Persamaan Neraca
Secara garis besar, laporan neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban dan
ekuitas dana pemerintah daerah pada tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam bentuk
berimbang menyamping antara sisi kanan aset dengan sisi kiri kewajiban dan ekuitas dana, atau berurutan
dari atas ke bawah mulai dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Tabel 1
Contoh Neraca
Berdasarkan Neraca Pemda Kota Salak diatas dapat dilihat kekayaan pemerintah daerah,
sedangkan di bagian liabilitas dan ekuitas menunjukkan sumber dana atas kepemilikan aset atau kekayaan
tersebut. Kekayaan pemerintah daerah bisa berupa aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan
aset lainnya. Berbagai aset yang dimiliki pemerintah daerah itu tentunya ada sumber dana yang
memperolehnya. Dalam hal ini sumber dana untuk memperoleh aset tersebut diklasifikasikan menjadi dua
sumber utama, yaitu dari utang yang pemerintah daerah wajib untuk mengembalikannya kepada pemberi
pinjaman dan dari kekayaan bersih pemerintah daerah sendiri yang disebut ekuitas dana. Secara
KEKAYAAN = SUMBER
ASET/AKTIVA = UTANG +EKUITAS DANA
A = U+E
A = Rp 425.268.322.905
U = Rp 15. 645.463.588
E = Rp 409.622.859.318
Dari persamaan tersebut di atas bahwa aset pemerintah daerah Kota Salak berjumlah
425.268.322.905 sama dengan jumlah utang tambah modal yaitu = 15. 645.463.588 + 409.622.859.318.
Apabila aset akan bertambah karena bertambahnya utang atau terjadi penambahan ekuitas dana atau
kedua-duanya mengalami kenaikan sekaligus, demikian pula sebalinya apabila terjadi penurunan.
Berdasarkan persamaan tersebut diturukan persamaan kedua untuk menentukan kekayaan bersih
pemerintah daerah (ekuitas dana). Kekayaan bersih pemerintah daerah adalah total aset yang dimiliki
A = Rp 425.268.322.905
U = Rp 15. 645.463.588
Rp 409.622.859.318 (E) = Rp 425.268.322.905(A) - Rp 15. 645.463.588(U)
Media atau formulir yang utama dari akuntansi yang dipakai untuk tujuan pengikhtisaran
transaksi adalah akun (Account). Media ini berguna untuk mencatat secara lengkap perubahan-
perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban atau ekuitas tertentu selama suatu periode.
Kelompok akun-akun yang digunakan dalam suatu organisasi disebut buku besar (ledger).
Daftar dari akun-akun yang ada di dalam perusahaan disebut daftar akun (Chart of Account). Akun-
1
akun ini biasanya disajikan dalam faktur tersebut lengkap dengan nama dan nomor kode akunnya.
Dengan menggunakan akun, maka informasi dapat diperoleh pada saat dibutuhkan dan laporan
2) Bentuk Akun
Bentuk akun yang paling sederhana dan paling banyak digunakan dalam modul ini adalah
bentuk huruf “T”. Bentuk akun ini terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Nama akun dari masing-masing unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas, diletakkan diatas garis
Gambar 1
Bentuk Akun Model T
Kas
Sisi kiri dari akun disebut sisi debit dan sisi kanan disebut sisi kredit. Bentuk akun T sering
kali digunakan untuk maksud memberikan suatu ilustrasi dalam pembahasan masalah akuntansi.
Bentuk akun yang lainnya yang lebih informatif dan lengkap adalah bentuk empat kolom yang
digunakan dalam praktik. Bentuk empat kolom ini merupakan pengembangan dari akun bentuk T.
