 .256 .931 .391
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* ** *
PE.V.3 Pearson .112 .155 .031 .093 -.033 -.041 .079 -.131 .016 .143 .128 .081 .125 .153 1 .101 .179 .249 .207 .046 .143 .057 .128
Correlation
Sig. (2-tailed) .198 .073 .719 .281 .705 .640 .365 .131 .851 .099 .138 .350 .147 .077 .243 .038 .004 .016 .600 .099 .509 .140
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VI.1 Pearson .146 .054 .200* .110 .022 .166 .056 .132 .088 .067 .237** -.063 .006 .046 .101 1 .146 .321** .357** .093 .037 .169* .167
Correlation
Sig. (2-tailed) .092 .531 .020 .202 .802 .055 .519 .127 .308 .438 .006 .466 .944 .598 .243 .091 .000 .000 .286 .672 .050 .053
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VI.2 Pearson .151 .198* .279** .095 .024 .190* .089 -.007 -.019 .274** .150 .028 .086 .310** .179* .146 1 .242** .104 .041 .116 -.046 .019
Correlation
Sig. (2-tailed) .081 .022 .001 .275 .780 .027 .303 .933 .829 .001 .083 .748 .319 .000 .038 .091 .005 .229 .638 .179 .593 .826
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* * * ** ** ** ** ** * *
PE.VI.3 Pearson .147 .168 .220 .170 -.113 .085 .140 .076 .033 .095 .073 -.010 .202 .267 .249 .321 .242 1 .293 .023 .191 .189 .192*
Correlation
Sig. (2-tailed) .089 .052 .010 .049 .191 .327 .106 .380 .705 .271 .403 .909 .019 .002 .004 .000 .005 .001 .792 .027 .028 .025
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VII.1 Pearson .037 .141 .022 .054 .060 .036 .219* .141 -.160 .099 .179* .066 .070 .149 .207* .357** .104 .293** 1 .009 .189* .128 .145
Correlation
Sig. (2-tailed) .674 .104 .797 .535 .486 .676 .011 .102 .063 .255 .038 .447 .419 .085 .016 .000 .229 .001 .921 .028 .140 .093
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
**
PE.VII.2 Pearson .074 .030 .017 -.004 .066 -.127 -.102 .300 .144 -.031 .010 .008 .035 -.127 .046 .093 .041 .023 .009 1 .035 .060 .026
Correlation
Sig. (2-tailed) .396 .728 .842 .960 .446 .142 .239 .000 .095 .725 .909 .925 .686 .144 .600 .286 .638 .792 .921 .687 .486 .761
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* * *
PE.VII.3 Pearson .096 .069 .034 .102 -.043 .202 .122 .069 -.040 .089 -.017 .110 -.056 .098 .143 .037 .116 .191 .189 .035 1 .164 .159
Correlation
Sig. (2-tailed) .270 .429 .695 .238 .619 .019 .159 .423 .648 .304 .845 .205 .517 .256 .099 .672 .179 .027 .028 .687 .057 .065
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* * *
PE.VIII. Pearson .131 .128 .209 .086 -.155 .095 .081 -.097 .120 .104 .140 -.063 .007 -.007 .057 .169 -.046 .189 .128 .060 .164 1 .230**
1 Correlation
Sig. (2-tailed) .128 .140 .015 .324 .073 .274 .353 .261 .167 .230 .105 .466 .932 .931 .509 .050 .593 .028 .140 .486 .057 .007
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VIII. Pearson .024 .206* .200* .110 -.060 .104 .180* .010 -.164 .037 .121 -.121 .098 .074 .128 .167 .019 .192* .145 .026 .159 .230** 1
2 Correlation
Sig. (2-tailed) .780 .017 .020 .202 .490 .228 .036 .910 .057 .672 .162 .163 .256 .391 .140 .053 .826 .025 .093 .761 .065 .007
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VIII. Pearson .161 .112 .199* .044 .110 .287** -.072 .159 -.054 .059 .230** -.096 .082 .051 .090 .497** .205* .084 .290** .177* -.031 .143 .194*
3 Correlation
Sig. (2-tailed) .063 .197 .021 .615 .202 .001 .409 .066 .531 .494 .007 .270 .344 .556 .297 .000 .017 .333 .001 .040 .724 .098 .024
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE Pearson .419** .399** .409** .379** .120 .279** .216* .233** .176* .398** .400** .161 .364** .448** .374** .489** .447** .499** .453** .259** .328** .331** .357**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .164 .001 .012 .006 .042 .000 .000 .062 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Correlations
PE.I. PE.III. PEIV PE.V. PE.V. PE.V. PE.VI. PEVI PEVII PEVI PEVI PEV PEVIII PEVIII
PE.I.1 PE.I.2 PE.I.3 3 PE.I.3 PE.III.1 2 PEIV.1 .2 1 2 3 PEVI.1 2 .3 .1 I.2 I.3 III.1 .2 .3 PE
