Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi Sistem Pengendalian Manajemen pada PT. Telkom.
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Sistem Pengendalian
Manajemen pada PT. Telkom.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridohi segala usaha kita. Amin.
Penyusun
Visi dan Misi PT. Telkom
Dalam menjalankan peranannya PT. Telkom memiliki visi dan misi untuk lebih
memperkokoh eksistensinya sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia.
Berikut ini adalah visi dan misi yang dimiliki oleh PT. Telkom :
Visi
Persaingan di industri telekomunikasi semakin kuat dan ketat. Tantangan yang harus dihadapi
harus disikapi secara tepat oleh seluruh karyawan PT. Telkom. Karyawan harus menyatukan
hati dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan serasikan langkah agar terjadi
kerjasama yang solid dan sinergi sehingga rencana-rencana yang direncanakan berjalan
secara lancar.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut maka perlu ditetapkan visi jangka panjang, menengah
dan pendek. Januari 2005 telah diawali dengan penyelenggaraan Executive Briefing 2005
yang kemudian menetapkan tiga visi seluruh karyawan PT. Telkom.
Visi-visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Visi jangka panjang
Visi jangka panjang dari PT. Telkom adalah Mati Masuk Surga
2. Visi jangka menengah
Visi jangka menengah dari PT. Telkom adalah To become a leading InfoCom player in the
region .
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di
kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
3. Visi jangka pendek
Visi jangka pendek dari PT. Telkom adalah Mencapai target sesuai dengan Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP)
Misi
Misi dari PT. Telkom adalah memberikan layanan sebagai berikut:
1. One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the
Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation
2. Managing Business Through Best Practices, Optimizing Superior Human Resource,
Competitive Technology, and Synergizing Business Partners.
Dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan,
produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom akan mengelola bisnis
melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang
unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling
menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
Untuk tercapainya misi diatas maka terdapat tujuh pernyataan yang harus dilaksanakan oleh
seluruh karyawanh PT. Telkom melalui manajemen perubahan yang direncanakan secara
baik yang disebut dengan Turn Around Management seperti sebagai berikut:
1. Berikan yang terbaik kepada pelanggan
2. Sapu bersih fraud
3. Perkuat internal control
4. Tingkatkan kompetensi kunci
5. Raih pendapatan semaksimal mungkin
6. Lakukan efisiensi biaya semaksimal mungkin
7. Berikan penghargaan bagi yang berhasil dan terapkan hukuman bagi yang menyimpang
Komitmen Kami untuk menerapkan instrument GCG tidak hanya untuk mematuhi peraturan
yang berlaku di pasar modal namun diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian
kinerja usaha yang efektif, efisien serta berkelanjutan yang sangat diperlukan dalam
memenangi persaingan pasar. Tahun 2011 merupakan tahun penguatan penerapan GCG di
seluruh group usaha (tata kelola Anak Perusahaan).
Menyikapi transformasi organisasi menuju portfolio bisnis TIME, maka Perusahaan
memandang perlu untuk meningkatkan kualitas praktik GCG yang telah ada untuk dikuatkan
lagi dalam sebuah komitmen GCG yang ditandatangani oleh seluruh Dewan Komisaris dan
Direksi Telkom Group. Penguatan GCG dalam hal ini dimaksudkan agar penerapan GCG
senantiasa melekat dan selaras dengan tuntutan bisnis dan kondisi industry saat ini.
Sebagai Perusahaan yang sahamnya tercatat di NYSE, Telkom berkewajiban untuk mematuhi
ketentuan yang dimuat dalam Sarbanes Oxley Act Tahun 2002 (“SOA”) serta peraturan yang
masih berlaku lainnya. Peraturan dan ketentuan dalam SOA yang relevan dengan bisnis
Telkom di antaranya (i) SOA Seksi 404 yang mensyaratkan manajemen Telkom untuk
bertanggung jawab atas dilakukannya dan dipeliharanya pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan (“ICOFR”) yang memadai sehingga memastikan keandalan pelaporan
keuangan Telkom dan persiapan penerbitan laporan keuangan yang selaras dengan SAK
Indonesia.
Beberapa dokumen perencanaan bisnis dan perencanaan tahunan pada tahap ini meliputi:
1. CSS, adalah dokumen utama rencana Perusahaan yang berisi visi, misi, sasaran, strategi
korporasi, strategi inisiatif, kebijakan dan program utama yang disusun dalam waktu lima
tahun kedepan;
2. Group Business Plan (“GBP”) atau Master Plan (“MP”), merupakan rencana jangka
panjang Perusahaan di tingkat Direktorat yang merupakan penjabaran dari CSS;
3. Corporate Annual Message (CAM), yaitu arahan Direktur Utama mengenai program
prioritas satu tahun anggaran mendatang yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
rencana kerja dalam kerangka waktu satu tahun mendatang
4. Rencana Kerja Manajerial (“RKM”), adalah rencana kerja yang disusun sebagai
penjabaran Corporate Annual Message (“CAM”) yang akan dipakai dalam penyusunan
RKAP dan disusun dalam kurun waktu satu tahun anggaran;
5. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (“RKAP”), adalah program-program kerja dan
anggaran Perusahaan yang disusun dalam kerangka waktu satu tahun mendatang; dan
6. Rencana Kerja dan Anggaran (“RKA”), merupakan program-program kerja dan anggaran
yang disusun dalam kerangka waktu satu tahun anggaran oleh Direktorat operasi, unit
fungsional korporasi, unit corporate support, unit bisnis, Anak Perusahaan dan yayasan.