Dua kolom tambahan diperlukan untuk menunjukkan saldo jumlah debit dan saldo jumlah kredit dari
setiap akun. Contoh dari akun bentuk empat kolo adalah sebagai beikut :
2
Tabel 1
Contoh Bentuk Akun 4 (Empat) Kolom
Akun diatas mempunyai saldo debit sebesara Rp 8.000.000 setalah transaksi pertama
dipindahbukukan dari jurnal, dan mempunyai saldo debit sebesar Rp 8.500.000 setelah
Tabel 2
Contoh Bentuk Akun empat Kolom
Tangga
l Uraian Ref Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)
3
3) Klasifikasi Akun
Akun biasanya diklasifikasi dalam tiga kelompok besar yang ada dalam persamaan akuntansi
(accounting equation). Contoh dari klasifikasi akun dengan lebih rinci dapat diuraikan sebagai
berikut:
A. Aktiva (Aset)
Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki pemda yang memberi manfaat ekonomi dimasa depan.
1. Kas
3. Piutang
4. Persediaan
6. Investasi permanen
7. Tanah
8. Gedung
9. Peralatan
Disamping akun-akun yang disebutkan dimuka, masih ada kelompok aset lainnya seperti akun
investasi. Permanen yaitu investasi atau penyertaan pemda yang bersifat jangka panjang pada
perusahaan lain dari akun aktiva tidak berwujud seperti Hak Paten, dan Hak Cipta.
B. Kewajiban
Kewajiban merupakan utang pemda kepada pihak ketiga yang penyelesaiannya biasanya
digunakan dengan menggunakan sumber daya pemerintah daerah. Contoh dari akun kewajiban
2. Utang bunga
3. Utang pajak
4
4. Bagian lancar utang jangka panjang
C. Ekuitas dana
Ekuitas dana atau disebut juga modal (capital )adalah hak pemda atas aktiva setelah dikurangi
semua kewajiban yang ada. Ekuitas dana dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
2. Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset non lancar
3. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang
Akun modal menunjukkan hak atau klaim pemerintah terhadap aktiva setelah dikurangi total
kewajiban
D. Pendapatan
1. Pendapatan (basis kas) adalah semua penerimaan kas umum negara/kas daerah yang menambah
ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemrintah pusat/daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat/daerah.
2. Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah
b) Pedapatan retribusi
5
h) Dana alokasi khusus
i) Pendapatan hibah
E. Belanja
1. Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran kas negara/kas daeah yang mengurangi ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayaran
a. Belanja pegawai
c. Belanja bunga
d. Belanja subsidi
e. Belanja hibah
Buku Besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu organisasi yang saling
Daftar dari akun-akun yang dipergunakan dalam suatu organisasi dengan mencantumkan
seluruh nama akun dan nomor kodenya disebut dengan bagan akun (chart of account). Akun-akun
6
dalam bagan akun dapat diberi nomor dengan dua angka atau lebih. Kelompok asset biasanya
diidentifikasikan dengan nomor 1 yang berarti semua nomor akun asset dimulai dari nomor 1,
kelompok kewajiban dimulai dengan nomor 2, kelompok ekuitas dimulai dengan nomor 3, kelompok
pendapatan dengan nomor 4, kelompok belanja dengan nomor 5, dan kelompok pembiayaan dengan
nomor 6.
Tabel 3
Susunan Kode Akun Keuangan Daerah
Kode Uraian
1 Aset
2 Liabilitas
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Belanja
6 Pembiayaan
Angka yang kedua dan ketiga dalam nomor akun menunjukkan posisi dari masing-masing
akun dalam kelompoknya. Apabila suatu organisasi menginginkan informasi akuntansi lainnya
seperti SKPD, program dan kegiatan yang ada nomor akun dapat saja ditambah menjadi beberapa
digit di belakangnya. Sistem pemberian nomor akun ini harus fleksibel agar dapat menambahkan
akun-akun baru dimasa yang akan datang tanpa mengubah nomor-nomor akun yang lama.
Sebagai contoh dari pemberian nomor akun untuk APBD seperti yang diatur dalam
7
Gambar 2
Bagan Rekening APBD
Aturan debit dan kredit akan membantu kita dalam mencatat informasi ke dalam buku besar.
