apotek
Ada banyak pilihan obat sakit kepala. Namun dikutip dari Mayo Clinic, penting
untuk Anda bisa mengenali lebih dulu apa penyebab serta tanda dan gejala
dari sakit kepala Anda sebelum memilih obatnya.
Namun secara umum, berikut adalah obat yang paling ampuh dan sering
digunakan untuk meredakan sakit kepala:
1. Aspirin
Aspirin adalah obat minum golongan NSAID yang mengandung salisilat untuk
meredakan nyeri kepala ringan sampai sedang.
Obat sakit kepala ini biasanya tersedia dalam bentuk tablet yang bisa Anda
beli di apotek dengan atau tanpa resep dokter. Aspirin bisa digunakan untuk
mengatasi sakit kepala tegang (tension headache) dan migrain. Bagaimana
dengan dosisnya?
Dosis aspirin untuk meredakan sakit kepala pada orang dewasa adalah 325
hingga 650 miligram (mg) setiap tiga hingga empat jam sekali. Namun, hindari
mengonsumsi obat ini lebih dari dua kali seminggu karena justru dapat
menimbulkan sakit kepala akibat rebound headache.
Jika sakit kepala tidak kunjung reda meski sudah menggunakan aspirin, lebih
baik konsultasikan ke dokter.
2. Ibuprofen
Ibuprofen juga merupakan obat golongan antiradang nonsteroid (NSAID),
yang menghalangi kerja enzim siklooksigenase membentuk prostaglandin
untuk memicu rasa sakit. Ibuprofen umumnya digunakan untuk
mengatasi tension headache dan migrain.
Dosis ibuprofen yang disarankan untuk meredakan sakit kepala pada orang
dewasa adalah 200-400 miligram dan dikonsumsi selama 4-6 jam sekali.
Sementara itu, dosis untuk anak-anak ditentukan berdasarkan usia dan berat
badan anak tersebut. Tanyakan lebih lanjut kepada dokter anak Anda
mengenai penggunaan serta dosis ibuprofen sebagai obat sakit kepala pada
anak.
3. Acetaminophen (paracetamol)
Acetaminophen adalah jenis obat lain yang ampuh meredakan sakit kepala
dan tersedia di apotek tanpa harus menyertakan resep dari dokter.
Acetaminophen memiliki nama lain yaitu paracetamol.
Obat ini dianggap bekerja lebih baik dibandingkan ibuprofen dalam mengatasi
sakit kepala tegang (tension headache) dan migrain.
Indometachin adalah obat sakit kepala yang bisa Anda beli di apotek dengan
menyertakan resep dari dokter. Obat ini tidak dapat dibeli secara bebas
seperti tiga obat di atas.
5. Sumatriptan
Sumatriptan adalah obat golongan selective serotonin receptor agonists. Obat
ini bekerja menyempitkan pembuluh darah untuk menghentikan sinyal rasa
sakit yang dikirim ke otak dan menghalangi pelepasan zat alami pemicu rasa
sakit, mual, dan gejala-gejala nyeri lainnya.
Obat ini paling efektif menghentikan sakit kepala atau migrain di menit-menit
ketika gejala awal mulai terasa. Sumatriptan tidak dapat mencegah timbulnya
serangan migrain atau menghalangi terjadinya sakit kepala.
Anda umumnya bisa menggunakan sediaan sumatriptan dengan dosis 25, 50,
atau 100 miligram (mg) dan dikonsumsi hanya sekali untuk mengatasi sakit
kepala
Jika gejala tidak membaik dan justru muncul kembali setelah dua jam
menggunakan sumatriptan, Anda boleh mengonsumsi dosis kedua selama
Anda mendapatkan izin dari dokter. Pada kondisi tertentu, Anda
diperbolehkan mengonsumsi dosis sumatriptan hingga 200 mg dalam kurun
waktu 24 jam.
Obat ini adalah obat resep. Anda tidak bisa membeli obat ini di apotek secara
bebas tanpa menyertakan resep dari dokter.
6. Naproxen
Naproxen adalah obat lainnya dalam golongan nonsteroidal anti-inflammatory
drugs (NSAID) yang digunakan untuk meredakan nyeri.
Naproxen adalah obat bebas. Anda bisa saja membeli naproxen di apotek
tanpa resep dari dokter meski dokter juga bisa meresepkan obat ini untuk
pasien-pasien tertentu. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi tension
headache dan migrain.
7. Metoprolol
Metoprolol adalah obat golongan obat beta blockers, yaitu obat-obatan yang
bekerja melebarkan pembuluh darah dan memperlambat detak jantung. Efek
obat ini dapat membantu membuat aliran darah lebih teratur dan menurunkan
tekanan darah.
Obat ini pada dasarnya digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan
gagal jantung, mencegah angina, serta meningkatkan harapan hidup orang
yang baru mengalami serangan jantung. Namun, obat ini juga dipercaya
dapat mencegah terjadinya serangan migrain. Pasalnya, beta blockers dapat
memperlambat kerja sel otak yang berkaitan dengan kemunculan gejala
migrain.
Obat ini harus ditelan utuh-utuh dengan minum air. Jangan mengunyah,
menghancurkan, atau menghaluskan (menggerus) obat. Hal ini dapat
mengakibatkan kinerja obat menurun serta menimbulkan efek samping.
Anda yang memiliki penyakit asma atau diabetes tidak dianjurkan minum obat
ini untuk meredakan sakit kepala.
8. Ketorolac
Ketorolac merupakan obat yang bermanfaat mengatasi nyeri taraf sedang
hingga berat, seperti k=migrain, tapi hanya untuk sementara. Obat sakit
kepala satu ini merupakan golongan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)
yang memblokir produksi hormon prostaglandin pemicu radang.
Efek samping ringan yang bisa timbul dari obat ini adalah sakit perut, mual,
pusing, kembung, dan juga mengantuk.
9. Zolmitriptan
Zolmitriptan dapat digunakan untuk mengobati sakir kepala migrain karena
membantu meredakan mual, sensitivitas mata terhadap cahaya, serta gejala
migrain lainnya. Cara kerjanya adalah dengan mempersempit pembuluh
darah di sekitar otak dan mengurangi produksi zat pemicu radang dalam
tubuh.
Dosis obat zolmitriptan yang Anda butuhkan untuk mengatasi migrain adalah
1,25 mg atau 2,5 mg sebagai dosis tunggal. Apabila migrain datang kembali,
Anda bisa mengonsumsi dosis selanjutnya dalam kurun waktu 2 jam dari
dosis pertama. Jangan mengonsumsi lebih dari 5 mg sekaligus atau 10 mg
dalam rentang waktu 24 jam.
Perlu diketahui jika obat ini hanya akan mengobati sakit kepala yang sudah
berlangsung sehingga tidak bisa mencegah terjadinya sakit kepala atau
mengurangi jumlah serangan.
Mana pun obat sakit kepala yang Anda gunakan, ingatlah bahwa efek pereda
nyerinya akan bekerja paling baik jika langsung dikonsumsi begitu gejala awal
rasa sakitnya datang. Apabila Anda menunggu sampai rasa sakit memburuk,
ada kemungkinan obat tidak bekerja optimal.