Peran GCG dalam perencanaan Perusahaan adalah untuk menjamin dan memastikan
keseluruhan proses dan kegiatan perencanaan dapat berlangsung baik, bertanggungjawab,
transparan dan mampu memberi nilai tambah yang berkesinambungan bagi Perusahaan, serta
tentu saja tidak bertentangan dengan kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
Struktur Tata Kelola Organisasi Perusahaan
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan GCG, Kami senantiasa memperbaiki struktur
maupun prosedur pelaksanaannya dan memastikan penerapan prinsip transparansi,
akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kewajaran di setiap lini Perusahaan. Hal ini
bertujuan untuk menghindari potensi risiko benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas,
fungsi serta tanggung jawab baik di level Dewan Komisaris, Direksi, manajemen maupun
karyawan Telkom.
Secara internal, struktur maupun prosedur pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Direksi
No.29 Tahun 2007 yang memuat kerangka kerja operasional terpadu untuk memastikan agar
setiap transaksi yang dilakukan baik internal maupun eksternal telah dilakukan sesuai dengan
etika maupun praktik tata kelola perusahaan yang baik dan benar.
Keefektifan dari setiap penggunaan kebijakan selalu dievaluasi perusahaan setiap tahun. Pada
saat yang sama, perusahaan juga menjamin pengawasan terhadap pelaksanaannya akan
dilakukan secara independen dan menyeluruh untuk mencapai target efesiensi di seluruh lini
organisasi sekaligus menjaga integritas Perusahaan di mata otoritas dan publik secara luas.
Hal tersebut meliputi kebijakan akuntansi, organisasi dan aplikasi TI, termasuk perubahan
rancangan dan penerapan pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang diikuti dengan
pengembangan kompetensi pengetahuan IFRS kepada karyawan yang terlibat. Komitmen
untuk menerapkan IFRS merupakan keputusan manajemen, bahwa Telkom akan melakukan
adopsi lebih awal dari roadmap DSAK IAI atas Standar Pelaporan Keuangan IFRS.
Untuk itu sejak tahun 2010 dibentuk tim khusus disebut dengan Gugus Tugas IFRS yang
bertanggung jawab mempersiapkan implementasi IFRS mulai dari fase penilaian, desain,
implementasi sampai tahap kestabilan yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2012.
Bagi Telkom, implementasi IFRS memiliki tantangan tersendiri, selain harus menyampaikan
Laporan Keuangan dalam standar IFRS ke US SEC, Telkom pun harus menyampaikan
Laporan Keuangannya dengan SAK Indonesia ke Bapepam-LK dengan tetap memperhatikan
norma-norma pengendalian internal. Terkait dengan penerapan IFRS, Telkom juga berperan
aktif mendukung implementasi IFRS di BUMN lainnya dan terlibat sebagai narasumber,
berikut beberapa kegiatan yang telah dilakukan:
• Telkom terlibat aktif menjadi Tim Kerja Koordinasi BUMN untuk Antisipasi Penerapan
IFRS ke dalam SAK Indonesia, salah satu wujudnya adalah menjadi narasumber dan
pengajar untuk workshop penerapan SAK Indonesia Baru (IFRS) untuk BUMN;
• Telkom memberikan jasa pendampingan konvergensi SAK Indonesia-IFRS kepada salah
satu BUMN di Indonesia dan ini merupakan langkah awal untuk membantu proses
konvergensi di BUMN-BUMN lainnya;
• Telkom menjadi pembicara utama dalam Seminar IFRS untuk Auditor dengan tema
”Internal Auditors Need to Know IFRS Conversion” pada tanggal 11-13 April 2011 di
Bandung; dan
• Secara rutin melakukan sosialisasi dan workshop atas implementasi IFRS ke Anak
Perusahaan Telkom.
Perlindungan Konsumen
Sebagai wujud tanggung jawab penerapan GCG kepada pelanggan dan masyarakat dan
sejalan dengan misi Kami untuk memberikan layanan yang terbaik, nyaman, produk
berkualitas dan harga yang bersaing, Kami terus menjaga komunikasi dengan para pelanggan.
Kami menyadari komunikasi yang lancar dan proaktif berperan penting bagi kelangsungan
bisnis Perusahaan di samping memastikan kualitas yang sesuai dengan standar. Dalam rangka
memastikan pemenuhan standar layanan purna jual, Kami berkomitmen untuk menerapkan
kompensasi yang adil melalui pemberlakuan SLG (“Service Level Guarantee”, Garansi Purna
Jual).