Aturan ini dapat dipahami secara lebih mudah dengan melihat penggunaannya pada akun-akun
Gambar 3
Aturan Debit Kredit
Dalam akun-akun dari persamaan akuntansi di atas aturan debit dan kredit untuk asset
berlawanan arah dengan kewajiban dan ekuitas. Apabila suatu akun asset bertambah, maka akun
8
tersebut didebit dan jika berkurang, maka akun yang bersangkutan dikredit, sebaliknya, untuk akun
liabilitas dan ekuitas dikredit untuk penambahan dan didebit untuk pengurangan.
Saldo normal (normal balance) dari sutu aku adalah posisi yang bertambah menurut aturan
debit dan kredit. Sebagai contoh adalah saldo normal dari akun kas adalah saldo debit, karena suatu
asset bertambah dengan mencatat pada posisi debit. Oleh karena itu, saldo normal adalah pada sisi
yang positif, dimana saldo normal dari asset adalah pada sisi debit, sebaliknya kewajiban dan ekuitas
mempunyai saldo normal pada sisi kredit atau disebut akun-akun bersaldo kredit. Saldo-saldo normal
Gambar 4
Saldo Normal Akun-akun Neraca
Ekuitas biasanya terdiri atas beberapa akun. Setiap akun ekuitas akan mempunyai saldo
normal pada sisi kredit, apabila akun tersebut merupakan unsure penambahan dalam ekuits. Tetapi,
apabila suatu akun merupakan unsure pengurangan dalam ekuitas, maka akun ini akan mempunyai
saldo normal pada sisi debit. Disamping dua akun diatas, pada kelompok ekuitas juga terdapat dua
jenis akun realisasi anggaran yakni akun-akun pendapatan, akun belanja, akun-akun pembiayaan.
Pendapatan menambah ekuitas dan beban-beban mengurangi ekuitas, oleh karena itu penerapan
aturan debit dan kredit untuk akun pendapatan dan belanja mengikui akun ekuitas.
Suatu akun yang biasanya mempunyai saldo debit dalam kenyataannya bersaldo kredit, atau
sebaliknya, akun yang mempunyai saldo kredit bersaldo debit, maka hal itu dapat menandakan
adanya suatu kondisi yang tidak biasa. Misalnya saldo kredit pada akun piutang dapat disebabkan
9
Ikhtisar aturan debit dan kredit dan saldo normal dari lima jenis akun yakni asset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan, beban dan pembiayaan dapat dilihat pada berikut ini:
Gambar 5
Ikhtisar Aturan Debit dan Kredit
Pembayaran
Debit untuk Kredit untuk
penguranga penambahan
n
Belanja
Debit untuk Kredit untuk
penambahan pengurangan
Dalam praktik setiap terjadi transaksi harus dibuat atau dimintakan buktinya. Berdasarkan
bukti ini, transaksi dicatat pertama ke dalam buku harian atau jurnal. Dalam jurnal ini, setiap
pencatatan atas bukti transaksi yang ada dalam jurnal pemerintahan dilakukan secara kronologis.
Proses memasukkan dan mencatat transaksi dalam jurnal disebut penjurnalan atau pembuatan ayat
jurnal. Ayat jurnal adalah suatu transaksi debit kredit yang telah dianalisis dan dicatat dalam suatu
jurnal.
10
a. Mengidentifikasi transaksi dari bukti transaksi, seperti surat tanda setoran (STS), surat perintah
b. Tentukan akun-akun apa yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan dari kelompok mana (asset,
e. Mencatat dalam jurnal pada sisi debit dan pada sisi kredit termasuk keterangan ringkas untuk ayat
jurnal tersebut.
Kelima langkah dari penjurnalan transaksi ini tidak hanya dilakukan dalam sistem manual,
tetapi juga dapat digunakan dalam system akuntansi yang sudah dikomputerisasi. Dalam akuntansi
yang memakai computer, ayat jurnal biasanya dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan
Sebagia ilustrasi penerapan kelima langkah untuk penjurnalan dapat digunakan dengan
transaksi pertama dari Pemda Kota X yakni penerimaan pendapatan pajak hotel bintang V sebesar
Rp 7.500.000.