PE.I.1 Pearson Correlation 1 .126 .188* .263** .099 .034 .001 .276** .030 .139 .237** .112 .146 .151 .147 .037 .074 .096 .131 .024 .161 .416**
Sig. (2-tailed) .146 .029 .002 .253 .694 .995 .001 .734 .109 .006 .198 .092 .081 .089 .674 .396 .270 .128 .780 .063 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.I.2 Pearson Correlation .126 1 .556** .024 -.054 .371** -.170* .189* .088 .070 .401** .155 .054 .198* .168 .141 .030 .069 .128 .206* .112 .460**
Sig. (2-tailed) .146 .000 .784 .535 .000 .049 .028 .312 .419 .000 .073 .531 .022 .052 .104 .728 .429 .140 .017 .197 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.I.3 Pearson Correlation .188* .556** 1 .049 .072 .165 -.041 .124 .011 .001 .198* .031 .200* .279** .220* .022 .017 .034 .209* .200* .199* .441**
Sig. (2-tailed) .029 .000 .574 .410 .056 .633 .152 .902 .994 .021 .719 .020 .001 .010 .797 .842 .695 .015 .020 .021 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
** ** *
PE.II.1 Pearson Correlation .263 .024 .049 1 .129 -.075 .098 .102 .060 .229 .109 .093 .110 .095 .170 .054 -.004 .102 .086 .110 .044 .341**
Sig. (2-tailed) .002 .784 .574 .136 .387 .257 .238 .492 .007 .207 .281 .202 .275 .049 .535 .960 .238 .324 .202 .615 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* * * **
PE.II.3 Pearson Correlation .099 -.054 .072 .129 1 -.203 .023 .050 .102 .107 .061 -.041 .166 .190 .085 .036 -.127 .202 .095 .104 .287 .278**
Sig. (2-tailed) .253 .535 .410 .136 .018 .789 .564 .237 .217 .480 .640 .055 .027 .327 .676 .142 .019 .274 .228 .001 .001
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.III.1 Pearson Correlation .034 .371** .165 -.075 -.203* 1 .006 .122 -.090 -.028 .163 .079 .056 .089 .140 .219* -.102 .122 .081 .180* -.072 .258**
Sig. (2-tailed) .694 .000 .056 .387 .018 .945 .159 .301 .749 .060 .365 .519 .303 .106 .011 .239 .159 .353 .036 .409 .002
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.III.2 Pearson Correlation .001 -.170* -.041 .098 .023 .006 1 -.027 .047 -.009 -.047 -.131 .132 -.007 .076 .141 .300** .069 - .010 .159 .222**
.097
Sig. (2-tailed) .995 .049 .633 .257 .789 .945 .752 .591 .921 .590 .131 .127 .933 .380 .102 .000 .423 .261 .910 .066 .010
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.IV.1 Pearson Correlation .276** .189* .124 .102 .050 .122 -.027 1 .191* .096 .439** .143 .067 .274** .095 .099 -.031 .089 .104 .037 .059 .421**
Sig. (2-tailed) .001 .028 .152 .238 .564 .159 .752 .027 .267 .000 .099 .438 .001 .271 .255 .725 .304 .230 .672 .494 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.IV.2 Pearson Correlation .030 .088 .011 .060 .102 -.090 .047 .191* 1 .125 .132 .128 .237** .150 .073 .179* .010 -.017 .140 .121 .230** .388**
Sig. (2-tailed) .734 .312 .902 .492 .237 .301 .591 .027 .149 .126 .138 .006 .083 .403 .038 .909 .845 .105 .162 .007 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
** * *
PE.V.1 Pearson Correlation .139 .070 .001 .229 .107 -.028 -.009 .096 .125 1 .178 .125 .006 .086 .202 .070 .035 -.056 .007 .098 .082 .310**
Sig. (2-tailed) .109 .419 .994 .007 .217 .749 .921 .267 .149 .039 .147 .944 .319 .019 .419 .686 .517 .932 .256 .344 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
** ** * ** * ** **
PE.V.2 Pearson Correlation .237 .401 .198 .109 .061 .163 -.047 .439 .132 .178 1 .153 .046 .310 .267 .149 -.127 .098 - .074 .051 .464**
.007
Sig. (2-tailed) .006 .000 .021 .207 .480 .060 .590 .000 .126 .039 .077 .598 .000 .002 .085 .144 .256 .931 .391 .556 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* ** *
PE.V.3 Pearson Correlation .112 .155 .031 .093 -.041 .079 -.131 .143 .128 .125 .153 1 .101 .179 .249 .207 .046 .143 .057 .128 .090 .379**
Sig. (2-tailed) .198 .073 .719 .281 .640 .365 .131 .099 .138 .147 .077 .243 .038 .004 .016 .600 .099 .509 .140 .297 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VI.1 Pearson Correlation .146 .054 .200* .110 .166 .056 .132 .067 .237** .006 .046 .101 1 .146 .321** .357** .093 .037 .169* .167 .497** .500**
