Disusun Oleh:
Fannisa Salma – 1315051
Yeremia Prasetyo – 1315099
Brigita Dian – 1315191
Christine Herlina - 1315222
Pembimbing:
Dr. dr. Aloysius Surachman, Sp.OG(K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
SMF OBSTETRI-GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Secara global, tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksius tersering yang
menyebabkan morbiditas dan mortalitas di kalangan wanita usia subur. Meskipun terjadi
penurunan insidensi TB di Amerika Serikat sejak tahun 1990, TB masih terus terjadi pada
beberapa populasi termasuk imigran. Di Negara bagian Washington, insidensi TB menyerupai
insidensi di Amerika Serikat yaitu 3,0 dari 100.000 penduduk; namun, proporsi kasus TB di
antara penduduk kelahiran asing lebih besar (72,8% di Washington ; 60,0% di AS). Pada
tahun 2013, insidensi TB pada wanita di Washington sebesar 41%.
Wanita hamil dan pasca salin mengalami peningkatan risiko TB berpotensi karena
faktor fisiologis, hormonal, dan perubahan imunologis yang terkait dengan kehamilan. Selain
itu, wanita hamil yang terjangkit TB mungkin tidak memiliki gejala yang tipikal yang dapat
menunda diagnosis dan memiliki prognosis yang buruk. Diperkirakan bahwa lebih dari
200.000 kasus TB terjadi di kalangan wanita hamil di seluruh dunia pada tahun 2011.
Penelitian mengenai hubungan kondisi bayi dengan TB maternal memiliki hasil yang
bertentangan. Beberapa penelitian menunjukan peningkatan risiko kondisi bayi yang buruk,
retardasi pertumbuhan intrauterin, prematuritas, kecil untuk usia gestasi, berat lahir rendah,
dan kematian. Sementara itu penelitian lain tidak menunjukkan peningkatan risiko keadaan
bayi yang buruk.
Sebagian besar penelitian mengenai hubungan kondisi bayi yang buruk dengan TB
maternal merupakan case control dalam suatu fasilitas atau beberapa rumah sakit, dengan
populasi yang sedikit dalam lingkup prevalensi yang rendah. Pemahaman yang lebih baik
mengenai hubungan kondisi bayi yang buruk dengan TB maternal mencerminkan
kecenderungan terkini di AS. Epidemiologi TB dapat menginformasi kan yang berpotensi di
daerah AS dan daerah prevalensiren dahlainnya. Kami melakukan penelitian berbasis populasi
dengan studi kohort retrospektif untuk memperkirakan risiko berat lahir rendah (BBLR), kecil
untuk usia gestasi, dan prematuritas di antara bayi yang lahir dari ibu dengan Tuberkulosis
yang di diagnosis di rumah sakit Washington.
BAB II
BAHAN dan METODE
Perempuan dengan kelahiran tunggal di Washington State dari tahun 1987 sampai tahun
2012 dan bayinya di identifikasi menggunakan Birth Event Record Database (BERD). BERD
menghubungkan lebih dari 95% data akte kelahiran di wilayah Washington dengan ibuhamil
dan kelahiran bayi dari Comprehensive Hospital Abstract Reporting System (CHARS),
termasuk diagnosis dari rumah sakit dengan kode yang dibuat oleh International
Classification of Diseases Ninth revisi (ICD-9).
Tahap awal, semua perempuan yang melahirkan di wilayah Washington antara tahun
1987 -2012 dengan diagnosis kelahiran yang berhubungan dengan TB di data. Lalu
perempuan dengan diagnosa yang memperlihatkan riwayat TB, juga suspek TB dieksklusi,
karena penelitian ini spesifik pada hubungan antara kehamilan dengan TB aktif dengan
kelahiran. Setelah itu, perempuan dengan infeksi lain pada akta kelahiran diekslusi karena
tidak dapat di identifikasi infeksi TB laten atau TB aktif. Setelah ekslusi didapatkan 134
perempuan yang terpapar TB. Data perempuan yang tidak terpapar TB didapatkan 536 orang
diambil secara acak dari data ibu melahirkan dengan tidak terpapar TB di wilayah
Washington.
Figure I
Status kelahiran bayi SGA (berat< 10 persentil dari umur) LBW (<2.500 gram),
kelahiran premature (<37 minggu) di identifikasi dari akta kelahiran.
Analisis Statistik. Pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dengan
membandingkan frekuensi dan distribusi dari perancu potensial antar kelompok. Risiko tak
terukur untuk SGA, LBW, dan kelahiran premature dibandingkan antara ibu dengan TB dan
ibu tidak dengan TB menggunakan multinomial logistic regression. Risiko relative dilaporkan
dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikan alfa 0.05 STATA digunakan pada
semua analisi sstatistik.