Langkah 1. Transaksi penerimaan kas atau penerimaan pajak hotel dapat diidentifikasi dari bukti
transaksi yang berupa STS dan bukti penyetoran bank, penerimaan kas sebesar Rp 7.500.000
Langkah 2. Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi adalah akun kas dari kelompok aset, dan
Langkah 4. Mendebit akun kas sebesar Rp 7.500.000 untuk kenaikan dalam aset, dan
mengkreditkan akun pajak hotel sebesar Rp 7.500.000 untuk kenaikan dalam pendapatan
11
Kas Rp 7.500.000
Setiap ayat jurnal paling tidak terdiri dari satu akun yang didebit dan satu akun yang dikredit.
Disamping bentuk ayat jurnal yang sederhana di atas, bentuk ini dapat disempurnakan lagi menjadi
bentuk standar dua kolom, yang sering kali disebut dengan jurnal umum dengan format sebagai
berikut:
Tabel 4
Jurnal Umum
b. Mencantumkan tahun baris paling atas dan bulan pada baris berikutnya dalam kolom “tanggal”
untuk setiap halaman, dan mengisikan tanggal transaksi terjadi, kecuali tanggalnya sama hanya
c. Mencantumkan nama akun yang didebit pada tepi paling kiri dalam kolom “nama akun dan
d. Mencantumkan nama akun yang dikredit dan pada baris berikutnya dengan agak bergeser ke
kanan dari akun yang didebit dalam kolom “nama akun dan keterangan”, dan jumlah uangnya
e. Mencatat penjelasan singkat atau transaksi di bawah atau baris berikutnya dari mana akun kredit
f. Mencatat nomor kode akun dari buku besar pada kolom “referensi” yaitu pada saat
12
Pemindahbukuan dari Jurnal ke Buku Besar
Pemindahbukuan (posting) berarti pemindahan jumlah uang dari jurnal kea kun-akun yang
bersangkutan dalam buku besar. Ini merupakan suatu tahap dari proses akuntansi yakni setelah tahap
pencatatan transaksi dalam buku harian atau jurnal. Transaksi penerimaan pendapatan pajak hotel
yang telah dicatat dalam jurnal pada contoh berikutnya dipindahkan ke buku besar. Prosedur ini
Tabel 4
Proses Pemindahbukuan Dari Jurnal Ke Buku Besar
7.500.00
Kas 0
Pajak Hotel Bintang V 7.500.000
Pemindah bukuan ke buku besar
Kas Pajak Hotel Bintang V
7.500.00
0 7.500.000
Tahap pemindahbukuan dari transaksi penerimaan pajak hotel di atas, berikutnya akan
dilanjutkan dengan menggunakan format jurnal standard an buku besar bentuk empat kolom.
Prosedur pemindahbukuan untuk transaksi di atas dari jurnal ke buku besar, dengan menggunakan
format jurnal bentuk standar dan akun buku besar dalam bentuk empat kolom sebagai berikut:
1. Catat tanggal yang tercantum dalam jurnal ke dalam kolom “tanggal” pada akun yang
bersangkutan
2. Catat jumlah yang didebitkan dalam jurnal ke dalam kolom “debit & kredit” pada akun yang
3. Catat nomor halaman jurnal dengan singkatan J.1 (jurnal halaman 1) ke dalam kolom “ref” pada
4. Catat nomor kode akun (nomor akun kas) ke dalam kolom “ref” pada jurnal
13
5. Keterangan singkat dari transaksi diambil dari keterangan dalam jurnal
8) Ilustrasi dari Pencatatan Transaksi dalam Jurnal dan Memindahkan ke Buku Besar
Transaksi
Penerimaan kas atas penerimaan pajak hotel dapat diidentifikasi dari bukti transaksi yang
berupa STS dan bukti penyetoran bank, penerimaan kas sebesar Rp.7.500.000,-
Jurnal
14
15