Sig. (2-tailed) .092 .531 .020 .202 .055 .519 .127 .438 .006 .944 .598 .243 .091 .000 .000 .286 .672 .050 .053 .000 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* ** * ** ** * ** *
PE.VI.2 Pearson Correlation .151 .198 .279 .095 .190 .089 -.007 .274 .150 .086 .310 .179 .146 1 .242 .104 .041 .116 - .019 .205 .457**
.046
Sig. (2-tailed) .081 .022 .001 .275 .027 .303 .933 .001 .083 .319 .000 .038 .091 .005 .229 .638 .179 .593 .826 .017 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VI.3 Pearson Correlation .147 .168 .220* .170* .085 .140 .076 .095 .073 .202* .267** .249** .321** .242** 1 .293** .023 .191* .189* .192* .084 .527**
Sig. (2-tailed) .089 .052 .010 .049 .327 .106 .380 .271 .403 .019 .002 .004 .000 .005 .001 .792 .027 .028 .025 .333 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* * * ** ** * **
PE.VII.1 Pearson Correlation .037 .141 .022 .054 .036 .219 .141 .099 .179 .070 .149 .207 .357 .104 .293 1 .009 .189 .128 .145 .290 .470**
Sig. (2-tailed) .674 .104 .797 .535 .676 .011 .102 .255 .038 .419 .085 .016 .000 .229 .001 .921 .028 .140 .093 .001 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
** *
PE.VII.2 Pearson Correlation .074 .030 .017 -.004 -.127 -.102 .300 -.031 .010 .035 -.127 .046 .093 .041 .023 .009 1 .035 .060 .026 .177 .242**
Sig. (2-tailed) .396 .728 .842 .960 .142 .239 .000 .725 .909 .686 .144 .600 .286 .638 .792 .921 .687 .486 .761 .040 .005
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VII.3 Pearson Correlation .096 .069 .034 .102 .202* .122 .069 .089 -.017 -.056 .098 .143 .037 .116 .191* .189* .035 1 .164 .159 -.031 .336**
Sig. (2-tailed) .270 .429 .695 .238 .019 .159 .423 .304 .845 .517 .256 .099 .672 .179 .027 .028 .687 .057 .065 .724 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE.VIII.1 Pearson Correlation .131 .128 .209* .086 .095 .081 -.097 .104 .140 .007 -.007 .057 .169* -.046 .189* .128 .060 .164 1 .230** .143 .356**
Sig. (2-tailed) .128 .140 .015 .324 .274 .353 .261 .230 .105 .932 .931 .509 .050 .593 .028 .140 .486 .057 .007 .098 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* * * * * *
PE.VIII.2 Pearson Correlation .024 .206 .200 .110 .104 .180 .010 .037 .121 .098 .074 .128 .167 .019 .192 .145 .026 .159 .230 1 .194 .410**
*
Sig. (2-tailed) .780 .017 .020 .202 .228 .036 .910 .672 .162 .256 .391 .140 .053 .826 .025 .093 .761 .065 .007 .024 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
* ** ** ** * ** * *
PE.VIII.3 Pearson Correlation .161 .112 .199 .044 .287 -.072 .159 .059 .230 .082 .051 .090 .497 .205 .084 .290 .177 -.031 .143 .194 1 .490**
Sig. (2-tailed) .063 .197 .021 .615 .001 .409 .066 .494 .007 .344 .556 .297 .000 .017 .333 .001 .040 .724 .098 .024 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
PE Pearson Correlation .416** .460** .441** .341** .278** .258** .222** .421** .388** .310** .464** .379** .500** .457** .527** .470** .242** .336** .356* .410** .490** 1
*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .002 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.707 21
RESPONDEN N
AKUNTAN 65
Total 135
AKUNTAN 65
Total 135
AKUNTAN 65
Total 135
AKUNTAN 65
Total 135
KOMPT MAHASISWA AKUNTANSI 70
AKUNTAN 65
Total 135
AKUNTAN 65
Total 135
AKUNTAN 65
Total 135
AKUNTAN 65
Total 135
a
Test Statistics
Most Extreme Absolute .173 .143 .040 .149 .146 .268 .177 .234
Differences
Positive .173 .143 .000 .149 .146 .268 .177 .234
Asymp. Sig. (2-tailed) .268 .497 1.000 .439 .468 .058 .242 .067
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Tanggung Equal variances 3.396 .068 -1.641 133 .103 -.307 .187 -.676 .063
Jawab assumed
Equal variances -1.631 126.117 .105 -.307 .188 -.678 .065
not assumed
Kepentingan Publik
Integritas
Objektivitas
Independent Samples Test
Perilaku Professional
Standar Teknis
Descriptive Statistic