BAB III
HASIL
Wanita dengan persalinan rawat inap yang diagnosisnya terkait TB umumnya serupa
dengan kelompok yang tidak terpajan berkaitan dengan usia ibu dan BMI (Tabel 1). Wanita
dengan TB cenderung lebih sedikit pada orang putih (20,5 banding 79,4%), lulusan SMA
(40,7 banding 82,9%), atau merokok selama kehamilan (6,4 banding 15,8%), dibandingkan
dengan wanita tanpa TB. Sebagian besar wanita dengan TB lahir di luar negeri (78,4 banding
16,8%), tinggal di daerah perkotaan (80,7 versus 74,7%), satu orang (36,6 melawan 28,8%),
memiliki 2 atau lebih kehamilan sebelumnya (35,1 banding 22,9%) Dan memiliki gestational
diabetes (6,0 berbanding 3,7%). Berdasarkan sensus rata-rata untuk wanita dengan TB lebih
rendah daripada wanita tanpa TB. Wanita dengan TB lebih cenderung memiliki asuhan
prenatal yang kurang (menghadiri <80% dari jumlah pasien yang direkomendasikan secara
umum) atau biasanya telah mengalami kehamilan dengan jadwal kunjungan perawatan
prenatal intensif (≥110%) dibandingkan wanita tanpa TB, yang telah melakukan asuhan
prenatal yang telah dianjurkan. Di antara 105 wanita asing dengan TB, mereka berasal dari
Meksiko (36,6%), diikuti oleh Filipina (6,7%) danVietnam (6,7%) (Gambar 2).
Tabel 2 menunjukkan risiko relatif yang tidak disesuaikan untuk ibu dengan paparan
TB dan hasil bayi dengan keadaan yang buruk. Bayi yang lahir dari wanita dengan TB saat
melahirkan adalah 2,64 kali lebih mungkin BBLR dibandingkan bayi yang lahir dari wanita
tanpa TB (95% CI: 1,34-5,20). Demikian pula, bayi yang dilahirkan oleh wanita yang
menderita TB 1.95 kali menderita SGA (95% CI: 1.11-3.41). Bayi yang lahir dari ibu dengan
TB memiliki risiko kelahiran prematur yang sama dengan yang lahir dari ibu tanpa TB (RR
1,74, 95% CI: 0,89-3,43). Setelah disesuaikan dengan usia ibu, pendapatan, paritas, dan asal
negara asal, risiko BBLL tetap meningkat (aRR 3,74 95% CI 1,40-10.00) untuk bayi yang
lahir dari perempuan dengan TB dibandingkan dengan yang tanpa TB. Resiko SGA tetap
sama meningkat (ARR1.9695% CI: 0,91-4,22) namun hanya sementara memiliki nilai yang
signifikan secara statistik. Risiko prematuritas rendah namun tetap sama antara bayi yang
lahir dari wanita dengan dan tanpaTB (aRR1.0195% CI0.39-2,58).
Seorang bayi yang lahir dari ibu terpapar yang kita diagnosis terkait TB pada data
yang diambil dalam 24 bulan pertama setelah kelahiran; menunjukkan tidak ada satupun
dalam kelompok yang tidak terpapar (data tidak ditunjukkan). Dua anak di kohort yang
terpapar dan tidak ada kelompok yang tidak terpajan memiliki kode diagnosis ICD-9 untuk
"infeksi bawaan lain yang spesifik untuk periode perinatal" pada saat kelahiran mereka atau
salah satu pembacaan ulang mereka selama 24 bulan pertama kehidupan. ICD- 9 kode
mencakup diagnosis TB, herpes simplex virus, listeriosis, malaria, dan toxoplasmosis. Ada
satu kematian janin yang dilaporkan baik pada kelompok yang terpajan maupun yang tidak
terpajan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian kami menemukan bahwa adanya peningkatan risiko BBLR secara substansial
dan kecenderungan yang tidak signifikam terhadap peningkatan risiko SGA di antara bayi
yang lahir dari ibu dengan dengan TB, ibu dengan TB tetap merupakan faktor risiko yang
penting untuk hasil bayi yang buruk. Hal ini menunjukkan pentingnya tindak lanjut klinis
pada ibu hamil dengan TB dan bayi mereka. Wanita dari Negara yang memiliki insiden tinggi
mungkin memerlukan peningkatan kewaspadaan untuk skrining dan pengobatan TB laten
untuk mencegah hasil hasil yang buruk pada ibu dan bayi.
Peneitian yang lanjut mengenai risiko TB pada kehamilan dan hasil yang buruk pada
neonatus yang berkaitan dengan ibu TB diperlukan, termasuk kasus terperinci sebagai
kepastian. Pemberian makanan dapat sibantu dengan penambahan status kehamilan terhadap
upaya surveilans TB. Pemahaman yang lebih baik tentang ibu yang berisiko terkena TB dan
hasil bayi yang buruk dari ibu dengan TB dapat menginformasikan intervensi potensia yang
ditargetkan pada prevalensi rendah lainnya.