Komitmen Kami terus Kami sesuaikan dengan tuntutan konsumen dan masyarakat
sebagaimana ketentuan yang telah Kami atur dalam kebijakan Perusahaan KD DIRJASA
No.C.tel.1758/ YN000/JAS 53/04 tahun 2004 dan KD ND.C000 No.C.Tel.18/4N000/KNS-
24/06 tahun 2006. Beberapa cara telah Kami lakukan dan terus Kami sempurnakan di tahun
2011, tidak lain untuk memberikan kenyamanan dan jaminan perlindungan konsumen
melalui pengelolaan keamanan produk (product safety), layanan pengaduan dan jaminan
purna jual antara lain:
Manajemen Telkom yakin bahwa penerapan TI secara luas dalam Perusahaan akan secara
langsung meningkatkan penerapan Tata Kelola Perusahaan menjadi lebih baik lagi karena
disamping akan mendorong terselenggaranya prinsip pokok transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran juga akan memudahkan sosialisasi, pengawasan
dan penegakannya (enforcement). Pembentukan pengendalian umum TI dan pengendalian
aplikasi melalui penilaian risiko telah memberikan kontribusi terhadap pemanfaatan TI
sebagai faktor pendukung dan instrumen yang memfasilitasi usaha Telkom pada saat ini
maupun di masa mendatang.
Kerangka kerja pengelolaan tata kelola IT mengacu pada Control Objectives for Information
and related Technologies (“COBIT”) yang dituangkan sebagai kebijakan Keamanan Sistem
Informasi (KD 57/Tahun 2007) meliputi:
• Informasi, sistem pengolahan data/informasi, jaringan dan sarana penunjang merupakan
asset informasi yang sangat penting bagi Perusahaan;
• Penerapan sistem keamanan informasi untuk menjamin integritas aset dan informasi,
sehingga dapat menjaga nilai kompetitif, arus kas, profitabilitas, kepatuhan hukum dan
citra komersial Perusahaan;
• Penerapan sistem keamanan informasi meliputi penilaian risiko, penilaian keamanan,
kepatuhan pada peraturan dan hukum dan kebutuhan bisnis; dan
• Keberhasilan penerapan sistem keamanan informasi dapat dicapai dengan menerapkan
pemahaman yang sama, pengendalian, pengawasan dan evaluasi terhadap implementasi
kebijakan.
Beberapa contoh praktek tata kelola TI dalam operasi Kami adalah:
a. User Access Review, dalam level operasional, hak akses oleh setiap user pada setiap
aplikasi system informasi ditetapkan sesuai kewenangannya yang tercantum pada Distinct
Job Manual (”DJM”) dan setiap perubahan yang terjadi karena adanya perubahan aplikasi,
perubahan organisasi, mutasi karyawan, pensiun karyawan dan lain sebagainya maka secara
berkala dievaluasi untuk memastikan keamanannya;
b. Password Management, untuk menjamin tidak terjadi penyalahgunaan aplikasi di
tingkatan operasional, secara berkala penggantian password harus dilakukan dengan standar
ketentuan password, dan penyalahgunaan password merupakan pelanggaran atas disiplin
pegawai yang mendasar dan akan dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam kebijakan
Perusahaan (KR 30/Tahun 2007);
c. Audit Log/Audit Trail, dalam operasi pengelolaan TI, setiap aplikasi harus memiliki
kemampuan untuk menyimpan setiap transaksi atau kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk
menjamin akuntabilitas atas sistem informasi sehingga setiap kejadian dapat dilacak dan
urutan kejadiannya dapat dibuktikan untuk keperluan pendeteksian/ pemeriksaan atas
kecurangan, pencegahan atas kejadian yang tidak diinginkan, perbaikan atas kesalahan dan
untuk umpan balik/masukan untuk peningkatan sistem; dan
d. End User Computing, dalam tingkatan operasional penggunaan aplikasi independen yang
ada pada masing-masing pengguna komputer harus dikelola dan diatur sesuai standard end
user computing yang telah ditetapkan oleh Perusahaan. Pada tahun 2010, Telkom meraih
penghargaan BUMN Award sebagai the best of IT BUMN yang dinilai dari aspek pelanggan,
relasi dan jaringan.
Analisis;
Saat ini penerapan Good Corporate Governance (“GCG”) terus diselaraskan dengan
dinamika bisnis yang terjadi. Untuk mewujudkannya, Telkom menerapkan GCG yang
terintegrasi dengan pengelolaan kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal.
Langkah ini ditempuh agar Perusahaan memiliki pengetahuan dan kapabilitas untuk
mengelola Governance, Risk and Compliance (“GRC”) yang sejalan dengan pengelolaan
kinerja bisnis dan mampu mengantarkan organisasi mencapai kelangsungan hidup
Perusahaan. Terutama penerapan manajemen risiko, meskipun awalnya tidak mudah dan
membutuhkan waktu untuk dapat menguasai kompetensi, memperoleh keakuratan dalam
mengidentifikasi risiko industry dan organisasi, serta mampu menjadikan budaya risiko
sebagai bagian dari budaya karyawan, akhirnya berkat kesungguhan/konsistensi dan
kesabaran manajemen saat ini diperoleh hasil manajemen risiko telah mewarnai dan
berkontribusi positif dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan dan penguatan
penerapan GCG di Telkom Group.